33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Diantaranya mencakup kondisi awal, pelaksanaan siklus I , siklus II dan observasi.
4,1 Kondisi Awal
Hasil belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran Example non-Example seluruh siswa mendapatkan hasil belajar belum tuntas atau belum memenuhi KKM ( ≥75). Berdasarkan data awal yang
diperoleh dari guru kelas hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada materi Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila diketahui bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil belajar dibawah KKM. Hal ini dapat dilihat didalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas VIIIF Pada Tahap Pra siklus ( Kondisi Awal) Rentang nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
0 – 9 2 7,41 % Belum Tuntas
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh informasi hasil belajar siswa, seluruh siswa kelas VIIIF mengalami ketidaktuntasan belajar 100% dibawah KKM (≥75), Nilai terendah
34
0 – 9 ada 2 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 10 – 19 ada 4 siswa, yang mendapatkan rentng nilai 20 – 29 ada 4 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 30 – 39 ada 7 siswa, yang mendapatkan rentang nilai 40 – 49 ada 5 siswa dan yang mendapatkan rentang nilai 50 – 59 ada 5 siswa. Nilai rata-rata kelas 28,90 Berikut hasil belajar siswa dalam bentuk diagram batang.
Gambar 4.1
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas pada VIIIF Pra siklus ( Kondisi Awal)
Sumber : Data peneliti
Dari diagram batang diatas bahwa seluruh siswa mendapatkan hasil belajar dibawah KKM (≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa tidak mencapai ketuntasan belajar. Berikut ketuntasan hasil belajar siswa dalam bentuk diagram lingkaran.
2
4 4
7
5 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8
35 Gambar 4.2
Diagram lingkaran ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus (Kondisi Awal)
Sumber : Data penelitian
Berdasarkan diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan seluruh siswa mendapatkan nilai 100% dibawah KKM.
4.2 Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 18 Oktober dan 25 Oktober 2016. Adapun tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini adalah memilih materi yang akan disampaikan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn berkonsultasi dengan guru kelas. Peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang segala proses belajar pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Example non-Example pada materi Menjelaskan pengertian norma dan kebiasaan antar daerah. Lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti kliping yang digunakan untuk memberi contoh gambar – gambar yang sesuai contoh perbuatan / perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma agama, kesusilaan, kesopanan dan agama antar daerah. Gambar ada juga yang ditayangkan menggunakan OHP, serta menyiapkan soal evaluasi/tes.
0%
100%
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra Siklus
36 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yang mengajar adalah peneliti sendiri sedangkan yang menjadi obsever adalah guru mata pelajaran PPKn kelas VIIIF. Hal ini dilakukan karena guru bersangkutan menganggap bahwa didalam kegiatan pembelajaran ini peneliti lebih mengerti sistematikanya. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
4.2.3 Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilakukan pada hari Selasa, 18 Oktober 2016 yang berlangsung pada jam ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3x40 menit dengan materi Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar daerah di Indonesia.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengatur tempat duduk dan mengecek kesiapan belajar siswa, guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa menurut kepercayaannya masing-masing, guru mengabsen kehadiran siswa, setelah itu guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa sesuai kompetensi yang akan dicapai.
b) Kegiatan Inti
37
analisis gambar kelompok lain, setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil analisis gambar tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran.
c) Kegiatan penutup
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 1 agar siswa bersungguh-sungguh mengerjakannya dan memberi penghargaan kepada kelompok dengan skor tertinggi sebagai motivasi untuk kelompok lain. Kemudian guru memberi penguatan dan menutup dengan doa bersama dan salam.
4.2.4 Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 oktober 2016 yang berlangsung pada jam pelajaran 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit, dengan model pembelajaran Example-Non Example pada materi Macam-macam norma kebiasaan Antar daerah.
a) Kegiatan Awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu guru mengatur tempat duduk siswa dan mengecek kesiapan siswa, guru mengucap salam, berdoa menurut kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan model pembelajaran Example – non Example selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai, guru dan siswa mengevaluasi materi pelajaran kemarin, guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 5 – 6 anggota, guru menyiapkan gambar-gambar yang ditayangkan di OHP dengan contoh macam – macam lingkungan masyarakat yang sesuai dan tidak sesuai norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum, dan beberapa contoh lingkungan masyarakat dengan kebiasaan antar daerah di Toraja, Sumatera dan Jawa, perbedaan adat istiadat,bahasa dan makanannya. Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan materi Pengertian norma dan kebiasaan antar daerah, siswa saling berdiskusi contoh macam- macam perbuatan / perilaku manusia di masyarakat yang tidak sesuai dan sesuai dengan norma dan membandingkan kebiasaan antar daerah di Sumatera, Jawa dan Toraja , perbedaan kehidupan masyarakat pada upacara adat Jawa yang berbeda dengan Toraja dan Sumatera sesuai gambar yang ditayangkan di OHP.
38
kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan menganalisis gambar contoh perbuatan/prilaku yang sesuai norma tersebut dan membandingkan kebiasaan antar daerah. Kegiatan pembelajaran PPKn pertemuan kedua siklus 1 ini sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya sama seperti pada pertemuan pertama. Guru memberikan motivasi lalu melanjutkan dengan tes evaluasi siklus 1 sesuai dengan materi pada pertemuan pertama. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda dan siswa diberi waktu mengerjakan 60 menit. Setelah soal tes evaluasi siklus 1 selesai dikerjakan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
c) Kegiatan penutup
Kemudian guru memberi penguatan dan motivasi kepada siswa dan mengakhiri pelajaran
dengan berdoa dan salam.
4.3 Observasi Siklus I Pertemuan Pertama dan Pertemuan kedua
Pada tahap observasi peneliti sebagai guru, dan guru PPKn kelas VIIIF sebagai observer. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar – mengajar berlangsung, hal-hal yang diobservasi pada tahap ini antara lain adalah cara guru menyajikan materi, apakah pelaksanaan tindakan sesuai dengan skenario pada perencanaan. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur dan siap pakai, sehingga obsever tinggal mengisi kolom sesuai dengan petunjuk pada lembar observasi yang sudah disediakan peneliti dengan keadaan lapangan, lembar observasi tersebut ada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
39
dengan baik. Pada pertemuan kedua, Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan antusias belajar siswa dalam pelajaran PPKn tentang macam-macam norma dan kebiasaan antar daerah. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti pelajaran PPKn dengan memberi pertanyaan dan sanggahan kepada kelompok lain dan menganalisis gambar yang ditayangkan pada OHP. Peneliti memperbaiki kekurangannya pada pertemuan pertama dengan cara lebih percaya diri dan mempersiapkan materi yang mudah dimengerti siswa dengan gambar-gambar dan video yang menarik perhatian siswa sehingga pada pertemuan kedua siswa menjadi aktif dalam belajar, peneliti juga belajar menguasai kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan siswa. Observer mengamati peneliti sudah lebih percaya diri dari pertemuan sebelumnya dan dapat menguasai kelas dengan baik.
4.4 Hasil Tindakan
Hasil tindakan dilihat dari nilai evaluasi siswa pada siklus 1. Hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga pada pertemuan pertama dan kedua dengan materi pelajaran Pengertian Norma dan Kebiasaan Antar daerah, dapat dilihat dalam table 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1 Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangam
49 – 61 1 3,70 % Belum Tuntas
40
Example – Non Example. Berikut gambar diagram batang 4,3 nilai ketuntasan hasil belajar PPKn pada siklus 1
Gambar 4.3
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 1
Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes siklus 1 nilai di rentang 49 – 61 ada 1 siswa, rentang nilai 62 – 74 terdapat 3 siswa, rentang nilai 76 – 87 terdapat 16 siswa dan rentang nilai 88 – 100 terdapat 7 siswa. Berikut diagram lingkaran dalam bentuk ketuntasan persentase hasil belajar PPKn pada siklus 1.
Gambar 4.4
Diagram Lingkaran Hasil Belajar siswa VIIIF pada Siklus 1
Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram lingkaran diatas , dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan
dengan model pembelajaran Example – non Example pada mata pelajaran PPKn siswa kelas
1
3
16
7
0 5 10 15 20
49 - 61 62 - 74 75 - 87 88 - 100
Jumlah Siswa
85,19% 14,81%
41
VIIIF hasil belajar PPKn mengalami peningkatan dari 27 siswa terdapat 85,19 % yang tuntas dan 14,81 % yang belum tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus seluruh siswa mendapatkan nilai 100% di bawah KKM (≥75) pada siklus 1 menjadi 85,19 % mendapatkan nilai diatas KKM (≥75) dan 14,81 % yang belum tuntas.
4.5 Hasil Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan refleksi didasarkan formasi dari hasil pengamatan dan evaluasi. Motivasi belajar siswa masih kurang dan siswa sangat pasif mengikuti pelajaran, sehingga masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya, siswa kurang berani bertanya, mengemukakan pendapat menanggapi maupun menyanggah, Siswa kekurangan referensi ( buku yang sesuai materi), sehingga dalam pembahasan materi siswa kurang berkembang
terutama dalam pembahasan kelompok. Hasil belajar siswa memang meningkat mencapai ketuntasan menjadi 23 siswa ( 85,19% ), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa ( 14,81 % ) namun belum mencapai indikator keberhasilan peneliti sebesar 90 % . Pada siklus I masih banyak kekurangan pada guru dan siswa guru kurang menguasai kelas sehingga siswa sangat pasif mengikuti pelajaran PPKn. Oleh karena itu perlu dilakukan siklus II agar lebih baik.
Berdasarkan hasil refleksi yang masih ditemukan kekurangan – kekurangan tersebut, maka akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di siklus kedua. Perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 yang harus dilakukan guru mencakup guru lebih mendorong siswa untuk berani bertanya, menanggapi maupun menyanggah pendapat temannya, guru harus lebih banyak menganjurkan kepada siswa untuk lebih banyak membaca buku, guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias dan guru memberi penghargaan bagi siswa yang berani mengemukakan pendapat.
4.6 Pelaksanaan Siklus 2
42 4.7 Perencanaan
Tindakan perencanaan pada siklus 2 yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn berkonsultasi dengan guru PPKn. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama dengan materi Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah dan pertemuan kedua Menunjukan sikap toleransi antar daerah, lembar observasi/pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti kertas folio yang digunakan untuk menganalisis gambar dan menyiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi, serta menyiapkan soal
evaluasi/tes.
4.7.1 Pelaksanaan Tindakan
Dalam kegiatan awal pembelajaran ini seperti pada siklus 1 yang mengajar adalah peneliti sedangkan obsever yaitu guru PPKn kelas VIIIF. Penjelasan pada tiap pertemuan sebagai berikut :
4.7.2 Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 November 2016 yang berlangsung pada jam pelajaran ke 1 – 3 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran ( 3 x 40 menit ), dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Example dan materi pelajaran Menjelaskan arti penting norma dan kebiasaan antar daerah.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengucap salam, berdoa menurut kepercaannya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat yang akan digunakan saat pembelajaran dan mengatur kursi siswa.
b) Kegiatan Inti
43
kemudian menjelaskan materi yang ditayangkan oleh OHP dengan menggunakan gambar contoh lingkungan masyarakat yang menerapkan pentingnya norma dan kebiasaan antar daerah dilingkungan masyarakat seperti tata krama, kebiasaan dan cara berpakaian yang baik. Selanjutnya guru membagikan lembar kertas yang berisikan keberagaman norma agama,kesopanan,kesusilaan dan agama selanjutnya mengarahkan siswa menganalisis gambar contoh tindakan yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma agama,kesusilaan,kesopanan dan hukum secara berkelompok, siswa saling memberi komentar pada analisis gambar gambar yang sesuai tidak sesuai pada norma hukum,agama, kesopanan dan kesusilaan kelompok lain. Setelah itu guru dan siswa mengoreksi hasil analisis gambar tersebut dan menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari, guru
menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dan menginformasikan kepada siswa akan ada tes evaluasi siklus 2 agar siswa bersungguh-sungguh mengerjakannya.
c) Kegiatan penutup
Setelah itu guru kembali memberi motivasi dan penguatan kepada siswa dengan memberi penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor tertinggi, kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
4.7.3 Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada Selasa 08 November 2016 yang berlangsung pada jam pelajaran ke 1 - 3 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit.
a) Kegiatan awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengucap salam, berdoa menurut kepercayaanya masing-masing dan mengabsen kehadiran siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai serta guru dan siswa mengevaluasi materi pelajaran kemarin. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 5 – 6 anggota, guru menyiapkan gambar contoh sikap toleransi yang sesuai norma dan tidak sesuai norma dan ditayangkan di OHP gambar yang ditapilkan guru adalah contoh tolerasi umat beragama yang sesuai dan tidak sesuai norma di Indonesia dan beberapa
44
menanamkan sikap tolerans dan intoleransi. Kemudian guru memberikan penjelasan lanjutan materi Menghargai Norma dan Kebiasaan Antardaerah di Indonesia. siswa saling berdiskusi antar kelompok mengenai sikap menghargai norma pada masyarakat yang berbeda agama,etnis dan suku dan guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberi komentar hasil analisis kelompok lain setelah itu guru dan siswa bersama-sama mengoreksi dan menganalisis gambar tersebut. Selanjutnya dilakukan tes/evaluasi siklus 2 sesuai dengan materi pada pertemuan pertama dan kedua. Guru memberikan 25 soal pilihan ganda yang diberi waktu mengerjakan 60 menit.
c) Kegiatan penutup
Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.
4.1.3.4 Hasil Observasi Siklus II pada pertemuan I dan II
Dari hasil observasi setelah dilakukan beberapa perbaikan pembelajaran dengan mengacu hasil refleksi siklus 1, terjadi peningkatan yang signifikan pada keaktifan belajar siswa. Siswa aktif pada tahap sanggahan maupun komentar pada kelompok lain. Pada pertemuan pertama dengan materi Arti penting norma dan kebiasaan antar daerah peneliti yang menjadi guru telah menguasai kelas dengan baik dan lebih percaya diri, dan siswa juga sudah mengerti pelaksananaan model pembelajaran Example non-Example. Dalam pembelajaran siswa lebih percaya diri dan lebih baik dalam presentasi hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan dua terjadi peningkatan motivasi siswa dimana setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi, guru memberikan penguatan konsep dan memberikan soal evaluasi kepada siswa .
4.9 Hasil Tindakan
45 Tabel 4.3
Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada siklus 2
Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
63 – 74 - - Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa hasil belajar PPKn sudah meningkat, tingkat ketuntasan siswa pada siklus ini cukup signifikan yaitu 100% diatas nilai KKM ( >75). Yang mendapatkan rentang nilai 75 – 86 ada 7 siswa dan yang mendapatkan rentang
nilai 87 – 98 ada 20 siswa. Berikut gambar diagram batang 4,5 nilai ketuntasan hasil belajar PPKn pada siklus 2.
Gambar 4.5
Diagram Batang Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Siklus 2
Sumber : Data peneliti
46
dibawah KKM (≥75). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siklus 1 ke siklus 2 hasil belajar semua siswa kelas VIIIF hasil belajarnya tuntas. Berikut diagram lingkaran yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar PPKn siklus 2.
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2
Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram lingkaran di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa mencapai minimal 100% (27 siswa). Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Example non-Example dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga.
4.10 Hasil Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan 2x pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 40 menit menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus 1. Siswa kelas VIIIF sudah bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. sudah banyak siswa yang berani
mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat temannya. Ada kerjasama sesama kelompok maupun antar kelompok. Hasil belajar siswa juga meningkat dibanding dengan
siklus 1 setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Example non- Example. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Example non-Example pada siklus 2 berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn karena semua siswa kelas VIIIF mencapai nilai KKM (≥75).
100% 0%
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Siklus 2
47
4.11 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar PPKn pada Pra siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Ketuntasan hasil belajar PPKn siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga mulai dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No Ketuntasan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1. Tidak Tuntas(≤75) 27 0% 4 14,81 % 0 0%
2. Tuntas (≥75) 0 100% 23 85.19% 27 100%
Jumlah 27 27 27
Nilai Tertinggi 50 96 96
Nilai Terendah 0 56 76
Nilai rata-rata 28,90 81,03 84,29
Sumber : Data Peneliti
48 Gambar 4.7
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar PPKn siswa kelas VIIIF pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Sumber : Data peneliti
Berdasarkan diagram batang di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ( pra siklus ) terdapat seluruh siswa atau 100 % tidak tuntas di bawah nilai KKM (≥75). Hasil belajar pada siklus 1 mengalami peningkatan terdapat 23 siswa ( 85.19% ) yang mendapat nilai tuntas diatas KKM ≥75 sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa ( 14,81% ). Selanjutnya pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM (≥75) atau 100% telah tuntas.
4.12 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi data awal siswa sebelum dilakukan tindakan pada siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Salatiga ditemukan hasil belajar PPKn siswa masih rendah. Dalam proses pembelajaran siswa pasif dan yang aktif hanya guru karena masih menggunakan model pembelajaran Konvensional yang hanya berpusat pada guru. Berdasarkan hasil tes seluruh siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (≤75). Nilai rata - rata yang dicapai adalah 28,90. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Example non- Example dalam 2 siklus hasil belajar siswa PPKn meningkat, hasil belajar siswa pada siklus 1 terjadi peningkatan yaitu jumlah siswa yang tuntas ( KKM ≥75) ada 23 siswa ( 85,19 % ) dan hanya 4 siswa yang ( 14.81 % ) yang tidak tuntas dengan nilai rata – rata yang di capai 81,03. Hasil belajar PPKn pada siklus 2 meningkat lagi semua
siswa yang berjumlah 27 siswa (100 %) tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata – rata yang dicapai 84,29. Dengan hasil belajar PPKn tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan
49
yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 90% dari KKM (≥75). Proses pembelajaran siswa yang sesuai pada materi dengan antusias dalam kelompok masing – masing dan bekerja sama dengan baik, memberi komentar saran/kritik pada kelompok lain dan memberi kesimpulan dengan tepat. Guru menjelaskan materi dengan gambar – gambar yang menarik melalui OHP sehingga pembelajaran menyenangkan dan memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Model pembelajaran Example non-Example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Strategi ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian di deskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar, dengan demikian, strategi ini menekankan pada konteks analisis siswa. Strategi Example non-Example juga ditujukan untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara yakni pengamatan dan definisi. Menurut Buehl 1996 ( Miftahul Huda, 2014 : 235-236 ) strategi Example non-Example melibatkan siswa untuk: 1) menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks; 2) melakukan proses discover (penemuan), yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari; dan 3) mengekplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non-example yang dimungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah di paparkan pada bagian example. Menurut Jumanta Hamdayama, (2014: 10) kelebihan model pembelajaran Example Non-Example adalah siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Rahmawati, Farida Nur (2013) dengan judul Penerapan model Example non-Example untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas IV SDN Jetis 1 Pace Nganjuk, skripsi program studi S1 PGSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
50
Selanjutnya penelitian Marlay, Albertina (2011). Dengan judul Penerapan Model Example non-Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Madyopuro 5 Kota Malang, skripsi, jurusan KSDP Program Studi S-I PGSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Madyopuro 5 Kota Malang
mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Example non-Example. Hal
ini dapat diketahui dari hasil belajar pada pra siklus sebesar 62,66 siklus 1 meningkat
sebebsar sebesar 72,82 dan siklus 2 sebesar 81,73. Nilai rata rata berdasarkan hasil penelitian