• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) di Lingkungan Internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) di Lingkungan Internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dimana BUMN merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam produksi barang dan jasa yang bermutu tinggi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Di satu pihak, BUMN berperan sebagai perintis kegiatan usaha dan penunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan, sementara di sisi lain BUMN berfungsi sebagai unit usaha komersial yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang sehat, sehingga menjadikan BUMN sebagai organisasi yang unik. Untuk mengoptimalkan dua peran yang berbeda tersebut serta mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi yang semakin terbuka dan kompetitif, maka BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme melalui pembenahan pengurusan dan pengawasan.

Dalam Bab I Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN disebutkan bahwa pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang selanjutnya disebut dengan GCG dengan tujuan supaya

(2)

GCG di lingkungan BUMN telah diberlakukan sepanjang tahun 2002. Pada tanggal 4 Juni 2002 diberlakukan Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 tentang Pembentukan Komite Audit bagi BUMN. Peraturan tentang komite audit tersebut ditindak lanjuti dengan memberlakukan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang tentang penerapan praktek GCG pada BUMN. Peraturan tersebut telah mengalami dua kali perubahan dan yang terakhir diperbaharui pada tanggal 6 Juli 2012 dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara. Ketentuan peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan pedoman yang lebih rinci bagi BUMN dalam menerapkan GCG berdasarkan prinsip-prinsip transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), serta kewajaran (fairness).

Walaupun penerapan prinsip GCG dalam suatu BUMN telah berlangsung lama di Indonesia, namun dalam penerapannya masih saja ditemukan masalah dan hambatan baik dari segi internal maupun eksternal. Semenjak krisis ekonomi pertengahan tahun 1997, pelaksanaan GCG menjadi isu yang mengemuka dalam bidang bisnis di Indonesia terutama pada perusahaan milik pemerintah. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan perusahaan pada masa itu, menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk.

(3)

tercatat bahwa Kementrian BUMN harus mengawasi 119 perusahaan dengan total aset mencapai Rp. 4.500 triliun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bagaimana pentingnya pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong pembangunan nasional. Pasalnya, bila ditotal aset BUMN sangatlah potensial. Hal ini disampaikan Jokowi ketika menghadiri peluncuran program transformasi Bank-Bank Pembangunan Daerah (BPD), di Istana Negara, Jakarta Selatan (26/5/2015). Jokowi mengatakan, dua minggu lalu dirinya mengumpulkan para direksi BUMN sekitar 119 perusahaan dengan total aset mencapai Rp. 4500 triliun.

Dengan pengawasan perusahaan yang begitu banyak membuat kinerja BUMN dinilai belum memadai. Selain itu, dalam Pedoman BUMN terlihat masih rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan modal yang ditanamkan. Berdasarkan data tersebut, pengelolaan BUMN yang tercermin dari tingkat modal terus mengalami pertumbuhan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Namun, pada tingkat pendapatan dan laba BUMN mengalami dinamika dalam setiap pertumbuhan yang terjadi setiap tahunnya. Sehingga BUMN tidak layaknya seperti usaha bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan.

Dari sekian banyaknya masalah yang dihadapi BUMN dalam penerapan GCG, PT. PGN (Persero) Tbk terus berupaya untuk menjadi perusahaan yang mengimplementasikan GCG dengan baik semenjak tahun 2003 berdasarkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Hal itu dibuktikan dengan terpilihnya PT. PGN (Persero) Tbk menjadi yang terbaik dalam LACP’s Annual

Report Competition untuk Sektor UtilitiesGas Worldwide dan masuk ke dalam

(4)

(29 dari 30); report cover (10 dari 10); letter to stakeholders (10 dari 10); report narrative (10 dari 10); report financial (10 dari 10); creativity (10 dari 10);

message clarity (10 dari 10); information accesbility (10 dari 10), sehingga PGN

mendapatkan nilai 99 dari maksimal nilai 100. Hal tersebut didasari karena PT. PGN (Persero) Tbk menerapkan prinsip GCG dengan meningkatkan pengendalian internal. Diharapkan keduanya dapat saling melengkapi untuk mendukung ketercapaian visi dan misi perseroan. Penerapan dan pemantauan prinsip GCG sendiri menjadi kewenangan dan tanggung jawab Direksi melalui Divisi Organisasi dan Proses Bisnis berdasarkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik oleh PT. PGN (Persero) Tbk.

(5)

Berdasarkan penerapan prinsip GCG yang dilakukan di lingkungan internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Lingkungan Internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara

B. Fokus Masalah

Dalam penelitian kualitatif perlu dibuat batasan masalah yang berisi fokus atau pokok permasalahan yang akan diteliti, agar peneliti dapat fokus pada lingkup penelitian sehingga cakupan pembahasan tidak terlalu umum dan mencegah ketidakjelasan informasi. Penelitian ini difokuskan pada penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara yang terdapat pada Peratutan Menteri Nomor : 09/MBU/2012 Bab II Pasal 3 dengan melihat kendala-kendala yang dihadapi dan keterkaitan diantara keduanya.

C. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan prinsip -prinsip Good Corporate Governance di lingkungan internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III SumateraUtara?”.

D. Tujuan Penelitian

(6)

2. Untuk menggambarkan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan prinsi-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan internal PT. PGN (Persero) Tbk Distribusi Wilayah III Sumatera Utara.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberi manfaat:

1. Secara subyektif, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, dan sistematis dalam mengembangkan kemampuan penulis dalam karya ilmiah.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 41 Ayat (2) Peraturan Menteri BUMN No.PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Melalui analisis isi dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan