• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk Puntuk Meningkatkan Unsur Hara P PertumbuhanTanaman Jagung (Zea mays L.)Di Tanah Inceptisol Kwala Berkala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk Puntuk Meningkatkan Unsur Hara P PertumbuhanTanaman Jagung (Zea mays L.)Di Tanah Inceptisol Kwala Berkala"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Inceptisol

Incetisol merupakan tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya

mempunyai horison yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai alterasi

bahan induk. Horison horisonnya tidak memperlihatkan hasil hancuran ekstrem.

Horison timbunan liat dan besi aluminium oksida yang jelas tidak ada pada

golongan ini. Perkembangan profil golongan ini lebih berkembang dibandingkan

dengan Entisol (Munir, 1996).

Mengikuti definisi kuantitatif Taksonomi Tanah, tanah diklafikasi sebagai

Inceptisol apabila sudah memiliki salah satu horison pedogenik, yaitu horison

kambik, kalsik, gipsik, plasik, duripan, fragipan, sulvurik, atau tanpa bahan

sulfidik, dengan nilai n-0,7 atau kurang; dan memiliki salah satu epipedon histik,

mollik atau horison salik (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2000).

Inceptisol dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen dan

metamorf. Karena Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang biasanya

mempunyai tekstur yang beragam darei kasar hingga halus, dalam hal ini dapt

bergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya. Kesuburan tanahnya rendah,

jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam. Di dataran rendah pada

umunya tebal, sedangkan pada daerah daerah lereng curam solumnya tipis

(Munir, 1996).

Tanah Inceptisol teksturnya bervariasi antara lempung dan lempung

berdebu, berupa lempung berliat, liat, liat berpasir. Umumnya sebaran fraksi liat

dalam solum pada semua pedon tidak beraturan atau naik turun sesuai kedalaman.

(2)

horison permukaan pada setiap pedon bersifat masif yang disebabkan oleh

pengaruh penghancuran agregat saat pengolahan tanah, sementara horison bagian

bawah telah memiliki struktur dengan ukuran mulai dari halus, sedang sampai

kasar dengan tingkat perkembangan belum berkembang (0), lemah, dan kuat

(Nurdin, 2012).

Dari data analisis tanah, sebagian besar Inceptisol menunjukkan kelas

besar butir berliat dengan kandungan liat cukup tinggi (35%-78%), tetapi sebagian

termasuk berlempunng halus dengan kandungan liat lebih rendah (18-35%)

(Subagyo, dkk, 2000).

Sebagian besar Inceptisol menunjukkan kelas besar butir berliat dengan

kandungan liat cukup tinggi (35-78%), tetapi sebagian termasuk berlempung halus

dengan kandungan liat lebih rendah (18-35%). Reaksi tanah masam sampai agak

masam (4.6-5.5), sebagian khususnya pada Eutrudepts reaksi tanahmya lebiih

tinggi, agak masam sampai netral (5.6-6.8). Kandungan bahan organik sebagian

rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungann

lapisan atas selalu lebih tinggi daripada lapisan bawah, dengan rasio C/N

tergolong rendah (5-10) sampai sedang (10-18) (Puslittanak, 2000).

Tanah Inceptisol mempunyai reaksi tanah masam sampai agak masam

(pH4,6-5,5). Kandungan P-potensial rendah sampai tinggi dan K-potensial

bervariasi sangat rendah sampai sedang. Kompleks adsorpsi didominasi ion Mg

dan Ca, dengan kandungan ion K relatif rendah. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

tanah sebagian besar sedang sampai tinggi di semua lapisan. Kejenuhan Basa

(3)

tinggi dan kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang

(Subagyo, dkk, 2000).

Karakteristik Pupuk Kandang

Pupuk kandang ialah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak yang

mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi tanah. Selain dapat memperbaiki

sifat tanah, pupuk kandang juga mengandung unsur hara makro dan unsur hara

mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk

kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur

makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng,

boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk

meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas

tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.

Dari segi bentuk pupuk kandang mempunyai dua macam bentuk yaitu

berbentuk padat dan berbentuk cair. Pupuk padat kotoran ternak memberikan

kerapatan isi yang rendah, C-organik, jumlah daun dan yang lebih bagus sehingga

dengan jumlah bahan organik banyak dapat memperbaiki struktur tanah dan

persen pori tanah akan lebih tinggi menyebabkan perkembangan akar menjadi

lebih panjang. Faktor lain yang mempengaruhi adalah aerasi tanah, apabila tanah

memiliki konsentrasi oksigen yang tinggi (aerasi yang baik) akan membantu

perkembangan akar dan juga pasokan air dan unsur hara bagi pertumbuhan

tanaman. Sedangkan pupuk cair memiliki kerapatan isi, C-organik, jumlah daun

dan bobot segar yang lebih rendah dibandingkan pupuk padat. Hal ini berkaitan

dengan ketersediaan unsur N dan perkembangan akar tanaman yang cenderung

(4)

dalam jumlah yang banyak akan mempengaruhi serapan hara yang tersedia untuk

mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman (Duaja, 2012).

Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam

fosfat, dan kalium saja, tetapi karena mengandung hampir sernua unsur hara

makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara

keseimbangan hara dalam tanah. Keistimewaan penggunaan pupuk kandang

antara lain: (1) Merupakan pupuk lengkap, karena mengandung semua hara makro

yang dibutuhkan oleh tanaman, juga mengandung hara mikro (2) Mempunyai

pengaruh susulan, karena pupuk kandang mempunyai pengaruh untuk jangka

waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang

berangsur-angsur menjadi tersedia (3) Memperbaiki struktur tanah sehingga aerasi di dalam

tanah semakin baik (4) Meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air

(5) Meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga hara yang terdapat di dalam

tanah mudah tersedia bagi tanaman (6) Mencegah hilangnya hara (pupuk) dari

dalam tanah akibat proses pencucian oleh air hujan atau air irigasi (7)

Mengandung hormon pertumbuhan yang dapat memacu pertumbuhan tanaman

(IPPTP, 2001).

Ditinjau dari kandungan hara yang dikandung pupuk kandang ayam,

pupuk ini mempunyai hara yang lebih tinggi dibanding dengan pupuk kandang

hewan besar. Tiap ton kotoran ayam terdapat 65.8 kg N, 13.7 kg P dan 12.8 kg K,

dengan demikian pupuk kandang ayam lebih baik digunakan daripada kotoran

hewan lain jika digunakan dalam jumlah yang sama (Damanik, dkk, 2010).

Pada penelitian yang dilakukan Purnamayani (2002), penggunaan pupuk

(5)

berpengaruh nyata menaikkan pH tanah pada tanah Ultisol. Hal ini dikarenakan

Kotoran ayam mengandung unsur P yang dapat disumbangkan ke dalam tanah

jika mengalami dekomposisi, serta hasil dekomposisinya berupa asam asam

organik dapat melepaskan ikatan Al-P yang menyebabkan P menjadi lebih

tersedia. Semakin banyak pupuk kandang ayam yang diberikan maka semakin

tinggi pula nilai P- tersedia tanah.

Pupuk kandang sapi termasuk pupuk dingin, karena perubahan yang

ditimbulkan oleh jasad renik berlangsung perlahan lahan dan tidak banyak

menghasilkan panas. Unsur hara tanaman dilepaskan secara berangsur angsur,

oleh karena itu kerjanya lambat. Hal ini disebabkan oleh kotoran padatnya banyak

mengandung air dan lendir, yang membentuk kerak apabila terkena udara,

akibatnya udara dan air sulit untuk masuk kedalamnya. Keadaan demikian

menjadikan kotoran padat dapat bertahan lama dalam bentuk gumpalan di dalam

tanah (Damanik, dkk, 2010)

Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa,

hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter rasio C/N yang tinggi >40.

Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan langsung

ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Untuk

memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan

agar rasio C/N menjadi <20 (Widowati, 2005).

Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat

hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap

dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman.

(6)

cair ini dapat dibuat dari kotoran kambing (feses) disebut biokultur ataupun

biourine (urine kambing).

Pupuk cair dari Kotoran kambing (feses) memiliki kandungan unsur hara

relatif lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya karena kotoran kambing

bercampur dengan air seninya (mengandung unsur hara), hal tersebut biasanya

tidak terjadi pada jenis pupuk kandang lain seperti kotoran sapi (Parnata, 2010).

Pupuk kandang sapi dan pupuk kandang kambing mengandung unsur hara

N dan K yang relatif hampir sama jumlahnya. Pupuk kandang sapi mengandung

unsur N sebanyak 0,65 ppm dan K sebanyak 0,30 ppm, sedangkan pupuk kandang

kambing mengandung N sebanyak 1,28 ppm dan K sebanyak 0,93 ppm

(Tan, 1993).

Unsur Fosfor (P)

Unsur hara fosfor adalah unsur hara makro, dibutuhkan tanaman delam

jumlah yang banyak dan essensial bagi pertumbuhan tanaman. Namun

permasalahan yang penting bagi dari fosfor ini adalah sebagian fosfor di dalam

tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman, meskipun jumlah totalnya lebih

besar daripada unsur nitrogen, dalam hal ini ketersediaan fosfor dalam tanah

tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri (Damanik, dkk, 2010).

Sumber fosfor dalam tanah terdiri dari bentuk organik dan bentuk

anorganik. Fosfor organik tanah contohnya antara lain asam nukleat,fitin,

fosfolipid, fosfoprotein, inositol fosfat dan fosfat metabolik, sedangkan sumber

utama fosfor anorganik didalam tanah adalah hasil pelapukan dari mineral-mineral

apatit, dari pupuk-pupuk buatan dan dekomposisi bahan organik

(7)

Fungsi utama P pada tanaman adalah sebagai pentransfer energi yang

diperoleh oleh fotosintesan dan metabolisme karbon. Fosfor juga berfungsi pada

tempat penyimpanan seperti buah, biji. Di dalam tanaman kandungan fosfat

berkisar 0,1-0,5% berat kering dan tanaman memerlukan fosfat sekitar 5-50 kg

P/ha/tahun, namun tergantung pada jenis tanaman, tanah dan produksi yang

dihasilkan (Hanafiah, dkk, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan fosfor dalam tanah

menurut Winarso (2005) adalah :

a. Tipe liat

Fiksasi P akan lebih kuat pada liat tipe 1: 1 daripada tipe 2 : 1. Tipe liat 1 :

1 yang banyak mengandung kaolinit lebih kuat mengikat P. Disamping itu oksida

hidrous dari Al dan Fe pada tipe liat 1 : 1 juga ikut menjerap P.

b. Reaksi tanah

Ketersediaan dan bentuk- bentuk P di dalam tanah sangat erat

hubungannnya dengan kemasaman (pH) tanah. Pada kebanyakan tanah

ketersediaan P maksimum dijumpai pada kisaran pH antara 5,5 – 7. Ketersediaan

P akan menurun bila pH tanah lebih rendah dari 5,5 atau lebih tinggi dari 7.

c.Waktu reaksi

Semakin lama antara P dan tanah bersentuhan, semakin banyak P

terfiksasi. Dengan waktu Al akan diganti oleh Fe, sehingga kemungkinan akan

terjadi bentuk Fe –P yang lebih sukar larut jika dibandingkan dengan Al –P.

e. Bahan organik tanah

Peran bahan organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas

(8)

bahan organik. Dalam proses mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara

tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan S, serta hara mikro) dalam jumlah

tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan hara yang relatif lebih

banyak untuk dilepas dan dapat digunakan tanaman

Aplikasi bahan organik berpengaruh nyata terhadap porositas total, terjadi

peningkatan total ruang pori setelah aplikasi pupuk organik. Hal tersebut karena

kompos dan pupuk kandang mengalami proses dekomposisi dan berangsur-angsur

menghasilkan humus. Interaksi humus dengan partikel tanah akan menciptakan

struktur tanah yang lebih mantap dan memperbesar ruang pori

(Zulkarnain, 2013).

Tanaman Jagung

Sistematika tanaman jagung Menurut Steenis (2003) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya

dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah

(9)

Latosol, Grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat

(Grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan

pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat

(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Keasaman tanah

erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman

tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 - 7,5.

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam

kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung,

karena kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah

dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan

teras dahulu (Deputi Menegristek, 2011).

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar

seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah

akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar

seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula

berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif

berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku,

semuanya di bawah permukaan tanah dan jagung mempunyai batang yang tidak

bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada

buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas

berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen

jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 8 Peraturan Bupati Bantul Nomor 73 Tahun 2013 tentang Sistem Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bantul dan

Analysis of Contact Width and Contact Stress of Three Layer Corrugated Metal Gasket_2017 The Characteristics of Aluminum Casting Product Using Centifugal Casting

Dengan kata lain dengan analisa aliran kas dapat diketahui sumber-sumber dan penggunaan kas tersebut dan apakah perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan kas.

[r]

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah Sebaiknya PT ALDIRA BERKAH ABADI MAKMUR dalam menghitung depresiasi kendaraan hendaknya disesuaikan dengan ketentuan PSAK yang

Dan untuk mengetahui penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa perhitungan earning per share (EPS) yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 2.5/lbr saham dan Analisis

[r]