BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia bisnis telah menjadi semakin sensitif terhadap waktu dan persaingan pada saat ini dikarenakan banyaknya ketidakpastian yang muncul. Salah satu ketidakpastian yang dihadapi adalah ketidakpastian informasi. Pada rantai pasok (supply chain) terdapat fenomena fluktuasi permintaan dari hilir ke hulu dimana semakin ke hulu peningkatan tersebut semakin besar. Peningkatan variansi permintaan untuk masing-masing tahapan dalam supply chain yang semakin meningkat dinamakan bullwhip effect. Kondisi ini dapat terjadi di rantai pasok suatu perusahaan dan menyebabkan perusahaan salah dalam mengambil keputusan, seperti keputusan dalam jumlah persediaan, peramalan dan distribusi produk jadi. Hal ini menyebabkan tingginya persediaan produk jadi.
Permasalahan dalam tingginya variansi jumlah permintaan dengan jumlah persediaan terjadi pada perusahaan PT. Budi Raya Perkasa. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang merakit
Masalah variansi jumlah permintaan dengan jumlah persediaan yang diteliti ialah pada spring bed ukuran 180 cm x 200 cm. Penelitian ini dilakukan pada spring bed ukuran 180 cm x 200 cm dikarenakan permintaan terhadap spring bed ukuran 180 cm x 200 cm paling tinggi daripada ukuran yang lain. Data permintaan spring bed tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Permintaan Spring Bed Tahun 2015
Bulan Ukuran (Unit) 200 cm sebesar 37 % dari seluruh jumlah permintaan distributor. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan pada spring bed ukuran 180 cm x 200 cm.
Tabel 1.2. Data Permintaan dan Ramalan Permintaan Produk Spring Bed
dengan Ukuran 180 cm x 200 cm Tahun 2015 (Unit)
Bulan Permintaan Distributor Ramalan Perusahaan Selisih
Januari 194 161 33
Tabel 1.2. menunjukkan bahwa terdapat selisih yang variatif antara jumlah permintaan dengan ramalan perusahaan sebesar 11,21 % yang menimbulkan kekurangan produk (stock out) sepanjang periode 2015 kecuali pada bulan Maret, September, dan Oktober terjadi pertambahan biaya inventori (overstock).
Permasalahan yang dihadapi PT. Budi Raya Perkasa dapat diatasi dengan metode bullwhip effect kemudian mengoptimalkan jumlah persediaan dengan pendekatan Hadley Within. Metode G.Hadley dan T.M. Within merupakan metode yang digunakan untuk kasus lost sales yang menggunakan pola permintaan serta waktu ancang (lead time) yang konstan. Kasus ini terdapat pada penelitian Yandra Rahadian dan Nanda Sinio.
Penelitian Yandra Rahadian Perdana pada perusahaan dihadapkan pada permasalahan dalam menyediakan produk kunyit putih sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Terdapat ketidakpastian permintaan pelanggan dari waktu ke waktu. Keputusan dalam mengatasi ketidakpasatian permintaan merupakan bagian dari pendekatan Supply Chain Management (SCM). Fluktuasi permintaan menyebabkan perusahaan tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat dalam menentukan jumlah produk yang diproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian dilakukan pengukuran variansi tingkat permintaan produk dibandingkan dengan kemampuan produksi perusahaan dengan metode bullwhip effect.
untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah model persediaan Q dengan
demand yang berasal dari laju kerusakan komponen.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang terdapat pada perusahaan adalah tingginya variansi jumlah permintaan dengan jumlah persediaan (quantity gap) yang menyebabkan distorsi informasi (bullwhip effect).
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah meminimalkan bullwhip effect
untuk memperoleh persediaan yang optimal.
Tujuan khusus dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Memperoleh nilai bullwhip effect pada rantai pasokperusahaan
2. Melakukan analisis sensivitas terhadap jumlah permintaan produk, biaya pemesanan produk, biaya simpan dan biaya kekurangan persediaan