• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN DAN PENERIMAAN PRODUK KEDELAI PADA RUMAHTANGGA DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN PULAU JAWA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGOLAHAN DAN PENERIMAAN PRODUK KEDELAI PADA RUMAHTANGGA DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN PULAU JAWA INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN DAN PENERIMAAN PRODUK KEDELAI PADA RUMAHTANGGA

DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN PULAU JAWA INDONESIA

(Househol d’ s Pr ocessi ng and Accept ance Level of Soybean Pr oduct s i n Ur ban and Rur al Ar eas i n Java Isl and, Indonesi a

Rina Yenrina1, Yuliana2 dan Deddy Mucht adi3

ABST RACT

The st udy was ai med t o get dat a on ki nd of pr ocessi ng and accept ance l evel of l ocal soybean pr oduct s i n r ur al and ur ban ar eas i n Java Isl and. The st udy l ocat i ons wer e Sout h Jakar t a (Pr ovi nce of DKI Jakar t a); Ser ang and Tanger ang (Pr ovi nce of Bant en); Bekasi , Bogor and Bandung (Pr ovi nce of West Java); Pur woker t o, Semar ang and Sol o (Pr ovi nce of Cent r al Java); Yogyakar t a (Pr ovi nce of D. I. Yogyakar t a); Mal ang, Jember and Sur abaya (Pr ovi nce of East Java). The st udy was a par t of a gr and st udy on pr ocessi ng, accept ance, and consumpt i on pat t er n of l ocal soybean pr oduct s at var i ous soci o-economi c l evel of househol ds i n Java Isl and i n 2005. The dat a wer e obt ai ned by i nt er vi ewi ng and obser vi ng 2080 househol ds (consi st ed of 1280 househol ds i n ur ban and 800 househol ds i n r ur al ar eas) sel ect ed r andoml y. Soybean pr oduct s t hat most l y f ound i n t he mar ket and consumed by househol ds of Indonesi an peopl e, par t i cul ar l y i n Java Isl and, wer e t empe, t auco, soy-sauce, t of u, t of u-f l ower , soy-spr out , and oncom. The most l y ways t o pr ocess t he soy pr oduct s wer e st i r -f r yi ng, deep-f r yi ng, t oast i ng, boi l i ng, and ‘ bacem’ . Besi des, t her e wer e al so some soy pr oduct s t hat consumed di r ect l y at a househol d l evel af t er f act or i zed pr ocessi ng, namel y as soy-sauce and soy-mi l k. The aver age t i me used t o pr ocess t he soy-pr oduct s var i ed, depended on t he way of pr ocessi ng and number of t he pr oduct pr ocessed. St i r -f r yi ng, especi al l y f or t empe, t of u, and t auge, was a f r equent way done by poor and r i ch househol ds, bot h i n ur ban and r ur al ar eas. The pr oduct s t hat most l y pr ocessed by f r yi ng i n r ur al househol d was t empe, t of u and soybean, meanwhi l e i n ur ban ar eas wer e onl y t empe and t of u. The ever age t i me used by ur ban househol ds t o f r y t he soy-pr oduct s was shor t er t han t i me used by r ur al househol ds. It was f ound t hat mor e t han 90% of househol ds i n r ur al and ur ban ar eas st at ed “ l i ke” and “ l i ke ver y much” t empe, t of u, and soy-sauce. However , t he accept ance l evel of househol d on t auco, soy-mi l k, and soy-f l ower was st i l l l ow, namel y l ess t han 50%.

Keywords: handl i ng, pr ocessi ng, accept ance, soy-pr oduct s.

PENDAHULUAN123

Latar Belakang

Kedelai (Gl yci ne max (L) Mer r i l) dinamai bermacam-macam sepert i; Mi r acl e Gol den Bean, t he Gol den Nugget of Nut r i t i on, t he Cow of Chi na, Meat of t he Fi el ds, t he Meat t hat Gr ows on Vi nes, Ci nder el l a Cr op of t he Cent ur y, t he Pr ot ei n Hope of t he Fut ur e, and t he Amazi ng Soybean (Rahman, 1978). Nama ini menunj ukkan bahwa kedelai adalah bahan pangan yang mengandung nilai gizi t inggi. Kedelai mengandung prot ein t inggi (Bent ley, 1975); kandungan lemak berkualit as t inggi ka- rena mengandung asam lemak esensial lino- leat dan linolenat (Schimshaw & Young, 1976); selain it u, kedelai j uga mengandung vit amin dan mineral yang dibut uhkan oleh t ubuh (Ferrier, 1975).

1

St af Pengaj ar Jurusan TP, Fapert a - UNAND

2

St af Pengaj ar Jurusan IKK, FT - UNP

3

St af Pengaj ar Depart emen TPG, Fat et a - IPB

Tot al produksi kedelai di Indonesia pada t ahun 2002 adalah 652 755 t on unt uk meme- nuhi kebut uhan konsumsi manusia dan pakan t ernak. Unt uk kebut uhan t ersebut , pemerint ah mengimpor dari negara lain t erut ama USA dan China. Pada t ahun 2000 impor kedelai menca- pai 593 885 t on. Pemanf aat an kedelai unt uk makanan di Indonesia paling t inggi di negara ASEAN sepert i yang disaj ikan pada Tabel 1.

(2)

Tabel 1. Pemanf aat an Kedelai unt uk Makanan

Sumber : American Soybean Associat ion (1999) Tingginya konsumsi bahan pangan nabat i adalah akibat rendahnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan t ingginya prevalensi kurang gizi pada masyarakat ber- penghasilan rendah. Unt uk meningkat kan st a- t us gizi masyarakat yang berpenghasilan ren- dah perlu dit ingkat kan asupan energi dan pro- t ein, karena sumber prot ein yang t erpent ing pada bahan nabat i adalah kedelai, maka unt uk it u perlu dit elit i bagaimana cara penanganan, penerimaan dan pola konsumsi produk kedelai pada rumaht angga di perkot aan dan di pedesaan.

Tuj uan

Penelit ian ini bert uj uan unt uk menda- pat kan dat a mengenai pengolahan dan peneri- maan produk kedelai pada rumaht angga di wilayah pekot aan dan pedesaan Pulau Jawa, Indonesia.

METODE PENELITIAN

Desain dan Tempat Penelitian

Penelit ian ini menggunakan desain cr oss-sect i onal st udy dengan cara survai eksplorasi unt uk menggali inf ormasi mengenai cara penanganan/ pengolahan dan penerimaan/ daya t erima produk kacang kedelai yang diproduksi secara lokal oleh rumaht angga di Pulau Jawa.

Penelit ian di dilakukan di Pulau Jawa yang mencakup 6 provinsi yait u Provinsi DKI Jakart a, Provinsi Bant en, Provinsi Jawa Barat , Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DI Yogyakart a. Provinsi DKI Jakart a diwakili oleh Kot a Jakart a Selat an, Provinsi Bant en diwakili oleh Kot a Serang dan Kabupat en Tangerang, Provinsi Jawa Barat diwakili oleh Kot a Bandung, Kabupat en Bekasi dan Kabupat en Bogor, Provinsi Jawa Tengah diwaliki oleh Kot a Solo, Kot a Semarang dan Kabupat en Purwokert o, Provinsi Jawa Timur diwakili oleh Kot a Surabaya, Kot a Malang dan Kabupat en Jember dan Provinsi DI Yogyakart a

diwakili oleh Kot a Yogyakart a sendiri. Dengan demikian penelit ian ini dilakukan di 13 kot a/ kabupat en yait u di 8 kot a dan 5 kabupat en yang menggambarkan kondisi wilayah perkot a- an dan pedesaan.

Prosedur Penarikan Contoh

Pemilihan lokasi penelit ian (provinsi dan kot a/ kabupat en) dit ent ukan secara pur posi ve

dengan alasan bahwa produk kedelai banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah t erse- but . Dari 13 kot a dan kabupat en t ersebut , masing-masing dipilih 2 kecamat an secara acak (r andom) dan dari masing-masing kecamat an dipilih 2 kelurahan/ desa secara acak. Selanj ut - nya dari masing-masing kelurahan di pilih 2 RW secara acak dan dari masing-masing RW dipilih 2 RT secara acak.

Populasi dalam penelit ian ini adalah semua rumaht angga yang berada di 208 RT t erpilih yang t ersebar di 104 RW, 52 kelurah- an, 26 kecamat an, 13 kot a/ kabupat en dan 6 provinsi. Unit cont oh adalah bapak/ suami, ibu/ ist ri, anak-anak dan anggot a rumaht ang- ga lainnya sepert i orang t ua, mert ua, ipar, ke- ponakan at au pembant u rumaht angga. Pemi- lihan cont oh t ersebut dilakukan secara acak sederhana. Tot al cont oh dalam penelit ian ini adalah 2080 rumaht angga.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis dat a yang dikumpulkan t erdiri dari dat a sekunder dan primer. Dat a sekunder t er- diri dari dat a yang secara umum dapat meng- gambarkan t ingkat kesej aht eraan masyarakat (golongan miskin dan t idak miskin). Dat a pri- mer yang dikumpulkan adalah dat a keadaan sosial ekonomi rumaht angga yang meliput i umur, t ingkat pendidikan, j enis pekerj aan, pendapat an dari semua anggot a rumaht angga dan ukuran keluarga; cara penanganan/ peng- olahan produk kedelai dan daya t erima produk kedelai yang diwakili oleh kepala rumaht angga dan ist ri. Dat a primer t ersebut digali dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden (ist ri dan at au suami).

Pengolahan dan Analisis Data

Beberapa t ahap yang dilakukan dalam pengolahan dat a adalah merancang st rukt ur

(3)

Dat a keadaan sosial ekonomi rumah- t angga sepert i umur kepala rumaht angga dan ist ri dihit ung dalam t ahun, t ingkat pendidikan kepala rumaht angga dan ist ri dilihat dari j umlah t ahun mengikut i pendidikan f ormal, kemudian dikat egorikan menurut j enj ang pendidikan t idak pernah sekolah, t idak t amat SD, t amat SD, t idak t amat SLTP, t amat SLTP, t idak t amat SLTA, t amat SLTA, Diploma at au Perguruan Tinggi. Jenis pekerj aan suami dan ist ri dikat egorikan PNS, swast a, wiraswast a, TNI/ Polri, pensiunan, sopir, t ukang oj ek, t ukang becak, kondekt ur, buruh, t idak bekerj a at au ibu rumaht angga. Dat a pendapat an ru- maht angga merupakan penj umlahan dari pen- dapat an seluruh anggot a keluarga baik dari hasil pekerj aan ut ama maupun pekerj aan t ambahan at au sumber lainnya selama sat u bulan. Selanj ut nya pendapat an rumaht angga ini dibagi dengan ukuran rumaht angga sehing- ga diperoleh pendapat an per kapit a rumah- t angga per bulan kemudian dikat egorikan miskin at au t idak miskin. Menurut BPS (2002), rumaht angga di pedesaan dikat egorikan miskin apabila j umlah pendapat an per kapit a rumah- t angga per bulan kurang dari Rp 96 512, lebih dari ket ent uan t ersebut dikat egorikan t idak miskin. Di perkot aan, rumaht angga t ergolong miskin apabila pendapat an per kapit a rumah- t angga per bulannya kurang dari Rp 130 541, lebih dari ket ent uan t ersebut t ergolong t idak miskin.

Cara pengolahan produk kedelai yang dilakukan pada t ingkat rumaht angga dikelom- pokkan sepert i dit umis, digoreng, direbus, dikukus, dikonsumsi apa adanya dan dibacem. Daya t erima produk kedelai dikat egorikan menurut t ingkat kesukaan yait u sangat suka, suka, biasa, t idak suka dan sangat t idak suka. Analisis dilakukan dengan menggunakan prog- ram komput er SPSS f or Wi ndows. Analisis dat a yang dilakukan adalah analisis deskript if de- ngan menggunakan st at ist ik dasar (el ement ar y st at i st i c anal ysi s), meliput i f rekuensi dist ribu- si, dan ukuran sebaran (rat a-rat a dan st andar deviasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Sosial Ekonomi Rumahtangga

Umur Kepala Rumaht angga dan Ist ri

Di wilayah pedesaan, umur kepala rumah t angga (KRT) berkisar dari 19. 0 t ahun sampai 77. 0 t ahun dengan umur rat a-rat a 35. 7 t ahun (st andar deviasi/ sd = 8. 9 t ahun), sedangkan di wilayah perkot aan umur KRT berkisar dari 15. 7 t ahun sampai 86. 0 t ahun dengan umur rat a-rat a 38. 9 t ahun (sd = 10. 3 t ahun). Apabila

umur KRT dikelompokkan, persent ase t erbesar (43. 3%) KRT t ermasuk dalam kelompok umur 30-39 t ahun baik di wilayah pedesaan (45. 1%) maupun di perkot aan (42. 1%).

Umur ist ri di wilayah pedesaan berkisar dari 16. 2 t ahun sampai 65. 0 t ahun dengan umur rat a-rat a 31. 2 t ahun (sd = 7. 9 t ahun), sedangkan di wilayah perkot aan umur ist ri berkisar dari 14. 0 t ahun sampai 87. 0 t ahun dengan umur rat a-rat a 34. 7 t ahun (sd = 10. 2 t ahun). Persent ase t erbesar (47. 5%) umur ist ri di wilayah pedesaan t ermasuk kelompok umur 20-29 t ahun, sedangkan di wilayah perkot aan persent ase t erbesar (39. 0%) umur ist ri t erma- suk kelompok umur 30-39 t ahun.

Pendidikan Kepala Rumaht angga dan Ist ri Lamanya kepala rumaht angga menem- puh pendidikan f ormal di pedesaan berkisar dari 0 t ahun (t idak pernah sekolah) sampai 20 t ahun dengan lama rat a-rat a adalah 8. 9 t ahun (sd = 4. 0 t ahun), sedangkan lamanya kepala rumaht angga menempuh pendidikan di perko- t aan berkisar dari 0 t ahun (t idak pernah seko- lah) sampai 22 t ahun dengan lama rat a-rat a adalah 10. 3 t ahun (sd = 3. 7 t ahun). Berdasar- kan t ingkat pendidikan, persent ase t erbesar kepala rumaht angga di pedesaan dan di perko- t aan t ergolong berpendidikan t amat SD dan t amat SLTA yait u masing-masing 24. 3% dan 37. 1%.

Lamanya ist ri menempuh pendidikan f ormal di pedesaan berkisar dari 0 t ahun (t idak pernah sekolah) sampai 19 t ahun dengan lama rat a-rat a adalah 8. 1 t ahun (sd = 3. 9 t ahun), sedangkan lamanya ist ri menempuh pendidikan di perkot aan berkisar dari 0 t ahun (t idak pernah sekolah) sampai 22 t ahun dengan lama rat a-rat a adalah 9. 5 t ahun (sd = 3. 6 t ahun). Berdasarkan t ingkat pendidikan, persent ase t erbesar ist ri di pedesaan dan di perkot aan t ergolong berpendidikan t amat SD dan t amat SLTA yait u masing-masing 29. 1% dan 30. 7%.

(4)

/ pabrik yang menampung t enaga kerj a sebagai karyawan swast a.

Pekerj aan ut ama sebagian besar ist ri adalah sebagai ibu rumaht angga. Persent ase ist ri yang bekerj a sebagai ibu rumaht angga t idak begit u berbeda ant ara di wilayah pe- desaan dengan di wilayah perkot aan dengan nilai masing-masing adal ah 88. 3% (pedesaan) dan 84. 6% (perkot aan).

Pendapat an Rumaht angga

Pendapat an t ot al rumaht angga diperoleh dari pendapat an kepala rumaht angga, ist ri dan pendapat an dari anggot a rumaht angga lainnya sepert i anak dan orang t ua yang bekerj a yang t ermasuk dalam sat u pengelolaan keuangan sert a pendapat an dari sumber lain sepert i pemberian, bonus dan hadiah. Rat a-rat a pen- dapat an t ot al rumaht angga di pedesaan per bulan Rp 1 045 110. 9 (sd = Rp 1 734 502. 9), sedangkan rat a-rat a pendapat an rumaht angga di perkot aan lebih besar yait u Rp 1 148 869. 1 (sd = Rp1 340 334. 4). Apabila pendapat an t o- t al rumaht angga dibagi dengan ukuran rumah- t angga, maka diperoleh pendapat an per kapit a rumaht angga. Besarnya rat a-rat a pendapat an per kapit a rumaht angga di pedesaan adalah Rp 261 437. 9 (sd = 437 669. 6) dan di perkot aan adalah Rp 284 070. 1 (sd = Rp 273 600. 9).

Bat asan garis kemiskinan nasional unt uk wilayah pedesaan dan perkot aan menurut BPS (2002) yang dilihat dari rat a-rat a pendapat an per kapit a per bulan adalah Rp 96 512 dan Rp 130 541. Berdasarkan bat asan t ersebut t er- dapat sebanyak 20. 9% rumaht angga yang t er- golong miskin di pedesaan dan 20. 3% di per- kot aan.

Cara Pengolahan Produk Kedelai di Rumah- tangga

Produk kedelai yang biasa dit emui di pasaran dan dikonsumsi penduduk Indonesia khususnya di Pulau Jawa adalah berupa t empe, t auco, kecap kedelai, t ahu, kembang t ahu, t auge kedelai, kacang kedelai, oncom dan gembus. Banyak cara yang dilakukan di t ingkat rumaht angga dalam menangani/ mengolah pro- duk kedelai t ersebut sebelum dikonsumsi. Cara-cara penanganan/ pengolahan produk ke- delai yang umum dilakukan di rumaht angga adalah dit umis, digoreng, direbus, dikukus dan dibacem. Ada j uga produk kedelai t ersebut yang dibuat kerupuk dan pergedel. Selain it u ada j uga produk kedelai yang langsung di- makan apa adanya di rumaht angga yang sebe- lumnya t elah diolah di pabrik. Rat a-rat a wakt u yang digunakan di rumaht angga dalam peng- olahan produk kedelai cukup bervariasi, t er-

gant ung pada cara pengolahan dan j umlah produk yang diolah.

Lebih dari 50. 0% rumaht angga di pede- saan mengolah t empe, t auco dan t ahu dengan cara dit umis dengan rat a-rat a lamanya wakt u yang digunakan dalam mengolah berkisar ant a- ra 11. 8-15. 9 menit . Produk kedelai yang diolah dengan cara dit umis oleh lebih dari 50. 0% rumaht angga di perkot aan adalah t empe, t ahu dan t auge kedelai dengan rat a-rat a lamanya wakt u pengolahan yang dibut uhkan berkisar ant ara 11. 0-16. 7 menit .

Sebagian besar produk kedelai yang di- olah di rumaht angga pedesaan dengan cara digoreng adalah t empe, t ahu dan kacang kede- lai, sedangkan di rumaht angga perkot aan ada- lah t empe dan t ahu saj a. Rat a-rat a lamanya wakt u yang digunakan dalam menggoreng produk pangan t ersebut di rumaht angga per- kot aan lebih sedikit dibandingkan dengan yang digunakan oleh rumaht angga pedesaan

Di wilayah pedesaan, kurang dari 50. 0% rumaht angga yang melakukan pengolahan pro- duk kedelai dengan cara direbus, sement ara di perkot aan ada lebih dari 50. 0% rumaht angga mengolahnya dengan cara direbus yait u unt uk produk t empe dan t ahu. Secara umum rat a-rat a wakt u yang digunakan di pedesaan dalam mengolah produk kedelai dengan cara direbus lebih lama dibandingkan wakt u yang digunakan di perkot aan.

Di wilayah pedesaan, j enis produk kede- lai yang diolah dengan cara dikukus lebih t erbat as dibandingkan di perkot aan yait u ha- nya pada produk t empe, t ahu, t auge kedelai, kacang kedelai dan oncom. Namun rat a-rat a lamanya wakt u yang digunakan dalam meng- olah dengan cara dikukus ini lebih lama di perkot aan dibanding di pedesaan. Rumah- t angga yang mengolah produk kedelai dengan cara dikukus ini hanya sebagian kecil saj a (kurang dari 50. 0% rumaht angga).

Di perkot aan j uga t erdapat j enis produk kedelai lainnya yang diolah dengan cara dibacem yait u oncom dan gembus. Dalam pembuat an bacem biasanya j uga digunakan kecap yang berf ungsi unt uk membuat hasil olahan berwarna kecoklat an dan memberi rasa gurih pada produk yang dibacem.

(5)

t angga di perkot aan lebih banyak yang mengonsumsinya dibandingkan dengan rumah- t angga di pedesaan. Terdapat j uga sebagian kecil rumaht angga di perkot aan yang mengolah t ahu dengan dibuat pergedel.

Daya Terima Produk Kedelai

Daya t erima anggot a rumaht angga t erha- dap produk kedelai yang biasa dikonsumsi dikelompokkan ke dalam 6 kat egori yait u t idak suka, kurang suka, biasa saj a, suka, sangat suka dan belum pernah mengonsumsi. Ada- pun anggot a rumaht angga yang dibahas dalam penelit ian ini yait u kepala rumaht angga dan ist ri.

Kepala Rumaht angga

Lebih dari 90. 0% kepala rumaht angga di pedesaan dan di perkot aan menyat akan suka dan sangat suka t erhadap t empe, sedangkan kesukaan t erhadap t auco masih rendah sepert i t erlihat pada Tabel 2.

Sebagian besar (71. 4%) kepala rumah- t angga di pedesaan menyat akan suka t erhadap kecap kedelai, bahkan sebanyak 16. 5% sangat menyukainya. Demikian j uga dengan t ahu se- pert i t erlihat pada Tabel 3.

Daya t erima kepala rumaht angga t erha- dap susu kedelai masih rendah. Hal ini dise- babkan karena sebagian besar kepala rumah- t angga di pedesaan dan di perkot aan belum pernah mengonsumsi susu kedelai.

Tabel 2. Daya Terima Kepala Rumaht angga t erhadap Tempe dan Tauco menurut Wilayah

Produk Kedelai Daya Terima

Kategori Wilayah

Pedesaan Perkotaan Total

n % n % n %

Tempe Tidak suka 1 0. 1 4 0. 3 5 0. 2

Kurang suka 9 1. 1 16 1. 3 25 1. 2

Biasa saj a 38 4. 8 57 4. 5 95 4. 6

Suka 563 71. 0 578 45. 5 1141 55. 3

Sangat suka 181 22. 8 613 48. 3 794 38. 5

Belum pernah mengonsumsi 1 0. 1 2 0. 2 3 0. 1

Tot al 793 100. 0 1270 100. 0 2063 100. 0

Tauco Tidak suka 118 14. 9 68 5. 4 186 9. 0

Kurang suka 55 6. 9 126 9. 9 181 8. 8

Biasa saj a 56 7. 1 129 10. 2 185 9. 0

Suka 302 38. 0 155 12. 2 457 22. 2

Sangat suka 17 2. 1 44 3. 5 61 3. 0

Belum pernah mengonsumsi 246 31. 0 747 58. 9 993 48. 1

Tot al 794 100. 0 1269 100. 0 2063 100. 0

Tabel 3. Daya Terima Kepala Rumaht angga t erhadap Kecap Kedelai dan Tahu menurut Wilayah

Produk Kedelai Daya Terima

Kategori Wilayah

Pedesaan Perkotaan Total

n % n % n %

Kecap Kedelai Tidak suka 17 2. 1 23 1. 8 40 1. 9

Kurang suka 26 3. 3 60 4. 7 86 4. 2

Biasa saj a 52 6. 5 338 26. 6 390 18. 9

Suka 567 71. 4 579 45. 6 1146 55. 6

Sangat suka 131 16. 5 266 21. 0 397 19. 2

Belum pernah mengonsumsi 1 0. 1 3 0. 2 4 0. 2

Tot al 794 100. 0 1269 100. 0 2063 100. 0

Tahu Tidak suka 6 0. 8 2 0. 2 8 0. 4

Kurang suka 13 1. 6 16 1. 3 29 1. 4

Biasa saj a 33 4. 2 67 5. 3 100 4. 8

Suka 597 75. 2 645 50. 8 1242 60. 2

Sangat suka 143 18. 0 536 42. 2 679 32. 9

Belum pernah mengonsumsi 2 0. 3 3 0. 2 5 0. 2

(6)

Kondisi rendahnya daya t erima kepala rumaht angga t erhadap susu kedelai hampir sama dengan kembang t ahu. Hal ini disebab- kan karena sebagian besar kepala rumaht angga di pedesaan dan di perkot aan belum pernah mengonsumsi kembang t ahu t ersebut . Persen- t ase t erbesar (46. 2%) kepala rumaht angga di pedesaan dan sebanyak 42. 2% di perkot aan menyat akan suka t erhadap t oge dele. Daya t erima kacang kedelai (bij i) cukup t inggi di pedesaan yait u sebanyak 63. 9% kepala rumah- t angga di pedesaan menyukai dan bahkan t erdapat 6. 3% yang sangat suka dengan kacang kedelai. Di perkot aan, t erdapat sebanyak 36. 9% kepala rumaht angga yang suka dengan kacang kedelai, sebanyak 5. 1% sangat suka dan 28. 1% menyat akan biasa-biasa saj a kesukaan- nya t erhadap kacang kedelai. Biasanya kacang kedelai (bij i) yang t elah digoreng dikonsumsi bersamaan dengan mengonsumsi bubur ayam, salah sat u pilihan menu sarapan pagi yang banyak dikonsumsi penduduk Pulau Jawa.

Oncom yang t erbuat dari ampas t ahu banyak dan mudah diperoleh di Pulau Jawa t erut ama di Jawa Barat , DKI Jakart a dan Bant en. Sement ara gembus banyak dan mudah diperoleh khususnya di Provinsi Jawa Tengah, Yogyakart a dan Jawa Timur. Sebanyak 49. 7% kepala rumaht angga di pedesaan menyat akan suka pada oncom, sedangkan kepala rumah- t angga di perkot aan yang suka oncom relat if lebih sedikit yait u 27. 7%.

Ist ri

Daya t erima ist ri t erhadap t empe sangat t inggi yait u sekit ar 95. 0% ist ri di pedesaan maupun di perkot aan menyukai produk kedelai

berupa t empe, sedangkan t auco kurang disukai (Tabel 4).

Sebagian besar (76. 1%) ist ri di pedesaan menyat akan suka t erhadap kecap kedelai, bah- kan sebanyak 15. 7% sangat menyukainya. Ha- nya sebagian kecil saj a (4. 6%) ist ri yang t idak dan kurang menyukai kecap kedelai. Di perko- t aan, persent ase t erbesar (47. 1%) ist ri menya- t akan suka t erhadap kecap kedelai, bahkan sebanyak 19. 9% sangat menyukainya. Namun t erdapat sebanyak 19. 6% ist ri di pedesaan dan perkot aan yang menyat akan kesukaannya t er- hadap kecap kedelai biasa-biasa saj a sepert i t erlihat pada Tabel 5.

Secara umum pada Tabel 5 j uga t erlihat bahwa lebih dari 90. 0% ist ri di pedesaan dan di perkot aan menyat akan suka dan sangat suka t erhadap t ahu. Hal ini dit unj ukkan dengan hasil bahwa sebanyak 76. 3% ist ri di pedesaan menyat akan suka dan bahkan sebanyak 18. 8% sangat suka t erhadap t ahu. Hal yang sama j uga t erlihat di perkot aan bahwa sebanyak 50. 6% ist ri menyat akan suka dan 42. 7% sangat suka t erhadap t ahu. Hanya sebagian kecil saj a dari ist ri di pedesaan dan di perkot aan yang belum pernah mengonsumsi t ahu.

Daya t erima ist ri t erhadap susu kedelai masih rendah. Hal ini disebabkan karena seba- gian besar ist ri di pedesaan dan di perkot aan belum pernah mengonsumsi susu kedelai. Sebanyak 65. 6% ist ri di pedesaan dan 43. 6% di perkot aan menyat akan belum pernah mengon- sumsi susu kedelai. Hanya sebagian kecil saj a yang menyat akan menyukai produk kedelai t ersebut , yang lain menyat akan biasa-biasa saj a dan t erdapat sekit ar 14. 7% yang t idak dan kurang menyukai susu kedelai.

Tabel 4. Daya Terima Ist ri t erhadap Tempe dan Tauco menurut Wilayah

Produk Kedelai Daya Terima

Kategori Wilayah

Pedesaan Perkotaan Total

n % n % n %

Tempe Tidak suka 1 0. 1 2 0. 2 3 0. 1

Kurang suka 2 0. 3 5 0. 4 7 0. 3

Biasa saj a 34 4. 3 64 5. 0 98 4. 7

Suka 579 72. 6 611 47. 7 1190 57. 2

Sangat suka 181 22. 7 598 46. 7 779 37. 5

Belum pernah mengonsumsi 1 0. 1 1 0. 1 2 0. 1

Tot al 798 100. 0 1281 100. 0 2079 100. 0

Tauco Tidak suka 102 12. 8 48 3. 8 150 7. 2

Kurang suka 48 6. 0 101 7. 9 149 7. 2

Biasa saj a 57 7. 1 136 10. 6 193 9. 3

Suka 327 41. 0 200 15. 6 527 25. 4

Sangat suka 15 1. 9 54 4. 2 69 3. 3

Belum pernah mengonsumsi 249 31. 2 741 57. 9 990 47. 6

(7)

Tabel 5. Daya Terima Ist ri t erhadap Kecap Kedelai dan Tahu menurut Wilayah

Produk Kedelai Daya Terima

Kategori Wilayah

Pedesaan Perkotaan Total

n % n % n %

Kecap Kedelai Tidak suka 12 1. 5 17 1. 3 29 1. 4

Kurang suka 25 3. 1 55 4. 3 80 3. 8

Biasa saj a 60 7. 5 347 27. 1 407 19. 6

Suka 575 72. 1 603 47. 1 1178 56. 7

Sangat suka 125 15. 7 255 19. 9 380 18. 3

Belum pernah mengonsumsi 1 0. 1 3 0. 2 4 0. 2

Tot al 798 100. 0 1280 100. 0 2078 100. 0

Tahu Tidak suka 4 0. 5 2 0. 2 6 0. 3

Kurang suka 6 0. 8 9 0. 7 15 0. 7

Biasa saj a 27 3. 4 73 5. 7 100 4. 8

Suka 609 76. 3 648 50. 6 1257 60. 5

Sangat suka 150 18. 8 546 42. 7 696 33. 5

Belum pernah mengonsumsi 2 0. 3 2 0. 2 4 0. 2

Tot al 798 100. 0 1280 100. 0 2078 100. 0

Kondisi rendahnya daya t erima ist ri t er- hadap susu kedelai hampir sama dengan kembang t ahu. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ist ri di pedesaan dan di perko- t aan belum pernah mengonsumsi kembang t ahu t ersebut . Sebanyak 47. 0% ist ri di pede- saan dan 44. 7% di perkot aan menyat akan suka t erhadap t oge dele. Hanya sebagian kecil saj a (8. 6%) ist ri di pedesaan dan 12. 8% di perkot aan yang t idak at au kurang menyukai t oge dele. Persent ase ist ri di pedesaan yang belum pernah mengonsumsi t oge dele cukup besar yait u sebanyak 24. 8%. Sement ara di perkot a- an, sebanyak 24. 3% ist ri menyat akan biasa-biasa saj a daya t erimanya t erhadap t oge dele.

Daya t erima kacang kedelai (bij i) cukup t inggi di pedesaan yait u sebanyak 63. 5% ist ri di pedesaan menyat akan suka dan bahkan t er- dapat 5. 8% yang sangat suka dengan kacang kedelai. Di perkot aan, t erdapat sebanyak 37. 3% ist ri yang suka dengan kacang kedelai, sebanyak 5. 0% sangat suka dan 27. 8% menyat a- kan biasa-biasa saj a kesukaannya t erhadap kacang kedelai.

Sama halnya dengan kepala rumaht ang- ga, biasanya ist ri mengonsumsi kacang kedelai (bij i) yang t elah digoreng bersamaan dengan mengonsumsi bubur ayam yait u salah sat u pilihan menu yang banyak dikonsumsi pendu- duk Pulau Jawa.

Sebanyak 50. 6% ist ri di pedesaan menya- t akan suka pada oncom, sedangkan ist ri di perkot aan yang suka oncom relat if lebih sedikit yait u 30. 3%. Persent ase ist ri yang be- lum pernah mengonsumsi oncom masih cukup t inggi baik di pedesaan maupun di perkot aan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jenis produk kedelai yang banyak dit emui di pasaran dan dikonsumsi penduduk Indonesia khususnya di Pulau Jawa baik diperkot aan maupun pedesaan adalah be- rupa t empe, t auco, kecap kedelai, t ahu, kembang t ahu, t oge dele, kacang kedelai, oncom dan gembus. Cara-cara pengolahan produk kedelai yang umum dilakukan di rumaht angga adalah dit umis, digoreng, di- rebus, dikukus dan dibacem. Produk kede- lai yang sering diolah dengan cara dit umis sepert i t empe, t auco, t ahu, kembang t ahu, t oge dele, oncom dan gembus. Produk kedelai yang sering diolah rumaht angga dengan cara digoreng sepert i, t empe, t ahu, kacang kedelai (bij i), oncom dan gembus. Produk kedelai yang sering diolah dengan cara direbus at au di sayur sepert i t empe, t ahu dan kembang t ahu. Produk kedelai yang sering diolah dengan cara dikukus adalah t ahu dan yang sering diolah dengan cara dibacem adalah t empe dan t ahu. Selain it u ada j uga produk kedelai yang langsung dimakan apa adanya di rumaht angga yang sebelumnya t elah diolah di pabrik sepert i kecap kedelai dan susu kedelai. Rat a-rat a wakt u yang digunakan di rumaht angga dalam pengolahan produk kedelai cukup bervariasi, t ergant ung pada cara pengolahan dan j umlah produk yang diolah.

(8)

gembus. Sekit ar 70. 0% kepala rumaht angga di pedesaan dan perkot aan menyat akan suka t erhadap kecap kedelai. Daya t erima kepala rumaht angga t erhadap susu kedelai dan kembang t ahu masih rendah. Daya t erima kepala rumaht angga t erhadap ka- cang kedelai (bij i) cukup t inggi di pedesa- an yait u sekit ar 70. 0%, sedangkan di per- kot aan sekit ar 40. 0%. Daya t erima ist ri t erhadap t empe, kecap kedelai dan t ahu sangat t inggi yait u lebih dari 90. 0%. Daya t erima ist ri t erhadap t auco, susu kedelai, kembang t ahu, t oge dele, oncom dan gembus masih rendah yait u kurang dari 50. 0%. Daya t erima ist ri di pedesaan dan di perkot aan t erhadap kacang kedelai sekit ar 60. 0%.

Saran

Produsen susu kedelai perlu mengevalua- si proses produksi susunya supaya produk susunya t erasa lebih enak dan t idak langu. Di samping it u, produsen susu kedelai perlu mem- perluas j aringan pemasaran sampai ke desa-desa.

DAFTAR PUSTAKA

American Soybean Associat ion (ASA). 1999. Sout heast Asia Soyf oods Direct ory 1999-2000. ASA, Singapore.

Bent ley OG. 1975. Soybeans and People. Proc. of Conf . f or Scient ist s of Af rica, t he

Middle East and Sout h Asia, Series No. 6, 2-6.

Biro Pusat St at ist ik (BPS). 2002. Indikat or Kesej aht eraan Rakyat . BPS, Jakart a.

Ferrier LK. 1975. Simple Processing of Whole Soybeans. Proc. of Conf . f or Scient ist s of Af rica, t he Middle East and Sout h Asia, Series No. 6, 2-6.

Handaj ani S. 2001. Indigenous mucuna t empe as f unct ional f ood. Asia Pacif ic J. Clin. Nut r. , 10(3), 222-225.

Koswara S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menj adikan Makanan Bermut u. Pust aka Sinar Harapan, Jakart a.

Rahman L. 1978. Soya Prot ein Foods in Bangladesh: An Analysis of Prospect s and Const raint s. Proc. Int l. Soya Prot . Food Conf . , Singapore, 13-17

Scrimshaw NS & R Young. 1976. The Requirement of Human Nut rit ion. Scient if ic American, 235(3), 51-64.

Gambar

Tabel 1.  Pemanfaatan Kedelai untuk Makanan di Negara ASEAN
Tabel 2. Daya Terima Kepala Rumahtangga terhadap Tempe dan Tauco menurut Wilayah
Tabel 4. Daya Terima Istri terhadap Tempe dan Tauco menurut Wilayah
Tabel 5. Daya Terima Istri  terhadap Kecap Kedelai dan Tahu menurut Wilayah

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS PERMAINAN D OBBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KATA BEND A BAHASA JERMAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ciri khusus waktu sistolik rekaman gelombang denyut nadi yang konsisten, yaitu pada subyek normal dan subyek patologis Nefropati Diabetes tipe 2 stadium 1 dapat ditentukan

berjudul “ Tinjauan Atas Undang-Undang No.20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan dan Permukiman yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah ”

Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan dengan metode observasi, serta mempelajari literature yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, diharapkan

Penggunaan teknologi computer dalam mengolah data penjualan gambar pada perusahaan adalah untuk memberikan kemudahan kepada perusahaan dalam memberikan informasi

pengendalian diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Ekonomi STIE.

Kami adalah penyedia jasa pembuatan aplikasi sistem perpustakaan yang bertujuan berpatisipasi mengembangkan sistem perpustakaan agar kinerja petugas perpustakaan lebih

14 Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah I Medan 63,00.. 51 STATUS PELAPORAN CAPAIAN KINERJA TW III 2017 Kopertis. PK Tidak