v RINGKASAN EKSEKUTIF
SHANTI REZKI HASIBUAN, Analisis Employee Retention Strategy dalam Upaya Menurunkan Tingkat Turnover pada Karyawan PT. SIP
(Dampak Akuisisi Perusahaan)
Prof.Dr.Ir. Harmein Nasution, MSIE Dr.Ir. Nazaruddin Matondang, MT
Beralihnya kepemilikan pabrik olechemical – PT. Sarana Industama Perkasa – di Kuala Tanjung milik Domba Mas Group ke PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk pada tahun 2010 sempat menaruh harapan pabrik akan beroperasional secara normal, karena sejak pabrik berdiri tahun 2006 hingga 2010 pabrik belum ada beroperasi secara normal, hal ini dikarenakan permasalahan finansial yang melanda Domba Mas Group.
Para karyawan yang semula pesimis menjadi optimis kembali dengan akuisisi tersebut. Namun, kenyataannya hingga akhir tahun 2012, pabrik belum juga beroperasi secara normal, padahal BSP berencana akan mengoperasikan pabrik di akhir tahun 2010. Hal ini kembali membuat karyawan merasa pesimis hingga membuat tingkat turnover menjadi tinggi. Meskipun mereka masih menerima gaji dan fasilitas kerja, tetapi kekosongan pekerjaan membuat mereka merasa tidak nyaman dalam bekerja. Berdasarkan hal itu penulis ingin mengajukan penelitian untuk mengetahui 1) tingkat hubungan faktor-faktor penyebab terjadi tingginya tingkat turnover di PT SIP, 2) merumuskan employee retention strategy sebagai dasar pertimbangan bagi manajemen SDM guna mengurangi tingkat turnover di PT SIP
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan analisa deskripsi korelasi untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya hubungan antara hubungan variabel Penyebab Turnover (X) dengan variabel Turnover (Y) yaitu sebesar 0.867, berdasarkan kriteria Guilford nilai tersebut menunjukan hubungan yang kuat. Seluruh dimensi dari variabel penyebab turnover (imbalan, kerjasama, kenyamanan kerja, fasilitas, komunikasi, pemberdayaan dan karir) mempunyai pengaruh terhadap turnover karyawan di PT SIP secara parsial.
Adapun saran yang penulis ajukan berdasarkan hasil penelitian adalah perusahaan harus memastikan status atau kejelasan operasional pabrik dengan segera. Jika perusahaan sudah mengoperasionalkan pabrik dengan lancar, maka hal ini akan menjawab keraguan seluruh karyawan bahwa pabrik akan terus beroperasi dan masa depan (prospek) karyawan untuk bekerja di PT. SIP akan lebih terjamin. Berikutnya perusahaan membuat sistem manajemen dalam hal ini adalah HR Scorecard, dimana dengan adanya HR Scorecard ketujuh elemen dimasukkan ke dalam KPI sebagai dasar penilaian HR Department untuk evaluasi turnover di perusahaan. HR Scorecard berfungsi sebagai kontrol apakah pelaksanaan employee retention strategy sudah berjalan dengan baik atau tidak dalam menurunkan tingkat turnover.