• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Data-data hasil penelitian

Tabel 1. Nilai LC50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei 24 jam setelah aplikasi

No Perlakuan

Jumlah larva mati pada

ulangan(ekor) Rerata larva mati (ekor)

Jumlah pupa mati pada

ulangan(ekor) Rerata larva mati (ekor)

Jumlah pupa mati pada

(4)

Tabel 4. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS0)

Waktu kontak (jsa)

(5)

Tabel 5. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS2500)

Waktu kontak (jsa)

(6)

Tabel 6. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(7)

Tabel 7. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3500)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(8)

Tabel 8. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS4000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(9)

Tabel 9. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS0)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(10)

Tabel 10. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS2500)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(11)

Tabel 11. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(12)

Tabel 12. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3500)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(13)

Tabel 13. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS4000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(14)

Tabel 14. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap imago H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS0)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(15)

Tabel 15. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap imago H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS2500)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(16)

Tabel 16. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap imago H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(17)

Tabel 17. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap imago H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3500)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

(18)

Tabel 18. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap imago H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS4000)

Waktu kontak (jsa)

Jumlah larva mati pada

ulangan (ekor) Rerata larva mati (ekor)

Tabel 19. Mortalitaslarva H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 1 hari setelah aplikasi (hsa) di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

(19)

Tabel 20. Mortalitaslarva H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 2 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan pada 3 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan pada 1 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan pada 2 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

(20)

Tabel 24. Mortalitaspupa H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 3 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan

Tabel 25. Mortalitasimago H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 1 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan

Tabel 26. Mortalitasimago H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 2 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan

Tabel 27. Mortalitasimago H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 3 hsa di laboratorium

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

(21)

Tabel 28. Mortalitaslarva H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 1 hsa di lapangan

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan

Tabel 29. Mortalitaslarva H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 2 hsa di lapangan

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

Rataan

Tabel 30. Mortalitaslarva H. hampei dengan berbagai kerapatan Steinernema sp. pada 3 hsa di lapangan

No. Perl.

Mortalitas pada ulangan (%)

(22)

Lampiran 4. Data temperatur dan kelembaban di laboratorium

Tanggal

Waktu

(23)

Lampiran 4. Foto-foto pelaksanaan penelitian

Gambar 1. Tanah sampel asal pohon kopi Arabika Desa Parsoburan Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir

Gambar 2. Pengumpanan Steinernema sp. dengan menggunakan ulat hongkong

(24)

Gambar 4. Pembersihan ulat hongkong untuk persiapan white trap

Gambar 5. Metode white trap untuk mengisolasi nematoda entomopatogen

(25)

Gambar 7. Perbanyakan Steinernema sp pada larva ulat hongkong

Gambar 8. Nematoda entomopatogen hasil isolasi dari ulat hongkong (perbesaran 40x)

(26)

Gambar 10. Nematoda Steinernema sp.keluar dari tubuh larva H. hampei

(perbesaran 10x)

Gambar 11. Nematoda Steinernema sp.keluar dari tubuh pupa H. hampei

(27)

Gambar 12. Nematoda Steinernema sp.keluar dari tubuh imago H. hampei

(perbesaran 10x)

Gambar 13. Uji LC50 Steinernema sp. terhadap larva, pupa dan imago

(28)

Gambar 14. Uji LT50 Steinernema sp. terhadap larva, pupa dan imago H. hampei

(29)

Gambar 16. Pembelahan biji kopi untuk mengamati mortalitas larva, pupa dan imago H. hampei

(30)

Gambar 18. Penyiapan suspensi nematoda untuk uji di lapangan

.

(31)

Gambar 20. Penempatan serasah daun-daun kering pada kotak penelitian di lapangan

(32)

Gambar

Tabel 4. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap larva H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS0) Jumlah larva mati pada Rerata Rerata mortalitas
Tabel 10. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS2500) Jumlah larva mati pada Rerata
Tabel 11. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3000) Jumlah larva mati pada Rerata
Tabel 12. Nilai LT50 Steinernema sp. terhadap pupa H. hampei pada 4-72 jam setelah aplikasi (KS3500) Jumlah larva mati pada Rerata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase (%) Mortalitas Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr.Yang Terserang Nematoda Entomopatogen Steinernema

dengan taraf yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap mortalitas Hypothenemus hampei Ferr.. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit

Hypothenemus hamperi ( Ferr. ) , hama penggerek buah kopi merupakan hama utama pada tanaman kopi. Nematoda Entomopatogen

Serangan Hama Bubuk Buah Kopi (Hypothenemus hampei, Coleoptera: Scolytidae) Pada Sistem Agroforestri Sederhana vs. Sistem agroforestri kompleks

Persentase biji rusak dari kultivar AGK-1 relatif paling kecil, yaitu sebesar 19,37% dari jumlah buah yang menunjukkan gejala terserang PBKo, sedangkan biji kopi varietas

hampei adalah dengan pengutipan buah-buah terserang yang jatuh di atas tanah, mengingat tingginya biaya pengutipan maka diperlukan metode alternatif seperti

Persentase biji rusak dari kultivar AGK-1 relatif paling kecil, yaitu sebesar 19,37% dari jumlah buah yang menunjukkan gejala terserang PBKo, sedangkan biji kopi varietas

Nematoda Entomopatogen selain digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang kuncup bunga, bunga, buah, biji, daun dan batang, juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama yang