• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandaraya Banda Aceh Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandaraya Banda Aceh Tahun 2014"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI (Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian ASI

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah

makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI

sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi

normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004). Menurut Hanson (2003) ASI

adalah makanan ideal yang tiada bandingnya untuk pertumbuhan dan perkembangan

bayi karena mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk membangun dan

penyediaan energi serta meningkatkan sistem kekebalan pada bayi.

Berdasarkan waktu poduksi, ASI dapat dibagi tiga (Suratmadja, 1997) yaitu:

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelnjar mamae

yang mengandumg tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli

dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera setelah melahirkan anak.

Manfaat kolostrum adalah mengandung zat kekebalan IgA untuk melindungi

bayi dari beragai penyakit infeksi, membantu mengeluarkan mukonium, yaitu

kotoran bayi yang pertama, kolostrum mengandung protein, vitamin A yang

(2)

pada hari-hari pertama setelah melahirkan, dan walaupun dalam jumlah kecil

kolostrum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi (Depkes, 2005)

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI Matur, disekresi dari

keempat hingga kesepuluh dari masa laktasi, kadar protein semakin rendah,

sedangkan kadar kadar lemak dan karbohidrat semaikin tinggi dan jumlah

volume semakin meningkat

3. Air Susu Mature

ASI disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya

relative konstan, merupakan makanan yang dianggap paling aman bagi bayi,

dimana ASI mudah didapat, selalu tersedia, siap dierikan kepada bayi

temperature juga sesuai dengan bayi dan mengandung cacasienat riboflavin dan

karotin.

Banyak keunggulan Air Susu Ibu dibanding dengan susu sapi (Depkes, 2005)

antara lain:

1. Air Susu Ibu mengandung zat makanan yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang

cukup dengan susunan zat gizi yang sesuai untuk bayi.

2. Air Susu Ibu sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, sehingga Air Susu Ibu

bersih dan kecil kemungkinan tercemar oleh kuman (bibit penyakit).

3. Air Susu Ibu selalu segar dan temperatur Air Susu Ibu sesuai dengan temperatur

(3)

4. Mengandung zat kekebalan (immunoglobulin). Antibodi dalam Air Susu Ibu dapat

bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim

proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya sehingga

mencegah bakteri patogen dan enterovirus masuk ke mukosa usus.

5. Air Susu Ibu tidak menimbulkan alergi. Kolostrum (susu awal) adalah Air Susu

Ibu yang keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, berwarna

kekuning-kuningan dan lebih kental, karena banyak mengandung vitamin A, protein dan zat

kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum

juga mengandung vitamin E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan

seng

2.1.2 Fisiologi Laktasi

ASI diproduksi oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik ASI pada payudara

wanita dewasa. Mamae terbentuk atas berjuta-juta kelenjar air susu. ASI diproduksi

atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai menghisap

ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut

dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon

prolaktin dan refleks pengeluaran atau disebut juga dengan “let-down reflex” (Roesli,

2000).

2.1.3 Komposisi ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur,

lemak, karbohidrat, vitamin, mineral faktor pertumbuhan, hormone, enzim, zat

(4)

dengan lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat

tepat ini bagi suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin

ditiru oleh buatan manusia (Roesli, 2000)

Komposisi ASI antara lain:

1. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam ASI dan berfungsi sebagai

salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI

hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu sapi atau

susu formula. Angka kejadian diare karena laktosa sangat jarang ditemukan pada

bayi yang mendapat ASI. Hal ini dikarenakan penyerapan laktosa ASI lebih baik

dibanding laktosa susu sapi maupun laktosa susu formula (Walker, 2006 ).

Didalam usus laktosa akan dipecah menjadi dua yaitu glukosa dan galaktosa.

Galaktosa adalah zat yang sangat penting untuk membantu dan menunjang

pertumbuhan otak, sedangkan glukosa adalah zat gula yang penting untuk

membantu perubahan energy dalam tubuh

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan

sel syaraf otak dan pemberi energy untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu,

karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium, mempertahankan faktor yang

memperlambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat

(5)

2. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapa pada ASI

dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Rasio perbandingan antara

kandungan whey dengan casein merupakan salah satu keunggulan ASI

dibandingkan dengan susu sapi, ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65%

sedangkan susu sapi hanya 35%. Komposisi ini menyebabkan proei ASI lebih

mudah diserap dibandingkan dengan susu sapi, sedangkan kandungan casein

pada ASI adalah 20% dan susu sapi sebanyak 80%, sehingga ASI lebih mudah

diserap oleh tubuh (Depkes, 2001). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih

lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satunya adalah taurin, dimana asam

amino jenis ini banyak ditemukan di ASI yang mempunyai peran pada

perkembangan otak. Selain itu ASI juga kaya akan nukleutida dimana nukleutida

ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,

merangsang pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam usus dan meningkatkan

penyerapan besi dan meningkatkan daya tahan tubuh (Walker, 2006).

3. Lemak

Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya, kadar

lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang

tumbuh. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang

yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena

mengandung enzim lipase. Kadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan

(6)

dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi.

Lemak omega 3 dan omega 6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam

perkembangan otak. DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI yang berperan

dalam perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI juga mengandung asam

lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, yang baik untuk kesehatan jantung

dan pembuluh darah (Hendarto dan Pringgadini, 2008 ). Susu formula tidak

mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak apabila dipanaskan. Jumlah

asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan susu formula

yaitu 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh

tubuh, yang berfungsi memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.

4. Karnitin

Karnitin dalam ASI sangat tiggi dan memiliki fungsi membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh

(Hendarto dan Pringgadini, 2008).

5. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan

vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai

faktor pembekuan darah (Walker, 2006).

6. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI

(7)

pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D

(Walker, 2006).

7. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah kandungan vitamin Enya cukup tinggi

terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E adalah

untuk ketahanan dinding sel darah merah (Hendarto dan Pringgadini, 2008).

8. Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain

berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung

pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah yang menerangkan

mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan

tubuh yang baik (Hendarto dan Pringgadini, 2008).

9. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin larut air terdapat dalam ASI. Seperti vitamin B,

vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi

vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang kurang gizi.

Sehingga perlu tambahan vitamin ini pada ibu yang menyusui (Walker, 2006).

10. Mineral

Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap

dibandingkan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama yang terdapat

dalam susu sapi adalah kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot

(8)

kalsium pada susu sapi lebih tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap. Hal

ini akan memperberat kerja usua dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang

merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi yang

mendapat ASI eksklusif beresiko sangat kecil untuk kekurangan zat besi,

walaupun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan Zat besi yang

terdapat dalam ASI lebih mudah diserap daripada yang terdapat dalam susu sapi.

Mineral yang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu

formula adalah selenium, yang sangat berfungsi pada saat pertumbuhan anak cepat

(Hendarto dan Pringgadini, 2008)

2.2 ASI Eksklusif

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

Menurut Departemen Kesehatan melalui direktorat Jendaral Bina Kesehatan

Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat (2005). Air Susu Ibu Eksklusif yang

selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak

dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan

makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012).

Pemberian ASI secara mutlak, penting dilakukan, mengingat manfaat yang

akan diperoleh si bayi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) hal ini untuk

menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi secara optimal. Karena di usia ini,

bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna untuk mencerna makanan atau

(9)

mengonsumi ASI. ASI Eksklusif adalah memberikan makanan dan minuman lain

kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia enam bulan kecuali vitamin dan obat.

Menurut Roesli (2000) yang dimaksud ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja tanpa tambahan cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, the, air putih

dan tanpa makanan tambahan padat seperti pisang, papaya, buuk susu, biscuit, bubur

nasi dan tim. Pemberian ASI Eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya

emapt bulan, tetapi bila dimungkinkan samapi enam bulan.

Adapun alasan pemberian ASI eksklusif adalah:

1. ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh

kembang sampai umur 6 bulan. Bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi

lumat atau pisang hanya akan mendapat karbohidrat, sehingga zat gizi yang

masuk tidak seimbang.

2. Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna,

sehingga belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI mengandung

beberapa enzim yang memudahkan pemecahan makanan.

3. Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik. Makanan

tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang dapat

memberatkan fungsi ginjal yang belum sempurna pada bayi.

4. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi

bayi misalnya zat warna dan zat pengawet.

(10)

2.2.2 Manfaat Pemberian ASI Ekslusif

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat

dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bagi:

1. Bayi

Manfaat asi eksklusif bagi bayi terdiri dari beberapa aspek antara lain:

a. Aspek Nutrisi

ASI adalah makan yang sempurna dengan kadar nutrisi seimbang, baik

kualitas maupun kuantitasnya. Jika dibandingkan dengan susu formula, ASI

mengandung kebutuhan nutrisi yang leih lengkap dan ideal untuk

pertumbuhan, kesehatan serta kecerdasan bayi. Berbagai zat gizi terdapat

dalam ASI yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Kolostrum merupakan sumber zat gizi utama bagi bayi baru lahir yang

mengandung zat kekebalan Immunoglobulin A untuk melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi terutama ISPA dan diare. Selain itu juga

mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan

lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari

pertama kelahiran.

b. Aspek Meningkatkan Daya Tahan Tubuh (Immunologi)

ASI bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Pada awalnya bayi

sudah dibekali imunoglobin (zat kekebalan tubuh) yang didapat dari ibunya

melalui plasenta. Tapi, segera bayi lahir kadar imunoglobin akan turun cepat

(11)

bebas kontaminasi. Kolostrum pada ASI mengandung zat kekebalan 10-17

kali lebih tinggi dari susu matang. Zat ini melindungi bayi dari penyakit siare,

infeksi telinga, batuk dan alergi. Hal inilah yang menyeabkan bayi yang

dierikan ASI Ekslusif lebih sehat dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan

ASI Ekslusif (Sears, 2007). Di dalam ASI terkandung :

1) Immunoglobulin E (IgE) yang sekretorinya tidak diserap tetapi dapat

melumpuhkan bakteri pathogen E.coli dan berbagai virus pada saluran

pencernaan.

2) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan

yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

3) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan

salmonella) dan virus.

4) Faktor Bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,

menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga

keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan

bakteri yang merugikan.

c. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk

perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

ASI dilengkapi dengan zat-zat gizi yang berguna untuk pertumbuhan otak dan

tidak didapatkan pada susu formula seperti taurin, laktosa dan asam lemak

(12)

bahwa bayi premature yang diberikan ASI memiliki Intelectual Question (IQ)

lebih tinggi 8,3 poin dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI (Sears,

2007). Dengan memberikan ASI Ekslusif sampai bayi berusia enam bulan

akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara

optimal.

d. Manfaat kesehatan lainnya

Menurut Sears (2007) pemberian ASI memberikan manfaat untuk stimulasi

pengelihatan yang baik, pencegahan infeksi telinga, memeiliki barisan gigi

yang kuat, jantung lebih sehat, proses pencernaan yang baik, jarang

mengalami infeksi usus dan sembelit, memiliki tubuh yang lebih ramping, dan

terhindar dari diabetes.

2. Ibu

Manfaat asi eksklusif bagi bayi terdiri dari beberapa aspek antara lain:

a. Aspek Kesehatan

Menurut Roesli (2000), bayi yang disusui segera setelah melahirkan akan

mengurangi kemungkinann terjadinya perdarahan. Hal ini dikarenakan pada

saat ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang menyebabkan

vasokonsktiksi sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.

b. Aspek Keluarga Berencana

Memberikan ASI Ekslusif pada bayi dapat menunda haid dan terjadinya

(13)

kadar oksitosin yang menyebabkan vasokonsktiksi sehingga perdarahan akan

lebih cepat berhenti.

c. Aspek Psikologis

Laktasi adalah salah satu proses interaksi antara bayi dan ibu yang saling

mempengaruhi. Pertumbuhan perkembangan psikologis bayi tergantung pada

ikatan bayi dengan ibu tersebut. Ikatan masih kasih sayang antara ibu dengan

bayi terjadi disebabkan berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit, aroma

yang khas antara ibu dengan bayi.

d. Mengurangi Risiko Terjadinya Anemia

Aktivitas menyusui menyebabkan kontraksi pada otot polos yang

menyebabkan kontraksi pada otot polos yang menyebabkan uterus mengecil

dan kembali ke bentuk normal. Gerakan mengecilnya uterus akan mengurangi

risiko perdarahan. Perdarahan secara terus-menerus dapat menyebabkan

anemia (Garwati, 2010)

e. Lebih Cepat Ramping

Tubuh mengubah lemak yang tertimbun selama hamil menjadi energi. Saat

menyusui dibutuhkan energy yang cukup. Dengan demikian berat badan ibu

yang menyusui akan lebih cepat kembali ke erat badan sebelum hamil (Roesli,

2000).

f. Mengurangi Resiko Kanker

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi

(14)

berkurang 25% jika memberikan ASI Eksklusif dan menjalankannya samapi 2

tahun. menyusui juga mengurangi resiko kankaer indung telur sebesar 20-25%

(Roesli, 2000)

3. Negara

Pemberian ASI Eksklusif akan menghemat devisa negara dalam hal untuk

pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.

Menghemat subsidi biaya kesehatan masyrakat, obat-obatan, tenaga dan sarana

kesehatan. Menciptakan/ menjamin sumber daya manusia yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun negara (Depkes, 2002).

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif 2.3.1 Sosiodemografi

Sosiodemografi adalah karakteristik sosial dan kependudukan yang dimiliki

oleh setiap individu seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan. Usia

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu. Ibu-ibu

yang usianya kurang dari 35 tahun lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan

dengan ibu-ibu yang usianya lebih tua, tetapi ibu-ibu yang sangat muda (kurang dari

20 tahun) produksi ASInya juga kurang banyak karena dilihat dari tingkat

kematurannya (Purwanti 2004).

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, sehingga dapat

(15)

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mendapatkan informasi dan

akhirnya mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil penelitian Fikawati dan Syafiq

menyatakan terdapat pengaruh pendidikan terhadap ASI eksklusif

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu sehingga bagi

ibu-ibu yang bekerja akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

Semakin banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin besar

kesempatan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian

Rosida (2013) menyatakan ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif.

2.3.2 Sikap

Sikap di definisikan sebagai reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Disini dapat

disimpulkan bahwa menifestasi sikap itu tidak dapt di tafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertetentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka

atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo, 2003). Penelitian Hariyani (2008) menyebutkan danya hubungan yang

(16)

Sikap negatif yang sering ditemukan oleh ibu, menurut Siregar (2004) yaitu

sindroma ASI kurang. Pada kasus ASI kurang ibu merasa ASI ibu merasa ASI yang

ia produksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya, penyebab timbulnya

persepsi itu karena bayi sering menangis sat minta disusui dan perut bayi yang cepat

kosong karena ASI merupakan makanan yang mudah di cerna. Hal tersebut membuat

ibu beranggapan bayi perlu diberikan minuman tambahan bahkan dikenalkan dengan

makanan padat.

2.3.3 Budaya

Soemardjan dan Soemardi (dalam Soekanto, 2007) merumuskan, kebudayaan

sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat

menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah

(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya

agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Di

beberapa daerah di Indonesia menunjukkan praktek pemberian ASI Eksklusif di

Indonesia jarang dilakukan karena pengaruh budaya yang dianut.

Mustamin (1998) dalam bukunya membahas pengaruh budaya terhadap

pemberian ASI pada masyarakat To Bunggu. ASI keluar beberapa jam setelah

kelahiran pada masyarakat dan kolostrum yang keluar harus dibuang karena

masyarakat menganggap kolostrum dapat membuat bayi sakit perut. Masyarakat

beranggapan bayi harus mulai diberi makanan tambahan saat bayi sudah sering

(17)

yang besar terhadap pemberian ASI eksklusif karena masyarakat lebih percaya pada

pengetahuan budaya yang mereka peroleh.

2.3.4 Promosi Susu Formula

Susu formula adalah susu yang dibuat untuk bayi yang kandungannya

menyerupai dengan kandungan ASI, tetapi tidak seluruh zat gizi yang terkandung di

dalamnya dapat diserap oleh bayi (Sears, 2007). Promosi merupakan bentuk dari

komunikasi pemasaran dalam bentuk serangkaian aktivitas-aktivitas yang menyeluruh

untuk memasarkan sesuatu Promosi susu formula adalah bentuk komunikasi

penjualan, penggunaan produk susu formula yang diperoleh ibu melalui iklan, sampel

yang diberikan kepada bayi, gambar atau komunikasi verbal yang diterima.

Widodo (2007) dalam penelitiannya menyatakan pergeseran perilaku

pemberian ASI ke susu formula terjadi karena susu formula dianggap lebih bergengsi,

hal ini disebabkan oleh pengaruh media yang didominasi oleh televisi. Banyaknya

iklan susu formula di televisi yang bersaing dalam memberikan nutrisi unggulan

untuk bayi.

2.3.5 Dukungan Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan

darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam suatu rumah tangga, melakukan

interaksi satu sama lain menurut perannya masing-masing serta menciptakan dan

mempertahankan suatu budaya (Bailon & Maglaya dalam Sudiharto, 2007).

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

(18)

sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.

Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian

dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga. Dukungan keluarga

dapat berupa dukungan sosial internal seperti dukungan dari suami, istri atau

dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan ekternal keluarga

inti (Friedman, 2010)

House dan Khan (1985) dalam Friedman (2010) menjelaskan bahwa keluarga

memiliki empat fungsi dukungan yaitu:

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan ibu perasaan nyaman, merasa dicintai, bantuan

dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga

menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada iu dalam

membeikan ASI ekslusif.

2. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan

pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta

pelayanan. dimana benda atau jasa yang diberikan akan membantu memecahkan

masalah, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, menyediakan

transportasi, membantu pekerjaan rumah, menyediakan peralatan yang dibutuhkan

(19)

3. Dukungan instrumental keluarga merupakan fungsi ekonomi dan fungsi perawatan

kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga. fungsi ekonomi

keluarga merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi semua kebutuhan anggota

keluarga termasuk kebutuhan kesehatan anggota keluarga, dalam hal ini keluaraga

perlu memberi dukungan berupa dana untuk memenuhi asupan gizi ibu menyusui,

keluarga juga ikut membantu ibu menyusui dalam mengerjakan tugas pekerjaan

rumah sehari-hari ataupun keluarga bersedia meluangkan waktu untuk menemani

ibu saat menyusui bayi.

4. Dukungan Informasi

Dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh

keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan dan

memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh ibu

menyusui dalam upaya peningkatan status kesehatannya. Pada saat ini mudah

mendapatkan sumber-sumber informasi seperti buku, alamat situs atau web,

memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui tentang ASI Eksklusif,

manfaat ASI Eksklusif, pemenuhan gizi ibu menyusui, dan lain sebagainya.

5. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan dari keluarga dalam bentuk memberikan

umpan balik, membingbing dan memberikan penghargaan melalui respon positif.

Keluarga bertindak untuk membimbing dan menengahi pemecahan masalah,

sebagai sumber d an validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan

(20)

2.3.6 Dukungan Petugas Kesehatan

Salah satu yang mempengaruhi keputusan ibu untuk menyusui atau tidak

adalah peran dari petugas kesehatan. Studi kualitatif oleh ikawati dan Syafiq (2009)

menunjukkan dukungan tenaga pertolongan persalinan paling nyata berpengaruh

dalam keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Penelitian Lestarie (2004)

menyatakan ada hubungan yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan

dengan pemberian ASI eksklusif

2.4 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor yang

memengaruhi pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bandaraya

Banda Aceh adalah Teori perilaku oleh Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010).

Teori Green menjelaskan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan ada 3

faktor yaitu presdiposing, enabling, dan renforcing.

1. Presdiposing factors atau faktor presdiposisi merupakan faktor yang memberikan

motivasi terhadap perilaku. Faktor ini mencangkup pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. Enabling factors atau faktor pendukung merupkan faktor yang memungkinkan

motivasi atau aspirasi untuk direalisasikan. Faktor ini termasuk di dalamnya

adalah skill personal dan sumber-sumber yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,

(21)

3. Reinforcing factors atau faktor pendorong merupakan faktor yang memberikan

Dukungan untuk perilaku yang dilakukan yang terwujud dalam dukungan

petugas kesehatan, keluarga dan sebagainya.

Berdasarkan modifikasi Green, faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif oleh ibu adalah pengetahuan ibu, kondisi kesehatan ibu, dukungan selama

kehamilan, persalinan, dukungan keluarga, teman, faktor pelayanan kesehatan, faktor

keluarga, sikap, budaya dan norma kebijakandan promosi susu.

4.

5.

6.

Gambar 2.1. Kerangka Teori menurut Lowrance Green (Notoadmodjo, 2010)

Faktor Enabling

(22)

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan teori tersebut, maka penulis dapat merumuskan

kerangka penelitian serta variabel-variabel yang akan diteliti, seperti pada gambar

berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Berdasarkan dari gambar diatas, yang menjadi variabel independen dalam

penelitian ini adalah sosiodemografi, sikap, budaya, promosi susu formula, dukungan Faktor Enabling

2. Sikap terkait menyusui 3. Budaya terkait

menyusui

Pemberian ASI Ekslusif

(23)

keluarga dan dukungan petugas kesehatan, sedangkan yang menjadi variabel

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori menurut Lowrance Green (Notoadmodjo, 2010)
Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui variabel-variabel apakah yang termasuk faktor kecerdasan verbal dan variabel- variabel

[r]

Pemesanan produk optik secara on-line merupakan suatu aplikasi berbasis web yang menangani proses jual beli di dalam suatu perusahaan optik, menjadi lebih efisien dan mudah

[r]

[r]

[r]

Pengalaman yang tidak sesuai dengan konsep diri akan disangkal / diterima dengan bentuk yang sudah didistorsi / diubah.. Ex : seorang model yang sekarang memiliki bagian perut