• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Secanggang Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Secanggang Langkat"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

foto

Nama : Muhammad Hendy Hasudungan Hutabarat

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 16 July 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Taman Kirana No. 16

Riwayat Pendidikan :

1. TK Sarah School 1998-1999

2. SD Percobaan Negeri Medan 1999-2005 3. SMP N 1 Medan 2005-2008

4. SMA N 1 Medan 2008-2011

5. Universitas Sumatera Utara Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran 2011-Sekarang

Riwayat Pelatihan : -

(2)
(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Umur :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, 2014

(6)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN

LANGKAT A.Petunjuk Pengesian

1) Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan berilah tanda (X) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan saudara/i ketahui.

2) Partisipasi saudara/i sangat bermanfaat dalam penelitian ini dan saya ucapkan terima kasih.

1) Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif?

a. Pemberian ASI saja kepada bayi 0-6 bulan tanpa makanan padat b. Pemberian ASI kepada bayi 6-12 bulan dengan makanan padat

c. Pemberian ASI ditambah makanan padat dan susu formula sampai 2 tahun

2) Dari usia berapakah ASI eksklusif itu diberikan? a. 0 bulan

b. 6 bulan c. 2 tahun

3) Sampai usia berapakah ASI itu diberikan? a. 6 bulan

(7)

4) Selain ASI, makanan apa saja yang boleh diberikan bayi pada usia 0 – 6 bulan?

a. Tidak ada makanan lain b. Susu formula

c. Susu formula + makanan padat

5) Apakah boleh bayi yang baru lahir langsung diberikan makanan yang padat?

a. Boleh b. Tidak boleh c. Sesekali

6) Dari mulai usia berapakah makanan pendamping ASI/makanan padat itu diberikan?

a. 0 – 6 bulan b. 6 bulan keatas

c. Dari bayi baru dilahirkan

7) Menurut ibu, apa saja stadium pada ASI ? a. Kolostrum dan ASI transisi

b. Kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur/matang

c. Kolostrum, ASI Transisi, ASI matur/matang, dan Rooting

8) Menurut ibu, apakah cairan yang pertama kali keluar pada saat menyusui? a. Kolostrum

b. Air susu ibu c. Darah yang kental

9) Apakah kandungan dari kolostrum? a. Sama dengan air susu ibu b. Zat antibodi

c. Sama seperti susu formula

10) Apakah manfaat dari kolostrum? a. Untuk menaikkan berat badan bayi

(8)

11) Apakah manfaat dari DHA dan ARA yang ada di ASI? a. Mengurangi risiko diare

b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

c. Perkembangan jaringan saraf dan retina mata

12) Apakah manfaat laktosa yang ada di ASI? a. Mengurangi risiko diare

b. Mengurangi risiko obesitas c. Meningkatkan daya ingat bayi

13) Apakah manfaat protein yang ada di ASI? a. Mengurangi risiko obesitas

b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi c. Meningkatkan kepintaran bayi

14) Apakah manfaat kalsium yang ada di ASI? a. Pertumbuhan jaringan otot dan rangka b. Perkembangan jaringan otak

c. Mengurangi risiko infeksi pernapasan

15) Menurut ibu, apa manfaat dari ASI itu sendiri? a. Sama seperti susu formula

b. Memperkuat ikatan batin ibu dan bayi c. Menghindari penyakit jantung

16) Apa akibat dari pemberian ASI yang singkat? a. Bayi mudah terserang penyakit

b. Tidak ada masalah

c. Bayi menjadi sehat dan kuat

17) Bagaimana posisi mulut bayi pada saat menyusu? a. Mulut bayi sepenuhnya masuk ke puting susu b. Bibir bayi kempot ke puting susu

c. Mulut bayi cukup didekatkan ke puting susu

(9)

19) Menurut ibu, apa isyarat pertama bayi ingin menyusu?

a. Menggerakkan kepala dengan gerakan mulut mencari – cari b. Menghisap jari atau kepalan tangan

c. Menangis

20) Menurut ibu, apa isyarat terakhir bayi ingin menyusu?

a. Menggerakkan kepala dengan gerakan mulut mencari – cari b. Menghisap jari atau kepalan tangan

c. Menangis

21) Menurut ibu, apa akibat dari bayi yang kekurangan kalori? a. Mengantuk dan tidak mau menyusu

b. Menangis dan bayi tampak haus c. Gelisah dan ingin menyusu

22) Menurut ibu, apa keunggulan ASI dengan susu formula? a. Tidak ada. Lebih baik susu formula

b. Komposisi ASI mudah dicerna oleh bayi c. Sama saja dengan susu formula

23) Menurut ibu, apa keunggulan susu formula dibandingkan ASI? a. Susu formula memiliki komposisi yang lebih lengkap dari ASI b. Tidak ada. ASI lebih baik dari susu formula

c. Dapat meningkatkan kecerdasan

24) Menurut ibu, dalam satu hari berapa kali dalam sehari bayi diberikan ASI? a. 1 kali sehari

b. 4-6 kali sehari

c. Setiap bayi ingin menyusu

25) Menurut ibu, pemberian ASI saja sudah cukup untuk bayi umur 0 – 6 bulan?

(10)

DAFTAR PUSTAKA

American Pregnancy Association. 2013. Breastfeeding: Overview, American

Pregnancy Association. Available from:

[Accesed: 24 April 2014]

Aprilia, G.. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo.

AKBID Purworejo. Available from:

2014]

Astutik, R. Y.. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika. Cadwell, K., Turner-Maffei, C.. 2013 Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC

Hendarto, A., Pringgadini, K.. 2013. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. IDAI. Available from: [Accesed: 1 April 2014]

Karim, M. N.. 2011 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Air Susu Ibu Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di UPT Puskesmas Metroyudan II

Kecamatan Metroyudan Kabupaten Magelang. AKPER Karya Bhakti

Nusantara Magelang.

Kementrian Kesehatan Indonesia, 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia. Available from:

[Accesed: 30 March 2014].

Kementrian Kesehatan Indonesia, 2012. Profil Data Kesehatan Sumatera Utara. Kementrian Kesehatan Indonesia. Available from: [Accesed: 30 March 2014].

(11)

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Indonesia.

Kramer, M. S., Kakuma, R., 2002. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding: A systematic Review. Switzerland: WHO.

Kuzma, J.. 2013. Knowledge, attitude and practice related to infant feeding among women in rural Papua New Guinea: a descriptive, mixed method

study. International Breastfeeding Journal. Available from:

28 March 2014]

Langkat, Badan Pusat Statistik, 2014. Jumlah penduduk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. BPS. Langkat

Langkat, Badan Pusat Statistik, 2014. Peta Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. BPS. Langkat

Marzuki, N.S., Yohmi, E., Nainggolan, E., Hegar, B., Oswari, H., Partiwi, I. G. A. N. 2014. Breastfeeding practices in mothers: a qualitative study. Paediatrica Indonesiana.

Mulianda, R. T.. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Posyandu delima II Desa Baru Dusun II Batang

Kuis. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Notoadmojo, S., 2005. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ramadhani, E.P., Lubis, G., Edison. 2013. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di

Puskesmas Kuranji Kota Padang. FK UNAND. Available from:

Robets, T.J., Carnahan, E., Gakidou, E.. 2013. Can breastfeeding promote child health equity? A comprehensive analysis of breastfeeding patterns across

the developing world and what we can learn from them. BMC Medicine.

(12)

Satgas ASI. 2013. 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. IDAI. Available

from:

Suradi, R.. 2013. Posisi dan Perlekatan Menyusui dan Menyusu yang Benar. IDAI. Available from 2014]

Umboh, E.. 2012. Pengetahuan Ibu Mengenai Manfaat ASI pada Bayi. FK Universitas Sam Ratulangi Manado.

Wahyuni, A. S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

World Health Organitation. 2009. Infant and Young Child Feeding. World Health Organitation. France: WHO

World Health Organitation. 2013. Information concerning the use and marketing of follow-up formula. WHO.

World Health Organitation. 2014. Exclusive Breastfeeding. WHO. Available from: 20 April 2014]

Yarnoff, B.O., Allaire, B.T., Detzel, P. 2013. Associations between infant feeding practices and length, weight, and disease in developing countries. Frontiers

in Pediatrics.

(13)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPRASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

4.2. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini mencakup dua hal yaitu, pengetahuan dan ASI eksklusif.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang ASI eksklusif.

ASI Eksklusif

ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Alat ukur yaitu dengan menggunakan kuesioner, responden diberikan 25 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban. Setelah seluruh kuesioner dijawab, maka tingkat pengetahuan ASI eksklusif dikelompokkan berdasarkan katagori berikut:

Pengetahuan Ibu di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

(14)

• Pengtahuan buruk : skor < 37 • Pengetahuan kurang : skor 38 – 50 • Pengetahuan sedang : skor 51 – 63 • Pengetahuan baik : skor > 64

Untuk tingkat pengetahuan terhadap lama pemberian ASI eksklusif dikelompokkan berdasar katagori berikut:

• Pengetahuan buruk : skor < 4 • Pengetahuan kurang : skor 5 – 6 • Pengetahuan sedang : skor 7 – 8 • Pengetahuan baik : skor 9

Untuk tingkat pengetahuan terhadap cara pemberian dan manfaat pemberian ASI eksklusif dikelompokkan berdasarkan katagori berikut:

• Pengetahuan buruk : skor < 13 • Pengetahuan kurang : skor 14 – 18 • Pengetahuan sedang : skor 19 – 23 • Pengetahuan baik : skor > 24

(15)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional ini dilakukan terhadap sekumpulan objek, dan dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Hal ini dikarenakan menurut profil kesehatan Sumatera Utara 2012 Langkat merupakan salah satu daerah yang pemberian ASI eksklusifnya rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Desember 2014 dan pengumpulan data dilakukan selama pada Agustus - November 2014.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang berada di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Jumlah masyarakat di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat sebanyak 66.054 jiwa. Berjenis kelamin perempuan sebanyak 32.797 jiwa dan terdapat 16.474 rumah tangga.

4.3.1. Populasi Target

(16)

4.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkaunya adalah ibu yang memiliki rentang umur 17-60 tahun yang berada di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

4.3.3. Kriteria Inklusi

1. Semua ibu yang memiliki anak berumur di bawah 13 tahun di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

2. Subjek sehat secara jasmani dan rohani 3. Subjek bersedia menjadi responden

4.3.4. Besar Sampel

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

� =

d: Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepan yang diinginkan, biasanya 5%

1∝ 2 2

: Standar deviasi normal, biasa ditentukan pada 1.96 atau 2 sesuai dengan

derajat kemaknaan 96%.

P: Proporsi untuk sifar tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p=0.5

N: Besarnya populasi

n: Besarnya sampel

(17)

� = 1,96

2× 0,5 × (10,5) × 10.473

0,052(10.4731) + 1,962× 0,5 × (10,5)

� =1.0058,26

27,1404 = 370

Jumlah sampel umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 370 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui data primer dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada ibu yang memiliki anak di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang menjadi objek penelitian. Pengumpulan data menggunakan metode quota sampling.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(18)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Cintaraja yang terletak di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

(19)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 370 orang. Karakteristik yang diamati adalah umur, jumlah anak, umur anak, pendidikan, dan pekerjaan.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Rentang Umur Ibu Frekuensi Persentase

17-26 tahun 99 26,8 %

27-36 tahun 179 48,4 %

37-46 tahun 76 20,5 %

47-56 tahun 16 4,3 %

Total 370 100,0 %

(20)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 4 1,1%

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden yang terbanyak adalah SMA memiliki jumlah yang sebanyak 160 responden (43,2%) serta pendidikan responden yang paling sedikit adalah D3 memiliki jumlah sebanyak 4 responden (1,1%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Bidan 2 0,5%

(21)

5.1.3 Hasil Analisa & Data

Tingkat pengetahuan responden diklasifikasikan menjadi 4 katagori yaitu baik, sedang, kurang dan buruk. Sebaran distribusi gambaran pengetahuan tersebut dapat dilihat berupa frekuensi dan persentase dalam tabel berikut.

Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Buruk Kurang

0 53

0% 14,3%

Sedang 275 74,3%

Baik 42 11,4%

Total 370 100%

(22)

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Lama Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Buruk

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan terhadap lama pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan sedang sebanyak 194 responden (52,4%) dan kelompok responden terendah adalah pengetahuan buruk sebanyak 18 responden (4,9%).

Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Cara Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Buruk

(23)

Tabel 5.7 Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Buruk Kurang

1 90

0,3% 24,3%

Sedang 223 60,3%

Baik 56 15,1%

Total 270 100%

(24)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Umur Responden

Dari tabel 5.1, dapat dilihat bahwa responden terbanyak ialah responden dengan usia 27-36 tahun sebanyak 179 responden (48,4%). Pada usia tersebut dianggap memiliki kemampuan menyusui yang baik. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut para ibu sudah siap secara fisik dan mental untuk hamil, melahirkan dan menyusui.

5.2.2 Karaktersitik Pendidikan Responden

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir yang terbanyak adalah SMA dengan jumlah 160 responden (43,2%). Dengan demikian diharapkan para ibu yang berpendidikan SMA memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan SMA merupakan pendidikan yang wajib dicapai di negara Indonesia.

5.2.3 Karakteristik Pekerjaan Responden

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang terbanyak dengan frekuensi 351 responden (94,6%). Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang baik untuk para ibu. Hal ini dikarenakan para ibu bisa fokus untuk merawat dan membesarkan bayi dengan baik, termasuk tercapainya pemberian ASI eksklusif.

(25)

5.2.4 Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Pada tabel 5.5 didapatkan bahwa responden tertinggi adalah pengetahuan sedang dengan frekuensi 275 responden (74,3%). Hal berbeda yang terjadi di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang dimana responden yang tertinggi adalah pengetahuan baik dengan frekuensi 12 responden (40%) (Karim,2011) dan hasil pengetahuan baik juga didapat di Desa Baru Dusun II Batang Kuis dengan frekuensi 38 responden (82,6%) (Mulianda, 2010). Perbedaan hasil tingkat pengetahuan di beberapa daerah tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah sumber informasi. Semakin banyak informasi yang didapat semakin baik pengetahuan suatu individu. Para ibu yang berada di Kecamatan Secanggang tidak mendapatkan atau tidak mencari informasi sendiri tentang ASI eksklusif, sehingga tingkat pengetahuan di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang dan Desa Baru Dusun II lebih baik dibandingkan Kecamatan Secanggang.

.

5.2.5 Pengetahuan tentang Lama Pemberian ASI Eksklusif

(26)

eksklusif. Faktor yang lain adalah kemauan dari ibu bayi itu sendiri, bila ibu sudah bertekad untuk tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya maka pemberian ASI eksklusif pun gagal. Hal ini dikarenakan para ibu ingin menjaga bentuk payudaranya dan masalah sosial seperti para ibu yang memberikan ASI eksklusif dianggap orang yang kurang mampu. Namun sebaliknya, para ibu yang memberikan susu formula dianggap orang yang mampu. Mungkin banyak para ibu yang berada di Kecamatan Secanggang mengalami salah satu dari faktor-faktor yang disebutkan, sehingga terjadi perbedaan tingkat pengetahuan lama pemberian ASI eksklusif.

5.2.6 Pengetahuan tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif

(27)

5.2.7 Pengetahuan tentang Manfaat ASI Eksklusif

(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 370 sampel yang diteliti, sebanyak 275 responden (74,3%) memiliki pengetahuan sedang mengenai pengetahuan tentang ASI eksklusif

2. Berdasarkan umur, rentang umur 27-36 tahun menjadi yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 179 ibu (48,4%)

3. Berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga menjadi yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 351 ibu (94,6%)

4. Berdasarkan pendidikan terakhir SMA menjadi yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 160 ibu (43,2%)

6.2Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti yaitu:

6.2.1 Bagi Masyarakat

1. Diharapkan kepada para ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya dan memberikan makanan pendamping pada saat usia bayi 6 bulan keatas

(29)

6.2.2 Bagi Pihak Tenaga Kesehatan

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ASI Eksklusif

2.1.1. Definisi ASI Eksklusif

Pengertian ASI eksklusif dalam Bab I pasal 1 ayat 2 PP, yakni ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. (Menkes RI, 2012).

Pemberian ASI eksklusif berarti bahwa bayi hanya menerima ASI. Tidak ada cairan atau makanan padatan lain yang diberikan kecuali larutan rehidrasi oral, atau tetes/sirup vitamin, mineral atau obat-obatan. (WHO, 2014)

2.1.2. ASI menurut Stadium Laktasi 2.1.2.1. Kolostrum

Kolostrum adalah tahap pertama dari ASI yang terjadi selama kehamilan dan berlangsung selama beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum bewarna kekuningan atau krem. Kolostrum juga lebih tebal dari susu yang dihasilkan setelah menyusui. Kolostrum mengandung tinggi protein, vitamin larut lemak, mineral, dan imunoglobulin. Imunoglobulin adalah antibodi yang memberikan kekebalan pasif untuk bayi. Kekebalan pasif melindungi bayi dari berbagai penyakit bakteri dan virus (American Pregnancy Association, 2013). Hal ini dikarenakan kolostrum

(31)

Kolostrum berfungsi memberikan gizi dan proktesi, yang terdiri atas zat sebagai berikut.

1. Imunoglobulin untuk melapisi dinding usus yang berfungsi untuk mencegah penyerapan protein yang mungkin menyebabkan alergi.

2. Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang

tinggi terhadap zat besi. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan air susu ibu akan mencegah perkembangan bakteri patogen.

3. Lisosom memiliki fungsi sebagai antibakteri dan menghambat

pertumbuhan berbagai virus. Kadar lisosom pada kolostrum dan air susu jauh lebih besar kadarnya dibanding susu sapi.

4. Faktor antitripsin berfungsi menghambat kerja tripsin sehingga akan menyebabkan immunoglobulin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.

5. Faktor bifidus adalah gula yang mengandung nitrogen. Lactobasillus membutuhkan faktor bifidus untuk pertumbuhannya dan menghasilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan bakteri patogen. (Astutik, 2014)

2.1.2.2. Air Susu Masa Peralihan

(32)

2.1.2.3. Air Susu Matang (Matur)

Susu matang adalah susu terakhir yang dihasilkan. Air susu matang ini mengandung 90% air, yang diperlukan untuk mempertahankan hidrasi bayi. 10% lainnya terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan dan energi. Ada dua jenis susu matang: foremilk dan hindmilk. (American Pregnancy Association, 2013)

1. Foremilk

Foremilk adalah ASI yang encer yang diproduksi pada awal proses menyusui dengan kadar air tinggi dan mengandung banyak protein, laktosa, serta nutrisi lainnya, tetapi rendah lemak. Foremilk merupakan ASI yang keluar pada lima menit pertama. Foremilk lebih encer dibandingkan hindmilk dan cocok untuk menhilangkan rasa haus pada bayi. (Astutik, 2014)

2. Hindmilk

(33)

2.1.3. Komposisi ASI

ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, termasuk lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Hal ini karena zat-zat tersebut mudah dicerna oleh bayi. ASI juga mengandung faktor bioaktif yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna, memberikan perlindungan terhadap infeksi, dan faktor-faktor lain yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi. (WHO, 2009)

1. Lemak

Kadar lemak dalam ASI sangat tinggi. Kadar lemak yang tinggi inilah yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan otak yang cepat. Lemak omega 3 dan omega 6 banyak ditemukan dalam ASI dan berperan pada perkembangan otak bayi. ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata. DHA dan ARA tidak ada pada kandungan susu sapi, maka hampir semua produk susu formula menambahkan DHA dan ARA. Tetapi kandungan DHA dan ARA pada susu formula tidak sebaik yang terdapat di dalam ASI.

2. Karbohidrat

(34)

hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI kembali stabil.

3. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dari susu sapi. Komposisi protein dalam ASI yaitu whey, sedangkan pada susu sapi yaitu casein. Protein whey lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan protein casein lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Komposisi protein casein pada ASI hanya 30% dibandingkan susu sapi yg mengandung protein casein sangat tinggi, yaitu sebesar 80% . ASI juga mempunyai asam amino yang lebih lengkap daripada susu sapi. Asam amino taurin adalah salah satu contohnya. Asam amino taurin kadarnya sedikit dalam susu sapi. Asam amino ini memiliki peran dalam perkembangan otak bayi. Hal ini karena asam amino ini banyak ditemukan pada jaringan otak yang sedang berkembang. ASI juga kaya akan nukleotida. Nukleotida ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang bakteri baik dalam usus, meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.

4. Vitamin 1. Vitamin K

Vitamin K berfungsi sebagai pembekuan. Namun, vitamin K dalam ASI sedikit. Bayi yang hanya dapat ASI beresiko terjadi perdarahan, walaupun kejadian ini sangat jarang. Maka dari itu bayi yang baru lahir diberikan vitamin K dalam bentuk injeksi.

2. Vitamin D

(35)

dan menjemur bayi di pagi hari akan mencegah bayi menderita penyakit tulang.

3. Vitamin E

Kandungan vitamin E dalam ASI sangat tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Vitamin E berfungsi untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia hemolitik.

4. Vitamin A

Jumlah kandungan vitamin A dalam ASI sangat tinggi dan berfungsi untuk kesehatan mata, mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Hal ini yang memperjelas bahwa bayi yang diberikan ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

Mineral

Kandungan mineral yang ada pada ASI memiliki kualiats yang baik dibandingan kandungan mineral yang ada pada susu sapi. Kalsium merupakan mineral utama yang ada pada ASI. Kalsium memiliki fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Banyak ditemukan bayi yang kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot pada bayi yang mendapatkan susu formula dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI.

(36)

2.1.4. Manfaat ASI

1. Manfaat ASI menurut (Astutik, 2014)

1. Dengan memberikan ASI saja sampai 6 bulan, dapat menyebabkan perkembangan psikomotorik bayi lebih cepat.

2. ASI menunjang perkembangan penglihatan. 3. Dapat memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.

4. Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

5. Mengurangi kejadian maloklusi akibat penggunaan dot yang lama.

2. Manfaat ASI menurut (Yarnoff et al, 2013) 1. Mengurangi resiko diare

2. Mengurangi resiko terjadinya infeksi pernapasan bawah 3. Mengurangi resiko pengerdilan

4. Mengurangi resiko kematian pada bayi 5. Dapat meningkatkan perkembangan motorik.

2.1.5. Langkah Perlekatan ASI yang Benar

Seringkali kegagalan menyusui disebabkan karena kesalahan memposisikan dan melekatkan bayi. Puting ibu menjadi lecet sehingga ibu jadi malas atau bahkan tidak mau menyusui, produksi ASI berkurang dan bayi tidak mau menyusu. Langkah menyusui yang benar yaitu :

1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.

2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.

Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

(37)

a) Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

b) Perut bayi menempel ke tubuh ibu. c) Mulut bayi berada di depan puting ibu.

d) Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.

e) Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.

1. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan bayi akan membuka lebar mulutnya, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.

2. Lihat apakah perlekatan sudah benar:

a) Dagu menempel ke payudara ibu. b) Mulut terbuka lebar.

c) Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.

d) Bibir bayi terlipat keluar.

e) Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).

f) Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan. g) Ibu tidak kesakitan.

(38)

2.1.6. Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI 2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau

lainnya

3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah

keberhasilan menyusui. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif

4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 – 1 jam setelah lahir)

5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)

6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir 7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi

8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi 9. Tidak memberikan dot/ kempeng.

10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan (Satgas ASI, 2013)

2.1.7. Faktor Penghambat Wanita untuk Menyusui

1. Adanya hadiah gratis dari pruduk makanan pengganti ASI.

2. Iklan produk makanan pengganti ASI di majalah dan televisi dianggap sebagai norma budaya sementara menyusui tidak dimotivasi di masyarakat.

3. Anggota keluarga dan teman sebaya yang menghalangi wanita untuk menyusui.

4. Takut nyeri dan malu.

5. Takut akan keadekuatan suplai ASI

(39)

2.1.8. Faktor yang Mempengaruhi Durasi Pemberian ASI 1. Menyusui yang terjadwal, tertunda, atau diberi batas waktu. 2. Frekuensi menyusui yang tidak adekuat.

3. Asupan ASI untuk bayi tidak adekuat.

4. Puting inversi yang tidak juga eversi saat dihisap.

5. Ketakutan ibu bahwa ibu tidak memiliki ASI yang cukup. Hal ini juga merupakan alasan yang umum untuk memperkenalkan makanan pengganti ASI dan makanan penyapih sebelum usia yang dianjurkan.

6. Pembedahan payudara yang merusak duktus lakiferus dan/ atau inervasi puting.

7. Bayi memiliki kemampuan menghisap yang tidak adekuat, seperti bayi prematur atau bayi yang mengalami anomali wajah atau anomali lainnya yang mengurangi kemampuan bayi untuk mendapat makanan secara efektif. (Cadwell & Maffei, 2013)

2.1.9. Frekuensi Menyusui

Sulit diprediksi berapa kali sehari bayi harus disusui, saat pemberian ASI dilakukan berdasarkan permintaan bayi. Sebagian ibu berharap agar mereka dapat mengetahui berapa lama bayi mereka dapat menyusui. Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam menentukan kisaran frekuensi pemberian ASI untuk bayi yang sedang menyusu.

1. Ibu memiliki kapasitas jumlah penyimpanan ASI yang berbeda dalam payudara mereka. Kapasitas penyimpanan ASI ini adalah jumlah ASI yang dapat terakumulasi sebelum memberikan sel – sel suatu pesan untuk mengurangi jumlah ASI. Seorang ibu dapat memiliki kapasitas penyimpanan yang memungkingkan payudara menyimpan ASI lebih lama atau lebih singkat dibandingkan ibu yang lain.

(40)

3. Bayi yang kekurangan kalori biasannya tampak mengantuk dan enggan menyusu. Kadang kala, ibu dan bayi pengasuh tidak bisa membedakan bayi mengantuk, kekurangan nutrisi, dan kekurangan kalori dengan bayi kenyang.

4. ASI sangat sempurna bagi manusia; ASI sangat mudah dicerna. Hal ini berarti bahwa ASI harus lebih sering diberikan dibandingkan makanan yang bukan berasal dari manusia, seperti susu formula. Bayi baru lahir menyusu 10 sampai 12 kali sehari.

5. Banyak orang mengira bahwa tangisan bayi sebagai isyarat untuk memulai menyusui. Tangisan sebenarnya merupakan isyarat menyusui yang terakhir. Pada saat bayi menangis, bayi tidak dapat diatur dan tidak mau makan dengan baik. (Cadwell & Maffei, 2013)

2.1.10.Isyarat Bayi ingin Menyusu

Isyarat bayi ingin menyusu adalah tanda bahwa bayi dalam keadaan yang baik untuk diberi makan (disusui). Tanda ini dimulai pada saat fase tidur aktif (diidentifikasi dengan adanya REM pada bayi). Saat bayi menjadi lapar dan semakin sering terbangun, isyarat bayi ingin menyusu lebih jelas. Bayi mulai mendekatkan kepalanya ke mulut; mencari makanan dengan bibir atau menjulurkan lidah; dan lainnya, yang meliputi:

1. Rooting, menggerakkan kepala terutama dengan gerakan mulut

mencari – cari

2. Semakin sering terbangun, khusunya REM dengan kelopak mata tertutup

3. Memfleksikan tungkai dan lengan 4. Berupaya mendekatkan tangan ke mulut 5. Mengisap jari atau kepalan tangan 6. Gerakan mouthing pada bibir dan lidah

(41)

dimulai dari tangisan yang nyata sampai isyarat bayi ingin menyusu yang lebih samar telah gagal mendapatkan perhatian ibu.

(42)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2001 World Health Organitation (WHO) merevisi pemberian ASI eksklusif dari 4 – 6 bulan menjadi 6 bulan. Hal itu didasari setelah menelaah artikel secara sistemik dan berkonsultasi dengan para ahli. Berdasarkan hasil telaah tersebut didapatkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan penuh pada umumnya lebih sedikit menderita penyakit gastrointestinal dan lebih sedikit mengalami gangguan pertumbuhan. (WHO, 2002)

Maka dari itu WHO merekomendasikan bahwa bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, perkembangan dan kesehatan yang baik. Para ibu harus terus menyusui anak-anak mereka lebih dari usia enam bulan, sampai mereka berusia dua tahun atau lebih, pada saat yang sama mereka diberikan makanan pendamping yang aman dan tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. (WHO, 2013)

Sejumlah penelitian telah menggarisbawahi keuntungan dari pemberian ASI eksklusif, yaitu untuk pertumbuhan, kekebalan tubuh dan pencegahan penyakit pada bayi. Sebaliknya, beberapa studi mengaitkan kekurangan ASI eksklusif dengan kematian bayi yang tinggi dan morbiditas dari malnutrisi dan infeksi. (Kuzma, 2013)

Prevalensi menyusui di hampir setiap negara di dunia terus menurun secara signifikan. The Lancet’s Child Survival Series memperkirakan bahwa 13% dari kematian anak di negara-negara berpenghasilan rendah dapat dicegah jika prevalensi menyusui ditingkatkan secara optimal. Pentingnya ASI didukung oleh dua penilaian risiko komparatif baru-baru ini. The Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study 2010 (GBD 2010)

(43)

kedua untuk anak-anak balita, tercatat sekitar 47,5 juta Disability Adjusted Life Years (DALYs) hilang pada tahun 2010. (Roberts et al, 2013)

Praktek pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi angka kematian bayi sebesar 13% dan diperkirakan akan terus memberikan kontribusi bagi Millennium Developmental Goals (MDGs) untuk mengurangi angka kematian

bayi di Indonesia. Upaya ini telah terus menerus dibuat untuk mempromosikan praktik pemberian ASI di Indonesia. Namun, jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif masih saja tetap rendah. (Marzuki et al, 2014)

Menurut (Ramadhani et al, 2013) ada beberapa alasan yang menjadi penyebab kegagalan praktek ASI eksklusif seperti budaya memberikan makanan pralaktal, memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, dan ibu ingin mencoba susu formula.

Di Indonesia persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84%, diikuti oleh Gorontalo sebesar 67,01%, dan Bali sebesar 66,94%. Sedangkan persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 20,57%, diikuti oleh Sulawesi Tengah 30,41% dan Sumatera Utara sebesar 32,22%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2012)

(44)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakterisitik responden yang mencakup umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan.

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang berapa lama pemberian ASI eksklusif pada bayi.

3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif pada bayi.

4. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi.

1.4.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.4.1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian 1.4.2. Bagi Masyarakat

(45)

ABSTRAK

Pada tahun 2001 World Health Organitation (WHO) merevisi pemberian ASI eksklusif dari 4 – 6 bulan menjadi 6 bulan. Hal itu didasari setelah menelaah artikel secara sistemik dan berkonsultasi dengan para ahli. Berdasarkan hasil telaah tersebut didapatkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan penuh pada umumnya lebih sedikit menderita penyakit gastrointestinal dan lebih sedikit mengalami gangguan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang berada di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 370 sampel.

Pada penelitian ini dijumpai kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan sedang yaitu sebanyak 275 responden (74,3%), didikuti dengan pengetahuan kurang 75 responden (14,3%), pengetahuan baik 42 responden (11,4%) , dan pengetahuan buruk 0 responden (0%).

Disimpulkan bahwa informasi merupakan hal penting dalam mengetahui tentang ASI eksklusif.

(46)

ABSTRACT

In 2001 the World Health Organitation (WHO) revised its exclusive breastfeeding from 4-6 months to 6 months. It was constituted after reviewing the article systemically and consult with experts. Based on the results of the study found that babies who were breastfed exclusively for 6 full months in general had fewer gastrointestinal illnesses and fewer impaired growth. This study aims to determine the level of knowledge about exclusive breastfeeding mothers in Secanggang Langkat.

The method used was a descriptive study with a cross-sectional design. The population in this study were mothers who were in Secanggang Langkat. The number of subjects in this study were 370 samples.

This study found the highest group of respondents had moderate knowledge 275 respondents (74,3%), followed with lack of knowledge 75 respondents (14,3%), good knowledge 42 responden (11,4%), and poor knowledge 0 respondents ( 0 % )

Concluded that the information is important to know about exclusive breastfeeding

(47)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SECANGGANG LANGKAT

Oleh:

MUHAMMAD HENDY 110100126

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SECANGGANG LANGKAT

Hasil Karya Tulis Ilmiah

Oleh:

MUHAMMAD HENDY 110100126

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil Penelitian dengan Judul:

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SECANGGANG LANGKAT

Yang dipersiapkan oleh:

MUHAMMAD HENDY

110100126

Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui

Medan, Desember 2014

Disetujui,

Dosen Pembimbing

(dr. Emil Azlin Sp.A(K))

(50)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN SECANGGANG LANGKAT

Nama : Muhammad Hendy

NIM : 110100126

Pembimbing, Penguji I,

(dr. Emil Azlin Sp.A(K)) (Dr. dr. Oke Rina Sp. A)

NIP: 196609272000121002 NIP: 19740201 200501 2 001

Penguji II,

(dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed) NIP: 19630523 1992032 001

Medan, Januari 2015 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(51)

ABSTRAK

Pada tahun 2001 World Health Organitation (WHO) merevisi pemberian ASI eksklusif dari 4 – 6 bulan menjadi 6 bulan. Hal itu didasari setelah menelaah artikel secara sistemik dan berkonsultasi dengan para ahli. Berdasarkan hasil telaah tersebut didapatkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan penuh pada umumnya lebih sedikit menderita penyakit gastrointestinal dan lebih sedikit mengalami gangguan pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang berada di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 370 sampel.

Pada penelitian ini dijumpai kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan sedang yaitu sebanyak 275 responden (74,3%), didikuti dengan pengetahuan kurang 75 responden (14,3%), pengetahuan baik 42 responden (11,4%) , dan pengetahuan buruk 0 responden (0%).

Disimpulkan bahwa informasi merupakan hal penting dalam mengetahui tentang ASI eksklusif.

(52)

ABSTRACT

In 2001 the World Health Organitation (WHO) revised its exclusive breastfeeding from 4-6 months to 6 months. It was constituted after reviewing the article systemically and consult with experts. Based on the results of the study found that babies who were breastfed exclusively for 6 full months in general had fewer gastrointestinal illnesses and fewer impaired growth. This study aims to determine the level of knowledge about exclusive breastfeeding mothers in Secanggang Langkat.

The method used was a descriptive study with a cross-sectional design. The population in this study were mothers who were in Secanggang Langkat. The number of subjects in this study were 370 samples.

This study found the highest group of respondents had moderate knowledge 275 respondents (74,3%), followed with lack of knowledge 75 respondents (14,3%), good knowledge 42 responden (11,4%), and poor knowledge 0 respondents ( 0 % )

Concluded that the information is important to know about exclusive breastfeeding

(53)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif . Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD.KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. H. Emil Azlin Sp.A(K) selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan dengan baik.

3. Dr. dr. Oke Rina Ramayani, SpA dan dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M. Med.Ed selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penelitian ini.

4. Kedua orang tua saya, Drs. H. Frenky. E. P. Hutabarat SE dan HJ. Poppy Syahrida Siregar yang telah mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis

5. Rekan-rekan sejawat stambuk 2011, terutama Muhammad Iqbal, Muhammad Ikhsan Chaniago, Alvin Rinaldi Rambe, Mukhamad Faried, Ikrar Rananta, Carur Fariadhy, Muhammad Ihsan Nasution, Dana Arwanda, Tesar Akbar, Fakhri Amin, Gusti, dan Abdurrahman Huzaifi yang telah mendukung dan membantu dalam pengambilan data untuk penelitian ini.

(54)

Penulis masih menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari Karya Tulis Ilmiah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2014

Peneliti

(55)

DAFTAR ISI

2.1.5. Langkah Perlekatan ASI yang Benar ... 10

2.1.6. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusu ... 12

2.1.7. Faktor Penghambat Wanita untuk Menyusu ... 12

2.1.8. Faktor yang Mempengaruhi Durasi Pemberian ASI ... 13

2.1.9. Frekuensi Menyusui ... 13

2.1.10. Isyarat Bayi Ingin Menyusu... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

(56)

BAB 4 METODE PENELITIAN... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1. Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.3 Hasil Analisa & Data ... 24

5.2 Pembahasan ... 27

5.2.1 Karakterisitk Umur Responden ... 27

5.2.2 Karakteristik Pendidikan Responden ... 27

5.2.3 Karakteristik Pekerjaan Responden ... 27

5.2.4 Pengetahuan tentang ASI Eksklusif... 28

5.2.5 Pengetahuan tentang Lama Pemberian ASI Eksklusif ... 28

5.2.6 Pengetahuan tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif ... 29

5.2.7 Pengetahuan tentang Manfaat Pemberian ASI Eksklusif ... 30

(57)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ... 16 Gambar 3.2 Peta Kecamatan Secanggang ... 21

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 22 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan .... 23 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 23 Tabel 5.4. Distribusi Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif ... 24 Tabel 5.5. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap Lama

Pemberian ASI Eksklusif ... 25 Tabel 5.6. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap

Cara Pemberian ASI Eksklusif ... 25 Tabel 5.7. Distribusi Pengetahuan Responden terhadap

Manfaat Pemberian ASI Eksklusif ... 26

(58)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Ethical Clearance

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 6 Kuesioner

Lampiran 7 Validasi & Realibitas Kuesioner

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.2 Peta Kecamatan Secanggang
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jabatan Fungsional Tertentu adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai negeri dalam suatu

Beberapa penelitian di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa manajemen pemasaran dalam konteks rumah sakit merupakan upaya yang dapat dilakukan agar

Ask some students to perform a role play entitled “Unforgettable Experience”, while others pay attention to watch others’ acting and listen to their conversation being

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di atas melihat tingkat kesuksesan perusahaan obyek penelitiannya dari kinerja industri atau kinerja perusahaan dengan melihat

Pengujian yang dilakukan pada rotary encoder bertujuan untuk menguji keakuratan nilai yang dihasilkan berdasarkan putaran motor yang telah diberi kondisi oleh operator melalui

Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon sistem pengendalian posisi stamping rod berbasis pneumatic dapat bekerja dengan baik sesuai dengan setpoint

Because the spread changes over time and isn’t something we know a priori , we’ll use an EWMA control chart, which uses a EWMA to draw the limits based mostly on recent data

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Kenis dalam Damanik (2011), yang menyatakan bahwa umpan balik terhadap sasaran anggaran yang dicapai adalah variabel