BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tahapan Penelitian
Metode penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada Gambar III.I.
STUDI LITERATUR
Data Primer
Data Sekunder
Data Primer, yaitu:
Data survei kecepatan
Data geometrik jalan
Data RCI visual jalan
Data Sekunder, yaitu:
Data jumlah penduduk
Data dari instansi BPS
Peta wilayah Labuhanbatu Selatan
PENGOLAHAN DATA :
Analisa kinerja jaringan jalan berdasarkan SPM meliputi aspek aksesibilitas, mobilitas dan kecelakaan
Analisa kinerja ruas jalan berdasarkan SPM meliputi Kondisi jalan dan kecepatan
MULAI
Gambar 3.I Diagram Alir Program Kerja
III.2 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar survei geometrik, lembar form survei kecepatan, lembar form survei road condidition index, meteran, stop watch dan alat tulis. Lembar form survei ini diisi berdasarkan hasil peninjauan dilapangan baik itu hasil survei geometrik, survei kecepatan dan survei road condition index. Dalam hal ini untuk penulisan dan pengolahan data yang telah terkumpul, dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran Out Put :
Evaluasi kinerja jaringan jalan berdasarkan nilai SPM aksessibilitas,mobilitas dan keselamatan
Evaluasi Kinerja ruas jalan berdasarkan : kecepatan dan IRI yang disajikan dalam bentuk deskriptif gambar Memberikan informasi tentang keadaan ruas jalan dan
III.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kecamatan dan memiliki 69 ruas jalan Kabupaten. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah 1). Kotapinang, 2). Kampung Rakyat, 3). Torgamba, 4). Sungai kanan, 5). Silangkitang.
Gambar III.2 Peta Jaringan Jalan Wilayah Labuhanbatu Selatan
III.3.1 Letak Geografis dan wilayah administratif Labuhanbatu Selatan. Kabupaten Labuhanbatu Selatan Memiliki luas wilayah 3.116 km2. Dengan posisi geografis pada 1o26’00” – 2o12’55” Lintang Utara dan 99o40’00” – 100o26’00” Bujur Timur.
Batas-batas wilayah kabupaten Labuhanbatu Selatan Yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hilir, dan Kecamatan Panai Hilir kabupaten Labuhanbatu.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dan Kecamatan Simangambat kabupaten Padang Lawas Utara.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten rokan hilir provinsi Riau.
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Halonganan dan Kecamatan Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kotapinang, Kampung Rakyat, Torgamba, Sungai Kanan, dan Kecamatan Silangkitang. Dengan ibu kota kabupaten adalah Kotapinang. Adapun luas keseluruhan Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 3.116 km2.
III.4 Metodologi Penelitian
III.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh faktor - faktor untuk melakukan evaluasi kinerja jaringan jalan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa :
III.5.1 Data Primer
Data yang dikumpulkan langsung dari obyek yang diteliti dan berasal dari pengamatan langsung dimana peristiwa terjadi. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil survei geometrik, survei kecepatan dan survei road condition index (RCI).
1. Survei Geometrik Jalan
Survei geometrik jalan adalah survei yang memberikan informasi tentang nama jalan, lebar jalan, lebar bahu dan bagian jalan lainnya serta kondisi sekitar jalan. Minimal dilaksanakan oleh 2 orang dan waktu survei bisa dilakukan kapan saja. Pada penelitian ini data geometrik diambil dari seluruh ruas jalan yang berjumlah 69 ruas jalan.
2. Survei Kecepatan
tertentu, biasanya antara 100 – 200 meter yang diukur secara akurat, pada setiap ujung titik yang ditetapkan berdiri 1 (satu) orang pengamat. Pengamat pertama menurunkan tangannya begitu sebuah kendaraan yang diukur kecepatannya melewatinya dan pengamat kedua menjalankan stopwatch . Pengamatkedua kemudian menghentikan stopwatch begitu kendaraan tersebut melewati dan kemudian mencatat waktu tempuh kendaraan yang diamati, dimana data minimum 10 s.d 50 sampel (Soedirdjo,2002,91).
Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh ruas jalan yang ada di kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu: 69 ruas jalan dilaksanakan bersamaan survey lalu lintas jalan dan posisi pengambilan data 100 m setelah ruas jalan tersebut.
3. Survei Volume Lalu Lintas
Survei volume dilakukan 1 jam disetiap ruas jalan yang sudah ditetapkan sebagai lokasi penelitian yaitu kecamatan Torgamba dan kecamatan Kampung Rakyat yang berjumlah 18 ruas jalan. Dimana teknik survei dengan cara manual menggunakan traffic counter dan formulir survei.
Dalam menentukan waktu survei, terdapat beberapa kondisi yang harus dihindari, yaitu:
Libur, pekan raya, kunjungan pejabat negara, dan acara khusus yang dapat mempengaruhi ruas jalan studi.
Cuaca tidak normal
4. Survei Visual road condition index (RCI)
RCI merupakan salah satu metode untuk mendapatkan nilai IRI (international roughness index) dengan cara visual yaitu melihat langsung keadaan jalan dan memberikan nilai terhadap jalan tersebut.pada penelitian ini dilakukan pada 18 ruas jalan di kecamatan Torgamba dan Kampung Rakyat dimana caranya, adalah: ( Permen PU 01/PRT/M/2014)
Jika menggunakan metode visual (RCI), maka diperlukan minimal 3 (tiga) orang surveyor dengan tujuan untuk menghindari peniliaian yang subjektif sehingga dapat diambil nilai rata – ratanya.
Metode visual ini dilakukan dengn cara menaksirkan berdasarkan persepsi masing – masing surveior terhadap kondisi permukaan perkerasaan yang diinterpretasikan dengan nilai RCI. Kemudian nilai RCI tersebut dirata – ratakan dari hasil interpretasikan masing – masing surveior, sehingga akan diperoleh 1 (satu) nilai RCI untuk jalan di segmen – segmen tertentu. Selanjutnya, nilai RCI hasil rata – rata tersebut dikonversikan ke nilai IRI dengan menggunkan hubungan antara nilai RCI dan nilai IRI, dengan persamaan sebagai berikut:
RCI = 10 EXP (1) – 0,094 IRI sehingga IRI = Ln (RCI/10)
-0,94
Dimana :
IRI = international roughness index
EXP (1) = bilangan e = 2,718281828182
Tabel III.1 : Hubungan Kondisi Jalan dengan nilai Road condition index (RCI)
III.5.2 Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dari pihak ketiga atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian ini dilakukan. Data dalam penelitian ini berupa data instansional dari sejumlah instansi terkait di wilayah Kota Labuhanbatu Selatan. Data yang diperlukan antara lain:
1. Data Sosial Ekonomi
Torgamba adalah kecamatan yang mempunyai penduduk terbanyak, yakni 103.362 jiwa, diikuti kecamatan Kotapinang sebanyak 56.102 jiwa di urutan kedua, dan sebaliknya kecamatan terendah jumlah penduduknya yakni 29.317 jiwa adalah kecamatan Silangkitang. Kecamatan Kotapinang merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan penduduk mencapai 116 jiwa/km2 dan kecamatan Kampung Rakyat merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling kecil sebesar 75 jiwa/km2.
Komposisi penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan secara umum didominasi kelompok penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun), yakni sebesar 179.703 jiwa (62,04%). Sedangkan penduduk usia 0 - 14 tahun berjumlah 103.815 jiwa (35,84%) dan sekitar 6.137 jiwa (2,12%) penduduk usia lanjut. Di bawah ini akan diberikan penjelasan dalam bentuk tabel.
Tabel III.2 : Jumlah Penduduk per kecamatan dari tahun2000,2010,2011,2012 dan 2013
No. Kecamatan
Penduduk
2000 2010 2011 2012 2013
1 Sungai kanan 34.418 45.407 45.832 46.644 47.512 2 Torgamba 76.376 99.010 99.936 101.593 103.362 3 Kotapinang 42.898 53.954 54.458 54.254 56.102 4 Silangkitang 23.023 28.282 28.919 28.919 29.317 5 Kampung Rakyat 38.797 51.020 51.497 52.399 53.362 Jumlah 215.512 277.673 280.642 283.809 289.655
Tabel III.3 : Jumlah penduduk dan kepadatannya per kecamatan tahun 2013
No. Kecamatan Luas (Km2) Desa/Kel Penduduk RT Kepadatan
1 Sungai kanan 484,35 9 47.512 10.964 98
2 Torgamba 1.136,40 14 103.362 25.135 91
3 Kotapinang 482,40 10 56.102 12.926 116
4 Silangkitang 303,70 6 29.317 7.419 97
5 Kampung Rakyat 709,15 15 53.362 13.585 75
Jumlah 3.116,00 54 289.655 70.029 95
Sumber: BPS Labuhanbatu Selatan
Luas wilayah 5 kecamatan di Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini, beserta dengan ratio perbandingannya terhadap luas total dalam bentuk persen. Dimana wilayah terluas berada di Kecamatan Torgamba, kecamatan Torgamba ini merupakan daerah atau lokasi perkebunan yang paling banyak atau yang paling luas dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Labuhanbatu Selatan
Tabel III.4 : Tabel luas wilayah
No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Rasio terhadap luas total
1 Sungai kanan 484,35 15,54
2 Torgamba 1.136,40 36,47
3 Kotapinang 482,40 15,48
4 Silangkitang 303,70 9,75
5 Kampung rakyat 709,15 22,76
Jumlah 3.116,00 100,00
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran kinerja makro kegiatan ekonomi di suatu wilayah. PDRB suatu wilayah menggambarkan struktur ekonomi daerah, peranan sektor – sektor ekonomi dan pergeserannya yang didasarkan pada PDRB atas dasar harga berlaku. Disamping itu PDRB menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi baik secara total maupun per sektor dengan membandingkan PDRB tahun berjalan terhadap PDRB tahun sebelumnya menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Labuhanbatu Selatan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2012 sebesar 7.984.435,15 juta rupiah. Sektor industri pengolahan merupakan faktor utama dengan peranan mencapai 49,01 % . Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian sebesar 24,97 % serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,05 %.sementara sektor – sektor lainnya hanya memberikan total kontribusi sebesar 9,97 % terhadap perekonomian di kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Tabel III.5 : PDRB kabupaten Labuhanbatu Selatan 2008 – 2012
2. Data Prasarana dan Operasi Jalan
a. Panjang jalan menurut fungsi, status, kondisi
Jarak ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten, dimana ibukota kabupaten Labuhanbatu Selatan, adalah: Kota Pinang beserta jumlah desa dan kelurahannya adalah sebagai berikut :
Tabel. III.6: Tabel jarak kecamatan ke ibukota kabupaten No
Sementara menurut kondisinya, jalan kabupaten yang dalam keadaan baik adalah 84,62 Km, keadaan sedang 84,62 Km, keadaan rusak 327,26 Km dan keadaan rusak berat sepanjang 20,15 Km.
Tabel III.7 : Panjang jalan berdasarkan pemerintahan yang berwenang 2010 – 2012
No. Jenis Jalan Panjang jalan (Km)
2010 2011 2012
1 Jalan Negara 99 99 99
2 Jalan Provinsi 39 39 39
3 Jalan Kabupaten 528,81 528,81 528,81
Jumlah 666,81 666,81 666,81
(sumber : BPS Labuhanbatu Selatan)
Tabel III.8 : Panjang jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan 2010 – 2012
No. Jenis Permukaan
Jalan Kabupaten
2010 2011 2012
1 Diaspal 188,82 188,82 188,82
2 Kerikil 155,80 155,80 155,80
3 Tanah 184,79 184,79 184,79
4 Lainnya - - -
Jumlah 528,81 528,81 528,81
Tabel III.9 : Panjang jalan kabupaten berdasarkan kondisi jalan 2010 – 2012
No. Kondisi Jalan
Panjang jalan
2010 2011 2012
1 Baik 84,62 84,62 84,62
2 Sedang 96,78 96,78 96,78
3 Rusak 327,26 327,26 327,26
4 Rusak Berat 20,15 20,15 20,15
Jumlah 528,81 528,81 528,81
(sumber BPS Labuhanbatu Selatan)
Tabel III.10 : Panjang jalan menurut kecamatan dan kondisi jalan 2012
No. Kecamatan
Panjang Jalan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1 Sungai Kanan 19,80 11,50 87,20 -
2 Torgamba 10,17 24,23 78,80 8,10
3 Kotapinang 16,50 4,80 8,40 -
4 Silangkitang 35,85 6,60 57,65 -
5 Kampung Rakyat 2,30 49,65 95,21 12,05
Jumlah Total 84,62 96,78 327,26 20,15
(sumber BPS Labuhanbatu Selatan)
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas barang dari suatu daerah ke daerah lain. Jumlah ruas jalan di kabupaten Labuhanbatu selatan adalah 69 ruas jalan yang tersebar pada 5 kecamatan. Tabel berikut memberikan informasi nama ruas jalan, status jalan, fungsi jalan dan kelas jalan. Dan merupakan lokasi penelitian dimana akan dilaksanakan survei yang meliputi : Survei geometrik jalan, survei kecepatan, survei volume lalu lintas dan survei visual.
3. Data Peta
a. Peta dasar kewilayahan b. Peta dasar prasarana jalan
III.6 Analisis Standar pelayanan minimal (SPM) Jalan
Data yang diperlukan untuk melakukan analisis ini adalah:
1. Luas wilayah secara keseluruhan
2. Total panjang jalan yang ada di wilayah tersebut 3. Jumlah penduduk
4. PDRB/kapita
belum dapat memenuhi kebutuhan aksesibilitas dan mobilitas yang berarti panjang jalan yang ada belum mencukupi.
Aksesibiltas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan di wilayah yang dilayani jalan. Dievaluasi dengan keterhubungan antar PK oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani.
Aksesibilitas = Panjang jalan Luas Wilayah
Mobiltas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan per-individu masyarakat yang melakukan perjalanan melalui jalan untuk mencapai tujuannya. Nilai mobilitas adalah rasio antara jumlah total panjang jalan yang menghubungkan semua pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk yang ada dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai dengan statusnya, dinyatakan dalam satuan km/(10.000 jiwa).
Mobilitas = Panjang Jalan Jumlah Penduduk
Tabel III.11: Standar pelayanan minimal jalan
Nilai Minimal dari SPM Jaringan Jalan
Indeks aksesbilitas (km/km²) pencapaian minimal 60 %
Kepadatan penduduk Minimal Indeks Aksesbilitas
(jiwa/km²) (km/km²)
a. Sangat tinggi>5000 a. > 5,00 b. Tinggi>1000 b. >1,50 c. Sedang>500 c. >0,50 d. Rendah>100 d. >0,15 e. Sangat rendah<100 e. >0,05
Indeks mobilitas (km/1000 penduduk) pencapaian minimal 100%
PDRB perkapita Minimal indeks mobilitas
(jutaRp/kap/th) (km/1000 penduduk)
Tabel III.12 : Syarat pelayanan minimal ruas jalan
No. Nama Ruas Jalan Status Fungsi Kelas Ketrangan
KECAMATAN SUNGAI KANAN
1. Sp. Ranto Jior – Hajoran –Hutagodang Kabupaten Kolektor Primer II
2. Sampean – Marsonja –Bargot Topong - Patihe Julu -Sp.Maropat –
Hasahatan -Batas paluta Kabupaten Kolektor Primer II
3. Ranto Jior - Sigadung Laut - Ujung Gading Kabupaten Kolektor Sekunder III 4. Ujung Gading – Singkam -Tapian Nadenggan Kabupaten Kolektor Sekunder III 5. Ujung Gading - Tapian Nadenggan - Batang Gogar Kabupaten Kolektor Sekunder III
6. Tapian Nadenggan -Sp.Pintu Padang Kabupaten Kolektor Sekunder III
7. Hutagodang - Sp.Pintu Padang - Aek Korsik - Parimburan-Sampean Kabupaten Kolektor Sekunder III 8. Marsonja – Sibadar - Binaga Tualang - Padang Ri –Rondaman -
Sinjoman Aek Gambir - Mandala-Sihalombuk - Batas Paluta Kabupaten Kolektor Primer III
9. Aek Korsik - Batu Porkas-Batas Paluta Kabupaten Kolektor Sekunder III
11. Hutagodang - Tanjung Marulak - Batas Labuhan Batu Kabupaten Kolektor Sekunder III
12. Aek Tobang –Banyumas -Tanjung Beringin Kabupaten Kolektor Sekunder II
13. Tandikat - Pasir Putih-Bintais Kabupaten Kolektor Sekunder III
14. Sp.Tiga Kotapinang-Batas Paluta Kabupaten Arteri Sekunder II
KECAMATAN SILANGKITANG
15. Batas Labuhanbatu (Kp.Dalam)-Aek Goti (Silangkitang)-Salingsing Kabupaten Kolektor Primer III
16. Salingsing - Normark – Sp.Mampang Kabupaten Kolektor Primer III
17. Batas Labuhanbatu – Rintis – Ujung Padang – Ulumahuam – Salingsing Kabupaten Kolektor Primer III 18. Aek Goti - Tanjung Beringin - Aek Tinga - Simandiangan - Kabupaten Kolektor Sekunder II
19. Salingsing – Aek Kulim – Aek Tinga Kabupaten Kolektor Sekunder III
20. Aek Tinga - Karang Sari Kabupaten Kolektor Sekunder III
21. Ulu Mahuam – Paya Mambang – Sukadame –Batas Labuhanbatu –
Tugu Sari – Blok Songo Kabupaten Kolektor Sekunder III
22. Rintis – Sukadame Kabupaten Kolektor Sekunder III
KECAMATAN KOTAPINANG 23. Padang Ri – Simatahari – Babussalam – Aek Hije – Bato Ajo Kabupaten Kolektor Sekunder III 24. Sp. Jalan Propinsi – Bagun Jadi- Perk.Nagodang Kabupaten Kolektor Sekunder III
25. Jl. Kalapane Kabupaten Kolektor Sekunder III
26. Jl. Mesjid Kabupaten Kolektor Sekunder III
27. Jl. Kampung Raja Kabupaten Kolektor Sekunder III
28. Jl. Kampung Pulo Kabupaten Lokal Primer III
29. Jl. Kampung Jawa Kabupaten Lokal Primer III
30. Jl. Ahmad Yani Kabupaten Lokal Primer III
31. Jl. Istana Kabupaten Lokal Primer III
32. Jl. Hm Yamin Kabupaten Lokal Primer III
33. Jl. Lobu Kabupaten Lokal Primer III
34. Jl. Pancasila Kabupaten Lokal Primer III
36. Jl. Lobu (PAM) Kabupaten Lokal Primer III
37. Jl. Bilal Kabupaten Lokal Primer III
38. Jl. Tomotua Kabupaten Kolektor Sekunder II
39. Jl. Kampung Malim Kabupaten Lokal Primer III
40. Jl. Labuhan Baru (simp.SUZUKI) Kabupaten Lokal Primer III
41. Jl. Kp. Baru I Kabupaten Lokal Primer III
42. Jl. Kp. Baru II Kabupaten Lokal Primer III
43. Jl. Kp. Baru III Kabupaten Lokal Primer III
44. Jl. Perjuangan Kabupaten Lokal Primer III
45. Jl. Halim Kabupaten Lokal Primer III
46. Jl. Kp.Banjar I Kabupaten Lokal Primer III
47. Jl. Kp.Banjar II Kabupaten Kolektor Sekunder II
48. Batas Labuhan Batu – Kotapinang – Batas Propinsi Riau Nasional Arteri Primer I
50. Blok Songo – Simaninggir Kabupaten Arteri Sekunder II
51. Sisumut – Bunut – Asam Jawa Kabupaten Arteri Sekunder II
KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT
52. Sp.Jalan negara – Tanjung Medan – Tanjung Mulia – Batang Seponggol Kabupaten Kolektor Primer II
53. Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu Kabupaten Kolektor Primer III
54. Sp. Jalan Negara – Perlabian – Lohsari – Persiluangan Kabupaten Kolektor Sekunder III
55. Sp. Tanjung Medan Pekan – Perlabian Kabupaten Kolektor Sekunder III
56. Sp. Jalan Negara (Sp. Kayu Manis) – Air Merah – Tanjung Medan Kabupaten Lokal Primer III
57. Tanjung Medan – Pardomuan Kabupaten Lokal Primer III
58. Batang Saponggil – Bunut Kabupaten Kolektor Primer III
KECAMATAN TORGAMBA
59. Sp. Sungai pinang – Tasik Rejo – Batu Ajo Kabupaten Kolektor Sekunder III 60. Sp. Jalan Negara (Sp. Asam Jawa) – Sumberjo – Batang Saponggol –
61. Sp. Sukajadi – Sapilpil – Sp.Teluk Rampah – Bangai – Sp. Limun –
Rasau – Aek Torop - Cikampak Kabupaten Kolektor Sekunder II
62. Sp. Teluk Rampah – Teluk Rampah Kabupaten Kolektor Sekunder II
63. Cikampak – Bis II – Kp. Baru – Pinang Damai – Sp. Pinang Awan Kabupaten Kolektor Sekunder II
64. Cikampak – Aek Torop Kabupaten Kolektor Sekunder III
65. Cikampak – Jl. Asahan Kabupaten Kolektor Sekunder III
66. Sp. Anggrek – Aek Raso Kabupaten Kolektor Sekunder III
67. Aek Raso – Bukit Tujuh – Batas Tapsel Kabupaten Kolektor Primer III
68. Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) – Cindur Kabupaten Kolektor Primer II
69. Cindur – Sei Meranti Kabupaten Kolektor Primer III
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
IV.1 Standar pelayanan minimal (SPM) Jalan
Standar pelayanan minimal (SPM) telah ditetapkan pada peraturan PP No. 34 tahun 2006 yang menerangkan bahwa Standar pelayanan minimal (SPM) jalan, ialah: ukuran teknis fisik jalan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang harus dipenuhi oleh setiap jaringan jalan dan ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan tersebut, melalui penyediaan prasarana jalan.
Kriteria SPM Jalan meliputi Kriteria SPM untuk jaringan jalan, dan kriteria SPM untuk ruas jalan.
1. Kriteria SPM Jaringan Jalan a. Aksesibilitas
b. Mobilitas c. Keselamatan
2. Kriteria SPM Ruas Jalan a. Kecepatan
b. Kondisi jalan
IV.2 Kriteria Standar pelayanan minimal (SPM) Jaringan Jalan
IV.2.1 Aksesbilitas
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan di dalam wilayah yang dilayani jalan, dievaluasi dari keterhubunganan antar PK oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani. Dapat disimpulkan merupakan hasil pembagian jumlah panjang jalan yang baik dibagi dengan jumlah luas wilayah tinjauan studi. Berikut adalah hasil perhitungan aksessibilitas per kecamatan dengan menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Labuhanbatu selatan.
Aksessibilitas =
Dimana : Panjang jalan yang baik = penjumlahan panjang jalan baik dan sedang (Km)
Luas daerah = luas wilayah studi (Km2)
Data luas wilayah per kecamatan didapat dari data sekunder yang berasal dari BPS Labuhanbatu Selatan
Tabel IV.1 : Luas wilayah dan kepadatan penduduk
No. Kecamatan Luas (Km2) Kepadatan penduduk (jiwa/Km2) 1 Sungai kanan 484,35 98
No. Kecamatan aksessibilitas Kabupaten Labuhanbatu selatan. Disajikan satu perhitungan di kecamatan Sungai Kanan dan Torgamba dan hasil berikutnya disajikan dalam tabel V.3.
Hasil analisa perhitungan aksessibilitas di Kecamatan Sungai Kanan Aksessibilitas =
= 31,30 Km
484,38 Km2 = 0,065 Km/Km2.
3 Kotapinang 0,717 21,30 482,40 0,04
4 Silangkitang 0,424 42,45 303,70 0,14
5 Kampung Rakyat 0,326 51,95 709,15 0,07
Sedangkan nilai aksessibilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah total jalan baik dibagikan dengan luas total kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dapat dlilihat pada perhitungan, berikut:
Hasil analisa perhitungan aksessibilitas Kabupaten Labuhanbatu Selatan Aksessibilitas =
= 181,4 Km
3.116 Km2 = 0,058 Km/Km2.
Indikator aksessibilitas untuk kinerja jaringan jalan dapat dilihat dari kepadatan penduduk yang dikaitkan dengan nilai perhitungan aksessibilitas itu sendiri. Nilai kepadatan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 95 penduduk/km2 ini menunjukkan nilai kepadatan penduduk yang sangat rendah < 100 dengan nilai aksessibilitas minimum adalah 0,05 Km/Km2. Sehingga memenuhi Standar pelayanan minimal (SPM) jaringan Jalan( 0,058 > 0,05) Dapat dilihat syarat indikator aksessibilitas pada tabel V.4 berikut:
Tabel IV.4 : Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal untuk aksessibilitas Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal.
Indeks Aksessibilitas
No. Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km2) Minimal Aksessibilitas
Tabel IV.5 : Hasil perhitungan nilai Aksessibilitas jaringan jalan Kabupaten Labuhanbatu
Sedangkan pencapaian indeks aksesibilitas yang dicapai oleh kabupaten Labuhanbatu Selatan, adalah:
% pencapaian aksessibilitas = Ʃ Jalan penghubung PK yang baik Ʃ Panjang total jalan penghubung PK
= 181 km x 100 % = 34,3 % 528,81 km
IV.2.2 Mobilitas
Mobilitas adalah ukuran kualitas pelayanan jalan diukur oleh kemudahan per individu masyarakat melakukan perjalanan melalui jalan untuk mencapai tujuannya .Jalan yang digunakan oleh sejumlah orang, akan dirasakan berbeda atau berkurang kemudahannya jika digunakan oleh jumlah orang yang lebih banyak. Ukuran mobilitas adalah panjang jalan dibagi oleh jumlah orang yang dilayaninya.Dalam konteks jaringan jalan, mobilitas jaringan jalan dievaluasi dari keterhubungan antar PK (Pusat Kegiatan) dalam wilayah yang dilayani oleh jaringan jalan sesuai statusnya dan banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani oleh jaringan jalan tersebut. Nilai mobilitas adalah rasio antara jumlah total panjang jalan yang menghubungkan semua pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk yang ada di dalam wilayah yang harus dilayani jaringan jalan sesuai dengan statusnya, dinyatakan dengan satuan Km/(10 000 jiwa). Dimana dirumuskan, sebagi berikut:
Mobilitas =
Keterangan: Panjang jalan = Jumlah total panjang jalan
Jumlah penduduk = Jumlah total penduduk di wilayah studi.
Untuk dapat menganalisa mobilitas maka dilampirkan data jumlah penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam bentuk tabel. Data ini bersumber dari data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Labuhanbatu Selatan, sebagai berikut :
Tabel IV.6 : Jumlah Penduduk di Labuhanbatu Selatan. No
. Kecamatan
Penduduk
2000 2010 2011 2012 2013 2014
1 Sungai kanan 34.418 45.407 45.832 46.644 47.512 *48.130 2 Torgamba 76.376 99.010 99.936 101.593 103.362 *104.653 3 Kotapinang 42.898 53.954 54.458 54.254 56.102 *56.252 4 Silangkitang 23.023 28.282 28.919 28.919 29.317 *29.635 5 Kampung Rakyat 38.797 51.020 51.497 52.399 53.362 *54.052 Jumlah 215.512 277.673 280.642 283.809 289.655 292.772
*hasil perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2014 didapat dari pendekatan regresi dengan menggunakan bantuan M. Office Excel.
Dari data di atas dapat dihitung nilai mobilitas per kecamatan maupun mobilitas Kabupaten Labuhanbatu selatan. Disajikan satu perhitungan di kecamatan Sungai Kanan berikutnya disajikan dalam tabel V.7.
Hasil analisa perhitungan mobilitas di Kecamatan Sungai Kanan Mobilitas =
10000 Jiwa
=
Tabel IV.7 : Hasil perhitungan nilai mobilitas per kecamatan kabupaten Labuhanbatu Selatan
Sedangkan nilai mobilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah total jalan baik dibagikan dengan total jumlah penduduk kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dapat dlilihat pada perhitungan, berikut:
Hasil analisa perhitungan mobilitas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Mobilitas =
10000 Jiwa
=
= 6,19 Km/ 10.000 jiwa
Tabel IV.8 : Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal untuk mobilitas Nilai Minimal dari Standar Pelayanan Minimal.
Indeks Mobilitas (Km/10.000 jiwa) Tabel IV.9 :PDRB kabupaten Labuhanbatu Selatan PDRB (Juta Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
2,5586 2,6850 2,8357 3,0095 3,2000 *3,3622 *3,5341 * hasil perhitungan PDRB pada tahun 2013 – 2014 didapat dari pendekatan regresi dengan menggunakan bantuan M. Office Excel.
% Pencapaian SPM mobilitas akhir tahun 2014 : Mobilitas 2010 =
10000 Jiwa
=
= 6,53 Km/ 10.000 jiwa
% Pencapaian SPM mobilitas akhir tahun 2014 = 6,19 /6,53 x 100% =94,5 % IV.2.3 Keselamatan / Indeks Kecelakaan.
keselamatan jalan. Suatu ruas jalan akan disebut memenuhi SPM keselamatan jika jalan tersebut dibangun sesuai dengan rencana teknisnya sehingga layak untuk dioperasikan kepada umum.
Secara ringkas, jaringan jalan yang memenuhi SPM keselamatan adalah jaringan jalan yang ruas-ruasnya dibangun sesuai dengan rencananya dan layak dioperasikan kepada umum serta memiliki dokumen teknis lengkap yang menjamin kejelasan hokum bagi pengoperasian jalan tersebut. Berikut adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi di kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Tabel IV.11 : Jumlah kecelakaan dan Korban kecelakaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun Jumlah Kecelakaan
Korban
Meninggal Luka Berat Luka Ringan
2008 203 144 208 221
2009 67 40 68 45
2010 130 57 94 168
2011 175 98 159 167
2012 212 77 156 303
nilainya. Dari data diatas diketahui bahwa jumlah kecelakaan yang terjadi adalah 212 kecelakaan maka indeks kecelakaannya adalah
Indeks kecelakaan = Kecelakaan
10000 km
= 212
10000 km
= 0,0021
IV.3 Kriteria Standar pelayanan minimal (SPM) Ruas Jalan.
IV.3.1 Kecepatan
Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14 TAHUN 2006 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu, dinyatakan dalam kilometer/jam. Diambil dengan cara menggunakan kecepaatan lalu lintas rata-rata kendaraan pertama sampai dengan sepuluh (1- 10). Untuk perhitungan kecepatan didapat dari nilai rata – rata kecepatan survei yang dihitung dengan menggunakan kajian MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia).
Bentuk umum perhitungan Kecepatan arus bebas mempunyai rumusan, sebgai berikut:
V = L/TT
Dimana : V = Kecepatan ruang rata – rata kendaraan (Km/jam)
L = Panjang segmen (Km)
Disajikan perhitungan pada ruas jalan Sp. Ranto Jior – Hajoran – Hutagodang di kecamatan Sungai Kanan sebagai contoh untuk analisa kecepatan, hasil perhitungan lainnya disajikan dalam tabel V.13.
Sedangkan tabel V.12 menunjukkan hasil perhitungan survei kecepatan dimana jarak pengamatan diambil 100 m. Dengan menggunakan stopwatch diketahui waktu tempuh dan didapat hasil kecepatan dalam satuan (m/s) dikonversikan menjadi satuan (km/jam).
Tabel IV.12 : Pengolahan hasil survei kecepatan pada ruas jalan Sp. Jior – Hajoran – Hutagodang.
No Kendaraan Ke - L (meter) TT( detik) V (m/s) V (Km/jam)
1 Kend. 1 100 9 11,1 40
2 Kend. 2 100 6,8 14,7 53
3 Kend. 3 100 12,0 8,3 30
4 Kend. 4 100 6,3 15,8 57
5 Kend. 5 100 8,6 11,7 42
6 Kend. 6 100 6,2 16,1 58
7 Kend. 7 100 10,0 10 36
8 Kend. 8 100 6,7 15 54
9 Kend. 9 100 6,7 15 54
10 Kend. 10 100 10,0 10 36
Sumber : Hasil Survei Kecepatan
Hasil Analisa perhitungan kecepatan adalah Diambil dengan cara menggunakan kecepaatan lalu lintas rata-rata kendaraan pertama sampai dengan sepuluh (1- 10).
V = (40 + 53 + 30 + 57 + 42 + 58 + 36 + 54 + 54 +36) km/jam = 46 km/ jam. 10
Tabel IV.13 : Tabel syarat kecepatan minimal untuk jalan berdasarkan fungsi jalan Kemantapan layanan jalan
Nilai VCR ruas jalan maksimal 0,85 dengan syarat:
Fungsi Jalan Kecepatan minimal
(AKL) (Km/jam)
Berikut adalah hasil analisa hasil survei kecepatan dengan mengambil nilai rata – rata 10 kecepatan kendaraan yang diamati
Tabel IV.14 Hasil perhitungan kecepatan rata – rata dari 10 kendaraan yang diamati setiap ruas jalan.
Kecepatan Kendaraan (Km/jam) KECEPATAN
RATA – RATA
No. Nama Jalan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KECAMATAN SUNGAI KANAN
1 Sp. Ranto Jior – Hajoran –Hutagodang 40 53 30 57 42 58 36 54 54 36 46
2 Sampean – Marsonja –Bargot Topong Patihe Julu
-Sp.Maropat – Hasahatan -Batas paluta 50 30 60 40 30 60 70 50 40 50 48
3 Ranto Jior - Sigadung Laut - Ujung Gading 56 64 55 45 76 64 60 54 76 50 60
4 Ujung Gading – Singkam -Tapian Nadenggan 41 59 45 35 52 38 43 57 50 50 47
5 Ujung Gading - Tapian Nadenggan - Batang Gogar 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
6 Tapian Nadenggan -Sp.Pintu Padang 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
7 Hutagodang - Sp.Pintu Padang - Aek Korsik -
Parimburan-Sampean 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
8
Marsonja – Sibadar - Binaga Tualang - Padang Ri – Rondaman - Sinjoman Aek Gambir - Mandala-Sihalombuk - Batas Paluta
45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
10 Parimburan – Sipilpil 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
11 Hutagodang - Tanjung Marulak - Batas Labuhan Batu 56 64 55 45 76 64 60 54 76 50 60
12 Aek Tobang –Banyumas -Tanjung Beringin 41 59 45 35 52 38 43 57 50 50 47
13 Tandikat - Pasir Putih-Bintais 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
14 Sp.Tiga Kotapinang-Batas Paluta 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
KECAMATAN SILANGKITANG
15 Batas Labuhanbatu (Kp.Dalam)-Aek Goti
(Silangkitang)-Salingsing 41 59 45 35 52 38 43 57 50 50 47
16 Salingsing - Normark – Sp.Mampang 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
17 Batas Labuhanbatu – Rintis – Ujung Padang – Ulumahuam –
Salingsing 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
18 Aek Goti - Tanjung Beringin - Aek Tinga - Simandiangan - 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
19 Salingsing – Aek Kulim – Aek Tinga 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
20 Aek Tinga - Karang Sari 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
21 Ulu Mahuam – Paya Mambang – Sukadame –Batas
Labuhanbatu – Tugu Sari – Blok Songo 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
22 Rintis – Sukadame 56 64 55 45 76 64 60 54 76 50 60
23 Padang Ri – Simatahari – Babussalam – Aek Hije – Bato Ajo 41 59 45 35 52 38 43 57 50 50 47
24 Sp. Jalan Propinsi – Bagun Jadi- Perk.Nagodang 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
25 Jl. Kalapane 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
26 Jl. Mesjid 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
27 Jl. Kampung Raja 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
28 Jl. Kampung Pulo 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
29 Jl. Kampung Jawa 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
30 Jl. Ahmad Yani 56 64 55 45 76 64 60 54 76 50 60
31 Jl. Istana 40 53 30 57 42 58 36 54 54 36 46
32 Jl. Hm Yamin 50 30 60 40 30 60 70 50 40 50 48
33 Jl. Lobu 56 64 55 45 76 64 60 54 76 50 60
34 Jl. Pancasila 41 59 45 35 52 38 43 57 50 50 47
35 Jl. Lobu (45) 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
37 Jl. Bilal 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
38 Jl. Tomotua 45 45 52 58 37 43 53 57 64 46 50
39 Jl. Kampung Malim 43 47 53 37 37 33 41 69 57 43 46
40 Jl. Labuhan Baru (simp.SUZUKI) 54 46 43 47 54 36 34 53 57 40 46,4
41 Jl. Kp. Baru I 20 30 10 10 20 30 30 20 20 20 21
42 Jl. Kp. Baru II 40 20 30 40 20 10 30 40 20 30 28
43 Jl. Kp. Baru III 30 40 40 40 50 10 60 40 30 40 38
44 Jl. Perjuangan 40 40 30 30 40 20 20 20 30 40 31
45 Jl. Halim 40 40 40 30 20 20 20 40 20 20 29
46 Jl. Kp.Banjar I 30 30 20 30 40 30 30 20 20 20 27
47 Jl. Kp.Banjar II 40 40 40 30 20 20 20 20 30 30 29
48 Batas Labuhan Batu – Kotapinang – Batas Propinsi Riau 40 80 60 70 80 100 80 60 60 70 70
49 Simaninggir – Asam Jawa 60 60 70 70 80 80 60 60 70 60 67
50 Blok Songo – Simaninggir 60 70 70 80 80 80 60 70 70 70 71
51 Sisumut – Bunut – Asam Jawa 60 60 70 80 80 90 90 80 70 70 75
KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT
52 Sp.Jalan negara – Tanjung Medan – Tanjung Mulia 60 60 60 70 60 60 70 70 80 50 64
54 Sp. Jalan Negara – Perlabian – Lohsari – Persiluangan 50 50 40 40 40 40 50 30 30 30 40
55 Sp. Tanjung Medan Pekan – Perlabian 30 30 40 30 30 40 40 30 30 30 33
56 Sp. Jalan Negara (Sp. Kayu Manis) – Air Merah – Tanjung
Medan 60 60 60 70 70 70 60 60 60 60 63
57 Tanjung Medan – Pardomuan 40 40 50 50 50 60 60 50 50 60 51
58 Batang Saponggil – Bunut 40 30 30 30 30 40 60 60 60 60 44
KECAMATAN TORGAMBA
59 Sp. Sungai pinang – Tasik Rejo – Batu Ajo 22 30 27 30 30 30 25 28 46 43 31,1
60 Sp. Jalan Negara (Sp. Asam Jawa) – Sumberjo – Batang
Saponggol – Teluk Panji – Sidomulyo 26 30 30 30 30 24 27 25 28 27 27,7
61 Sp. Sukajadi – Sapilpil – Sp.Teluk Rampah – Bangai – Sp.
Limun – Rasau – Aek Torop - Cikampak 30 37 30 28 27 40 43 37 38 38 34,8
62 Sp. Teluk Rampah – Teluk Rampah 60 60 30 40 40 60 50 50 50 50 49
63 Cikampak – Bis II – Kp. Baru – Pinang Damai – Sp. Pinang
Awan 22 30 27 30 30 30 25 28 46 43 31,1
64 Cikampak – Aek Torop 26 30 30 30 30 24 27 25 28 27 27,7
65 Cikampak – Jl. Asahan 30 37 30 28 27 40 43 37 38 38 34,8
66 Sp. Anggrek – Aek Raso 32 28 26 26 32 27 28 26 27 29 28,1
68. Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) – Cindur 31 31 27 25 26 29 32 27 24 26 27,8
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai kecepatan rata – rata melebihi syarat dari standar pelayanan minimal (SPM) ruas jalan kriteria kecepatan yang terdapat pada tabel V.11 (kecepatan rata – rata > 25 km/jam). Namun nilai kecepatan rata – rata terendah terdapat di kecamatan Torgamba dimana kondisi jalannya masih banyak jalan dengan permukaan lapisan tanah. Sedangkan kecepatan rata – rata tertinggi terdapat pada kecamatan Kotapinang dimana Kotapinang merupakan ibukota yang jalannya telah banyak terbuat dari lapisan permukaan hotmix/ aspal. Sehingga standar pelayanan minimal jalan (SPM) ruas jalan telah memenuhi syarat minimal.
IV.3.2 Kondisi Jalan
Kondisi jalan pada standar pelayanan minimal (SPM) jalan dipengaruhi oleh lebar jalan dan IRI jalan. Untuk mendapatkan lebar jalan maka dilakukan survei geometrik jalan pada ruas jalan yang diamati, mencakup : lebar jalan, lebar bahu, panjang jalan, dan lain – lain dan untuk mendapatkan volume lalu lintas dilakukan survei lalu lintas. Sedangkan untuk mendapatkan nilai IRI / kerataan jalan dapat dilaksanakan dengan beberapa metode, mencakup : Metode perhitungan IRI dengan alat NAASRA, Romdas dan Rougmeter dan metode perhitungan iri dengan visual yaitu hasil pengamatan langsung dilapangan dengan mengacuh kepada nilai RCI (Permen PU no 01/PRT/M/2014). Berdasarkan tingkat IRI jalan, kondisi jalan terbagi menjadi :
Untuk jalan aspal (paved) : baik (IRI < 4); sedang (IRI > 4 s.d IRI ≤ 8); Rusak ringan ( IRI > 8 s.d IRI ≤ 12) dan rusak berat (IRI ≥ 12)
Untuk jalan tanah / kerikil (unpaved) : baik (IRI ≤ 10); sedang (IRI > 10 s.d IRI ≤
12); Rusak ringan ( IRI > 12 s.d IRI ≤ 16) dan rusak berat (IRI ≥ 16)
Pada penelitian ini wilayah studi dipersempit karena alasan keterbatasan waktu dan biaya. Sehingga pengamatan hanya dilakukan di wilayah kecamatan Torgamba dan Kampung Rakyat. Alasan pemilihan kecamatan ini adalah karena persentase jalan yang baik sangatlah kecil sedangkan daerah ini memiliki penghasilan pertanian yang cukup baik, terutama tandan sawit dan CPO. Berikut ini akan dikaji nilai kondisi jalan dengan melampirkan hasil survei geometrik, hasil survei volume dan hasil survei IRI dengan metode visual dilakukan mulai tanggal 18 maret 2015 s.d 24 maret 2015. Tabel berikut akan menyajikan hasil survei geometrik setiap ruas jalan di kecamatan Kampung Rakyat dan Kecamatan Torgamba.
volume lalu lintas = nilai emp × jumlah kend/jam setiap kendaraan.
Tabel IV.16 Nilai Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan 2/2 D
LHR = (LV × ekivalen mobil penumpang LV) + (MHV × ekivlen MHV) + (LT × ekivalen LT) + (LB × Ekivalen LB) + (MC × ekvilaen MC) + (UM × Ekivalen UM)
Dimana:
LHR = Lalu lintas harian rata - rata
LV = Kendaraan ringan (mobil penumpang, oplet, mikro, bus, pick up, truk kecil)
MHV = Kendaraan berat menengah (bis kecil,truk, 2 as 6 roda)
LT = Truk besar (truk 3 gandar atau lebih)
LB = Bis besar (bis 2 atau 3 gandar jarak as 5-6 m)
MC = Sepeda motor 2 atau 3 roda
Nilai emp berdasarkan MKJI 1997 jalan Luar Kota Tabel A – 3.1
Contoh :
Ruas jalan simpang rantau Jior – Hajoran – Hutagodang dan ruas jalan lainnya ditampilkan dalam bentuk tabel.
LHR = (Lv x emp LV) + (MHV x empMHV) + (LT x emp LT)+ (LB x emp LB) + ( MC x emp MC) = smp/jam
LHR = (22 x 1) + (21 x 1.2) + (4 x 1.8) + (4 x 1.2) + (15 x 0.8)
LHR = 71 smp/jam
Nilai syarat standar pelayanan minimal (SPM) ruas jalan untuk kondisi jalan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV. 17: Syarat minimal pemenuhan untuk kemantapan fisik jalan
Kemantapan fisik jalan
Kondisi fisik jalan minimal dengan syarat
No.
Lebar Minimum (m)
Volume Lalulintas (LHR =smp/hari)
Nilai IRI (mm/km)
1 2 x 7 m 20000 IRI < 6
2 7 m 8000 – 20000 IRI < 6
3 6 m 3000 – 8000 IRI < 8
Tabel.IV.18: Hasil rekapitulasi perhitungan volume lalu lintas.
PERHITUNGAN VOLUME LALULINTAS HARIAN RATA - RATA (smp/jam)
KECAMATAN TORGAMBA
10. Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) –
keterangan :
LV = kendaraan ringan (mobil penumpang, oplet, mikro bus, pick up, truk kecil) MHV = kendaraan berat menengah (bis kecil, truk 2 as 6 roda)
LT = truk besar (truk 3 gandar atau lebih)
Untuk penentuan kemantapan jalan maka dilaksanakan survei visual RCI (road condition indeks) yang dilaksanakan dengan pengamatan langsung ke wilayah studi yang ditentukan. Nilai IRI didapatkan dari hasil survei pengamatan dilapangan dalam bentuk nilai RCI yang dirata – ratakan kemudian di konversikan nilainya dengan rumus, sebagai berikut:
RCI = 10 EXP (1) – 0,094 IRI sehingga IRI = Ln (RCI/10)
-0,094 Dimana :
IRI = international roughness index
EXP (1) = bilangan e = 2,718281828182
RCI = road condition index
Berikut adalah hasil survei RCI ( Road Condition Index) Ruas Jalan Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu beserta perhitungan analisa RCI sehingga didapatkan nilai IRI ruas jalan tersebut. Hasil perhitungan untuk ruas jalan lainnya dilampirkan dalam bentuk tabel.
Tabel IV.19 : Hasil Rekapitulasi survei RCI
7 19
4 3 3 4 3
8 23
2 3 3 3 3
9 25
Sumber hasil survei Visual
Perhitungan IRI ruas jalan Jalan Tanjung Mulia – Batas Labuhanbatu, adalah :
RCI rata – rata = (1 x 5) + (1,5 x 3) + (2,5 x 3) + (3,5 x 3 ) + ( 4,3 x 3) + (6,2 x 3) + (2,5 x 4) 1 + 1,5 + 2,5 + 3,5 + 4,3 + 6,2 + 2,5 = 81
25 = 3,25
Maka, nilai IRI = Ln (RCI/10) -0,094
= Ln (3,25/10) -0,094
= 11,94 mm/km
Berdasarkan standar pelayanan minimal jalan di atas dapat dievaluasi kemantapan setiap ruas jalan dengan nilai IRI yang dihubungkan dengan lebar jalan masing – masing ruas jalan.
Tabel. IV.20 : Hasil perhitungan IRI masing – masing ruas jalan dengan metode visual (RCI) (Perhitungan pada lampiran)
NO NAMA RUAS JALAN RCI rata - rata nilai IRI USULAN
PENANGANAN
KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT
1 Sp.Jalan negara – Tanjung Medan –
2 Tanjung Mulia – Batas
Labuhanbatu 3,25 11,96 Program Peningkatan
3 Sp. Jalan Negara – Perlabian –
Lohsari – Persiluangan 3,44 11,35 Program Peningkatan
4 Sp. Tanjung Medan Pekan –
Perlabian 4,37 8,81 Program Peningkatan
5 Sp. Jalan Negara (Sp. Kayu Manis) –
Air Merah – Tanjung Medan 4,15 9,36 Program Peningkatan
6 Tanjung Medan – Pardomuan 4,00 9,75 Program Peningkatan 7 Batang Saponggil – Bunut 4,03 9,67 Program Peningkatan
KECAMATAN TORGAMBA
1 Sp. Sungai pinang – Tasik Rejo –
Batu Ajo 4,55 8,38 Program Peningkatan
2
Sp. Jalan Negara (Sp. Asam Jawa) – Sumberjo – Batang Saponggol – Teluk Panji – Sidomulyo
3,18 12,19 Program Peningkatan
3
Sp. Sukajadi – Sapilpil – Sp.Teluk Rampah – Bangai – Sp. Limun – Rasau – Aek Torop - Cikampak
4,07 9,56 Program Peningkatan
5 Cikampak – Bis II – Kp. Baru –
Pinang Damai – Sp. Pinang Awan 3,02 12,74 Program Peningkatan
6 Cikampak – Aek Torop 3,00 12,81 Program Peningkatan
7 Cikampak – Jl. Asahan 3,00 12,81 Program Peningkatan
8 Sp. Anggrek – Aek Raso 4,38 8,78 Program Peningkatan
9 Aek Raso – Bukit Tujuh – Batas
Tapsel 4,08 9,54 Program Peningkatan
10 Cikampak (Sp. Tugu Cikampak) –
Cindur 3,06 12,60 Program Peningkatan
11 Cindur – Sei Meranti 3,00 12,81 Program Peningkatan
Nilai Indeks Kondisi Jalan (RCI) 0 – 3, atau IRI 12 – 16 : dimasukkan ke dalam program peningkatan.
Nilai Indeks Kondisi Jalan (RCI) 4 – 6, atau IRI 6 – 8 : dimasukkan ke dalam program Pemeliharaan Berkala.
Tabel IV.21 Hasil Analisa Kemantapan fisik ruas jalan
Batang Saponggil - Bunut 7
\
Kec. Kampung Rakyat
Hasil Observasi Lapangan
Nama Ruas Jalan Sp. Jalan Negara-Tanjung Medan-Tanjung Mulia-Batang Soponggol
Panjang Total Jalan 78 km Lebar Jalan 5 m
Kondisi
Keterangan Baik Sedang R. Ringan R. Berat
Panjang 5 km 1 km 10 km 62 km
Total IRI 11 Kecepatan
Kec. Kampung Rakyat
Hasil Observasi Lapangan
Nama Ruas Jalan Tanjung Mulia-Batas Labuhanbatu
Panjang Total Jalan 25 km Lebar Jalan 8 m
Kondisi
Keterangan Baik Sedang R. Ringan R. Berat
Panjang - - 0,5 km 20 km
Total IRI 12 Kecepatan 34 km/jam
IV.4 Kinerja jaringan jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Dari data yang telah dianalisa di atas kepadatan penduduk untuk kabupaten Labuhanbatu Selatan mencapai 95 jiwa/ Km2 pada tahun 2015 dan indeks aksessibilitas mencapai 0,058. Untuk tahun mendatang kemungkinan jumlah kepadatan penduduk akan meningkat. Jika Kepadatan meningkat maka syarat minimal SPM juga akan berubah dari 0,05 menjadi 0,15 sehingga tingkat aksessibilitas tidak lagi memenuhi SPM. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan jalan untuk jalan yang sudah lama atau membuat jalan baru agar memenuhi SPM jaringan jalan. Bab ini akan membahas tentang panjang jalan yang baik yang diperlukan agar tetap memnuhi SPM aksessibilitas jaringan jalan. Dengan pendekatan regresi sedehana maka didapatkan nilai kepadatan penduduk dimasa yang akan datang pada tabel berikut:
Tabel IV.22 : Jumlah Penduduk di Labuhanbatu Selatan.
*hasil perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2014,2015,2016 dan 2017 didapat dari pendekatan regresi dengan menggunakan bantuan M. Office Excel.
Pada tahun 2017 kepadatan penduduk di Labuhanbatu Selatan meningkat menjadi 100,39 jiwa/ km2. Sehingga syarat minimal untuk indeks aksessibilitas meningkat menjadi 0,15 Km/ km2. Sehingga kebutuhan panjang jalan untuk kabupaten Labuhanbatu selatan juga meningkat. Panjang jalan yang baik dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut:
Panjang jalan yang baik = Luas wilayah x indeks aksessibilitas target
= 3.116 Km2 x 0,15 Km/ km2
= 467,4 km
Sehingga keperluan panjang jalan yang baik adalah:
Panjang jalan = panjang jalan target – panjang jalan yang ada
= 467,4 Km – 181 Km
= 286,4 Km.
Untuk memenuhi kebutuhan jalan tersebut maka pihak penyelenggara jalan bisa melakukan perbaikan jalan/ peningkatan jalan atau dengan penambahan ruas jalan baru yang memenuhi syarat spesifikasi jalan yang baik.
IV.5 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Hasil Studi Terdahulu
Pembahasan ini membahas tentang perbandingan nilai SPM dari hasil penelitian dengan penelitian terdahulu. Sebagai bahan pembanding, digunakan wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang yang ditulis oleh Febriyanti Maulina, wilayah Pekan Baru yang ditulis oleh Arif Dermawan dan wilayah Kota Padangsidimpuan yang ditulis oleh Putri Pinarika Nasution. Berikut ini dijelaskan hasil SPM dari berbagai wilayah yang dijadikan sebagai pembanding:
IV.5.1 Kabupaten Serang
Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Kabupaten Serang memperoleh hasil berupa nilai Standar pelayanan minimal (SPM) sebagai berikut:
- SPM (indeks aksesbilitas) = 0,40 (syarat >1,50) - SPM (indeks mobilitas) = 0,36 (syarat >2,00)
IV.5.2 Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Banten. Kabupaten Pandeglang memiliki 31 kecamatan dengan luas wilayah 2.746,89 km². Jumlah penduduk tahun 2006 sebesar 1.112.665 jiwa dengan kepadatan penduduk 405,06 jiwa/km². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Pandeglang tahun 2006 sebesar 5.465,869 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Kabupaten Pandeglang sebesar 3.521,105 miliar rupiah. Kabupaten Pandeglang memiliki panjang jalan 755,127 km. Populasi kendaraan di Kabupaten Pandeglang tahun 2006 sejumlah 50.289 kendaraan dengan rincian mobil penumpang sejumlah 3793 kend, bus sejumlah 674 kend, truk sejumlah 1272 kend, sepeda motor sejumlah 44.550 kend.
- SPM (indeks aksesbilitas) = 0,16 (syarat >0,15) - SPM (indeks mobilitas) = 0,39 (syarat >1,00)
IV.5.3 Pekanbaru
Propinsi Pekan Baru merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera. Propinsi Pekan Baru luas wilayah 632,36 km². Jumlah penduduk sebesar 897.768 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.420 jiwa/km². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Propinsi Pekan Baru tahun 2010 sebesar 38.030 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Propinsi Pekan Barusebesar 9.360 miliar rupiah. Propinsi Pekan Barumemiliki panjang jalan 2.578,22 km.
Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Propinsi Pekan Baru memperoleh hasil berupa nilai Standar pelayanan minimal (SPM) sebagai berikut:
- SPM (indeks aksesbilitas) = 4,08 (syarat > 1,5) - SPM (indeks mobilitas) = 2,87 (syarat >5,00)
IV.5.4 Kota Padangsidimpuan
perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kota Padangsidimpuan tahun 2009 sebesar 1.900 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Kota Padangsidimpuan sebesar 884,26 miliar rupiah. Kota Padangsidimpuan memiliki panjang jalan 378,12 km. Populasi kendaraan di Kota Padangsidimpuan tahun 2009 sejumlah 23.030 kendaraan dengan rincian mobil penumpang sejumlah 3.281 kend, bus sejumlah 220 kend, mobil gerobak sejumlah 1.553 kend, sepeda motor sejumlah 17.976 kend.
Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Kota Padangsidimpuan memperoleh hasil berupa Standar pelayanan minimal (SPM) sebagai berikut:
- SPM (indeks aksesbilitas) = 0,4 (syarat >1,50) - SPM (indeks mobilitas) = 0,18 (syarat >2,00)
Penduduk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai Aksessibilitas kecamatan terendah berada pada kecamatan Torgamba dengan nilai aksessibilitas 0,03 dan Nilai aksessibilitas kecamatan tertinggi berada pada kecamatan Silangkitang dengan nilai aksessibilitas 0,14. Sedangkan nilai aksessibilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan sebesar 0,058 ( 0,058 > 0,05(syarat SPM indeks aksessibilitas) sehingga nilai aksessibilitasnya memenuhi syarat dan memiliki nilai % pencapaian 34,3 % diakhir 2014.
2. Nilai Mobilitas kabupaten Labuhanbatu selatan sebesar 6,19 ( 6,19 > 1( syarat SPM indeks mobilitas) sehingga nilai mobilitas kabupaten Labuhanbatu Selatan memenuhi syarat dan memiliki nilai % pencapaian 94,7 %
3. Nilai indeks kecelakaan kabupaten Labuhanbatu selatan sebesar 0,0021 kecelakaan/ 10.000 km
5. SPM ruas jalan indikator Kemantapan jalan pada kabupaten Labuhanbatu Selatan rata – rata memiliki nilai IRI lebih besar dari 8 sehingga SPM ruas jalan pada kabupaten Labuhanbatu Selatan tidak memenuhi syarat (syarat IRI < 6)
6. Dengan melakukan Evaluasi kinerja jaringan jalan apabila nilai syarat aksessibiltas naik menjadi 0,15 karena adanya peningkatan kepadatan penduduk menjadi 100,38 jiwa/km2 pada tahun 2017 maka kebutuhan jalan yang baik untuk memenuhi kinerja jalan adalah sebesar 286,4 Km
V.2 Saran
Adapun dari hasil penelitian ini dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlunya perhatian yang besar dari pemerintah sebagai pihak yang berwenang dalam memperhatikan kinerja jaringan jalan khususnya program peningkatan untuk kondisi jalan rusak ringan dan rusak berat mengingat jalan sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan perekonomian penduduk.
2. Dilaksanakan perbaikan jalan di kecamatan yang memiliki potensi ekonomi yang baik untuk meningkatkan nilai SPM jaringan jalan dan SPM ruas jalan baik menggunakan skala prioritas dengan metode multikriteria, AHP dan lain sebagainya
3. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap penilaian kuantitas dan