• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan dan atau perubahan keadaan, dipandang perlu mengatur perkiraan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan mengubah Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2000;

Mengingat :

1.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4), dan Pasal 23 ayat (1) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

2.

Undang-undang Perbendaharaan Indonesia (Indische Comptabiliteitswet, Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2860);

3.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3944);

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

(2)

Pasal I

Mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 sebagai berikut :

1.

Ketentuan Pasal 2 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 2 menjadi sebagai berikut :

"Pasal 2

(1) Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2000 diperoleh dari sumber-sumber :

a. Penerimaan Perpajakan;

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak; c. Penerimaan Hibah.

(2) Penerimaan Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diperkirakan sebesar Rp 111.064.477.000.000,00 (seratus sebelas triliun enam puluh empat miliar empat ratus tujuh puluh tujuh juta rupiah).

(3) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diperkirakan sebesar Rp 82.870.585.000.000,00 (delapan puluh dua triliun delapan ratus tujuh puluh miliar lima ratus delapan puluh lima juta rupiah).

(4) Penerimaan Hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c diperkirakan sebesar Rp 211.064.000.000,00 (dua ratus sebelas miliar enam puluh empat juta rupiah).

(5) Jumlah anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diperkirakan sebesar Rp 194.146.126.000.000,00 (seratus sembilan puluh empat triliun seratus empat puluh enam miliar seratus dua puluh enam juta rupiah)."

2.

Ketentuan Pasal 3 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 3 menjadi sebagai berikut :

"Pasal 3

(1) Penerimaan Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terdiri dari : a. Pajak Dalam Negeri;

b. Pajak Perdagangan Internasional;

(3)

(3) Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diperkirakan sebesar Rp 6.454.169.000.000,00 (enam triliun empat ratus lima puluh empat miliar seratus enam puluh sembilan juta rupiah).

(4) Jumlah Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diperkirakan sebesar Rp 111.064.477.000.000,00 (seratus sebelas triliun enam puluh empat miliar empat ratus tujuh puluh tujuh juta rupiah).

(5) Rincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dicantumkan dalam penjelasan ayat ini."

3.

Ketentuan Pasal 4 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 4 menjadi sebagai berikut :

"Pasal 4

(1) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) terdiri dari : a. Penerimaan Sumber Daya Alam;

b. Bagian Pemerintah atas Laba Badan Usaha Milik Negara; c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya.

(2) Penerimaan Sumber Daya Alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diperkirakan sebesar Rp 70.186.045.000.000,00 (tujuh puluh triliun seratus delapan puluh enam miliar empat puluh lima juta rupiah).

(3) Bagian Pemerintah atas Laba Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diperkirakan sebesar Rp 5.281.300.000.000,00 (lima triliun dua ratus delapan puluh satu miliar tiga ratus juta rupiah).

(4) Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c diperkirakan sebesar Rp 7.403.240.000.000,00 (tujuh triliun empat ratus tiga miliar dua ratus empat puluh juta rupiah);

(5) Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diperkirakan sebesar Rp 82.870.585.000.000,00 (delapan puluh dua triliun delapan ratus tujuh puluh miliar lima ratus delapan puluh lima juta rupiah). (6) Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dicantumkan dalam penjelasan ayat ini."

4.

Ketentuan Pasal 5 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 5 menjadi sebagai berikut :

"Pasal 5

(4)

b. Pengeluaran Pembangunan.

Rp 223.907.057.000.000,00 (dua ratus dua puluh tiga triliun sembilan ratus tujuh miliar lima puluh tujuh juta rupiah).

(5) Rincian Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) ke dalam sektor dan subsektor dicantumkan dalam penjelasan ayat ini."

5.

Ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 7 menjadi sebagai berikut :

"Pasal 7

(1) Dengan jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2000 sebesar Rp 194.146.126.000.000,00 (seratus sembilan puluh empat triliun seratus empat puluh enam miliar seratus dua puluh enam juta rupiah) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5), lebih kecil dari jumlah Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 sebesar

(5)

yang akan menambah Sisa Anggaran Lebih tahun-tahun anggaran sebelumnya, dan digunakan untuk membiayai defisit anggaran tahun-tahun anggaran berikutnya."

Pasal II

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 April 2000.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 20 Desember 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd

ABDURRAHMAN WAHID Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 20 Desember 2000

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd

DJOHAN EFFENDI

(6)

PENJELASAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2000 direncanakan dalam keadaan ekonomi yang menghadapi tekanan yang cukup berat, terutama berkaitan dengan membengkaknya beban pengeluaran negara untuk membiayai subsidi, dan pembayaran bunga utang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di lain pihak, kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara juga masih terbatas.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya tekanan terhadap APBN Tahun Anggaran 2000 dapat diatasi dengan baik. Meskipun perkembangan ekonomi domestik belum cukup memadai dalam menggerakkan sektor riil, perkembangan ekonomi dalam enam bulan pertama pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2000 menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang cukup berarti. Hal tersebut tercermin dari cukup baiknya perkembangan berbagai indikator ekonomi makro, seperti laju pertumbuhan ekonomi yang mulai positif, tingkat inflasi yang relatif terkendali, serta perkembangan suku bunga yang relatif stabil. Di sisi eksternal, perkembangan harga minyak mentah yang mengalami peningkatan, dan cukup baiknya perkembangan ekonomi global, juga memberikan pengaruh positif bagi perkembangan perekonomian nasional. Hal tersebut berpengaruh terhadap pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2000. Sehubungan dengan itu, maka

terhadap APBN Tahun Anggaran 2000 sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000, perlu dilakukan berbagai penyesuaian, agar lebih realistis dan sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Di sisi pendapatan negara, realisasi anggaran pendapatan negara dan hibah diperkirakan lebih tinggi dibanding dengan sasaran yang ditetapkan. Dengan adanya perkembangan tersebut, rasio pendapatan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) yang semula diasumsikan16,8 persen, realisasinya diperkirakan menjadi 20,7 persen. Lebih tingginya perkiraan realisasi pendapatan negara dan hibah tersebut berkaitan dengan lebih tingginya perkiraan realisasi

pendapatan dalam negeri, baik yang bersumber dari penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak, meskipun terdapat pos penerimaan yang diperkirakan tidak mencapai sasaran seperti pajak/pungutan ekspor.

Di sisi belanja negara, realisasi pengeluaran rutin diperkirakan lebih tinggi dari yang direncanakan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan lebih tingginya kebutuhan anggaran untuk pembayaran bunga utang luar negeri dan subsidi bahan bakar minyak (BBM), akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah dan peningkatan harga minyak mentah di pasar internasional. Sementara itu, realisasi pengeluaran pembangunan, baik pembiayaan rupiah maupun yang bersumber dari pinjaman proyek diperkirakan tidak berbeda jauh dari yang direncanakan.

(7)

Dengan lebih rendahnya defisit anggaran dari jumlah pembiayaan yang dapat dihimpun, maka dalam tahun anggaran 2000 diperkirakan akan terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA).

Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, maka Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2000 diperkirakan berubah menjadi Rp 194.146.126.000.000,00 (seratus sembilan puluh empat triliun seratus empat puluh enam miliar seratus dua puluh enam juta rupiah), sedangkan Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 diperkirakan berubah menjadi Rp 223.907.057.000.000,00 (dua ratus dua puluh tiga triliun sembilan ratus tujuh miliar lima puluh tujuh juta rupiah). Dengan demikian, Defisit Anggaran dalam Tahun Anggaran 2000 diperkirakan menjadi Rp 29.760.931.000.000,00 (dua puluh sembilan triliun tujuh ratus enam puluh miliar sembilan ratus tiga puluh satu juta rupiah).

Sesuai dengan ketentuan Pasal 11 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3944), maka terhadap perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2000 perlu diatur dengan Undang-undang.

PASAL DEMI PASAL Pasal I

(8)

Ayat (5)

Penerimaan perpajakan sebesar Rp 111.064.477.000.000,00 yang terdiri dari : (dalam rupiah)

a.Pajak dalam negeri 104.610.308.000.000,00 0110 Pajak penghasilan Nonmigas 40.143.900.000.000,00 0120 Pajak penghasilan migas 17.471.476.000.000,00 0130 Pajak pertambahan nilai barang dan

jasa, dan pajak penjualan atas barang

mewah (PPN dan PPnBM) 31.525.200.000.000,00 0140 Pajak bumi dan bangunan (PBB) 3.136.000.000.000,00 0150 Bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (BPHTB) 688.400.000.000,00 0160 Cukai 10.631.732.000.000,00 0170 Pajak lainnya (Bea meterai) 1.013.600.000.000,00 b.Pajak perdagangan internasional 6.454.169.000.000,00 0210 Bea masuk 6.116.030.000.000,00 0230 Pungutan (pajak) ekspor 338.139.000.000,00 Angka 3

(9)

Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6)

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 82.870.585.000.000,00 terdiri dari : (dalam rupiah)

a.Penerimaan sumber daya alam 70.186.045.000.000,00 0310 Penerimaan minyak bumi 44.891.800.000.000,00 0320 Penerimaan gas alam 14.726.425.000.000,00 0330 Penerimaan pertambangan umum 619.966.700.000,00 0340 Penerimaan kehutanan 9.922.931.000.000,00 0350 Penerimaan perikanan 24.922.300.000,00 b.Bagian pemerintah atas laba badan usaha

(10)

0516 Penjualan penerbitan, film, dan hasil cetakan

lainnya 11.906.498.000,00 0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 7.032.139.000,00 0519 Penjualan lainnya 1.140.826.000,00 0520 Penjualan aset tetap 22.859.073.000,00 0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 4.306.577.000,00 0522 Penjualan kendaraan bermotor 448.034.000,00 0523 Penjualan sewa beli 13.401.734.000,00 0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih, rusak,

dihapuskan 4.702.728.000,00 0530 Pendapatan sewa 6.009.315.000,00 0531 Sewa rumah dinas, rumah negeri 3.357.102.000,00 0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 1.067.156.000,00 0533 Sewa benda-benda bergerak 1.116.788.000,00 0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 468.269.000,00 0540 Pendapatan jasa I 293.395.902.000,00 0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan

lainnya 24.489.718.000,00 0542 Pendapatan tempat hiburan, taman, museum 170.466.000,00 0543 Pendapatan surat keterangan, visa, paspor, dan

SIM, STNK, BPKB 144.482.862.000,00 0544 Pendapatan jasa pertanahan 6.566.588.000,00 0545 Pendapatan hak dan perijinan 87.660.599.000,00 0546 Pendapatan sensor, karantina, pengawasan,

(11)

0550 Pendapatan jasa II 938.815.564.000,00 0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 172.544.635.000,00 0552 Pendapatan iuran hasil hutan, hasil laut, royalti dan

denda 422.662.917.000,00 0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 7.651.403.000,00 0554 Pendapatan jasa Kantor Catatan Sipil 3.889.047.000,00 0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara

dengan surat paksa 1.837.515.000,00 0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 11.564.290.000,00 0557 Pendapatan bea lelang 85.675.478.000,00 0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan

lelang negara 25.595.406.000,00 0559 Pendapatan jasa lainnya 207.394.873.000,00 0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 256.163.000.000,00 0580 Pendapatan penjualan, sewa dan jasa swadana 1.123.818.900.000,00 0581 Pendapatan penjualan swadana 19.837.700.000,00 0582 Pendapatan sewa swadana 1.398.100.000,00 0583 Pendapatan jasa swadana 1.102.583.100.000,00 0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 15.488.973.000,00 0611 Legalisasi tanda tangan 120.360.900,00 0612 Pengesahan surat di bawah tangan 36.517.800,00 0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera

(12)

0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan

akhir pendidikan 2.677.793.000,00 0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 11.015.000,00 0719 Pendapatan pendidikan lainnya 794.540.000,00 0780 Pendapatan pendidikan swadana 630.353.400.000,00 0781 Pendapatan pendidikan swadana 630.353.400.000,00 0810 Pendapatan kembali belanja tahun anggaran

berjalan 420.346.693.000,00 0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 31.038.300.000,00 0812 Penerimaan kembali belanja daerah otonom 22.960.607.000,00 0813 Penerimaan kembali belanja pensiun 349.751.737.000,00 0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 7.680.507.000,00 0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan

rupiah murni 8.915.542.000,00 0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja

tahun anggaran yang lalu 141.690.933.000,00 0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 97.793.410.000,00 0822 Penerimaan kembali belanja pegawai otonom 3.885.375.000,00 0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 7.899.115.000,00 0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 7.362.545.000,00 0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan

(13)

0892 Penerimaan denda keterlambatan

penyelesaian pekerjaan 12.520.515.000,00 0893 Penerimaan kembali ganti rugi atas kerugian

yang diderita oleh negara 6.612.341.000,00 0894 Penerimaan kembali perhitungan sisa lebih

subsidi gaji PNS daerah otonom berdasarkan

SPM nihil KPKN 23.518.000,00 0895 Pendapatan atas denda administrasi BPHTB 139.907.000,00 0899 Pendapatan anggaran lainnya 617.342.300.000,00 Angka 4

Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Pengeluaran rutin sebesar Rp 181.680.200.000.000,00 terdiri dari :

(dalam rupiah)

(14)

02.1 Subsektor Pertanian 290.945.207.000,00 02.2 Subsektor Kehutanan 8.989.435.313.000,00 03 SEKTOR PENGAIRAN 15.347.327.000,00 03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 0.00 03.2 Subsektor Irigasi 15.347.327.000,00 04 SEKTOR TENAGA KERJA 349.310.947.000,00 04.1 Subsektor Tenaga Kerja 349.310.947.000,00 05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN

USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 126.481.865.581.000,00 05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 104.567.907.000,00 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 67.787.156.000,00 05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 0,00 05.4 Subsektor Keuangan 126.287.670.917.000,00 05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 21.839.601.000,00 06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI

DAN GEOFISIKA 329.725.523.000,00 06.1 Subsektor Prasarana Jalan 18.917.552.000,00 06.2 Subsektor Transportasi Darat 31.341.312.000,00 06.3 Subsektor Transportasi Laut 163.939.133.000,00 06.4 Subsektor Transportasi Udara 61.028.597.000,00 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian

dan Penyelamatan (SAR) 54.498.929.000,00 07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 325.899.770.000,00

(15)

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 78.891.250.000,00 09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI 17.742.862.329.000,00 09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 17.731.412.502.000,00 09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 11.449.827.000,00 10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG 369.432.555.000,00 10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 9.390.063.000,00 10.2 Subsektor Tata Ruang 360.042.492.000,00 11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL,

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA,

PEMUDA DAN OLAH RAGA 6.941.398.206.000,00 11.1 Subsektor Pendidikan 6.403.035.053.000,00 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 420.064.949.000,00 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 107.462.218.000,00 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 10.835.986.000,00 12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA 470.847.468.000,00 12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 470.847.468.000,00 13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN,

(16)

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 494.027.491.000,00 16.1 Subsektor Teknik Produksi dan Teknologi 0,00 16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 284.613.071.000,00 16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi 43.373.028.000,00 16.4 Subsektor Kelautan 0,00 16.5 Subsektor Kedirgantaraan 2.045.708.000,00 16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 163.995.684.000,00 17 SEKTOR HUKUM 983.470.934.000,00 17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 862.364.847.000,00 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 121.106.087.000,00 17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana Hukum 0,00 18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 5.920.214.965.000,00 18.1 Subsektor Aparatur Negara 5.577.993.371.000,00 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan

Pelaksanaan Pengawasan 342.221.594.000,00 19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI,

(17)

Pengeluaran pembangunan sebesar Rp 42.226.857.000.000,00 terdiri dari : (dalam rupiah)

Nilai Rupiah

Rupiah Pinjaman Proyek Jumlah dan Kredit Ekspor

01 SEKTOR INDUSTRI 81.283.400.000,00 58.682.000.000,00 139.965.400.000,00 01.1 Subsektor Industri 81.283.400.000,00 58.682.000.000,00 139.965.400.000,00 02 SEKTOR PERTANIAN DAN

KEHUTANAN 1.050.177.400.000,00 1.686.436.000.000,00 2.736.613.400.000,00 02.1 Subsektor Pertanian 1.041.094.700.000,00 1.627.611.000.000,00 2.668.705.700.000,00 02.2 Subsektor Kehutanan 9.082.700.000,00 58.825.000.000,00 67.907.700.000,00 03 SEKTOR PENGAIRAN 719.960.800.000,00 .395.444.000.000,00 2.115.404.800.000,00 03.1 Subsektor Pengembangan

Sumber Daya Air 213.096.000.000,00 709.825.000.000,00 922.921.000.000,00 03.2 Subsektor Irigasi 506.864.800.000,00 685.619.000.000,00 1.192.483.800.000,00 04 SEKTOR TENAGA KERJA 357.351.000.000,00 0,00 357.351.000.000,00 04.1. Subsektor Tenaga Kerja 357.351.000.000,00 0,00 357.351.000.000,00 05 SEKTOR PERDAGANGAN,

PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN

DAN KOPERASI 440.632.500.000,00 171.849.000.000,00 612.481.500.000,00 05.1. Subsektor Perdagangan

Dalam Negeri 14.664.400.000,00 21.730.000.000,00 36.394.400.000,00 05.2. Subsektor Perdagangan Luar

Negeri 36.124.000.000,00 2.376.000.000,00 38.500.000.000,00 05.3. Subsektor Pengembangan Usaha

Nasional 3.113.200.000,00 0,00 3.113.200.000,00 05.4 Subsektor Keuangan 250.570.900.000,00 139.876.000.000,00 390.446.900.000,00 05.5. Subsektor Koperasi dan

Pengusaha Kecil 136.160.000.000,00 7.867.000.000,00 144.027.000.000,00 05 SEKTOR TRANSPORTASI,

METEOROLOGI DAN

(18)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 616.542.400.000,00 1.361.404.000.000,00 1.977.946.400.000,00 06.2. Subsektor Transportasi Darat 111.864.000.000,00 484.276.000.000,00 596.140.000.000,00 06.3. Subsektor Transportasi Laut 55.834.000.000,00 440.404.000.000,00 496.238.000.000,00 06.4. Subsektor Transportasi Udara 79.605.000.000,00 356.384.000.000,00 435.989.000.000,00 06.5. Subsektor Meteorologi, Geofisika,

Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 5.929.000.000,00 0,00 5.929.000.000,00 07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN

ENERGI 398.857.400.000,00 1.375.513.000.000,00 1.774.370.400.000,00 07.1 Subsektor Pertambangan 7.055.400.000,00 0,00 37.055.400.000,00 07.2 Subsektor Energi 361.802.000.000,00 1.375.513.000.000,00 1.737.315.000.000,00 08 SEKTOR PARIWISATA, POS

DAN TELEKOMUNIKASI 56.907.900.000,00 706.290.000.000,00 763.197.900.000,00 08.1 Subsektor Pariwisata 26.588.900.000,00 20.000.000.000,00 46.588.900.000,00 08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 30.319.000.000,00 686.290.000.000,00 716.609.000.000,00 09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH

DAN TRANSMIGRASI 16.000.387.900.000,00 1.159.861.000.000,00 17.160.248.900.000,00 09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 15.636.031.000.000,00 1.159.861.000.000,00 16.795.892.000.000,00 09.2 Subsektor Transmigrasi dan

Pemukiman Perambah Hutan 364.356.900.000, 00 0,00 364.356.900.000,00 10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP

DAN TATA RUANG 104.937.200.000,00 418.354.000.000,00 523.291.200.000,00 10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 68.132.000.000,00 339.865.000.000,00 407.997.000.000,00 10.2 Subsektor Tata Ruang 36.805.200.000,00 78.489.000.000,00 115.294.200.000,00 11 SEKTOR PENDIDIKAN,

YAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA

ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 2.548.903.500.000,00 2.866.301.000.000,00 5.415.204.500.000,00 11.1 Subsektor Pendidikan 2.354.185.300.000,00 2.754.970.000.000,00 5.109.155.300.000,00 11.2 Subsektor Pendidikan Luar

(19)
(20)

16.4 Subsektor Kelautan 32.190.400.000,00 5.520.000.000,00 37.710.400.000,00 16.5 Subsektor Kedirgantaraan 25.479.800.000,00 59.481.000.000,00 84.960.800.000,00 16.6 Subsektor Sistem Informasi

dan Statistik 153.061.800.000,00 38.669.000.000,00 191.730.800.000,00 17 SEKTOR HUKUM 122.798.400.000,00 0,00 122.798.400.000,00 17.1 Subsektor Pembinaan

Hukum Nasional 14.668.000.000,00 0,00 14.668.000.000,00 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur

Hukum 33.854.200.000,00 0,00 33.854.200.000,00 17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana

Hukum 74.276.200.000,00 0,00 74.276.200.000,00 18 SEKTOR APARATUR NEGARA

DAN PENGAWASAN 361.287.900.000,00 198.783.000.000,00 560.070.900.000,00 18.1 Subsektor Aparatur Negara 311.336.600.000,00 198.783.000.000,00 510.119.600.000,00 18.2 Subsektor Pendayagunaan

Sistem dan Pelaksanaan

Pengawasan 49.951.300.000,00 0,00 49.951.300.000,00 19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN

LUAR NEGERI, PENERANGAN,

KOMUNIKASI DAN MEDIA MASSA 41.411.300.000,00 0,00 41.411.300.000,00 19.1 Subsektor Politik 1.595.000.000,00 0,00 1.595.000.000,00 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 10.986.000.000,00 0,00 10.986.000.000,00 19.3 Subsektor Penerangan,

Komunikasi dan Media Massa 28.830.300.000,00 0,00 28.830.300.000,00 20 SEKTOR PERTAHANAN DAN

KEAMANAN 861.049.000.000,00 1.158.356.000.000,00 2.019.405.000.000,00 20.1 Subsektor Rakyat Terlatih

(21)

Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 18.138.881.000.000,00 terdiri dari : (dalam rupiah) a. Privatisasi 0,00

b. Penjualan aset program restrukturisasi perbankan 18.900.000.000.000,00 c. Penjualan obligasi dalam negeri 0,00 Dikurangi dengan :

d. Pembiayaan perbankan dalam negeri 761.119.000.000,00 Pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp 11.622.050.000.000,00 terdiri dari :

a. Penarikan pinjaman luar negeri bruto 19.684.936.000.000,00 – Penarikan pinjaman program 3.296.000.000.000,00 – Penarikan pinjaman proyek 16.388.936.000.000,00 Dikurangi dengan :

b. Pembayaran cicilan pokok hutang luar negeri 8.062.886.000.000,00 Angka 6

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung pentingnya acara ini maka Saudara diharapkan hadir dan tidak dapat diwakilkan kecuali orang yang ditugaskan yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan jasa lainnya sebagai berikut:..

To investigate correlation between the expression of immunohistochemistry Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) and Tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) with

Pengembangan CD Interaktif dengan Model Pembelajaran IPS Terpadu Berbasis Masalah Pada Kelas VIII SMP.. Jurnal Penelitian Pendidikan Pascasarjana Teknologi Pendidikan,

Kami bertekat, dalam tahun 2011 pembangunan kampus II Universitas Bung Hatta Padang dapat dirampungkan dengan membangun gedung ke 3 dari tahap I dan dilanjutkan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan Anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan

Selanjutnya dilakukan uji ANOVA 3 Arah, pengujian ini dilakukan berdasarkan waktu tempuh dan kenaikan denyut jantung pada masing-masing bidang aktivitas untuk

Penelitian terdahulu pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Santi (2012) yang membahas tentang “Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas