• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Teknik Pengukuran Komposisi Tubuh Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Kebugaran Kardiorespirasi pada Mahasiswi FK USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Teknik Pengukuran Komposisi Tubuh Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Kebugaran Kardiorespirasi pada Mahasiswi FK USU"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Ortega (2007) dalam Olivia (2010), dalam beberapa dekade terakhir ini, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat telah banyak mempengaruhi gaya hidup manusia di seluruh dunia yang dapat dibuktikan dengan banyaknya penggunaan mesin dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan. Gaya hidup modern ini menyebabkan manusia cenderung memiliki sedentary lifestyle dan aktivitas fisik semakin berkurang. Aktivitas fisik yang

rendah merupakan faktor predisposisi terhadap obesitas serta penyakit kardiovaskular dan metabolik lainnya (Cordova, et al., 2013).

Peningkatan dan perkembangan obesitas di dunia yang serius, yang berkaitan dengan rendahnya tingkat aktivitas fisik merupakan penyebab utama penurunan tingkat kebugaran fisik (Thivel et al., 2011). Menurut Riskesdas tahun 2013, dalam prevalensi status gizi penduduk dewasa (>18 tahun) berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) dan provinsi di Indonesia menyatakan bahwa prevalensi status gizi kurang sebesar 11,09%, normal 62,68%, berat badan berlebih 11,48%, dan obesitas 14,76% dimana persentase obesitas tertinggi terjadi di Sulawesi Utara, sedangkan persentase obesitas terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur. Prevalensi obesitas semakin meningkat dari tahun ke tahun jika hasil ini dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010, yaitu prevalensi status gizi kurang sebesar 12,6%, normal 65,8%, berat badan berlebih 10,0%, dan obesitas 11,7%. Overweight dan obesitas sebagian besar disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang mendukung intake makanan yang berlebihan dan aktivitas fisik yang rendah (Cordova, et al., 2013).

Menurut Haskell (2000), kebugaran fisik adalah sekelompok atribut yang dimiliki atau didapat seseorang yang berkaitan dengan kemampuannya dalam melakukan aktivitas fisik. Menurut Wiarto (2012), kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Terdapat

(2)

beberapa komponen kebugaran fisik yang berkaitan dengan kesehatan, antara lain daya tahan kardiorespirasi, komposisi tubuh, kekuatan otot, daya tahan otot, dan kelenturan tubuh. Daya tahan kardiorespirasi yang menggambarkan kebugaran kardiorespirasi merupakan kemampuan untuk melaksanakan latihan dinamik dengan intensitas sedang-berat dalam periode waktu yang lama dimana kemampuan ini bergantung pada kemampuan fungsional dan fisiologis dari sistem respirasi, kardiovaskular, dan muskuloskeletal yang terintegrasi (ACSM, 2013).

Komposisi tubuh adalah proporsi relatif jaringan lemak dan jaringan bukan lemak (tulang, otot, jaringan, dan organ) dalam tubuh. Ada beberapa teknik pengukuran komposisi tubuh, mulai dari yang sederhana seperti indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan tebal lipatan kulit sampai yang membutuhkan peralatan canggih dan personil profesional seperti BIA, DEXA, DPA, TOBEC, dan Hydrodensitometry (ACSM, 2013).

Salah satu teknik pengukuran komposisi tubuh yang sering dilakukan selain IMT adalah lingkar pinggang (LP). LP yang berkorelasi dengan jumlah lemak intraabdominal juga sering dijadikan sebagai metode pengukuran skrining terhadap lemak viseral dalam yang berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular dan metabolik (Williams, 2007). Menurut Riskesdas (2007) dalam Bantas (2013), LP rata-rata seluruh responden yang berjumlah 13.262 orang yang merupakan penduduk di perkotaan di seluruh provinsi di Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah 78,09 cm, dengan LP rata-rata pada responden pria adalah 77,164 cm dan pada responden wanita adalah 78,860 cm, sedangkan LP terkecil pada seluruh responden adalah 60 cm, dan LP terbesar adalah 129,8 cm.

Pada penelitian ini, teknik pengukuran komposisi tubuh yang digunakan adalah IMT dan lingkar pinggang. Keduanya merupakan teknik sederhana yang paling sering digunakan untuk mengukur komposisi tubuh dalam praktik klinik, sedangkan kebugaran kardiorespirasi dinilai berdasarkan VO₂ maks yang diukur dengan tes latihan submaksimal menggunakan treadmill.

Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian tentang hubungan komposisi tubuh dan tingkat kebugaran. Di antaranya adalah penelitian BMC Public Health

(3)

tahun 2013 yang berjudul indeks komposisi tubuh dan tingkat kebugaran pada remaja di Malaysia, yang menyatakan adanya hubungan sedang yang berbanding terbalik antara indeks komposisi tubuh dan tingkat kebugaran dengan nilai koefisien korelasi antara indeks komposisi tubuh dan physical fitness score (PFS) adalah -0,360 dan -0,413 masing-masing untuk indeks komposisi tubuh IMT dan LP dengan nilai p < 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa LP memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kebugaran fisik dibandingkan IMT (Hanifah et al., 2013). Dari penelitian lain pada siswa dewasa di Cina tahun 2014, diperoleh kesimpulan bahwa hubungan IMT dan tingkat kebugaran pada subjek laki-laki tidak linear, yaitu mempunyai hubungan parabolik, bervariasi terhadap usia dimana pengaruh IMT terhadap tingkat kebugaran lebih besar pada pria usia pertengahan daripada pria usia muda, sedangkan hubungan IMT dan tingkat kebugaran pada subjek masih tidak jelas, dimana terdapat perbedaan bentuk grafik hubungan IMT dan tingkat kebugaran untuk setiap kelompok usia dari 18-31 tahun sehingga tidak dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang hubungan antara IMT dan tingkat kebugaran pada . Hal ini merupakan alasan mengapa subjek dalam penelitian ini hanya berjenis kelamin .

Kebugaran fisik sangat penting bagi seseorang untuk menjalankan aktivitas sehari-hari secara optimal sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, obesitas dengan prevalensi yang meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia merupakan faktor risiko terjadinya penurunan kebugaran kardiorespirasi dan berbagai penyakit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Hubungan Teknik Pengukuran Komposisi Tubuh Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Kebugaran Kardiorespirasi pada Mahasiswi FK USU”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara teknik pengukuran komposisi tubuh berdasarkan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kebugaran kardiorespirasi pada mahasiswi FK USU angkatan 2014?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara teknik pengukuran komposisi tubuh berdasarkan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kebugaran kardiorespirasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswi FK USU angkatan 2014.

2. Mengetahui gambaran lingkar pinggang mahasiswi FK USU angkatan 2014.

3. Mengetahui gambaran kebugaran kardiorespirasi mahasiswi FK USU angkatan 2014.

4. Mengetahui hubungan antara teknik pengukuran komposisi tubuh dan kebugaran kardiorespirasi pada mahasiswi FK USU angkatan 2014. 5. Mengetahui perbedaan teknik pengukuran komposisi tubuh antara

indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dalam menggambarkan kebugaran kardiorespirasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai hubungan antara teknik pengukuran komposisi tubuh berdasarkan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan kebugaran kardiorespirasi.

2. Memperluas pengetahuan mahasiswi FK USU, khususnya mahasiswi angkatan 2014 sehingga dapat lebih memperhatikan berat badannya terkait dengan kebugaran kardiorespirasi.

3. Sebagai bahan masukan atau referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya bagi peneliti lain.

Referensi

Dokumen terkait

187 Ekologi Briket Kunyit Asam Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak, Solusi Untuk Dampak Kenaikan BBM Nabila Naura nugroho Kelas 12 SMA IPIEMS ADA ADA / 4 BENDEL ADA.

20539247 SMK Siang Yayasan Pendidikan Kejuruan &amp; Umum Perumus Surabaya Jl. Simo Gunung Barat Tol I/61

The modern atlas of the ageing society thus aims to visualize age related data and topics in an interactive digital way that suits the content, is extendable to future topics

KO,TENANG SAJA,ATAS KETIDAKNYAMANANNY A KAMI

Daya dari generator yang dikopel langsung dengan turbin angin dapat.. dihitung dengan menggunakan rumus daya pada rangkaian listrik

selaku Anggota Tim Penilai Sejawat memberi nilai unsur utama Tridharma Perguruan Tinggi/ unsur rllelaksanakan pengabdian kepada masyarakat/ sub unsur :.. l\/Ienduduki jabatan

Dari pernyataan diatas perlu adanya wadah untuk melestarikan dan memperkenalkan subak yaitu dengan dibuatnya Museum Subak yang berlokasi di Kabupaten badung dengan tujuannya

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) yang