vi
ABSTRAK
FitriRohaniAritonang* Liza Erwina** Marlina***
Tindak pidana pemerkosaan merupakan suatu tindakan criminal berwatak sesuai yang terjadi ketika seseorang manusia atau lebih memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan atau benda-benda tertentu secara paksa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaturan hukum tindak pidana pemerkosaan terhadap anak dan bagaimana penerapan hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana dalam (Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor 9/Pid.sus/2016/PN Gst).
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian hukum normative adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum terdapat dalam peraturan perundang-undangan dalam putusan pengadilan.
Pengaturan hukum tindak pidana pemerkosaan terhadap anak dilihat dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pada bab XIV buku ke- II yakni dimulai dari pasal 285 sampai pasal 288, Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 81 ayat (1),(2),(3) didalamnya terkait dengan pasal 76D dan pasal 82 ayat (1),(2) didalamnya terkait dengan pasal 76E, serta dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Penerapan Hukum pidana terhadap pelaku Tindak Pidana dalam Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor 9/PID.SUS/2016/PN – Gst, sebagai putusan atas pelaku tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan terhadap anak .Sebelum Terdakwa dijatuhi pidana hakim menggunakan pertimbangan hukum dan ternyata Terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana dengan kekerasan memaksa anak untuk melakukan persetubuhan yang dilakukan secara berlanjut sebagaimana dalam dakwaan primair diatur dan diancam dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Terdakwa dikenakan sanksi pidana penjara selama 11 (sebelas) tahun dikurangkan selama terdakwa dalam tahanan dan jika denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 4 (empat) bulan.
*)Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**) Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***) Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara