• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi Lateks ( Hevea brasilliensis) dan Bitumen dalam Peningkatan Kekuatan Aspal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modifikasi Lateks ( Hevea brasilliensis) dan Bitumen dalam Peningkatan Kekuatan Aspal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya perkembangan lalu lintas dan perubahan cuaca yang terjadi, ini akan sangat bepengaruh pada kualitas permukaan jalan yang tidak jarang akan mengakibatkan kerusakan fisik dan menjadi penyebab utama ketidaknyamanan pengguna jalan. Bila kerusakan pada permukaan jalan tidak segera ditindak lanjuti, maka besar kemungkinan akan mempengaruhi kerusakan pada struktur lapisan di bawahnya. Untuk jenis permukaan jalan yang lentur, kondisi fisik dari lapisan permukaan jalan sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran yang ada pada aspal.

Aspal didefinisikan sebagai material perekat (comentitious), berwarna hitam atau coklat tua. Aspal berfungsi sebagai perekat batuan baik agregat maupun filler

menjadikan hal yang sangat penting untuk dipertahankan kemampuanya terhadap kelekatan, titik lembek dan kelenturannya. Untuk mempertahankan atau meningkatkan sifat-sifat aspal tersebut maka diperlukan penambahkan bahan aditif atau bahan pengikat (binder) pada aspal (Sukirman, 2003).

(2)

dan dapat cepat melunak dan mencair di dalam keadaan panas. Salah satu metode yang digunakan untuk menguatkan bitumen adalah mencampurkannya dengan bahan polimer. (McNally, 2011)

Jun Li (2007) telah melakukan penelitian dengan menggunakan GMA - g – LDPE yang dimodifikasi dengan bitumen dari Qinhuangdao. Hasil yang didapat ialah bitumen yang dimodifikasi dengan GMA - g – LDPE memiliki sifat yang tahan rutting lebih baik pada suhu dan kelelehan yang tinggi , dan ketahanan retak pada suhu rendah dibandingkan dengan bitumen yang dimodifikasi dengan LDPE

Azliandry (2011) telah melakukan penelitian tentang pemanfaatan karet SIR-20 sebagai bahan aditif dalam pembuatan aspal polimer dengan adanya dikumil peroksida dan divenil benzene menggunakan proses ekstruksi. Hasil karakterisasi yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan 95 gram aspal dan 5 gram karet SIR -20 efektif dalam meningkatkan sifat mekanis dari campuran aspal dimana dihasilkan kekuatan tekan maksimum sebesar 0,75 MPa. Sifat fisik menghasilkan penyerapan air sebesar 0,42%. Analisis termal menghasilkan suhu Tg 368°C dan suhu Tm 490°C. Analisis struktur permukaan SEM memperlihatkan adanya perbedaan permukaan setelah karet SIR-20 ditambahkan kecampuran aspal.

Gonzales (2011) telah melakukan penelitian tentang pengolahan modifikasi bitumen dengan karet ban remah dan zat polimer tambahan. Dimana hasil yang didapatkan bahwa semua zat polimer tambahan yang digunakan berhasil meningkatkan sifat reologi pada bahan pengikatnya. Dalam waktu pengerjaan 2 – 3 jam dapat menyebabkan peningkatan kekuatan pada bitumen dan bertambahnya keelastisan dari karet ban remah yang digunakan.

(3)

berinteraksi sebagian akibat poliuretan terlalu cepat mengeras pada aspal, sifat termal dengan DSC menunjukkan bahwa kapasitas kalor untuk variasi optimum antara lignin isolat : aspal (40:60) sebesar 0,0000608 J/oC. Hasil pengujian FTIR diperoleh bahwa aspal modifier yang dihasilkan terjadi interaksi kimia yaitu gugus NCO dari poliuretan dengan MDI berlebih bereaksi dengan gugus hidroksil dari aspal.

(4)

1.2Perumusan Masalah

Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Apakah aspal dapat bercampur secara sempurna dengan menggunakan bahan pengikat alami dari lateks (Hevea brasilliensis) yang telah direaksikan dengan bitumen.

2. Berapakah perbandingan yang optimum antara campuran aspal modifikasi dengan lateks (Hevea brasilliensis) dan bitumen.

3. Apakah pemanfaatan pencampuran lateks (Hevea brasilliensis) efektif dalam meningkatkan sifat mekanik dan sifat termal dari aspal.

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada:

1. Aspal yang digunakan yaitu aspal produksi asal Iran dengan type grade 60/70 yang diperoleh dari distributor PT. Gudang Aspal 51, Medan Sumatera Utara 2. Bahan pengikat yang digunakan yaitu lateks dari pohon karet (Hevea

brasilliensis) yang terdapat di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

3. Bahan perekat yang digunakan yaitu bitumen cair dengan type bitumen penetration 60/70 produksi asal Malaysia yang diperoleh dari Inspectorate Malaysia SDN. BHD Malaysia

4. Bahan agregat halus yang digunakan merupakan pasir yang diperoleh dari toko panglong CV. Setia Jaya, Medan Sumatera Utara

5. Bahan agregat kasar yang digunakan merupakan batu kerikil yang diperoleh dari toko panglong CV. Setia Jaya, Medan Sumatera Utara

6. Analisis dan karakterisasi yang dilakukan adalah Analisa Sifat Ketahanan Terhadap Air dengan Uji Serapan Air (Water Absorption Test), analisa Sifat Mekanik dengan Uji Kuat Tekan (Compressive Strength Test), dan analisa Sifat Morfologi dengan Uji Transmission Electron Microscopy (TEM)

(5)

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah diatas maka, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui teknik pencampuran aspal dengan menggunakan lateks ( Hevea brasilliensis) yang telah direaksikan dengan bitumen.

2. Untuk mengetahui optimasi campuran antara aspal modifikasi dengan lateks ( Hevea brasilliensis) dan bitumen.

3. Untuk mengetahui karakteristik sifat mekanik dan sifat morfologi dari aspal modifikasi yang telah direaksikan dengan campuran lateks (Hevea brasilliensis) dan bitumen

1.5Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai informasi mengenai pemanfaatan bitumen sebagai bahan tambahan dalam modifikasi aspal yang dapat meningkatkan sifat mekanik dan sifat morfologi dari aspal.

2. Sebagai alternatif dimana bitumen merupakan suatu bahan tambahan yang keberadaannya melimpah di Indonesia, pengolahan cukup sederhana, bahan yang ramah lingkungan dan sekaligus diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan teknologi konstruksi perkerasan jalan di Indonesia.

1.6Metodologi Percobaan

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dimana pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :

1. Tahapan Preparasi Agregat Halus dan Agregat Kasar 2. Tahapan Pembuatan Aspal Modifier

(6)

3. Tahapan Karakterisasi Aspal Modifier

Untuk karakterisasi yaitu dengan analisa Sifat Ketahanan Terhadap Air dengan Uji Serapan Air (Water Absorption Test) , analisa Sifat Mekanik dengan Uji Kuat Tekan (Compressive Strength Test), dan analisa Sifat Morfologi dengan Uji Transmission Electron Microscopy (TEM).

Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

- Variabel Bebas : - Bitumen cair, aspal dan lateks dengan variasi

perbandingan (v/v/v) :

20 : 75 : 5 ; 20 : 70 : 10 ; 20 : 65 : 15 ; 20 : 60 : 20 ; 20 : 55 : 25 ; 0 : 80 : 20 dan 20 : 80 : 0 .

- Variabel Tetap : - Agregat pasir halus 100 mesh 300 gram -Agregat Batu Kerikil 50 gram

- Variabel Terikat : - Uji Serapan Air (Water Absorption Test)

- Uji Kuat Tekan(CompressiveStrength Test)

- Uji Transmission Electron Microscopy (TEM)

1.7 Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program.. Nilai suatu variabel dapat berubah-ubah sehingga

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh Sarjana Strata 2 Magister (S-2) Pendidikan Agama Islam (M.Pd). Program Pascasarjana

Penelitian ini mengkaji ungkaoan metaforis dalam kolom esai taratarot pada situs berita medanbagus.com melalui perspektif semantik. Penelitian ini bertujuan untuk

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN AUTHENTIC ASSESMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB-POKOK BAHASAN LOGIKA

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan terdapat pengaruh antara informasi Distro Euphoria Rock Store Medan yang dibicarakan oleh orang

Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan hendaknya melakukan kerja sama dengan asosiasi pelayanan kesehatan tradisional atau organisasi professional untuk menetapkan suatu

Hasil penelitian ini menunjukkan pendidikan nilai-nilai toleransi di Tk Pamardi Siwi dilakukan dengan cara pengenalan dan pembiasaan, pendidikan nilai toleransi yang dilakukan

Cerpen berjudul “Bulan Terbingkai Jendela” karya Indra Tranggono ini merupakan pandangan dunia kaum borjuis kecil, priyayi, yang melakukan penolakan terhadap sistem kelas sosial