• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Fungsi Sosial Pemandian Air Panas (Onsen) di Jepang Dengan Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Fungsi Sosial Pemandian Air Panas (Onsen) di Jepang Dengan Di Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kesibukan masyarakat yang semakin meningkat telah membuat

berbagai objek wisata dan kegiatan relaksasi menjadi kebutuhan primer. Tempat hiburan

maupun objek wisata dipercaya mampu menghilangkan kepenatan dan kejenuhan

masyarakat. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan

melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat

setempat dan sekitarnya. Sedangkan relaksasi seringkali diartikan dengan rileks, yaitu

suatu tindakan yang digunakan untuk melepas ketegangan atau kelelahan. Kedua hal ini

menjadi incaran masyarakat untuk mengatasi stress, kecemasan, emosi negatif, dan

gangguan psikologis yang dialami masyarakat dalam kesibukannya sehari-hari.

Cara yang dilakukan dalam merelaksasikan diri pun berbeda-beda, tergantung

pada kebiasaan dan budaya masyarakat serta negara masing-masing. Kebudayaan itu

bersifat universal dan dimiliki setiap bangsa di dunia. Salah satunya adalah bangsa

Jepang. Jepang adalah suatu negara kepulauan dengan pulau-pulau besar dan kecil yang

telah diketahui secara umum memiliki kebiasaan dan tradisi yang unik dan juga

(2)

2

penting yang harus dipertahankan di dalam kehidupan masyarakat Jepang

(Reischauer,1982:192).

Bahkan dalam hal relaksasi sekalipun bangsa Jepang memiliki ciri khas

tersendiri yang membedakannya dengan negara-negara lain di dunia. Hal tersebut

terlihat pada saat orang Jepang mandi dengan cara berendam di air panas. Berendam di

air panas merupakan suatu kenikmatan dan rekreasi bagi orang Jepang. Tradisi

berendam air panas dapat dilakukan di ofuro, sento, dan onsen. Ofuro adalah bak mandi

ala jepang yang berbentuk kotak atau bundar yang digunakan untuk berendam air panas

di kamar mandi rumah orang jepang. Sento adalah pemandian umum di Jepang yang

biasanya terdapat di dalam ruangan tertutup. Sedangkan onsen adalah pemandian umum

mata air panas yang berasal dari air panas gunung api yang biasanya berada di luar

ruangan.

Dari ketiga tempat tersebut, onsen merupakan tempat yang paling digemari

oleh masyarakat Jepang. Onsen dapat ditemukan di sepanjang kepulauan Jepang, seperti

di sepanjang pantai berpasir ataupun di tebing pegunungan. Ada juga beberapa onsen

yang terdapat di rumah penginapan ala Jepang dan hotel-hotel tertentu.

Selain sebagai tempat rekreasi dan relaksasi, onsen juga dijadikan sebagai sarana

(3)

3

kenal dapat menjalin komunikasi dengan baik karena suasana yang santai dalam kolam

pemandian. Onsen juga dianggap sebagai tempat pengobatan karena airnya yang diyakini

sangat bermanfaat bagi kulit dan kesehatan tubuh.

Namun, yang menjadi ciri khas masyarakat Jepang berendam di onsen adalah

mereka berendam tanpa pakaian. Mereka menikmati berendam dalam onsen sambil

bertukar informasi dan berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Hal ini tentu sangat

berbeda dengan budaya Indonesia. Orang Indonesia umumnya memilih berpakaian

tertutup dalam kehidupan sehari-harinya. Orang Indonesia cenderung malu dan risih

untuk tidak berpakaian di tempat umum walaupun dengan jenis kelamin yang sama.

Contoh budaya Indonesia ini dapat dilihat pada saat masyarakat Indonesia

berendam di dalam pemandian air panas yang terdapat di kaki gunung di Indonesia.

Beberapa pemandian air panas yang terkenal di Indonesia adalah pemandian air panas

Sidebuk-debuk dan pemandian air panas Sipoholon di Sunatera Utara, pemandian air

panas Candi Umbul di Pulau Jawa, dan lain-lain. Pemandian air panas ini banyak

dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Yang menarik dari pemandian air panas ini

adalah kolam air panasnya beraroma sulfur atau belerang yang sangat kuat yang juga

(4)

4

Saat memasuki kolam pemandian air panas, para pengunjung juga disarankan

masuk perlahan-lahan agar dapat menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu air panas.

Biasanya di pemandian air panas terdapat fasilitas untuk para pengunjung seperti toilet,

kamar ganti, sewa pakaian untuk berendam, dan juga penginapan murah untuk

pengunjung yang ingin bermalam di taman wisata tersebut. Pengunjung yang berendam

biasanya memakai pakaian kaos dan celana pendek baik pria maupun wanita atau hanya

celana pendek untuk kaum pria.

Pemandian air panas berasal dari sumber mata air yang melingkari badan

gunung api membentuk pola seperti sabuk yang biasanya disebut sabuk mata air (spring

belt). Pada ketinggian-ketinggian tertentu terdapat jalur mata air yang berkaitan dengan

sifat orohidrologinya, juga berkaitan dengan perubahan lereng yang diakibatkan oleh

perubahan struktur batuan pembentuknya (Purbohadiwidjojo,1967). Aliran air panas

belerang dialirkan dari rekahan Gunung melalui pipa-pipa ke kolam pemandian dan air

kolam bersikulasi terus-menerus.

Selain untuk rekreasi, salah satu pertimbangan masyarakat untuk mengunjungi

pemandian air panas baik di Jepang maupun di Indonesia adalah untuk kesehatan.

Menurut Perkins (1939), sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara

(5)

5

Uraian di atas menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan budaya orang

Indonesia dan orang Jepang dalam berendam air panas. Berdasarkan latar belakang

masalah tersebut, maka penelitian ini akan berusaha mengungkapkan persamaan dan

perbedaan yang terdapat pada onsen dan pemandian air panas di Indonesia melalui skripsi yang berjudul “Perbandingan Fungsi sosial Pemandian Air Panas (Onsen) di

Jepang dengan di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Masyarakat sekarang membutuhkan rekreasi dan relaksasi untuk

menghilangkan kejenuhan akibat kesibukan sehari-hari, salah satunya dengan cara

berendam air panas. Tetapi, cara berendam air panas masyarakat berbeda-beda

tergantung kepada negara dan budaya masing-masing. Seperti budaya negara Jepang

yang masyarakatnya berendam di onsen tanpa mengenakan pakaian. Hal ini tentunya

sangat bertolak belakang dengan budaya masyarakat Indonesia yang cenderung

memakai pakaian tertutup termasuk saat berendam di pemandian air panas umum

seperti pemandian air panas Sidebuk-debuk.

Namun masyarakat Jepang dan masyarakat Indonesia juga memiliki persamaan

keyakinan tentang pemandian air panas. Selain sebagai rekreasi, berendam di

(6)

6

dipercaya dapat menyembuhkan penyakit terutama penyakit kulit.

Untuk mengetahui bagaimana perbandingan onsen di Jepang dengan

pemandian air panas di Indonesia akan dilihat dari perbedaan dan persamaan fungsi

serta tradisinya dalam masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas, apabila

permasalahan tersebut dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan yakni sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tradisi mandi di onsen di Jepang dan di Indonesia?

2. Bagaimanakah fungsi onsen di Jepang dan di Indonesia?

3. Bagaimanakah perbandingan tradisi dan fungsi onsen di Jepang dengan

di Indonesia? 1.3Ruang Lingkup Pembahasan

Adanya persamaan dan perbedaan budaya antara masyarakat Jepang dan

Indonesia dalam berendam di onsen dan pemandian air panas di Indonesia merupakan

hal yang menarik karena Jepang dan Indonesia merupakan dua negara yang berjauhan

meskipun keduanya termasuk negara di Asia. Dengan demikian, ruang lingkup

pembahasannya terdapat pada persamaan dan perbedaan budaya yang diterapkan saat

berendam di onsen maupun di pemandian air panas , yaitu meliputi unsur budaya dan

unsur keyakinan masyarakat setempat. Dalam menguraikan perbandingannya, penulis

akan menggunakan teori fenomenologi dan konsep kebudayaan, juga membahas

(7)

7 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Yoeti (1992:109), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan

untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna

pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Dalam hal ini masyarakat Jepang mengunjungi onsen dan masyarakat Indonesia

mengunjungi pemandian air panas dengan tujuan melakukan rekreasi. Dengan demikian,

onsen dan pemandian air panas Sidebuk-debuk memiliki fungsi pariwisata.

Orang Jepang adalah salah satu bangsa di dunia yang menjadikan mandi atau

berendam di onsen sebagai secara untuk merelaksasikan diri. Adat berendam ini telah

dikenal oleh bangsa Jepang sejak jaman Muromachi (1333-1568). Tempat mandi untuk

umum baru populer setelah tempat mandi komersial pertama dibuka di kota Edo pada

tahun 1591. Tempat pemandian umum itu kemudian dikenal dengan nama onsen.

Secara etimologi, kata onsen (温泉

ん ん

) berasal dari dua huruf kanji yaitu kanji on (温)dan sen 泉 . Kanji温 (あたたー い) berarti hangat dan kanji泉 (い み)

berarti mata air, pancuran, sumber. Jadi,secara harafiah onsen berarti mata air hangat.

(8)

8 (Nelson,2005:561).

Sumber air panas atau pemandian air panas adalah mata air yang dihasilkan

akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geothermal. Air

yang keluar suhunya di atas 37 derajat Celcius (suhu tubuh manusia), namun sebagian

mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih (Monroe,2006).

Namun, dalam berendam di pemandian air panas pun masyarakat memiliki cara

yang berbeda-beda tergantung pada kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing

daerah. EB Tylor (1971) dalam Madjid (2003:5) memberikan definisi kebudayaan

sebagai berikut. “Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”

Selain itu, yang menjadi alasan lain mengapa masyarakat memilih untuk

berekreasi ke pemandian air panas adalah karena air onsen maupun air pemandian air

panas lainnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit karena mengandung air mineral

yang berguna bagi kesehatan.

Dalam Slamet (1994:4), istilah kesehatan itu sendiri di dalam Undang-Undang

(9)

9

kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari

penyakit, cacat, dan kelemahan.” 1.4.2 Kerangka Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi untuk

melihat hubungan tradisi mandi dengan fungsi onsen di Jepang. Secara etimologi, fenomenologi berasal dari bahasa Yunani “phenomenom” yang memiliki arti sesuatu

yang tampak, yang di dalam Bahasa Indonesia disebut gejala. Secara terminologi,

fenomenologi berarti suatu metode deskriptif dan suatu nama untuk suatu ilmu apriori

yang berdasarkan metode. Arti luas dari fenomenologi adalah ilmu yang mempelajari

gejala-gejala atau apa saja yang tampak, sedangkan arti sempitnya, ilmu yang

mempelajari tentang gejala-gejala menampakkan diri ada kesadaran manusia. Maka,

secara garis besar definisi dari fenomenologi adalah suatu ilmu dan juga metode yang

mempelahari tentang gejala-gejala yang tampak pada kesadaran manusia.

Teori lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsionalisme

struktural Talcott Parson. Parson (dalam Salim 2006:113) menyatakan bahwa sebuah

masyarakat agar tetap eksis dalam mempertahankan keberadaannya harus dapat

melakukan fungsi-fungsi atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebagai sebuah sistem.

Teori ini penulis gunakan untuk mengkaji fungsi sosial pemandian air panas.

(10)

10

hal dengan hal lain atau sesuatu yang menyatakan hubungan antara suatu hal dengan

pemenuhan kebutuhan tertentu (Merton dalam Kusdiyana,1996:10).

Penulis juga menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis adalah

pendekatan yang digunakan untuk menganalisis manusia dalam masyarakat ke individu;

menyelidiki bagaimana tata cara kehidupan masyarakat, kebudayaan, dan

pribadi-pribadi mempengaruhi agama, sebagaimana agama itu sendiri mempengaruhi

mereka (Johnson dalam Suprayogo, 2001:54). 1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tradisi mandi masyarakat Jepang dan masyarakat

Indonesia.

2. Untuk mengetahui fungsi pemandian air panas (onsen) bagi masyarakat

Jepang dan masyarakat Indonesia.

3. Untuk menganalisis persamaan dan perbedaan fungsi onsen di Jeang dengan

pemandian air panas di Indonesia.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

(11)

11

2. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai pemandian air

panas di Indonesia.

3. Untuk menambah referensi bagi orang yang akan meneliti tentang Onsen

ataupun tentang pemandian air panas di Indonesia. 1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk menentukan, mengembangkan dan

menguji masalah yang dihadapi. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif dan metode deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan

metode penelitian yang menggunakan data-data yang didapatkan baik dari sumber

buku maupun data lapangan kemudian dipaparkan sehingga mendapatkan data

deskriptif. Selanjutnya penulis kemudian mengolah data mulai dari mengedit sampai

menyajikan hasil olahan data dengan ringkas. (Muhadjir,2000:42-44).

Penulis menggunakan metode studi pustaka untuk memperoleh data yang

diperlukan dengan cara mendapatkannya dari literature berupa buku dan jurnal

sebagai sumber utama. Penulis juga menggunakan akses internet sebagai media

Referensi

Dokumen terkait

dengan atasan mereka yang menjadi penutur Jepang dalam konteks percakapan

Shogi ( 将 棋 ) merupakan permainan tradisional yang menjadi bagian dari kearifan lokal Jepang yang masih ada hingga saat ini. Shogi merupakan permainan kompetitif dan

Namun pada tahun 1854, Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat berhasil meyakinkan penguasa Jepang ketika itu untuk menyetujui perjanjian Shimoda, Jepang kemudian menjadi

 Belanda menyerahkan wilayah jajahan atas Indonesia kepada Jepang tanpa syarat di Kalijati jabar tg 8 Maret 1942 yang disebut perjanjian Kalijati..  PEMERINTAHAN JEPANG

Kebijakan untuk menjadi pekerja asing di Jepang yang dipermudah menjadi kesuksesan pemerintah Jepang menaikkan jumlah pekerja asingnya dari tahun 2014 hingga 2017,

Menurut Nasir (2010), persoalan sampah mungkin menjadi masalah tanpa solusi bagi negara-negara berkembang, namun tidak bagi negara maju seperti di Jepang

Kondisi sosial masyarakat pada masa sebelum Jepang masuk ke Indonesia yaitu masyarakat sangat mengalami penderitaan dimana dari mulai kerja paksa hingga kerja rodi

Tori yang menjadi budaya khas di Jepang. Makna dan bentuk-bentuk Tori yang menjadi kepercayaan orang Jepang. Tempat-tempat terkenal di Jepang dengan keunikan Tori yang