BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Menjadi tua merupakan proses normal yang terjadi pada setiap manusia, namun akan menjadi masalah apabila terjadi lebih cepat dari waktunya atau umumnya disebut penuaan dini. Tanda-tanda penuaan dini dapat terjadi di semuaorgan tubuh manusia dan yang paling tampak adalah pada kulit. Gejala- gejala tersebut dapat ditandai oleh adanya kerut dan hiperpigmentasi pada kulit(Jaelani, 2009).
Kulit merupakan “selimut’ yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (Keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Latifah,2007).
Pada dasarnya penuaan kulit terbagi menjadi dua proses besar, yaitu penuaan kronologi dan photo aging. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur dan fungsi, serta metabolik kulit seiring bertambahnya usia. Sementara itu photo aging adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat paparan sinar UV. Paparan sinar UV yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolistis dari radikal bebas yang terbentuk. Selanjutnya enzim ini akan memecah kolagen yang berada di bawah dermis (Zelfis, 2012).
Menurut survei penyebab utama penuaan dini yang dialami penduduk Indonesia adalah aktivitas berlebih di bawah sinar matahari (Bogadenta, 2012). Indonesia yang beriklim tropis dengan sinar matahari yang melimpah dapat menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulitatau penuaan dini (prematur aging) (Vinski, 2012). Beragam cara diupayakan utuk mencegah ataupunmemperbaiki dampak penuaan. Penggunaan antioksidan merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan (Ardhie, 2011). Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi kerusakan sel (Hernani dan Raharjo, 2005). Bila antioksidan berjumpa dengan radikal bebas akan menghentikan serangannya terhadap sel, yaitu degenerasi lambat yang dikenal dengan istilah menua. Antioksidan dapat menghentikan, menghambat, atau memperbaiki serangan radikal bebas yang mempercepat penuaan maka sangat masuk akal kalautubuh kita perlu banyak mengkonsumsi antioksidan (Putro, 1997).
Penuaan dapat dicegah bila radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh
seimbang dengan antioksidan yang dihasilkan tubuh (Darmawan, 2013). Namun
tubuh tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,
sehinggajika terjadi paparan radikal bebas yang berlebih maka tubuh
membutuhkan antioksidan dari luar (Rohdiana, 2001).
Saat ini banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan, baik itu daun, buah, akar maupun biji. Semua itu bisa menjadi bahan untuk melakukan perawatan
kecantikan, misalnya denganmemanfaatkan tumbuhan laut
ganggangmerah(Kappaphycus alvarezii).Manfaat tumbuhan ganggang merah
juga baik sebagaiantioksidan yang mampumenangkal radikal bebas, sehingga
dapat
difungsikanuntuk memperlambat penuaan dan menyegarkan kulit.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari ganggang merahdengan metode penangkapan radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol ganggang merah memiliki IC50 sebesar 3,03 ppm(Kumar, dkk., 2007). Ganggang merahkaya akan protein, serat kasar, asam lemak esensial, mineral-mineral, karoteneid,vitamin A, dan vitamin C (Fayaz, dkk., 2005).
Kandungan senyawa aktif lain dalam alga yaitu astaxanthin, yangdapat membantu mengurangi kulit kasar dan penuaan, melindungi sebum dari oksidasi (Tominaga, dkk., 2012). Jenis alga merah ini diteliti juga mengandung karagenan (derivat polisakarida) dan mineral berlimpah yang juga memiliki efek hidrasi, terapi dan pelembab (Agatonovic dan Morton, 2012)
Sediaan bentuk gel memiliki beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket, tidak mengotori pakaian, mudah dioleskan, mudah dicuci, tidak meninggalkan lapisan berminyak pada kulit, viskositas gel tidak mengalami perubahan yang berarti selama penyimpanan (Lieberman, 1997).
Berdasarkan uraian diatas, telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan gel ekstrak ganggang merah sebagai anti-aging.
1.2PerumusanMasalah
Berdasarkanuraian di atas, makaperumusanmasalahpenelitianadalah: a. Apakah ekstrak ganggang merahdapatdiformulasikandalamsediaan gel? b. Apakahgel yang mengandung ektrakganggang merahmampu memberikan
efek anti-aging pada kulit?
1.3Hipotesis
Berdasarkanperumusanmasalah di atas, makahipotesispenelitianadalah sebagaiberikut:
a. Ekstrak ganggang merahdapatdiformulasikandalam bentuksediaangel. b. Gel yang mengandung ekstrak ganggang merah mampu memberikan efek
anti-aging pada kulit.
1.4TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk memformulasikan sediaan gel dari ekstrak ganggang merah sebagai anti-aging.
b. Untuk menentukanapakah gel yang mengandung ekstrak ganggang merah mampu memberikan efek anti-aging pada kulit.
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari ganggang merah.
b. Untuk meningkatkan pengembangan produk farmasi dari bahan alam, terutama bentuk sediaan topikal.