• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Informasi sebagai Hasil Interkon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politik Informasi sebagai Hasil Interkon"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Helmi Akbar Danaparamitha (071311233071) – Globalisasi dan Masyarakat Informasi (Week 10)

Politik Informasi sebagai Hasil Interkoneksi antara Media dan Politik “Cyberspace, Informational Politics and Public Sphere”

Berbicara mengenai informational politics atau politik informasi, tentu tidak terlepas kaitannya dengan kehadiran media teknologi informasi di era kontemporer. Manuel Castells (1997: 311) dalam artikel yang berjudul Informational Politics and the Crisis of Democracy berpendapat bahwa era baru teknologi informasi telah menginduksi berbagai aturan baru dalam konteks transformasi sosial budaya, yang secara dramatis mempengaruhi substansi politik. Informasi dan komunikasi politik pada dasarnya berada dalam ruang lingkup media elektronik dengan berbagai pesan yang dibawa, hingga interaksi antara media dan penonton mereka disebut sebagai proses dua arah. Terdapat hal menarik dalam media elektronik seperti radio, televisi, koran dan internet yang telah menjadi ruang istimewa dalam urusan politik. Hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa seluruh urusan politik dapat direduksi menjadi gambar, teks dan suara untuk kemudian dikomunikasikan melalui media, namun tanpa media tidak akan ada kesempatan untuk memenangkan atau mengolah kekuatan. Tanpa kehadiran media, proposal atau kandidat politik tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh dukungan secara luas. Politik secara tidak langsung telah terbingkai dalam hal substansi, organisasi, proses dan kepemimpinan, dengan logika yang melekat pada sistem media terutama media elektronik. Proses ini tidak hanya berdampak pada pemilihan umum, namun juga organisasi politik, pengambilan keputusan dan kepemerintahan. Hasil dari interkoneksi antara media, politik dan pemilih atau elektorat, sebagaimana disebut Castells (1997: 312) sebagai fenomena politik informasi, dapat ditandai dengan dominasi televisi yang mengarah menuju kehadiran penyederhanaan dan personalisasi pesan, komputerisasi pemasaran politik, serta pembunuhan karakter sebagai strategi politik. Dengan berbagai fakta yang disampaikan oleh Castells (1997: 321), mampu menunjukkan bahwa sistem politik saat ini ditantang oleh ketergantungan mereka sendiri pada arus informasi yang kemudian berdampak pada terjadinya krisis demokrasi di era informasi.

(2)

dan penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi seakan menjadi fitur khas bagi politik informasi (Castells: 1997: 341). Penggunaan politics of scandal dalam media terus berkembang sebagai senjata yang dimanfaatkan oleh aktor-aktor, kepentingan bisnis bahkan kelompok sosial untuk melawan satu sama lain.

Rekonstruksi demokrasi dan pembentukan politik informasi mengarah pada pertumbuhan fragmentasi sistem politik. Fragmentasi ini merupakan konsekuensi dari pengaburan sistem partai berdasarkan dikotomi di satu sisi, serta munculnya lokalisme, politik referendum dan dukungan kepemimpinan pribadi di lain sisi. Menurut Castells (1997: 349), terdapat tiga tren yang relevan bagi perkembangan politik informasi. Pertama yakni pembentukan kembali negara lokal dengan meningkatnya partisipasi warga pada pemerintah daerah yang dimungkinkan dengan keberadaan teknologi informasi. Kedua, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan partisipasi politik dan komunikasi horizontal antar masyarakat, serta pemberdayaan antar kelompok masyarakat dengan menghapus manipulasi dan ketidaksetaraan. Akses informasi online dan komunikasi melalui komputer memberikan fasilitas difusi dan pengambilan informasi, serta menawarkan kemungkinan debat dan interaksi dalam forum elektronik melalui kontrol media. Lebih penting, masyarakat mampu membentuk konstelasi politik dan ideologi mereka sendiri, menghindari struktur politik yang telah ada sehingga menciptakan lapangan politik yang lebih fleksibel (Castells, 1997: 349). Dan ketiga, pengembangan mobilisasi politik di sekitar isu non-politik seperti isu kemanusiaan, feminisme atau isu-isu lingkungan. Bentuk mobilisasi politik ini merupakan usaha untuk meningkatkan legitimasi dalam seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan proses politik dan isu-isu politik baru, sehingga memajukan krisis demokrasi liberal klasik sementara mendorong munculnya demokrasi informasi.

Penulis setuju dengan pendapat Castells (1997: 352) yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan partisipasi politik dan komunikasi horizontal antar masyarakat. Hal ini mampu terbukti melalui contoh kasus kemenangan Barack Obama dalam pemilihan kandidat Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008. Dalam kasus ini internet memainkan peranan penting untuk menyebarkan informasi tentang kandidat dan juga untuk memperoleh dukungan. Dalam proses pemilihan presiden tahun 2008, kehebatan internet amat penting bagi kampanye Obama yang dimulai dari nol, dengan dana minimal dan pengetahuan masyarakat yang kecil akan dirinya (BBC News, 2008). Melalui internet, politisi yang tidak begitu dikenal bisa dengan cepat mendapat dana dan pendukung baru. Semenjak kesuksesan Obama, penggunaan teknologi informasi dan media sosial sebagai saluran kampanye politik menjadi sebuah tren baru. Para politisi di seluruh dunia ramai-ramai melakukan hal yang sama.

(3)

korporasi. Kekuatan baru terletak pada kode informasi dan dalam representasi image yang mampu mempengaruhi lembaga mereka dan orang-orang yang membangun kehidupannya. Kekuatan saat ini terletak pada pikiran masyarakat.

Referensi:

BBC News. 2008. Internet Kunci Kemenangan Obama [Online]. Tersedia dalam: http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/05/080522_internetpolitics.shtml. [Diakses pada 20 November 2016].

Referensi

Dokumen terkait

Variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis sari buah belimbing ( Averrhoa carambola L.) dan variabel tergantung yaitu efek anti-inflamasi dan analgesik sari

PEI.,AKSANAAN PERATURAN DAERAH TINGKAT I BENGKULU NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN DARI PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I

Jagat Konstruksi Abdipersada didirikan pada tahun 1990 yang berkonsentrasi dalam pembangunan gedung komersial dan Industri.. Awal mula

Dalam penilitain terdapat Penderita hipertensi terbanyak yang tertera di puskesmas kartasura tahun 2018 adalah pada rentang umur 36-45 tahun sebanyak 92

Berdasarkan pernyataan masalah dan persoalan berkaitan dengan faktor yang menyebabkan berlakunya gangguan psikologi dalam kalangan mahasiswa universiti, maka objektif

Berdasar- kan hal tersebut hasil pada indikator kinerja dan po- la pikir termasuk pada kategorisasi kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa secara kemampuan berpikir dan kinerja

Kendaraan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas, faktor kendaraan diantaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah

Pemberian pakan awal pada larva ikan bawal laut terjadi se- telah proses penyerapan kuning telur berakhir yaitu sekitar 35:30-46:30 jam, namun se- belum butir