Matriks Studi Perbandingan Perparkiran
Nasional dan Internasional
Matriks ini disusun oleh Muhammad Rizaldy Yusuf (
Rizaldyyusuf92@gmail.com
) dengan
metode tinjauan literatur. Berkas ini dilisensi menggunakan prinsip Creative Commons dengan
jenis Atribusi-BerbagiSerupa dengan keterangan
:“
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bahkan
untuk kepentingan komersial, selama mereka mencantumkan kredit kepada Anda dan melisensikan ciptaan
turunan di bawah syarat yang serupa. Lisensi ini seringkali disamakan dengan lisensi "copyleft" pada
perangkat lunak bebas dan terbuka. Seluruh ciptaan turunan dari ciptaan Anda akan memiliki lisensi yang
sama, sehingga setiap ciptaan turunan dapat digunakan untuk kepentingan komersial.
”
-(CreativeCommons.Org)No.
Kota/Propinsi/Negara
Surabaya (K) Jakarta
(Pr) Amerika Serikat (N) Jepang (N) Poin Kebijakan
1.
Kewajiban penyediaan lahan
parkir minimum
Wajib,berdasarkan Perda No.I tahun 2009 Pasal 8 hingga saat ini 2017
Wajib
Wajib pada tahun 70an.
Kemudian tidak diwajib kan karena kurang mempehatikan ketersediaan daya transit.
2.
Peran pemerintah dalam mewajibkan
penyediaan lahan parkir.
Wajib,berdasarkan Perda No.I tahun 2009 Pasal 8 hingga saat ini 2017.Namun apabila tidak memungkinkan boleh
mengusahakan secara kolektif.
Wajib
Pemerintah mendorong dan membolehkan pengembang untuk tidak menyantumkan lahan parkir dalam berbagai proyek konstruksi.
3. Peran pemerintah dalam memberdayakan tempat parkir yang
kurang dipakai (underutilized)
Belum diatur dalam Perda (?)
Belum diatur dalam Perda (?)
Promosi lahan parkir yang kurang sering dipakai jadikan strategi pengaturan parkir oleh beberapa daerah untuk
mengoptimalkan daya tampung.
No.
Kota/Propinsi/Negara
Surabaya (K) Jakarta
(Pr) strategi ini :Amerika Serikat (N) Jepang (N) Montgomery,
Maryland, Boulder, Colorado, Cambridge, dan Massachusetts.
4.
Penggunaan Proof-of-Parking sebagai
strategi untuk mengatur parkir
Belum Diatur Belum Diatur Belum Diatur
Ada,Proof-of-Parking ada dengan nama “Shako Shomei Sho”.Setiap pemilik kendaraan bermotor diwajibkan mampu memastikan bahwa tersedia lahan parkir disekitar tempat tinggal atau tempat kerjanya.
5.
Penggunaan perluasan lintasan pejalan kaki,lintasan
pengendara sepeda dan juga lajur bus untuk mendorong pemanfaatan tempat parkir di tempat yang
tersedia.
Sudah diterapkan dengan catatan tidak diatur dalam Perda
Sudah diterapkan dengan catatan tidak diatur dalam Perda
Sudah
diterapkan,berdasarka n keterangan temuan dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP),Amerika Serikat
No.
Kota/Propinsi/Negara
Surabaya (K) Jakarta(Pr) Amerika Serikat (N) Jepang (N) 6.
Sinergi Dishub dengan Badan
Pemerhati Lingkungan untuk membangun lahan parkir yang ramah
lingkungan
Belum diatur Belum diatur
Ada,pembangunan diawali koordinasi antara Departemen Transportasi (DOT) dengan berbagai lembaga pemerhati lingkungan
membangun lahan parkir yang
diusahakan
menghasilkan gas rumah kaca yang minim
Belum diatur
7.
Penggunaaan insentif bagi masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas transportasi
umum dan mengoptimalkan
fasilitas parkir
Belum diatur dalam Perda (?)
Ada,berup a Kartu Jakarta Satu,dan juga fitur dalam Kartu Jakarta Pintar.
Ada Insentif.mulai dari tawaran rute komuter yang disesuaikan dengan rute padat perkantoran atau pusat distrik bisnis.hingga penggantian uang dalam bentuk tunai. (IPTD,2010).
8.
9.