• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

450 Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan dan penegelolaan masyarakat dalam pemamanfaatan objek wisata. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan menggunakan in-depth interview, obseva si, dokomentasi dan Focus Group Discussion (FGD) dengan beberapa stakeholder terkait. Alat analisis yang digunakan adalah triangulasi data, analisis domain dan taksonomi.

Hasil penelitian pengumpulan data dan Focus Group Discussion (FGD) didapat bahwa, pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata belum mendapat perhatian dari stakeholder baik pemerintah, suwa sta ataupun masya rakat lokal. Hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya kegiatan ekonomi ma syarakat lokal area objek wisata yang hanya melakukan aktivitas rutinitas dan kurang mendukung kegiatan wisata, sehingga perlu pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat area objek wisata Kalang Anyar Sedati Sidoarjo

Key word: Pemberdayaan, objek Wisata, Masyarakat

.

PENDAHULUAN

Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga ibu kota Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan. Sedangkan objek wisata kota Delta Sidoarjo diantaranya Wisata Lumpur Lapindo,Pesarean Eyang Lintang Mukti, Masjid Agung Sidoarjo, Kampung

Batik Jetis, Museum Mpu Tantular, Candi Dermo, Candi Mendalem, Candi Pari, Candi Sumur, Candi Tawangalun, Kawasan Pemancingan Kalanganyar, Cemandi, Kampung Krupuk Desa Kedungrejo, Jabon, Sentra tas dan koper Tanggulangin.

Kalanganyar adalah sebuah desa yang luas wilayahnya 2/3 terdiri dari tambak dan masuk di Kecamatan Sedati. Desa ini sebagai penghasilkan komoditi bandeng, udang windu dan terasi, krupuk & olahan ikan bandeng. Kalanganyar merupakan desa yang agamis, religius dan saat ini tumbuh dalam rangka tahap membangun. Baik sektor pendidikan, perdagangan, kesehatan dan sektor infrasturktur pariwisata pemancingan yang mana hal itu telah berkembang pesat dan sudah terkenal di seluruh wilayah Kab. Sidoarjo. Desa Kalanganyar Kec. Sedati memiliki potensi wisata kolam pancing paling diminati oleh seluruh warga Sidoarjo bahkan dari luar daerah, ternyata hingga saat ini belum mendapatkan perhatian penuh dari pihak Pemkab Sidoarjo. Padahal, selain kolam pancing yang saat ini sudah marak, ikan bandeng Kalanganyar termasuk yang paling gurih dan Lilik Indayani

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

lilialmachfudz@gmail.com

Dewi Andriani

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

dewi@umsida.ac.id Sumartik

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

sumartik@umsida.ac.id

(2)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

451 paling enak di antara olahan ikan bandeng di seluruh

wilayah Sidoarjo.

Desa Kalanganyar ini ternyata mampu menghasilkan bandeng-bandeng dengan cita rasa gurih dan lezat. untuk kolam pancing, Desa Kalanganyar kini menjadi salah satu pusat kolam pancing ternama di Wilayah Kec. Sedati Sidoarjo Jawa Timur. Meskipun tanpa dipoles dengan infrastruktur yang memadai, kawasan tambak ini mampu menyedot masyarakat Surabaya, Sidoarjo, sekitarnya. Bahkan pada hari Minggu, kawasan ini mampu menyedot ribuan penghobi mancing. Tempatnya santai, bisa untuk menyalurkan hobi mancing. Diakui ataupun tidak, wisata Kabupaten Sidoarjo bergerak pelan, hal ini cukup tertolong dengan kawasan pancing Desa Kalanganyar. Setidaknya dengan banyaknya pendirian kolam pancing di kawasan ini, hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata tidak hanya menyuguhkan keindahan alam saja, namun hamparan tambak dapat disulap menjadi objek wisata alam yang cukup handal. Saat ini pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memberikan perhatiannya kepada Pemdes Kalanganyar berupa hibah dana pavingisasi yang mana hal itu diletakkan di jalan menuju tambak yang terbentang dari ngemplak menuju ke tambak kali prapat yang panjang pavingisasi sejauh 4 km lebih. Hal itu sangat membantu bagi warga Desa.luas Desa Kalangayar 135.000M2 dengan jumlah penduduk 8450 jiwa, (https://id.wikipedia.org/ wiki/Kalanganyar, Sedati,_Sidoarjo)

Seiring dengan berkembangnya wisata memancing khususnya Desa Kalanganyar Sidoarjo, maka peran pemerintah atau stakeholder untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat lokal area wisata dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat agar tumbuh dan berkembang ekonomi kreatif, kegiatan wisata dirasakakan oleh masyarakat area wisata yang berdampak terhadap lapangan kerja

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan wisata. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan in depth interview, observasi, dan dokumentasi. Cara seperti ini hanya dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena dalam pendekatan kualitatif, peneliti juga sebagai instrumen penelitian. Setelah mendapatkan data, maka dengan pendekatan kualitatif juga, akan dilakukan Focus Group Disscussion (FGD) yang akan merumuskan

pemberdayaan masyarakat dalam pemanfataan wisata Kalangayar Sidoarjo

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan in-depth interview yaitu dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur terhadap key informant yang telah ditetapkan sebelumnya (Moleong, 2000). In depth interview dilakukan untuk memahami pemberdayan masyarakat dan pemanfaatan objek wisata, indikator-indikator dalam pemberdayaan dan pemanfaatan objek wisata. Dokumentasi yaitu digunakan untuk mengumpulkan data-data terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata selama ini dan data lain yang terkait. Data bisa berasal dari data primer maupun data sekunder. Observasi yaitu dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke obyek penelitian. Observasi dilakukan guna memahami obyek penelitian dan aktivitas yang ada didalamnya. Dengan melakukan observasi ini akan melengkapi data in depth interview dan data dokumentasi. Focus Group Disscussion (FGD), digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan rumusan indikator pemberdayan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata. FGD dimaksudkan untuk mengungkapkan pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu (Bungin, 2003).

Analisa data menggunakan Triangulasi Data untuk menguji realibilitas dan validitas data penelitian kualitatif (Moleong, 2000:127). Domain dan Taksonomi untuk merumuskan indikator pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata. Pada tahapan ini akan digunakan keseluruhan data yang diperoleh baik dari data in depth interview, dokumentasi, observasi, dan FGD. Analisis domain dan analisis taksonomi dilakukan secara simultan saat pengumpulan data di lapangan

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(3)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

452 tambak dapat disulap menjadi objek wisata alam yang

cukup bangus. Desa.luas Desa Kalangayar 135.000M2 dengan jumlah penduduk 8450 jiwa.

Berdasarkan in depth interview, observasi, dan dokumentasi dan Focus Group Disscussion (FGD) yang dilakukan dan mengacu pada analisis domain dan analisis taksonomi dilakukan secara simultan saat pengumpulan data di lapangan. Hasil yang didapat berdasarkan pendekatan kualitatif ditemukan bahwa. Peran stakeholder dalam pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam menumbuhkembangkan minat usaha atau ekonomi kreatif. Hal ini yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan objek wisata kolam pancing Karangayar meliputi: Pendidikan atau pelatihan dimana masyarakat sekitar objek belum memahami peluang bisnis terhadap maraknya kegian wisata kolam pancing yang sudah menjadi kegiatan pariwisata di desa Kalangayar, dan hamya dijadikan kegiatan usaha ada kadarnya atau rutinitas usaha memenuhi kebuutuhan keluarga, peran pemerintah dan pemangku kepentingan harus hadir ditengah-tengah masyarakat dalam memberikan pemahaman melalui pelatihan-peelatihan dalam bentuk kewirausahaan. Disamping itu modal, masalah yang dihadapi masyarakat Kalangayar dalam mengembangkan usahanya seperti kita ketahui bersama kebanyakan para usaha kecil dan menengah terkait dengan modal usaha. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat Kalangayar Sedati Sidoarjo perlu adanya bantuan atau akses kelembaga-lembaga keuangan disamping perlunya dilakukan kerjasama dengan instansi terkait dan perusahaan BUMN dan Suwasta untuk mendukung kebutuhan dalam mengemangkan usaha dalam penangkap peluang bisnis dalam pemanfaatan kegiatan wisata pemancingan Kalangayar Sedati Sidoarjo

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil peneliitian dapat disimpulkan bahwa. Pemberdayaan masyarakat di area objek wisata belum atau tidak pernah dilakukan oleh stakeholders dan melakukan aktivitas ekonomi secara rutinitas (seadanya). Pemanfaatan kegiatan wisata area kolam pancing yang banyak dikunjungi wisatawan tidak berpengaruh dalam kegiatan ekonomi masyarakat area objek wisata. Hal ini karena kurangnya pendidikan atau pelatihan dan modal sehingga tidak dapat menangkap peluang bisnis seiring dengan kegiatan wisata memancing.

Maka para stakeholders (pemangku

kepentingan) sangat dibutuhkan untuk memberikan dan meningkatkan kegiatan ekonomi kreatif

masyarakat area objek wisata melalui pemberdayaan dalam pemanfaatan kegiatan wisata disamping

menambah pendapatan dari sektor lain dari kegiatan pariwisata

DAFTAR PUSTAKA

Aronson, 2000. The Developmentof Sustainable Tourism. London Contium

Cooper, Chirstoper, John Flether,Stehen Wanhill,Davia Gilbert and Rebecca Ahepherd.1999, Tourism Princiaples a nd Practice Second Edition New York

Damanik, J. dan Weber, H.F. 2006. Perencanaan Ekowisata-Dari Teori ke Aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Fandeli.C. 2000. Pengembangan Ekowisata Dengan Paradigma Alam Penguwasaan Ekowisata . Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta

Hadi, S.P.2007. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism). Makalah Seminar Sosialisasi Sadar Wisata ”Edukasi Sadar Wisata bagi Masyarakat di Semarang.

Kotler Philips, 2000 Manajemen Pemasara, Jilid I : Penerbit Erlangga Jakarta.

Karyono,A.Hari 1997. Kepariwisataan. Gramedia Widrasarana. Indonesia Jakarta

Lovelock Christopher,2005. Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta Indeks Gramedia

Moleong,J.Lexzy.2011,Metode Penelitian Kualitatif.PT Remaja Rosdakarya

Oliver, RL. And K.Giel 1995. Dalam Fandy T. 2001. Respon determints in Statisfaction. Judgments” journal of Consumer Resseach, Vol 14 March Oka A. Yoeti. 1997. Perencanaan dan Pengembangan

Pariwisata. Pradnya Paramita. Jakarta

Peterson, RA. And W.R Wilson,1992. Measuring Customer Satisfaction: Fact and artifact.

“Jounal of the academy of marketing Science .

Vol (winter), pp.61-71

Polonsky,M.J, and Rosenberger.P.J, 2001. An exploratory examination of inviromentatally responsible straight rebuy purchases in large Australian organization “ journal of business & industrial marketing Vol.13.1pp.54-69

(4)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

453 Sedarmayanti,2004. Membangun Kebudayaan Dan

Pariwisata,Penerbit CV. Mandar Maju Bandung Soekadijo,RG.2000.Anatomi Prawisata, Memahami Pariwisata Sebagai System Linkge .Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Suharto E, 2009. Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat. Penerbit PT. Refika Aditama. Bandung

Spillane. James. 1997. Ekonomi Pariwisata,. Tranpforasi Budaya Indonesia. PT Gramedia

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan UU. nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Derah Yaman, Amat Ramsa & A. Mohd, 2004. Community

based Ecotourism: New Proposition for Sustainable Development and Environment Conservation in Malaysia,” dalam Journal of Applied Sciences IV.

Wrihatnolo R.R & Dwijowijoto R.N,2007. Manajemen Pemberdayaan. Penerbit. PT.Elex media Komputindo, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

berbagai studi telah dilakukan para ahli psikologi juga membuktikan bahwa individu yang cerdas akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan yang

PAI, model pengembangan kurikulum PAI sistem Fullday School , serta faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan kurikulum PAI sistem.. Fullday School di SD

Dalam metode ultrasentrifugasi, proses pemisahan molekul-molekul protein berdasarkan berat dan densitas yang berbeda menggunakan insturmen yang bekerja

Sebagai salah satu sufi Nusantara yang berasal dari Madura, peran yang dimainkan Kiai Kholil dalam pengembangan tasawuf Nusantara bisa menjadi referensi bagi generasi

Pada Grafik 2, terlihat bahwa sel-sel hati yang mengalami degenerasi dan nekrosis pada kelompok perlakuan alkohol akut dan kronis lebih tinggi dari kontrol, dan secara

[r]

Dalam model Servqual, persepsi pelanggan terhadap layanan yang diterima (perceived service) merupakan hasil dari serangkaian keputusan dan aktivitas internal

Intensitas nyeri yang dirasakan paling banyak yaitu nyeri terasa sangat ringan yaitu 22 responden (31,0%), intepretasi Modified Oswetry Scoring NPB menunjukkan