ABSTRAK
Ketajaman penglihatan (visual acuity) merupakan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang detail dimana tergantung pada akomodasi mata. Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk melihat pengaruh terhadap jarak pandang operator terhadap anoda menggunakan snellen chart. Hasil penelitian bahwa hanya 3 Operator yang dapat membaca sampai dengan jarak 6 meter (atau 20/20) artinya penglihatan normal atau yang sudah dapat membaca baris tersebut pada jarak 6 meter jika kurang dari 6 meter artinya mengalami gangguan penglihatan karena penyakit organik pada mata, atau gangguan refraksi murni. Penyakit organik pada mata berarti ada kelainan struktural yang mengakibatkan tajam penglihatan menurun. Misalnya ada kerusakan pada kornea ataupun kekeruhan pada lensa (pada katarak). Bidang visual (Visual Field) digunakan untuk mengetahui rentang visi (dalam derajat) seseorang untuk dapat melihat saat kepala dan mata pada posisi tak bergerak. Penilaian sudut penglihatan operator berdasarkan bidang visual (visual field) menurut Grandjean(1988), bidang visual adalah bagian dari objek di sekitarnya yang dapat ditangkap oleh mata ketika kedua mata dan kepala yang melihat suatu benda. Hanya benda dalam bidang yang berada pada 1o yang dapat dilihat secara jelas (terfokus). Di luar zona ini benda menjadi semakin lebih kabur dan tidak jelas. Hasil penelitian keseluruhan operator melihat objek diluar zona kenormalan visual mata saat memandang objek. Sehingga dengan sudut tersebut objek tidak dapat dilihat dengan jelas oleh operator karena berada di luar batas bidang visual normal 30o.
Pergerakan kepala operator terhadap objek dilakukan dengan cara mengukur pergerakan kepala operator menggunakan goniometer untuk mengetahui rentang gerakan kepala pada bidang transversal atau horisontal. Pengukuran dilakukan saat operator diberhentikan sebentar pada setiap elemen kerja. Secara antropometrik gerakan ini disebut sebagai rotasi leher dengan rentang yang dapat diupayakan sebesar 45o ke arah kiri atau kanan tanpa menimbulkan ketegangan atau ketidaknyamanan bagi operator namun hasil yang didapat menunjukkan bahwa keseluruhan operator bekerja dalam posisi rotasi leher yang melebihi rentang yang normal. Sehingga akan lebih mudah menimbulkan kelelahan. Permasalahan yang muncul di lantai produksi adalah kesalahan pengoperasian operator crane karena ketidakmampuan operator di dalam kabin crane untuk melihat objek batangan Anoda secara detail dan menyeluruh saat proses kegiatan pergantian Anoda berlangsung sehingga solusi permasalahan adalah menambahkan fasilitas kerja yaitu berupa kamera wireless dan layar monitor guna mengurangi kelelahan yang ditimbulkan yang menyebabkan terbentuknya sudut gerakan yang tidak aman dan tidak nyaman bagi operator berdasarkan data anthropometri.
Kata Kunci : Visual Acuity, Anode Changing, Visual Field, Ketajaman Penglihatan, Anthropometri