• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Daya Terima dan Nilai Kandungan Gizi Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Daya Terima dan Nilai Kandungan Gizi Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Biskuit

Menurut SNI 01-2973-1992 biskuit adalah produk yang diperoleh dengan

memanggang adonan dari tepung terigu dengan penambahan makanan lain dan

dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan.

Biskuit yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu yang telah

ditetapkan agar aman untuk dikonsumsi. Syarat mutu biskuit yang berlaku secara

umum di Indonesia yaitu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI

01-2973-1992), seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Syarat Mutu Biskuit Menurut SNI 01-2973-1992

Komponen Nilai yang diizinkan

Biskuit dikonsumsi oleh seluruh kalangan usia, baik balita hingga dewasa

(2)

kandungan gizi yang kurang seimbang, kebanyakan memiliki kandungan

karbohidrat dan lemak yang tinggi sedangkan protein yang relatif rendah.

Kandungan gizi biskuit yang di wajibkan Standar Nasional Indonesia adalah

sebagai berikut terdapat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Biskuit per 100 gram

Zat Gizi Jumlah

Menurut SNI 01-2973-1992, biskuit diklasifikasikan dalam 4 jenis :

1. Biskuit keras

Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih,

bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak

tinggi atau rendah.

2. Crackers

Crackers adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, melalui proses

fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang rasanya lebih mengarah kerasa

asin dan renyah, serta bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis.

(3)

Cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemaktinggi,

renyah dan bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat.

4. Wafer

Wafer adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori kasar, renyah

dan bila dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga.

2.1.3 Bahan-Bahan Pembuat Biskuit

Menurut Fajar (2013) beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan

biskuit yaitu tepung terigu, telur, gula, baking powder, garam, minyak/lemak, susu bubuk dan air.

1. Tepung terigu

Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan biskuit. Prinsip

penentuan penggunaan tepung terigu dalam pembuatan biskuit yaitu berdasarkan

kualitas dan kuantitas protein dimana gluten akan terbentuk ketika tepung

dicampur dengan air. Fungsi penggunaan tepung terigu untuk memberikan

kualitas seperti rasa yang enak dan warna serta tekstur yang bagus.

2. Telur

Telur digunakan untuk menambah rasa dan warna, telur juga sering

dipakai untuk memoles biskuit. Telur yang dipakai pada pembuatan biskuit yaitu

kuning telur, putih telur atau keduanya. Kuning telur bersifat sebagai pengempuk

sedangkan putih telur bersifat sebagai pengikat atau pengeras.

(4)

Fungsi gula dalam pembuatan biskuit adalah sebagai pemberi rasa manis,

pembentuk tekstur dan pemberi warna pada permukaan biskuit. Gula dalam

adonan biskuit akan terlarut dan menyebar tergantung dari kandungan airnya.

4. Baking powder

Baking powder atau soda kue merupakan senyawa natrium bikarbonat yang memiliki sifat sebagai bahan pengembang. Bahan pengembang adalah

senyawa kimia yang apabila terurai akan menghasilkan gas dalam adonan.

Kelebihan baking powder dalam pembuatan biskuit dapat mengakibatkan biskuit terasa asam, tekstur yang renyah dan warna yang kurang menarik.

5. Garam

Garam ditambahkan dalam makanan untuk memberi rasa, memperkuat

tekstur dan mengikat air. Selain itu garam dapat membuat adonan tidak lengket

dan tidak mengembang secara berlebihan.

6. Minyak/Lemak

Minyak/lemak berfungsi untuk melembutkan, membantu pengembangan, membantu penyebaran, memberikan rasagurih dan menambah aroma. Jenis lemak

yang biasa digunakan berasal dari lemak susu (butter) atau dari lemak nabati (margarine).

7. Susu Bubuk

Susu bubuk berupa serbuk yang memiliki reaksi mengikat terhadap protein

tepung.Susu bubuk berfungsi untuk membentuk citarasa dan aroma biskuit serta

menambah nilai gizi biskuit tersebut.

(5)

Air berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan lain agar bisa bercampur. Air

yang ditambahkan kedalam adonan biskuit akan hilang selama proses pemanasan

(pemanggangan).

2.1.4 Resep dan cara pembuatan biskuit

Salah satu resep dalam membuat biskuit adalah:

1. Tepung terigu 250 gram

2. Gula Halus 125 gram

3. Mentega 100 gram

4. Tepung Meizena 10 gram

5. Susu bubuk 25 gram

6. Baking Powder 1/2 sdt

7. Garam 1/2 sdt

8. Kuning telur ayam 1 butir

9. Air 50 ml

Cara membuat biskuit meliputi beberapa proses, yaitu:

1. Campur mentega, kuning telur, garam gula halus lalu mixer sampai rata

2. Campur tepung terigu, baking powder, susu bubuk dan tepung meizena lalu

ayak

3. Campuran 1 dan campuran 2 dicampur lalu tambahkan air dan diadoni selama

15 menit

4. Adonan dipihkan dan dicetak sesuai selera

5. Letakkan adonan kue yang telah dibentuk dalam loyang bersemir margarin

(6)

2.2 Mocaf

Tepung Mocaf dikenal sebagai tepung singkong alternatif pengganti

terigu. Kata mocaf sendiri merupakan singkatan dari “Modified Cassava Flour”

yang berarti tepung singkong yang dimodifikasi. Tepung mocaf adalah tepung

singkong yang telah dimodifikasi dengan perlakuan fermentasi, sehingga

dihasilkan tepung singkong dengan karakteristik mirip terigu sehingga dapat

digunakan sebagai bahan pengganti terigu atau campuran terigu 30 % – 100 %

dan dapat menekan biaya konsumsi tepung terigu 20-30%. Dibandingkan dengan

tepung singkong biasa atau tepung gaplek, tepung mocaf memiliki performansi

yang lebih baik yaitu lebih putih, lembut dan tidak bau apek. Kunci rahasia

pembuatan tepung mocaf adalah terletak pada proses fermentasi yang

menyebabkan tepung mocaf memiliki tekstur yang berbeda dengan tepung

singkong biasa. (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Timur,

2012).

Mocaf dapat digunakan sebagai food ingredientdengan penggunaan yang sangat luas. Mocaf tidak hanya bisa dipakai sebagai bahan pelengkap, namun

dapat langsung digunakan sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan, mulai

dari mie, bakery, cookies, hingga makanan semi basah. Tepung mocaf telah

dilakukan pengujian dengan uji coba substitusi tepung terigu dengan mocaf

dengan skala pabrik. Hasilnya menunjukkan bahwa hingga 15% mocaf dapat

mensubstitusi terigu pada mie dengan mutu baik, dan hingga 25% untuk mie

(7)

Komponen yang terdapat pada mocaf tidak sama persis dengan komponen

yang terkandung pada tepung terigu, antara lain kandungan gluten yang tidak

dimiliki tepung mocaf tetapi dimiliki oleh tepung terigu sebagai bahan yang

menentukan kekenyalan makanan. Mocaf mengandung sedikit protein karena

berbahan baku singkong tetapi tepung terigu yang berbahan baku gandum

memiliki kadar protein yang tinggi. Mocaf mengandung serat dan pati lebih

tinggi daripada tepung terigu (Salim,2011).

Menurut Risna Ardhayanti hasil penelitian menunjukkan Modified Cassava Flour atau disebut tepung Mocaf yang berbahan baku singkong memiliki karakter yang mendekati terigu. Suhu dan waktu pecah granula mocaf mirip

tepung terigu. Artinya dalam suhu dan waktu yang sama untuk kedua tepung ini

mengembang.

Mocaf merupakan produk yang diproses menggunakan prinsip

memodifikasi sel singkong secara fermentasi, dimana mikroba BAL (Bakteri

Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung singkong ini. Mikroba yang

tumbuh menghasilkan enzim-enzim yang menghidrolisis pati menjadi gula dan

selanjutnya mengubahnya menjadi asam-asam organik, terutama asam laktat. Hal

ini akan menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa

naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut.

Selama proses fermentasi terjadi kehilangan protein yang dapat menyebabkan

warna cokelat ketika pengeringan. Demikian pula, cita rasa mocaf menjadi netral

(8)

2.2.1 Kandungan gizi tepung mocaf

Kandungan gizi tepung mocaf banyak yang dapat diunggulkan.

Kandungan gizi seperti kalsium, fosfor dan serat pada tepung mocaf lebih tinggi

dibanding tepung singkong dan tepung terigu.

Tabel 2.4 Komposisi Zat Tepung Mocaf Dalam 100 gram

Komponen Jumlah

Sumber: Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan, Jurusan GMSK, IPB 2010

2.2.2 Pembuatan mocaf

Pengolahan tepung kasava termodifikasi secara teknis sangat sederhana,

mirip dengan cara pengolahan tepung ubi kayu konvensional, namun disertai

dengan proses fermentasi. Proses produksi tepung kasava termodifikasi dimulai

dengan pengupasan kulit ubi kayu, pencucian sampai bersih, pengecilan ukuran,

dilanjutkan dengan tahap fermentasi selama 12-72 jam. Setelah fermentasi, ubi

kayu tersebut dikeringkan dan ditepungkan sehingga dihasilkan produk tepung

kasava termodifikasi (Subagio, 2006 dalam skripsi Soraya 2015)

2.3 Bayam

Salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia

adalah bayam. Bayam Amaranthus spp, berasal dari daerah Amerika tropis. Bayam merupakan bahan pangan yang kaya akan protein dan zat besi. Bayam

(9)

internasional mulai berjalan dan banyak orang luar negeri yang datang ke

Indonesia (Wijayanto, 2015:8).

Klasifikasi ilmiah tanaman bayam sebagi berikut:

Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Upafamili : Amaranthoideae Genus : Amaranthus L.

Bayam merupakan family dari Amaranthaceae. Bayam budidaya dibedakan atas bayam cabut dan bayam tahun. Bayam cabut juga dikenal dengan

bayam sekul, warna batangnya kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan.

Bunganya keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut

bayam merah sedangkan yang berbatang putih disebut bayam putih.

Bayam tahun juga disebut sebagai bayam kakap. Daun bayam tahun jauh

lebih besar dari daun bayam cabut. Bayam tahun ini memiliki 2 spesies, yaitu

Hybridus Caudatus L dan Hibridus Paniculatus L. Spesies pertama mempunyai daun agak panjang dan berujung runcing. Warna daunnya hijau kemerah-merahan

atau merah tua. Spesies kedua memiliki dasar daun yang sangat lebar. Warna

daunnya hijau serta rangkaian bunganya panjang tersusun teratur dan besar-besar

yang tumbuh pada ketiak daun (Wijayanto, 2015)

Saat ini total lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya bayam di Indonesia

(10)

nasional saat ini mencapai 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal/hektar

(Wijayanto, 2015)

2.3.1 Kandungan gizi bayam

Bayam mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Beberapa vitamin

dan mineral termasuk dalam kategori sangat baik dan baik. Kandungan Vitamin

A, Vitamin B2, vitamin B6, Vitamin C, vitamin K, mangan, magnesium, zat besi,

kalsium, dan kalium termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan tembaga,

fosfor dan seng masuk dalam kategori baik (IKAPI, 2012).

Bayam memiliki banyak kandungan zat gizi yang dapat diunggulkan.

Tabel 2.5 komposisi Zat Gizi Bayam Dalam 100 gram Bahan Zat Gizi

Komponen Jumlah Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 2005

Bayam kaya antioksidan, flavonol, dan asam folat (folic acid) sehingga baik untuk kesehatan otak. Kandungan vitamin C dan E sangat membantu

menjaga kondisi tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Bayam sumber

karotenoid super pengusir radikal bebas (IKAPI, 2012).

(11)

Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat

halus tergantung proses penggilingannya. Biasanya digunakan untuk keperluan

penelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan

nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari

jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan.

2.3.3 Tepung bayam

Daya simpan bayam sangat rendah karena kandungan air pada bayam yang

sangat tinggi yaitu 86,9%. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah

kerusaknnya adalah dengan pengeringan. Bentuk akhir hasil pengeringan yang

diharapkan adalah tepung. Pembuatan tepung bayam akan meningkatkan

keanekaragaman pemanfaatan bayam dan yang lebih penting adalah untuk

menjadikannya sebagai sumber kalsium dan fosfor dan juga sebagai pewarna

pangan. Dalam bentuk tepung daya simpannya akan meningkat, transportasinya

mudah dan penggunaan selanjutnya lebih mudah daripada dalam bentuk segar.

Untuk menjadikan tepung, daun bayam dicuci, diambil bagian daun dan

dikeringan dengan sinar matahari sampai kadar air sayuran mencapai kisaran

3-10%. Setelah proses pengeringan dan bayam dihaluskan dan diayak, maka akan

didapatkan tepung bayam (Skripsi Ningsih, 2005).

Pada penelitian Hadiningsih (1999) tahap kritis dalam pembuatan tepung

bayam adalah tahap pemblansiran. Perebusan dilakukan pada suhu 900C selama

lima menit, dengan tujuan untuk menurunkan aktifitas enzim phenolase yang

merusak karotenoid dalam sayuran, sehingga sayur tetap berwarna hijau.

(12)

Pengeringan oven memiliki kelebihan dapat mempertahankan karoten dan klorofil

agar warna tepung tetap hijau tidak mengalami pencoklatan.

Tabel 2.6 Hasil Analisa Komposisi Proksimat Tepung Bayam per 100 gram

Komposisi Kuantitas

Daya terima makanan adalah kesanggupan seseorang dalam menghabiskan

makanan yang disajikan (Susiwi, 2009). Daya terima atau preferensi makanan

dapat didefinisikan sebagai tingkat kesukaan atau ketidaksukaan individu terhadap

suatu jenis makanan. Tingkat kesukaan ini berbeda setiap individu. Sehingga

berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo, 1989).

Menurut Wirakusumah (1990) kesukaan terhadap makanan didasari oleh

sensorik, sosial, psikologi, agama, emosi, budaya, kesehatan, ekonomi, cara

persiapan dan pemasakan makanan, serta faktor-faktor terkait lainnya. Penilaian

seseorang terhadap kualitas makanan berbeda-beda tergantung selera dan

kesenangannya. Perbedaan suku, pengalaman, umur dan tingkat ekonomi

seseorang mempunyai penilaian tertentu terhadap jenis makanan, sehingga standar

kualitas makanan sulit untuk ditetapkan. Walaupun demikian ada beberapa aspek

yang dapat dinilai yaitu persepsi terhadap cita rasa makanan, nilai gizi dan higiene

(13)

2.5 Uji Organoleptik

Penilaian organoleptik disebut juga dengan penilaian indera atau penilaian

sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif atau sudah

lama dikenal. Penialaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai

mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang

penilaian ini dapat memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa

hal penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif

(Susiwi, 2009).

Indera yang berperan dalam uji organoleptik adalah indera penglihatan,

penciuman, pencicipan, peraba dan pendengaran. Untuk melaksanakan penilaian

organoleptik dalam penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik suatu komoditi

diperlukan panel, panel bertindak sebagi instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas

orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang

menjadi anggota panel disebut panelis.

Uji organoleptik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji

penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya

tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, disamping itu mereka juga

mengemukakan tingkat kesukaan/ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini

disebut orang skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak

suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan amat sangat tidak

(14)

Pada uji hedonik panelis diminta untuk menggungkapkan tanggapan

pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu produk. Skala

hedonik dapat direntangkan atau diciutkan sesuai yang diinginkan peneliti.

2.6 Panelis

Menurut Rahayu (1998), dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh

macam panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak

terlatih,panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan

ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian

organoleptik.

1. Panel Perseorangan

Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan

spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang

sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara

pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisa

organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah

kepekaan tinggi,bias dapat dihindari, penilaian efisien. Panel perseorangan

biasanya digunakan untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak

dan mengenali penyebabnya.

2. Panel Terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yangmempunyai kepekaan tinggi

sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik

faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan

(15)

3. Panel Terlatih

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup

baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan

latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau

spesifik.

4. Panel Agak Terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk

mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan

terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat

menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.

5. Panel Tidak Terlatih

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih

berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak

terlatihhanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana

seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel

tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria

sama dengan panelis wanita.

6. Panel Konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada

target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan

dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

(16)

Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10

tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.

Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan

atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya

terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy

yang sedang sedih, biasa atau tertawa.

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konsep penelitian

Bagan di atas menjelaskan bagaimana biskuit mocaf dengan penambahan

tepung bayam mempengaruhi daya terima yang meliputi warna, aroma, tekstur,

dan rasa. Kemudian biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam diuji

berdasarkan kandungan zat gizinya. Biskuit mocaf

dengan penambahan tepung bayam

Kandungan gizi biskuit mocaf dengan penambahan tepung

bayam

Daya terima biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam ( warna, aroma,

Gambar

Tabel 2.1 Syarat Mutu Biskuit Menurut SNI 01-2973-1992
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Biskuit per 100 gram
Tabel 2.4 Komposisi Zat Tepung Mocaf Dalam 100 gram
Tabel 2.5 komposisi Zat Gizi Bayam Dalam 100 gram Bahan Zat Gizi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk hasil proses belajar dapat berupa pemecahan tulisan atau lisan, keterampilan dan pemecahan masalah yang dapat diukur dan dinilai dengan menggunakan tes

[r]

Penilaian kinerja karyawan di Klinik Pengobatan Keluarga Kita dengan beberapa kriteria diantaranya: Kualitas kerja, Kejujuran, Disiplin, Pengetahuan dan Kerjasama

Strategi utama pengembangan pendidikan konservasi bagi masyarakat suku Tengger di desa enclave TNBTS adalah dengan menyelenggarakan pendidikan konservasi berbasis

Demikian disampaikan untuk dimaklumi..

sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD, termasuk dalam.. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 VIII. 2 Propinsi Riau dan APBN

Jumlah penumpang yang menggunakan angkutan laut melalui pelabuhan diusahakan di Sulawesi Tengah pada bulan April 2011 sebesar 7.684 orang, terdiri dari penumpang yang turun

Apabila dikaji pasal tersebut, termuatnya prinsip audi et alteram partem dalam Pasal 125 dan 126 HIR masih samar dan abstrak, sehingga jika dalam praktiknya