• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Sistem Kaderisasi PKS di Kota Medan)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Mengenal Kota Medan 2.1.1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara.Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata seperti Kota Brastagi di dataran tinggi Tanah Karo, penangkaran orangutan di Kabupaten Langkat dan Danau Toba di Kota Prapat.Kata Medan berasal dari bahasa Karo yaitu

meudan yang berarti sembuh.Hal ini dikarenakan Guru Patimpus yang merupakan seorang tabib (penyembuh) pada zamannya saat Kota Medan masih merupakan sebuah perkampungan.

(2)

seorang tabib atau orang pintar yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya26.

John Anderson, orang Eropa yang pertama kali mengunjungi daerah Deli pada tahun 1833, menemukan sebuah perkampungan yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan pemimpin daerah itu bernama Tuanku Pulau Berayan, sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menepi di daerah sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota dan setahun berikutnya residen (rumah pemerintahan)

Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Kota Medan. Pada tahun 1909, Medan menjadi kota penting di luar pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, 2 orang pribumi dan seorang ber-etnis Tionghoa27.

Diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terdapat dua gelombang migrasi besar ke Kota Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang-orang ber-etnis Tionghoa dan etnis Jawa sebagai buruh kontrak perkebunan.Tetapi setalah tahun 1880, perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan perkebunan dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai buruh di

26

http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016)

(3)

perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh kemudian di dorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang ber-etnis Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka dating ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, S.H, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, S.H dan T.Luckman, S.H28.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A dan anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, S.H, Drs.Payung Bangun, M.A dan R. Muslim Akbar.

DPRD Kota Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan anggotanya antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, S.H, Badar Kamil, B.A dan Mas Sutarjo.

28

(4)

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tingkat II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 159029.

(5)

2.1.2. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis, sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota atau negara yang lebih maju seperti pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke arah utara, dan menjadi tempat pertemuan 2 aliran sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Di samping itu Kota medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut30.

Kota Medan yang sekarang memiliki luas 26.510 Ha (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduknya yang relatif besar. Secara georafis kota Medan terletak pada garis 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara (LU) dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur (BT) pada peta bumi. Untuk itu topografi

30

(6)

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.31

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika kota Medan tahun 2016, iklim di daerah kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2016 suhu udara berkisar antara 23-35° Celcius, dan bila dilihat dari kelembapan udara di kota Medan berkisar antara 63-92%, bila dilihat dari kadar curah hujan, di kota Medan mencapai 176,08 – 203,5 mm.

B. Letak Administratif

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah beberapa kali perkembangan. Perkemangan terakhir beradasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan.

Secara administratif, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah barat, selatan dan timur. Sepanjang wilayah utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di

31

(7)

dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya akan dengan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis, kota Medan di dukung oleh daerah-daerah yang kaya SDA seperti Kabupaten deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tanah Karo, Binjai dan lainnya, kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu, sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbag (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun perdagangan publik (ekspor-import). Posisi geografis Medan ini telah medorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat kota Medan. Untuk mencegah banjir, Pemerintah Kota Medan telah membuat sebuah proyek kanal besar32yang terletak di Kecamatan Medan Timur.

Secara administratif, kota Medan berbatasan dengan:

No. Arah Berbatasan Dengan

1. Utara Kabupaten Deli Serdang

dan Selat Malaka

2. Selatan Kabupaten Deli Serdang

3. Timur Kabupaten Deli Serdang

4. Barat Kabupaten Deli Serdang

Sumber: Pemko Medan tahun 2015

32

(8)

C. Kondisi Fisik Kota Medan

Kota Medan yang memiliki kemajemukan suku bangsa, agama dan kepercayaan memiliki hasil dari kebudayaan itu yang dapat disebut dengan artefak.Dari sisi suku bangsa hasil artefak itu berupa bangunan seperti rumah adat, sedangkan dari sisi agama berupa rumah ibadah seperti masjid, gereja, vihara, klenteng, kuil dan lainnya.Jika kita lihat dari segi fisik, tentu yang terlintas di benak kita adalah sebuah bangunan-bangunan yang dapat dilihat oleh mata dan yang memiliki fungsinya masing-masing.

(9)

Tabel 1. Bangunan Bersejarah di Kota Medan

18. Pekong Lima Medan Labuhan 19. Stasiun Labuan

20. Bank Mandiri Cabang Kesawan 21. Gedung Warenhuis/ Gedung AMPI 22. RS. Tembakau Deli

23. RS. Pirngadi 24. RS. Santa Elisabeth

25. Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 26. Masjid Lama Gang bengkok

27. Gereja Graha Bunda Maria Annai Velangkanni.

28. Gedung Perjuangan/ Pemuda Pancasila (Jalan Sutomo)

Sumber: Wikipedia Kota Medan tahun 2016 (diakses tanggal 6 Mei 2016)

(10)

Terminal Sambu dan Terminal Pinang Baris. Untuk stasiun kereta api, Medan memiliki 1 stasiun kereta api, yaitu Stasiun Kereta Api Medan, 1 bandara udara, yaitu Kuala Namu International Airport dan 1 pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Belawan.

2.1.3. Demografi Kota Medan

(11)

Tabel 2. Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Medan.

No. Kecamatan Jumlah Kelurahn Luas Wilayah

(Km2)

Sumber: BPS Kota Medan dalam Tahun 2015.

Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2015 semester satu, penduduk Kota Medan mencapai 2.468.429 jiwa, dengan jumlah perempuan sebanyak 1.226.603 jiwa dan laki-laki sebanyak 1.241.826 jwa33. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama

33

(12)

sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau.Adapun etnis aslinya adalah Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Tabel 3. Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980 dan 2000

No. Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

1. Jawa 24,89% 29,41% 33,03%

2. Batak 2,93% 14,11% 20,93%

3. Tionghoa 35,63% 12,80% 10,65%

4. Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%

5. Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%

6. Melayu 7,06% 8,57% 4,59%

7. Karo 0,19% 3,99% 4,10%

8. Aceh - 2,19% 2,78%

9. Sunda 1,58% 1,19% -

10. Lain-lain 14,31% 1,90% 3,95%

(13)

Sementara untuk kondisi agama yang ada di Kota Medan, Medan memiliki beragam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya yang hidup damai dan rukun. Di bawah ini tabel persentasi agama yang ada di Kota Medan:

Tabel 4. Persentase Agama di Kota Medan

No. Agama Jumlah (pesen)

1. Islam 68,83%

2. Kristen Protestan 20,27%

3. Khatolik 2,79%

4. Hindu 0,44%

5. Budha 8,79%

6. Aliran Kepercayaan 0,89%

Sumber: Pemko Medan tahun 2015

2.1.4. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang

(mengikutipertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur

ekonomi,dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh

sektor-sektornon primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing

retunrn to scale(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan

produktivitas) yangdinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada

kecenderungan, bahwasemakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat

semakin cepat prosespeningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan

semakin cepat pula perubahanstruktur ekonomi, dengan asumsi bahwa

faktor-faktor penentu lain mendukungproses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku,

(14)

Kota Medan yang sekarang dipimpin oleh Walikota Drs. Dzulmi Eldin, M.Si dan Wakilnya Ir. Akhyar Nasution, M.Si bila dilihat dari Upah Minimum Regional (UMR) dapat kita lihat sebagai berikut:

Tabel 5. Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015

No. Jenis Upah Jumlah Upah

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan di definisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang dipergunakan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tersier memberikan sumbangan sebesar 70,03%, sector skunder sebesar 26,91% dan sector primer sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel, restoran menyumbang sebesar 26,34%, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,56% dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58%35.

34

Op.Cit, http://pemkomedan.go.id/

35

(15)

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56% terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa-jasa 7,42%, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4,18%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%, sektor industri 1,71%, dan penggalian tumbuh 0,46%. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

(16)

Tabel 6. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2014-2015 Sumber: BPS Kota Medan tahun 201536.

2.2 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KOTA MEDAN 2.2.1 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

Berkenaan dengan PKS di Kota Medan.maka ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perjuangan PKS merupakan kelanjutan perjuangan dari Partai Keadilan (PK). Dengan demikian, sejarah berdirinya PKS di Kota Medan di dahului dengan berdirinya Partai Keadilan yang di deklarasikan pada tanggal 10 Oktober 1998 di Asrama Haji Medan oleh beberapa anggota inti partai, antara lain Muhammad Nun, Sigit Pramono Asri, Tifatul

(17)

Sembiring dan Ikrimah Hamidy. Semangat dimana menjelang lahirnya partai ini beberapa aktivis dakwah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan polling dan musyawarah serta menghasilkan persetujuan dakwah Islam melalui wadah partai.

Dewan Pengurus Daerah (DPD) adalah lemabag eksekutif yang berada di tingkat Kabupaten/Kota.Di dalam strukturnya, DPD terdiri dari seorang ketua umum, seorang wakil ketua umum beberapa ketua bidang, beberapa ketua badan, seorang sekertaris umum, seorang sekertaris bidang, seorang bendahara umum dan seorang bendahara bidang di berbagai bidang.

Dikarenakan PKS adalah partai yang sentralistik, jadi DPD harus menunggu program turunan dari DPP dan DPW.Namun meskipun sentralistik, PKS tidak bersifat otoriter dan kaku dalam pelaksanaan program-program dan kebijakan yang dikeluarkannya.Setelah DPP mengeluarkan program, maka DPW maupun DPD dapat menyelaraskan program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing Dewan Pengurus.DPD juga mempunyai fungsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari kegiatan korupsi dan mencetak kader-kader yang berkualitas dan membangun jati diri para kader sehingga menciptakan kader-kader yang bersih dan peduli.

(18)

Medan demi menopang kinerja DPD dan mensinergi kader-kader yang berada di DPC. Berikut ini penulis paparkan 21 DPC PKS yang ada di Kota Medan:

Tabel7 .Daftar Alamat DPC PKS se-Kota Medan

No. Nama DPC Alamat

1. DPC PKS Medan Tuntungan Jalan Sawit Raya no.29 2. DPC PKS Medan Johor Jalan Karya Jaya no.248

3. DPC PKS Medan Amplas Jalan Garu 1 no.188

8. DPC PKS Medan Polonia Jalan Mawar no.15

9. DPC PKS Medan Baru Jalan Sei Padang no.19

10. DPC PKS Medan Selayang Jalan Pasar 1 no.45 11. DPC PKS Medan Sunggal Jalan Amal Gg. Melati 3 12. DPC PKS Medan Helvetia Jalan Budi Luhur

Gg.Anggrek

13. DPC PKS Medan Petisah Jalan Ayahanda Gg. Mistar

14. DPC PKS Medan Barat Jalan Karya Setia no.8 15. DPC PKS Medan Timur Jalan Apera Raya no.79 16. DPC PKS Medan Perjuangan Jalan Pahlawan Gg.

Kerambik no.41 17. DPC PKS Medan Tembung Jalan Bhayangkara

18. DPC PKS Medan Deli Jalan Amaliun 3 no.40

19. DPC PKS Medan Labuhan Jalan Yos Sudarso KM. 15,5

20. DPC PKS Medan Marelan Jalan Paya Pasir no.114 21. DPC PKS Medan Belawan Jalan Selebes Gg.12 Sumber: DPD PKS Kota Medan tahun 2015

(19)

para anggota legislatif, proposal-proposal, para kader juga tidak enggan berswadaya serta bersama-sama dalam menanggulani pendanaan demi kelancaran program-program mereka yang telah digariskan sebelumnya.

Foto 1.Sekertariat DPD PKS Kota Medan Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2016

(20)

2.2.2 Struktur Kepengurusan DPD PKS Kota Medan

Struktur kepengurusan PKS Kota Medan adalah orang-orang yang diberi amanah oleh seluruh kader yang berada di seluruh DPC (tingkat kecamatan) PKS yang ada di Kota Medan melalui Rakorda (Rapat Koordinasi Daerah). Kota Medan dengan masa jabatan selama 5 tahun ke depan. Pada tahun 2015 ini merupakan kepengurusan yang ke 4 sejak berdirinya DPD PKS Kota Medan.

Dalam sebuah Rakorda (Rapat Kordinasi Daerah) pada hari Minggu tanggal 21 Februari 2016, di Asrama Haji Medan dipilihlah struktur kepengurusan DPD PKS Kota Medan yang baru. Dalam Rakorda ini berjalan dengan lancar, tertib dan aman tanpa adanya perdebatan dan konflik apapun. Berikut adalah susunan struktur kepengurusan DPD PKS Kota Medan Masa Bakti 2015-2020.

Tabel 8. Daftar Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Masa Bakti 2015-2020

No. Nama Jabatan

1. H. Salman Alfarisi, Lc. M.A Ketua Umum DPD PKS Kota Medan 2. Abdul Rahim Siregar, S.T, M.T Wakil Ketua Umum

3. Irwansyah, S.Ag, S.H Sekertaris Umum

4. Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd Bendahara Umum

5. Hamzah Sagimun, Lc Ketua Kaderisasi

Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2015

(21)

memimpinnya disebut Kepala Bidang (Kabid) dan penanggung jawab dakwah di setiap 5 Kecamatan di 21 Kecamatan di Kota Medan yang disebut Ketua Cada (Cabang Dakwah). Struktur kepengurusan tersebut antara lain: Tabel 9. Badan Pengurus Harian DPD PKS Kota Medan tahun 2015-2020

No. Nama Jabatan

1. Krido Wardoyo Bidang Kepemudaan

2. Dzulfikar, S.Ag Bidang Kepanduan dan Olahraga 3. Hj. Sri Rezeki, A.Md Bidang Perempuan dan Ketahanan

Keluarga

4. Hamzah Sinaga, S.Sos Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada

5. M. Nasir, S.H Bidang Polhukam (Politik Hukum dan Keamanan)

6. M. Yani S.T Bidang Ekuintek (Ekonomi, Teknologi dan Informasi) dan LH (Layanan

Hukum)

7. Son Haji Harahap, S.Ag Bidang Pembangunan Keummatan dan Dakwah

8. H. Djumadi, S.Pd.I Bidang Kesejahteraan Umum 9. H. Tukijan Bidang Pemberdayaan Jaringan Usaha

dan Ekonomi Kader

10. Eddy Syam Bidang Pekerja Petani dan Nelayan

11. Syaiful Ramadhan Bidang Humas

12. H. Asmu‟I Lubis, S.Pd.I Ketua Cada 1

(22)

2.2.3 Budaya Politik PKS di Kota Medan

Menurut Georges Ballandier (1996: xiv) antropologi sebagai ilmu sosial yang mengkaji tentang manusia, juga menyentuh aspek tingkah laku manusia dalam politik. Antropologi politik sebagai sub-ilmu dari antropologi mengkaji hubungan-hubungan antara kekuasaan dengan struktur sosial elementer yang membentuk basis primernya, dengan tipe-tipe stratifikasi sosial yang membuat kekuasaan itu menjadi suatu keniscayaan, dan dengan upacara-upacara yang mengaitkannya dengan yang sakral dan yang mempengaruhi strategi itu.

Budaya politik adalah pola prilaku dan tingkah laku masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administratif, negara, tata kelola pemerintahan, hukum, adat istiadat dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya.

PKS sebagai parpol yang kental akan nilai-nilai yang sesuai dengan syari‟at Islamnya, memainkan perannya di masyarakat khususnya Kota

Medan dengan menggunakan agenda-agenda agama yang disebut dengan dakwah. Dari hasil wawancara penulis kepada Bapak Salman Al-Farisi, Lc, M.A selaku ketua DPD PKS Kota Medan mengenai bagaimana strategi dan cara mereka memperkenalkan PKS di Kota Medan yang memiliki keberagaman multicultural yaitu dengan 3 cara:

(23)

melalui ikut kegiatan mukhayyam dan turun di daerah-daerah yang terkena bencana tanpa melihat daerah tersebut mayoritas ber-etnis dan beragama apa. Sedangkan untuk sisi kuantitas, para kader diharapkan untuk mengisi ta’lim dan agenda-agenda ke-Islaman di masjid-masjid masyarakat maupun masjid kampus untuk menanamkan nilai perjuangan dan pergerakan khususnya di ranah kampus yang notabene kaum muda agar mau ikut di dalam partai dakwah ini.

2. Mengoptimalkan menjalankan program-program kerja seperti bakti sosial, gotong royong, pasar murah, pengasapan pencegah demam berdarah, ambulan gratis dan sigap dan siaga turun ke daerah yang terkena bencana agar melatih kader demi mengayomi masyarakat, karena kader merupakan cerminan dari partai dan 3. Ikut membantu dan memperjuangkan hak-hak masyarakat seperti

(24)

Berikut salah satu pernyataan Bang Ridwan, S.E (32 tahun) selaku ketua DPC PKS Medan Polonia yang menguatkan bahwa partai politik memiliki strategi tersendiri dalam merekrut kader disetiap daerah.

Kalo ngajak anak-anak muda ini kan gak bisa kita langsung ajak ngaji-ngaji rutin kita, ya taulah mood-mood anak muda kita cmana, ya kit ajak-ajak main futsal gratis dulu orang itu tiap malam minggu daripada orang itu keluar malam minggu gak jelas, baru pelan-pelan kita aja liqo‟. Di pertemuan awal liqo pun gak kita suruh -suruh banyak ngapal, tapi belajar tentang tajwid cara baca Al-Qur‟an yang benar, kita ajak supaya rajin sholat ke masjid dulu.

2.2.4 Sumber Dana PKS Kota Medan

Bantuan dari pemerintah kepada partai politik telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2005 tentang bantuan keuangan kepada partai politik. Bantuan keuangan adalah bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat kepada partai yang mendapatkan kursi di lembaga legislatif.

(25)

diberikan kepada partai yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten atau Kota.

Untuk partai PKS, aliran dana telah diatur dalam AD-ART BAB XVI Pasal 24, klasifikasi keuangan dan dana berasal dari:

1. Iuran Anggota. 2. Hibah.

3. Sumbangan dari anggota (kader) dan masyarakat. 4. Sumber lain yang halal dan sah serta tidak mengikat.

Berikut ini kutipan wawancara peneliti dengan Ibu Dhiyaul Hayati, S.Ag, M.Pd Bendahara Umum PKS Medan (41 tahun):

Meskipun kader-kader di DPD PKS Kota Medan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda baik dari pekerjaan, etnis, usia, namun terlihat keseriusan dan keaktifan mereka dalam menjalankan tugas yang telah diberikan. Menyangkut pendanaan, selain berasal dari Binsos (Bina Sosial), para anggota legislatif, proposal-proposal, para kader juga mau ngasi rsama-sama dalam menanggulani pendanaan demi kelancaran program-program kita.

2.2.5 Perolehan Suara PKS di Kota Medan Pada 3 Periode Pemilihan Legislatif

(26)

terpelajar kota dan corak ideologi Islam yang kental dengan Timur Tengah yang tetap bertahan dalam 18 tahun setelah rezim Presiden Soeharto runtuh.

Perbandingan ini dapat di lihat dari beberapa partai Islam yang mulai hilang di peta politik Indonesia seperti Partai Masyumi, PSII, Partai NU, Partai Bintang Reformasi dan lainnya. Timbul dan tenggelamnya suatu parpol di kancah perpolitikan nasional dapat di nilai dari integritas internal partai khususnya para kader untuk terus menopang dan bekerjasama dalam mempertahankan partainya baik ditingkat pusat, wilayah (Provinsi), daerah (Kabupaten/Kota),cabang (Kecamatan) maupun ranting (Kelurahan/Desa) karena hal ini memang memiliki landasan hukum yang telah diatur oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam PKPU (Peraturan Komisi Pemilihan Umum) nomor 7 untuk menata alur Pemilu lebih baik dan rapi dan mencegah terjadinya konflik yang dilakukan kelompok-kelompok kecil.

PKS yang merupakan salah satu organisasi politik yang memiliki struktur organisasi dari pusat sampai cabang di seluruh Indonesia merupakan bukti bahwa pergerakan dan perjuangan dari para kadernya untuk mempertahankan partainya di peta pertarungan politik nasional.DPD PKS Medan merupakan contoh parpol ini memiliki lembaga strukturalnya di setiap daerah di Indonesia.

(27)

paparkan hasil suara Pemilu yang di dapatkan PKS di Kota Medan di table bawah ini.

Berikut hasil perolehan suara PKS di Kota Medan dalam 3 Pemilu sebelumnya:

Tabel 10. Perolehan Suara PKS di Kota Medan di 3 Pemilihan Legislatif

No. Tahun Perolehan Suara

1. 2004 160.887

2. 2009 110.633

3. 2014 91.861

Sumber: KPU Kota Medan tahun 2016

Perolehan suara PKS di Kota kita amati diatas terlihat selama 3 Pemilu berbeda-beda. Dari Pemilu tahun 2004 PKS Kota Medan memperoleh suara sebanyak 160.887 suara dan mendapatkan 7 kursi di DPRD Kota Medan, tahun 2004 lah yang menjadi tahun kejayaan PKS di tingkat nasional. Hal ini juga ikut berdampak pada perolehan suara PKS di Kota Medan dalam perolehan suara calon anggota legislatif.Partai yang mengusung bersih dan peduli ini mampu meraih simpati publik.Hal ini juga tidak terlepas dari kinerja kader-kadernya selama ±5 tahun setelah pasca revormasi tahun 1998 dengan rutin mengadakan aksi-aksi dan kegiatan sosial lainnya.

(28)

pada rentang tahun 2005 sampai tahun 2009 media massa dan media banyak mengisukan PKS itu bagian dari organisasi garis keras seperti Wahabi. Wahabi sendiri merupakan organisasi yang lahir di Arab Saudi yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Al-Wahab. Beliau merupakan seorang teolog yang kontroversi. Hal ini disebabkan karena ajaran dan pengikutnya sering dan mengkafirkan umat Islam lainnya seperti mengkafirkan orang yang tidak membaca do‟a qunut di sholat subuh, mengkafirkan orang yang mengikuti

mahzab-mazhab yang muktabar (Mazhab besar seperi Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, Imam Maliki, dan Imam Hambali) dan mengatakan syirik. Padahal PKS sendiri merupakan perpaduan dan perkumpulan kelompok yang berakar dari Masyumi, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan PKS terbuka dari organisasi Islam manapun yang ingin bergabung.Isu yang dikembangkan dan di plintir-plintir media mempunyai dampak yang signifikan bagi perolehan suara PKS khususnya di Kota Medan.

(29)

konspirasi kelompok-kelompok sekuler dan liberal yang tidak suka dengan partai Islam yang ingin menegakkan syariat Islam. Ada bantahan atas wawancara saya kepada Pak Hamzah, untuk kasus Luthfi Hasan Ishaq (LHI) berita yang beredar di media mengatakan bahwa LHI “tertangkap tangan” sedang mengadakan negosiasi dengan PT. Indoguna selaku pemasok daging sapi, padahal keterangan dari “pusat” (DPP PKS) beliau sedang mengadakan

(30)

yang menimpa petinggi-petinggi partai memberikan dampak penurunan yang signifikan bagi perolehan suara partai yang mengusung nilai bersih dan peduli ini.

Berikut ini inti kutipan wawancara penulis kepada informan, Bapak Hamzah Sagimun, Ketua Kaderisasi PKS Kota Medan:

Gambar

Tabel 1. Bangunan Bersejarah di Kota Medan
Tabel 3. Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980 dan 2000
Tabel 4. Persentase Agama di Kota Medan
Tabel 5. Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa) (Zainal

Sebagaimana yang telah dijalaskan oleh Sternberg d English (dalam Siswono,2009:4-5) bahwa Encoding merupakan komponen proses berpikir analogi yang mana pada tahap

Curah hujan menjadi faktor penting dalam memanfaatkan lahan kota semarang baik sebagai lahan hunian maupun sebagai lahan perkebunan, hal ini dikarenakan curah hujan sangat

Hal ini terlihat juga dari nilai efisiensi penyapuan areal saat breakthough (EABT) yang rendah yaitu sebesar 0,55. Harga efisiensi penyapuan areal yang rendah tersebut

(1) Bidang Destinasi Pariwisata mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur, dan mengendalikan pengembangan destinasi wisata, peningkatan kesadaran wisata serta

yaitu orang yang menanamkan nilai atau adab kepada peserta didik; (2) Kedudukan guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah sejajar dengan ulama atau satu tingkat di bawah

menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan kegiatan penelitian, pengkajian, dan analisis kebijakan dalam pengembangan teknologi dan inovasi;

Permeabilitas pada sumur X dilakukan dengan 3 metode yaitu metode Hydraulic Flow Unit, Timur dan Tixier.Metode yang pertama digunakan adalah metode Hydraulic Flow Unit.Pada