• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Pupuk P Dan Zn Untuk Meningkatkan Ketersediaan P Dan Zn Di Tanah Sawah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Pupuk P Dan Zn Untuk Meningkatkan Ketersediaan P Dan Zn Di Tanah Sawah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah,

baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, melainkan istilah umum

seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya.

Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Padi

sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam

dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak mengherankan bila sifat

tanah sawah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asalnya

(Hardjowigeno et al., 2004).

Tanah tergenang mempunyai sifat yang berbeda dibandingkan dengan

tanah yang tidak tergenang. Oksigen pada lapisan olah tanah yang tergenang

dalam jangka panjang relatif terbatas. Hal ini erat hubungannya dengan perubahan

kimia maupun elektrokimia yang terjadi dalam suasana kurang oksigen.

Serangkaian perubahan yang terjadi dalam suasana oksigen terbatas akibat adanya

penggantian ruang pori tanah menyebabkan gas CO2

Akibat genangan tanah sawah terbagi atas dua lapisan. Lapisan pertama

terbentuk dari tanah lumpur setebal beberapa milimeter yang berbatasan langsung

dengan air yang menggenanginya disebut lapisan oksidatif. Lapisan ini masih

mengandung oksigen yang berasal dari udara yang menembus lapisan air dan

berasal dari asimilasi ganggang-ganggang dalam air. Dalam lapisan oksidatif

tersebut hidup jasad renik aerob. Selain itu, terdapat pula hasil-hasil oksidasi , asam organik, gas methana,

(2)

seperti nitrat, sulfat, dan ferri. Oksigen tidak dapat menembus lebih dalam lagi

sehingga lapisan tanah lumpur di bawah lapisan oksidatif ini miskin oksigen dan

disebut lapisan reduktif yang berwarna lebih kelam terkait dengan warna

hasil-hasil reduksi kimiawi. Potensial oksidasi-reduksi (Eh) di lapisan ini rendah dan

jasad renik yang bersifat anaerob (Abdulrachman et al., 2009).

Apabila tanah digenangi air, maka potensial redoks atau Eh akan menurun

dengan cepat hingga umumnya mencapai minimum dalam beberapa hari,

kemudian naik lagi, lalu turun lagi secara perlahan – lahan hingga mendekati

keseimbangan. Eh sangat dipengaruhi oleh sifat tanah. Kandungan bahan organik

yang tinggi, NO3, MnO2

Naiknya pH tanah masam yang digenangi disebabkan oleh reduksi Fe

yang rendah dan temperatur

(Hardjowigeno dan Rayes, 2005).

3+

ketika terjadi pembebasan OH- dan konsumsi H+ atau konsumsi elektron. sedangkan pada tanah alkali disebabkan oleh asam karbonat. Perubahan pH pada

tanah tergenang mempengaruhi konsentrasi hara dan unsur hara melalui proses (a)

keseimbangan kimia, (b) jerapan dan pelepasan , (c) penguapan (volatilisasi) NH3

Hara Fosfat (P) di Tanah Sawah

dan (d) proses mikrobiologis melepaskan unsur hara tanaman yang menghasilkan

bahan beracun (Hardjowigeno dan Rayes, 2005).

Pada awal penggenangan konsentrasi P dalam larutan tanah meningkat

kemudian menurun untuk semua jenis tanah, tetapi nilai tertinggi dan waktu

terjadinya bervariasi tergantung sifat tanah (Yoshida, 1981). Peningkatan

ketersediaan P akibat penggenangan disebabkan oleh pelepasan P yang dihasilkan

(3)

Mekanismenya sebagai berikut:

1. Fosfor hanya dilepaskan apabila ferifosfat (Fe3+) tereduksi menjadi ferofosfat (Fe3+

2. Pelepasan occluded P akibat reduksi ferioksida yang menyeliputi P

menjadi ferooksida yang lebih larut selama penggenangan. Penyelimutan

P oleh feri oksida berada dalam liat membentuk occluded P

(Sanchez, 1993).

) yang lebih mudah larut. Reduksi feri oksida merupakan

sumber yang dominan bagi pelepasan P selama penggenangan, walaupun

sejumlah P yang dilepaskan akan dierap kembali.

3. Adanya hidrolisis sejumlah P terikat besi dan aluminium dalam tanah

masam, yang menyebabkan dibebaskannya P terjerap pada pH tanah yang

lebih tinggi (Kyuma, 2004). Peningkatan pH tanah masam akibat

penggenangan telah meningkatkan kelarutan strengit dan variscit dan

selanjutnya terjadi peningkatan ketersediaan P. Sebaliknya ketika pH pada

tanah alkalin menurun dengan adanya penggenangan, stabilitas mineral

kalsium P akan menurun, akibatnya senyawa kalsium P larut

4. Asam organik yang dilepaskan selama dekomposisi anaerob dari bahan

organik pada kondisi tanah tergenang dapat meningkatkan kelarutan dari

senyawa Ca-P maupun Fe-P dan Al-P melalui proses khelasi ketiga kation

tersebut (Ca, Fe, Al).

5. Difusi yang lebih besar dari ion H2PO

4-Pada kondisi tanah sawah, ketersediaan P meningkat disebabkan oleh

penggenangan sehingga P dapat diserap tanaman karena ferric phosphate [Fe ke larutan tanah melalui pertukaran

dengan anion organik (Sanchez, 1993).

(4)

(H2PO4)3] direduksi menjadi ferrous phosphate [Fe(H2PO4)4]. Hal itu berarti

padi yang ditanam pada kondisi tergenang kurang respons terhadap pupuk P

selama status P awal yang ditentukan dengan HCl 25% (P potensial) pada nilai

batas kritisnya lebih besar 20 mg P2O5 Hara Zn di Tanah Sawah

/100 g tanah (Al Jabri, 2007).

Ketersediaan Zn sangat dipengaruhi oleh pH tanah, pH tanah meningkat,

ketersediaan Zn menurun, begitu sebaliknya. Dalam satu studi, Zn yang diekstrak

menurun tajam pada tanah berpH 4,3 - 5,0. Ketersediaan Zn untuk tanaman lebih

rendah pada tanah organik, dan di tanah mineral dengan signifikan jumlah bahan

organik

Reduksi akan mengakibatkan ketersediaan Zn dan Cu dalam larutan tanah

menurun. Penurunan kadar Zn dalam larutan tanah dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, antara lain (1) terbentuknya Zn (OH) (Hodges, 2011).

2 sebagai akibat

meningkatnya pH setelah penggenangan (2) terbentuknya endapan ZnCO3 karena

adanya akumulasi CO2 hasil dekomposisi bahan organik; dan (3) terjadinya

endapan ZnS karena adanya H2S sebagai akibat reduksi berlebihan atau adanya

endapan Zn3(PO4)2

Bentuk unsur hara mikro Zn yang diserap tanaman adalah bentuk kation

Zn

karena adanya P berlebihan. Oleh sebab itu kekahatan Zn

pada tanah sawah tidak dapat diukur melalui kelarutan Zn namun perlu

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya (Yoshida, 1981).

2+

sebagai hasil pelapukan bahan-bahan mineralnya. Kation dalam larutan hara

berada dalam kesetimbangan dengan kation dd pada situs pertukaran koloid tanah.

Kation ini membentuk senyawa khelat dengan senyawa organik, sehingga

(5)

Defisiensi Zn juga dijumpai pada tanah organik. Pada tanah berkapur, defisiensi

terjadi akibat tingginya pH sehingga terjadi presipitasi Zn oleh ion-ion hidroksil.

Pada kasus lain, defisiensi Zn juga terjadi akibat pemupukan P takaran tinggi yang

menyebabkan Zn diikat oleh senyawa P terlarut (Hanafiah, 2005).

Pemupukan P dan Zn di Tanah Sawah

Tingginya kadar fosfor dalam tanah dapat meningkatkan defisiensi Zn di

sejumlah tanaman. Aplikasi pupuk P secara berulang di tanah sawah dapat

menyebabkan Zn kekurangan dan mengurangi hasil padi. Untuk memperjelas

masalah ini, Nammuang dan Suphakumnerd (1984 dalam Osotsapar et, al., 2001)

melakukan percobaan pot untuk mempelajari pengaruh aplikasi Zn pada padi

yang ditanam di lempung berpasir dan lempung liat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian Zn tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan

hasil padi namun meningkatkan serapan Zn (0-3,5 mg Zn kg-1 tanah) dan cenderung menurunkan kadar P dalam tajuk, khelat pada tingkat 3,5 dan 2,7 mg

Zn kg-1 serta cenderung meningkatkan berat gabah, mengurangi persentase

biji-bijian, dan mengurangi rasio jerami untuk gabah isi. Aplikasi pupuk

P (200 mg P2O5/kg tanah) dikombinasikan dengan 10 mg Zn/kg tanah (dalam

bentuk ZnSO4 atau Zn EDTA) meningkat gabah dan jerami hasil pada tanah

lempung berpasir dan juga penurunan persentase gabah terisi. Kedua jenis pupuk

Zn memiliki efek yang berbeda pada serapan P padi. Zn sulfat mengurangi

serapan P dan isi P dari tunas padi

Pengaruh pemupukan Zn pada beberapa tingkat pupuk P bersifat sangat

spesifik lokasi, berjarak 1−3 km, pada tiap jenis tanah sehingga takaran Zn tidak

mungkin berlaku umum di semua tempat. Pemupukan 56 kg/ha .

(6)

TSP/ha merupakan perlakuan terbaik untuk tanah Regosol. Padi yang ditanam

pada tanah Grumusol dan Aluvial kurang respons terhadap Zn pada perlakuan 100

dan 200 kg TSP/ha karena Zn langsung diikat P, sedangkan bila tanpa perlakuan

P, Zn langsung diserap akar tanaman meskipun ketersediaan Zn tanah melebihi

nilai batas kritisnya (Al Jabri, 2007).

Ada 4 kemungkinan mekanisme P dalam mengurangi absorbsi Zn dari

tanah:

1. Infeksi Arbuscular mycorrhizae (AM) akar dapat menekan konsentrasi P

yang tinggi.

2. Penambahan kation dengan garam P dapat menghambat absorbsi Zn di

larutan.

3. Ion H+

4. Fosfor meningkatkan adsorpsi Zn ke konstituen tanah.

dari garam P dapat menghambat absorbsi Zn di larutan.

(Alloway, 2008)

Pengayaan benih dengan menerapkan 20 kg Zn ha-1 di pembibitan memberikan kenaikan panen yang lebih besar tanaman padi dan Zn kekurangan

tanah dibandingkan dengan kisaran 10 kg Zn ha-1 pada seluruh bidang dalam tanah yang berbeda dalam status Zn. Percobaan di India menunjukkan bahwa

pupuk Zn dapat dimanfaatkan secara lebih efektif di mana padi ditumbuhkan

setelah penggenangan. Di Amerika Serikat pada tahun 2000, ada peningkatan

pesat dalam menabur benih padi Zn diperlakukan pad pH tinggi lumpur dan tanah

lempung berpasir di Arkansas, yang menempati sekitar 25% dari area sawah.

(7)

Zn/ton benih (0,25-0,5 Zn/biji) atau Zn granular (11 kg ha-1

Peranan P dan Zn di Tanah Sawah

) di pra-tanam

(Alloway, 2008)

Batas kritis P-HCl 25% untuk tanaman padi gogo adalah

27 mg P2O5/100 g di rumah kaca pada kondisi tanah kering, lebih tinggi dibandingkan dengan batas kritis pada tanah sawah yaitu 20 P2O5/100 g. Batas

kritis P di rumah kaca berbeda dengan batas kritis P pada kondisi lapang, sehingga

batas kritis pada kondisi di rumah kaca tidak dapat diekstrapolasi ke lapang. Batas

kritis P HCl 25% untuk tanah sawah adalah 20 mg P2O5

Ketidakseimbangan hara dalam hubungannya dengan tanaman padi yang

kahat Zn diduga antara lain karena status P tanah sangat tinggi, sehingga Zn diikat

oleh P dalam bentuk senyawa ZnP, atau status Zn- DTPA tanah lebih kecil dari

batas kritis (1 ppm Zn), sehingga Zn menjadi faktor pembatas pertumbuhan

tanaman. Sangat dimungkinkan nilai Zn-DTPA lebih besar dari batas kritis, tetapi

Zn yang diserap tanaman sangat sedikit karena aktivitas Zn ditentukan oleh pH

tanah redoks tanah (Eh), dan residu P tanah tinggi (Al Jabri, 2013).

/100 g (Al-Jabri, 2007).

Unsur Zn (Zn) berperanan :

a. Membantu pembentukan klorofil dan penting dalam perbaikan tanah akali.

b. Sebagai kofaktor berbagai enzim.

c. Kekurangan unsur Zn menyebabkan pertumbuhan secara drastis terganggu,

daun mengecil dan pucuk membentuk roset serta timbul warna-warna tidak

normal pada tanaman (Sudarmi, 2013).

Mousavi (2011) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang

(8)

tinggi akibat pencucian yang intensif; 2) Kadar hara P yang terlalu tinggi dalam

tanah; dan 3) Terhalangnya penyerapan Zn karena adanya kation-kation logam

seperti Cu2+ dan Fe2+. Rehm and Schmitt (1997) menyatakan bahwa aplikasi pupuk P berlebihan telah menyebabkan defisiensi hara Zn dan penurunan

produksi pada tanaman jagung. Sedangkan menurut Hanafiah (2005), serapan P

yang tinggi pada tanaman dapat menghambat metabolisme dan penyerapan Zn

oleh akar. Sementara itu Sofyan et al.,(2004) menyatakan bahwa pemberian

pupuk hara makro terus-menerus seperti urea, amonium sulfat, TSP/SP-36 dan

KCl pada lahan sawah intensifikasi dapat mengakibatkan terkurasnya unsur hara

mikro di antaranya Zn. Kahat Zn dapat terjadi karena terbentuknya persenyawaan

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dokumen penawaran yang dilakukan Evaluasi File I (Administrasi dan Teknis) sebanyak 1 (satu) dokumen penawaran,

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan

4 Tahun 2015 tentang perubahan keempat atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadan Barang/Jasa Pemerintah, pasal 83 ayat 1 huruf d, yang berbunyi:. “Kelompok Kerja

[r]

Wacana lain tersebut memandang relasi seksualitas dan kuasa suami istri yang telah di bangun tradisionalisme Islam sebagai alat memperkokoh dan memperkuat posisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA MEDAN.. TANDA PERSETUJUAN

25 Khusus di Indonesia, proses pengaturan pernikahan oleh Taufiqurrahman Syahuri dibagi menjadi tiga periode: (1) periode sebelum kemerdekaan; (2) periode masa

Sistem informasi merupakan hal penting dalam suatu perusahaan, dimana perusahaan bisnis saat ini semakin berlomba-lomba untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kerja,