• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pemberian Gel Lidah Buaya Yang Diaplikasikan Secara Topikal Pada Stomatitis Aftosa Rekuren Minor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pemberian Gel Lidah Buaya Yang Diaplikasikan Secara Topikal Pada Stomatitis Aftosa Rekuren Minor"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah salah satu ulser pada oral yang paling umum, dengan prevalensi sekitar 5 sampai 50% pada populasi yang berbeda-beda. SAR merupakan ulser oral yang muncul secara rekuren dan ulsernya dapat sembuh secara spontan serta paling banyak mengenai mukosa bibir, palatum lunak, palatum keras dan tenggorokan pada anak-anak dan orang dewasa.1 Biasanya, penderita SAR memiliki gejala klinis yang terdiri dari gejala prodromal, seperti rasa terbakar, gatal, atau sakit 24 sampai 48 jam sebelum terbentuknya ulser.2 Peradangan dan rasa sakit yang sering menyertai terjadinya SAR sangat mengganggu aktivitas kehidupan individu (termasuk saat makan, minum, dan bahkan bicara), sehingga hal tersebut mendorong individu yang bersangkutan mencari obat dan atau cara untuk meredakan gejala-gejala tersebut.3,4

Dari seluruh penderita SAR, sebanyak 80% menderita jenis SAR minor, 10% menderita SAR mayor, sedangkan 10% lainnya adalah penderita rekuren ulser herpertiform.2 Studi kasus yang dilakukan secara cross sectional menunjukkan bahwa SAR lebih banyak diderita oleh wanita, orang-orang dibawah usia 40 tahun, orang berkulit putih, tidak merokok, dan pada tingkat sosial ekonomi yang tinggi.5

Sampai sekarang beberapa penelitian mengenai SAR masih belum dapat menunjukkan etiopatogenesis SAR yang akurat.1,3 Penelitian yang dilakukan oleh Scully, dkk dan Vivek serta Bindu menunjukkan bahwa faktor imunologi merupakan etiopatogenesis terjadinya SAR.6,7 Teori yang dikemukakan oleh Kobayasi, dkk menyatakan bahwa defisiensi vitamin B12, riwayat keluarga, dan berhenti merokok merupakan faktor etiologi terjadinya SAR.8

Etiologi utama terjadinya SAR sampai sekarang ini belum dapat ditemukan, oleh karena itu para peneliti terus berusaha untuk menemukan terapi yang tepat untuk

(2)

2

SAR. Terapi untuk ulser SAR hanya dapat dilakukan dengan menghilangkan gejala-gejala penyebab SAR.5-9 Terapi yang diberikan tergantung kepada tingkat keparahan dari SAR yang diderita.4 Klorheksidin sudah dibuktikan dapat mengurangi tingkat keparahan dan durasi terjadinya SAR. Studi kasus yang dilakukan oleh Jusri dan Nurdiana terhadap penderita SAR mayor menggunakan obat metronidazole dan ciprofloxacin menunjukkan bahwa ukuran ulser yang besar tanpa tanda-tanda keganasan yang terkontaminasi dengan flora normal rongga mulut tingkat penyembuhannya akan mengalami penundaan.5 Penelitian yang dilakukan oleh Girish terhadap penderita SAR minor dengan menggunakan Amlexanox menunjukkan bahwa obat tersebut dapat mengurangi jumlah, ukuran, eritema, rasa sakit dan frekuensi dari terjadinya SAR.9 Penelitian Samet, dkk. dengan menggunakan madu lebah menunjukkan bahwa madu lebah memiliki khasiat dalam meningkatkan kualitas hidup penderita SAR dengan mengurangi tingkat rekurensi terjadinya SAR karena madu lebah memiliki efek terapeutik yang dapat berperan sebagai anti bakterial, anti jamur, dan anti virus.4 Selain itu, madu lebah juga memiliki zat

flavonoids yang dapat meredakan gejala SAR yang disebabkan oleh faktor

imunologi.4

Bermacam-macam preparat, termasuk obat herbal, baik yang digunakan secara sistemik maupun topikal sudah ditemukan cukup efektif untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri, namun preparat-preparat tersebut ternyata tidak efektif pada semua kasus.3 Produk-produk alami, terutama produk herbal, pada beberapa dekade belakangan ini banyak menarik perhatian karena produk herbal hanya sedikit memiliki efek samping.12 Sejarah mencatat bahwa lidah buaya telah banyak digunakan di negara-negara seperti Mesir, Yunani, Afrika Selatan, Cina, Meksiko, dan Jepang. Gel yang terdapat dalam tanaman lidah buaya terdiri dari beberapa komponen natural yang memiliki potensi dalam menyembuhkan luka.1

Penelitian yang dilakukan oleh Tjahajani dan Widurini dengan menggunakan gel lidah buaya pada tikus yang sebelumnya telah diberikan H2O2 10% pada mukosa

labial bibir bawah untuk merangsang terjadinya ulkus, menunjukkan bahwa adanya perbedaan bermakna antara kelompok tikus yang diberikan perawatan ulser dengan

(3)

3

gel lidah buaya dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perawatan apa-apa.3 Penelitian lain yang dilakukan oleh Sarkar, dkk. menunjukkan bahwa lidah buaya memiliki efek anti inflamasi, dimana lidah buaya akan melepaskan zat NO (Nitric

Oxide) untuk mencegah terbentuknya zat-zat mediator inflamasi.5

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Babaee, dkk hanya mengukur besarnya ukuran ulser yang telah diberikan lidah buaya. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan uji efektivitas pemberian gel lidah buaya diberikan secara topikal terhadap stomatitis aftosa rekuren minor dan pengaruhnya terhadap keluhan subjektif penderita dan ukuran ulser SAR minor.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka timbul permasalahan :

1. Apakah gel lidah buaya yang diaplikasikan secara topikal efektif dalam mengurangi rasa sakit pasien terhadap stomatitis aftosa rekuren minor?

2. Apakah gel lidah buaya yang diaplikasikan secara topikal efektif dalam mengurangi ukuran ulser stomatitis aftosa rekuren minor?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menunjukkan efektivitas pemberian gel lidah buaya dalam mengurangi rasa sakit pada penderita stomatitis aftosa rekuren minor

2. Untuk menunjukkan efektivitas pemberian gel lidah buaya dalam mengurangi ukuran diameter ulser stomatitis aftosa rekuren minor

1.4Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Pemberian gel lidah buaya yang diaplikasikan secara topikal efektif dalam mengurangi rasa sakit pasien terhadap stomatitis aftosa rekuren minor

(4)

4

2. Pemberian gel lidah buaya yang diaplikasikan secara topikal efektif dalam mengurangi ukuran diameter ulser stomatitis aftosa rekuren minor

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya, khususnya dalam bidang ilmu penyakit mulut dalam hal perawatan stomatitis aftosa rekuren minor menggunakan gel lidah buaya

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk informasi awal dari penelitian selanjutnya mengenai alternatif terapi stomatitis aftosa rekuren minor

1.5.2Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi mengenai alternatif pengobatan dari stomatitis aftosa rekuren minor

2. Sebagai informasi untuk program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut para masyarakat mengenai perawatan terhadap stomatitis aftosa rekuren minor

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

[r]

Untuk menjawab perumusan pertama akan digunakan ananalisis deskriptif yaitu pembahasan secara teoritis. Saham dalam kondisi undervalue atau overvalue yaitu: a) “Jika nilai

13.Untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, apa yang seharusnya kita lakukan sebagai warga negara yang baik.. 14.Sebagai pelajar, kira-kira apa tugas kita untuk mengisi kemerdekaan

Indonesia,(Penyelesaian Pengaduan Nasabah), Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005, Tentang Penyelesaian Pengaduan

Hambatan dalam Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja oleh Polresta Surakarta Upaya penanggulangan kenakalan remaja yang dialami oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polisi Resor

Dalam ilmu komputer dan teori informasi Algoritma Levenshtein-distance adalah salah satu metode untuk pengolahan string, dimana Levenshtein-distance digunakan untuk mengukur

Perbankan merupakan bagian dari sistem keuangan yang memegang peranan penting bagi kehidupan perekonomian di Indonesia dalam mengerakkan pembangunan.Dalam menjalankan