• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Sistematika tumbuhan

Menurut MEDA(2016) sistematika tumbuhanbabaladalah sebagai berikut:

Kingdom

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga

Jenis : Artocarpus heterophyllus Lamk.

2.1.2Morfologi tanaman

Babal merupakan bagian dari tanaman nangka, yang merupakan salah

satujenis tanaman buah yang multifungsi dan dapat ditanam di daerah

tropisdengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang

berasaldari India Selatan. Struktur akar berbentuk bulat panjang, menembus tanah

dengan cukup dalam.Akar cabang dan bulu akarnya tumbuh mengarah ke segala

arah.Berbatang keras, tumbuh lurus dan berdiameter antara 30cm-100cm. Daun

tunggal, berselang-seling pada bagian ranting tanaman.Permukaan daun bagian

atas berwarna hijau cerah dengan tekstur yang licin, sedangkan bagian bawah

berwarna hijau tua dengan tekstur yang kasar.Bunga jantan dan betina berada di

(2)

hijau tua, sedangkan bunga betina berbentuk silindris yang pipih.Buah berbentuk

lonjong atau bulat dan berduri lunak, terbentuk dari rangkaian bunga majemuk

yang dari luar tampak seolah-olah satu (Rukmana, 1997).

Menurut Suprapti (2004), berdasarkan umur (tingkat perkembangannya),

buahnangka dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu babal, gori/tewel dan

nangka. Babal merupakan bakal buah nangka yang masih sangat kecil (berukuran

sebesar ibu jari). Apabila kebetulan tidak dapat menjadi buah karena sebab-sebab

tertentu, babal tersebut akan gugur. Gori/tewel merupakan sebutan bagi buah

nangka yang masih mentah dan muda, yang umumnya dimanfaatkan sebagai

sayur/ masakan.Gori ini, baik daging buah maupun bijinya secara keseluruhan

masih berwarna putih.Sedangkan nangka adalah buah yang sudah matang. Buah

nangka matang menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: daging buah berwarna

kuning, lebih berair, berasa manis, dan berbau harum.

2.1.3Daerah dan asal penyebarannya

Seorang ahli botani asal Soviet, Nikolai Ivanovich Vavilov mangatakan

bahwa asal dari tanaman nangka adalah Indo Malaya dan India.Di kawasan Indo

Malaya tanaman nangka ditemukan di Indo Cina, Malaysia, Filipina dan

Indonesia, sedangkan dikawasan Indiaterdapat didaerah Assam (Rukmana, 1997).

2.1.4 Kandungan dan manfaat

Babal (Artocarpus heterophyllus Lamk.) termasuk spesies dalam genus

Artocarpus yang belum ada penelitian dan literatur yang mencantumkan

kandungan dan manfaat dari babal.Tetapi pada genus Artocarpussudah dilakukan

penelitian dan ditemukan adanya senyawa kimia terpenoid, flavonoid dan

(3)

paling banyak ditemukan yang dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri

(Khan, et al., 2003).

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan penarikan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan

ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu.Cara ekstraksi yang tepat

tergantung pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang

diisolasi (Ditjen POM RI, 1995). Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair

dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani dibuat menurut cara yang

cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung (Ditjen POM RI, 1979).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), beberapa metode ekstraksi

dengan menggunakan pelarut yaitu:

1. Cara dingin

a. Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengancaraperendaman

menggunakanpelarut dengan sesekali pengadukan pada suhu kamar.

Penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama

dan seterusnya disebut remaserasi.

b. Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru

sampai terjadi penyarian sempurna pada suhu kamar. Proses perkolasi terdiri

dari tahap pengembangan bahan, maserasiantara dan perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak) terus menerus sampai diperoleh perkolat.

2. Cara panas

a. Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada

temperatur titik didihnya dan selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas

(4)

b. Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur

lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 40-50oC.

c. Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu

baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu

dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

d. Infudansi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada

temperatur 90oC selama 15 menit.

e. Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada

temperatur 90oC selama 30 menit.

2.3 Fraksinasi

Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik berdasarkan

kelarutan senyawa-senyawa tersebut dalam dua pelarut yang tidak saling

bercampur, biasanya antara pelarut air dan pelarut organik seperti metanol, etanol,

etil asetat, n-heksana dan petroleum eter (Basset, dkk., 1994).

Teknik pemisahan ekstraksi cair-cair ini biasanya

dilakukanmenggunakancorong pisah (separatory funnel).Kedua pelarut yang

saling tidak bercampur tersebut dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian

digojok dan didiamkan.Solut atau senyawa organik akan terdistribusi ke dalam

fasenya masing-masing bergantung pada kelarutannya terhadap fase tersebut dan

kemudian akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang

dapat dipisahkan dengan membuka kunci pipa corong pisah (Odugbemi, 2008).

Aglikon umumnya terekstraksi pada fraksi nonpolar seperti terpenoid dan

(5)

fraksi yang lebih polar dan fraksi air.Petroleum eter dan n-heksana juga dapat

digunakan untuk menghilangkan lipid, wax dan senyawa lemak (Dey, 2012).

Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi ada banyak, namun beberapa

tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat.Pertama, pelarut harus tidak

bercampur dengan air, mempunyai titik didih yang rendah (jika digunakan untuk

evaporasi) dan sebaiknya memiliki densitas yang lebih rendah daripada air (untuk

membentuk lapisan atas sehingga pemisahan lebih mudah dilakukan).Kedua,

pelarut harus aman dan tidak merusak lingkungan jika digunakan.Banyak pelarut

yang tidak aman digunakan karena berbagai alasan seperti dietil eter (mudah

terbakar), toluen (memiliki titik didih yang tinggi), benzen (keamanan) dan

pelarut klorida seperti diklorometana (berbahaya bagi lingkungan).Praktisnya,

hanya ada beberapa pelarut saja yang biasa digunakan untuk ekstraksi seperti

n-heksana, metil tertier butil eter (MTBE) dan etilasetat (Venn, 2008).

2.4 Sterilisasi

Sterilisasi yaitu membebaskanbenda dari kontaminasi mikroorganisme,

tujuannya untuk mendapatkan keadaanyang steril. Sterilisasi dapat dilakukan

dengan tiga cara, yaitu: a) Sterilisasi pemanasan basah dengan uap atau air panas,

b) Sterilisasi kering dalam tanur, c) Pembakaran total (incineration) (Irianto,

2006).

Berdasarkan dari tiga cara tersebut, sterilisasi dapat dibagi menjadi :

1. Sterilisasi kering

a. Pemijaran

Pemijaran digunakan untuk sterilisasi pada ose, ujung-ujung pinset dan

(6)

b. Tanur uap panas (Hot-Air Oven)

Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan dengan alat tanur. Biasanya

digunakan suhu 160-165ºC selama 1 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap

alat-alat kering yang terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, cawan petri,

labu, pipet, pinset, gunting, dan alat suntik dari kaca. Kadang-kadang

dilakukan sterilisasi pada suhu 170ºC selama 2 jam (Irianto, 2006).

2. Sterilisasi basah

a. Perebusan dalam air

Cara ini hanya cukup untuk mematikan mikroorganisme yang tidak

berspora.

b. Uap dalam tekanan

Pensterilan dengan uap dalam tekanan dilakukan dalam autoklaf.Sterilisasi

dilakukan pada suhu 121ºC selama 15-20 menit.Dalam suhu dan waktu

tersebut semua mikroorganisme, baik vegetatif maupun spora dapat

dimusnahkan (Irianto, 2006).

2.5 Bakteri

2.5.1 Uraian umum

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” dari bahasa Yunani yang

berartitongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut

sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, berbiak dengan pembelahan diri,

serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop

(Dwidjoseputro, 1978).

Bakteri yaitu mikroorganisme prokariot yang memiliki kromosom

(7)

atau spiral.Bakteri yang khas berdiameter sekitar 0,5 – 1,0 µm dan panjangnya 1,5

– 2,5 µm. Struktur sel bakteri yang paling penting adalah dinding sel yang bersifat

kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuknya serta melindungi sel bakteri

dari perubahan tekanan osmotik yaitu antara sel dengan lingkungannya (Irianto,

2006).

2.5.2 Pertumbuhan dan perkembangan bakteri

Pertumbuhan dan perkembangan bakteri dipengaruhi oleh:

1. Zat makanan (nutrisi), sumber zat makanan bagi bakteri diperoleh darisenyawa

karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam (natrium, kalsium, magnesium,

mangan, besi, tembaga dan kobalt), vitamin dan air untuk fungsi metabolik dan

pertumbuhannya.

2. Keasaman dan kebasaan (pH), bakteri umumnya tumbuh optimum pada pH

antara 6,5 - 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat

asam atau basa.

3. Temperatur, proses pertumbuhan bakteri tergantung pada reaksi kimiawi dan

laju reaksi kimia yang dipengaruhi oleh temperatur. Berdasarkan hal tersebut,

maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bakteri psikofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 0 - 30oC,

dengan temperatur optimum adalah 10 - 20oC.

b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur 5 - 60oC,

temperatur optimum adalah 25 - 40oC.

c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada temperatur optimum

adalah 55 - 65oC.

4. Oksigen, berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen bakteri dapat

(8)

a. Aerobik, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya.

b. Anaerobik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa oksigen.

c. Anaerobik fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan oksigen

ataupun tanpa oksigen.

d. Mikroaerofilik, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik dengan adanya

sedikitoksigen.

5. Tekanan osmosa, medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri adalah medium

isotonis terhadap isi sel bakteri.

6. Kelembapan, secara umum bakteri tumbuh dan berkembang biak dengan baik

pada lingkungan yang lembap. Kebutuhan akan air tergantung dari jenis

bakterinya (Pelczar dan Chan, 1988).

2.5.3 Pewarnaan Gram

Berdasarkan proses pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi dua yaitu:

1. Bakteri Gram positif

Bakteri Gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang

menyebabkan warna ungu.

2. Bakteri Gram negatif

Bakteri Gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan

menyebabkannya berwarna merah.

Perbedaan hasil pewarnaan Gram disebabkan perbedaan struktur, terutama

dinding sel kedua bakteri (Waluyo, 2010).Menurut Volk(1993), struktur dinding

sel bakteri Gram positif lebih sederhana, yaitu berlapis tunggal dengan kandungan

lipid yang rendah (1- 4%) sehingga memudahkan bahan bioaktif masuk ke dalam

sel. Sedangkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif lebih kompleks, yaitu

(9)

lipopolisakaridayang berfungsi sebagai penghalang masuknya bahan bioaktif

antibakteri danlapisan dalam terdapat peptidoglikan dengan kandungan lipid yang

tinggi (11 - 12%).

2.5.4 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus termasuk suku Micrococcaceae,

merupakanbakteri gram positif, berbentuk bulat (kokus) dengan diameter sekitar 1

μm, tidakmembentuk spora, katalase positif, oksidasi negatif dan dan termasuk

anaerob fakultatif. Staphylococcus aureus adalah bakteri mesofil dengan suhu

pertumbuhan optimum 37oC.Staphylococcus aureushidup sebagai saprofit di

dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti

hidung, mulut, tenggorokan dan dapat pula dikeluarkan pada waktu batuk atau

bersin (Supardi dan Sukamto, 1999).

Keracunan makanan yang disebabkan oleh enterotoksin bakteri

Staphylococcus aureus dapat menimbulkan berbagai gejala, yaitu muntah, diare,

mual, kejang dan kram pada abdominal serta sakit kepala.Pemulihannya cepat,

bekisar sampai dua hari (Supardi dan Sukamto, 1999).

Adapun sistematika dari bakteri Staphylococcus aureus yaitu:

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Suku : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus(Holt, et al., 1988).

2.5.5Escherichia coli

(10)

bersifataerob atau anaerob fakultatif, panjang 1-4 μm, lebar 0,4-1,7 μm,berbentuk

batang, tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh baik pada suhu 37°C tetapi dapat

tumbuh pada suhu 8-40°C, membentuk koloni yang bundar, cembung, halus dan

dengan tepi rata. Eschericia colibiasanya terdapat dalam saluran cerna sebagai

flora normal. Bakteri ini dapat menjadi patogen bila berada diluar usus atau

dilokasi lain dimana flora normal jarang terdapat (Jawetz, dkk., 2001).

Adapun sistematika dari bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut:

Divisi : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo :Eubacteriales

Suku : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli(Holt, et al., 1988).

2.6 Morfologi Bakteri

Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:

1. Bentuk basil

Basil adalah bakteri yang berbentuk batang atau silinder, membelah dalam

satu bidang, berpasangan ataupun bentuk rantai pendek atau panjang.

Bakteri bentuk basil dapat dibedakan atas:

a. Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain dengan kedua ujung tumpul.

b. Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul.

c. Streptobasil yaitu basil yang bergandengan panjang dengan kedua ujung tajam.

Contoh bakteri dengan bentuk basil adalahEschericia coli, Bacillus

(11)

2. Bentuk kokus

Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang

hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan.

Bakteri bentuk kokus dapat dibedakan atas:

a. Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.

b. Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.

c. Stafilokokus yaitu kokus yang mengelompok dan membentuk anggur.

d. Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang menyerupai rantai.

e. Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.

Contoh bakteri dengan bentuk kokus adalahStaphylococcus aureus,

Sarcina luten, Diplococcus pneumonia dan Streptococcus lactis (Volk dan

Wheeler, 1993).

3. Bentuk spiral

Bakteri bentuk spiral dapat dibedakan atas:

(12)

b. Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma.

c. Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam

kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak.

Contoh bakteri dengan bentuk spiral adalah Vibrio cholera dan

Spirochaeta palida (Volk dan Wheeler, 1993).

2.7 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme

Fase pertumbuhan bakteri meliputi fase penyesuaian, fase logaritma, fase

statis dan fase penurunan atau kematian (Lay, 1994).

1. Fase penyesuaian (lag phase)

Fase lag merupakan periode laten dari bakteri yang ditanam pada media

pembenihan yang sesuai atau waktu yang diperlukan unruk adaptasi terhadap

lingkungan yang baru.Ciri–ciri fase ini yaitu tidak ada pertambahan populasi, sel

mengalami perubahan dalam komposisi dan bertambah ukuran sel (Lay, 1994).

2. Fase logaritma (exponential phase)

Fase ini terjadi setelah sel bakteri menyesuaikan diri terhadap lingkungan

baru. Ciri-ciri fase logaritma ini yaitu sel membelah dengan laju yang konstan,

jumlah sel bakteri baru meningkat secara eksponensial, massa menjadi dua kali

(13)

3. Fase statis (stationary phase)

Dalam fase ini kecepatan tumbuh sama dengan kecepatan mati. Ciri-ciri

fase ini beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah sehingga

jumlah sel yang hidup menjadi tetap (Lay, 1992).

4. Fase penurunan (period of decline) atau fase kematian

Ciri-ciri fase kematian yaitu sel yang mati lebih cepat daripada

terbentuknya sel-sel baru karena jumlah nutrisi berkurang, terjadi akumulasi zat

toksin dan laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial (Lay,

1994).

Gambar 2.1Grafik pertumbuhan bakteri

2.8 Pengukuran Aktivitas Antibakteri

Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap agen antibakteri tertentu

dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok, yaitu:

1. Metode dilusi

Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum (KHM)

dan kadar bunuh minimum (KBM). Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat

seri pengenceran agen antimikroba pada media yang telah ditambahkan mikroba

(14)

adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang

ditetapkan sebagai KHM kemudian dikultur ulang pada media tanpa penambahan

mikroba uji atau agen antimikroba dan diinkubasi selama 18–24 jam.Media yang

tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi, 2008).

2. Metode difusi agar

Metode yang paling sering digunakan yaitu metode difusi agar.Obat

dengan jumlah tertentu ditempatkan pada permukaan media padat yang

sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya dan kemudian

diinkubasi.Diameter zona hambatan sekitar pencadang digunakan untuk

mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika dan kimia, misalnya sifat medium,

kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat (Jawetz, dkk., 2001).

3. Metode turbidimetri

Pada cara ini digunakan media cair dan alat spektrofotometer dengan cara

membandingkan densitas optik antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan

media dengan pertumbuhan bakteri. Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair

Gambar

Gambar 2.1Grafik pertumbuhan bakteri

Referensi

Dokumen terkait

Proses kerja dari sistem combined cycle adalah dengan dimanfaatkannya gas buang turbin gas yang masih bersuhu tinggi untuk memanaskan air umpan (feed water) pada HRSG

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Organisasi

[r]

393.540.000,- (Tiga ratus Sembilan puluh Juta Lima ratus Empat puluh ribu Rupiah) termasuk PPN 10% ).. Demikian pengumuman ini

Web Service GetDeletedRecordset mengirim 6 parameter yaitu: token yang telah didapatkan dari GetToken, table yang akan diquery, order untuk menampilkan data sesuai order

237.124.000,- (Dua ratus Tiga puluh Tujuh Juta Seratus Dua Empat ribu Rupiah) termasuk PPN 10% ). Demikian pengumuman ini

Sehubungan dengan pelaksanaan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk :.. Paket Pekerjan : Pembangunan Gedung Balai

Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2014 ini akan mempublikasikan prs maupun program studi legal dan tidak bermasalah