• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Yuridis Implikasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Terhadap Penanaman Modal Asing pada Sektor Usaha Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Yuridis Implikasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Terhadap Penanaman Modal Asing pada Sektor Usaha Rumah Sakit"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. hingga pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup masyarakat.

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015.1

1

Humphrey Wangke, Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Kajian singkat terhadap Isu-isu Terkini, Peneliti Utama Masalah-Masalah Hubungan Internasional pada bidang Hubungan Internasional, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, Journal Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VI, No. 10/II/P3DI/Mei/2014, hlm 5

(2)

Indonesia dapat bersaing dengan unggul dan mendominasi segala potensi dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang ekonomi. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dibandingkan Negara ASEAN lainnya dapat menjadi peluang yang besar pula.2

Dalam ekonomi internasional yang liberal seperti sekarang ini maka otoritas pemerintah untuk menghadang barang dari luar atau bahkan orang asing yang akan masuk bekerja ke dalam teritorial domestik jelas tidak dimungkinkan lagi. Meskipun dasar untuk menghadang pergerakan itu adalah demi kepentingan nasional. Zaman perlindungan dengan menghadang atau menghambat apakah dengan alasan tarif atau alasan lain non tarif menjadi sesuatu yang dianggap mengadaada dan yang pasti melanggar kesepakatan perdagangan bebas. Dengan kondisi seperti itu maka penanam modal asing diberi kemudahan dan keleluasaan untuk memindahmindahkan investasinya kemanapun sesuai dengan perhitungan mereka mengenai akumulasi laba dan efisiensi dari bisnisnya. Andaikan segala peraturan dan kondisi nyata dari harga upah buruh, keamanan, pengurusan ijin dan lainnya dipertimbangkan menempati skala kesulitan tinggi sedangkan masuknya barang ke Indonesia relatif mudah termasuk jaringan distribusi yang dikuasai.3

Masyarakat Ekonomi Asean dengan sasarannya yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat

2

Ahmad Yaris Firdaus dan Muhammad Andi Hakim, Penerapan “Acceleration To Improve The Quality Of Human Resources” Dengan Pengetahuan, Pengembangan, Dan Persaingan Sebagai Langkah Dalam Mengoptimalkan Daya Saing Indonesia Di Mea 2015, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia, Journal Unnes ISSN 2252-6889, tahun 2013, hlm 153

3

(3)

kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.

Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari para pembuat kebijakan hingga masyarakat umum sangatlah diperlukan untuk memastikan kesiapan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi pasar bebas yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean ini. Berbagai diskusi atau seminar sudah dilakukan pemerintah dengan melibatkan para pakar dari berbagai lembaga pemerintah maupun non-pemerintah guna memastikan kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015 yang menuntut efisiensi dan keunggulan produk yang lebih kompetitif dan inovatif. Meski Masyarakat Ekonomi Asean dipandang sebagai sebuah peluang positif bagi perkembangan ekonomi nasional, namun sejumlah tantangan dan hambatan klasik yang terus menghantui Indonesia dari waktu ke waktu mesti segera diatasi. Hambatan dan tantangan mendasar yang perlu dibenahi pemerintah saat ini, antara lain mencakup masalah yaitu infrastruktur, birokrasi, masalah kualitas sumber daya manusia dan masalah perburuhan, sinergi kebijakan nasional dan daerah, daya saing pengusaha nasional, korupsi dan pungutan liar yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi (high-cost economy).4

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menyepakati pembebasan arus barang, jasa, tenaga kerja, investasi dan modal. Kesepakatan tersebut diperkuat dengan penghapusan tarif perdagangan antarnegara ASEAN. Hal ini berarti akan

4

Aisyah Mayasari, “Masyarakat Ekonomi ASEAN”

(4)

ada pergerakan barang dan jasa di kawasan ASEAN.5 Modal tidak mengenal bendera (capital cariers no flag) negara dan tidak mengenal ideologi. Di bidang perdagangan, melahirkan saling ketergantungan yang makin erat sehingga mengarah pada integrasi ekonomi dunia. Inilah sekiranya gambaran umum globalisasi ekonomi yang terbungkus rapi dalam bentuk liberalisasi, kapitalisasi dan neoliberalisasi di bidang ekonomi. Hal ini menyisakan tanda tanya besar sampai sekarang bagi para pakar dan pengamat ekonomi, politik, ekologi, dan soial budaya dalam menyikapi komunitas ASEAN secara kritis. Terlebih untuk keberlanjutan pembangunan ekonomi Indonesia, dimana Indonesia merupakan salah satu anggota komunitas tersebut.6

Para penanam modal (investor) diundang masuk ke suatu negara dengan harapan agar modal yang masuk tersebut dapat menggerakkan roda perekonomian Pendirian suatu rumah sakit dibutuhkan modal yang tidak sedikit jumlahnya, untuk dapat mendirikan suatu rumah sakit tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama antara para investor asing maupun lokal. Penanaman modal yang sumber modalnya berasal dari luar negeri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan nilai penanaman modal. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 angka 1 menyebutkan ”penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”.

5

Setia Zain, “Masyarakat Ekonomi ASEAN Tantangan di Indonesia”, Februari 2015

6

Adhitya Pratama, “Analisis Kritis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”,

(5)

nasional sehingga mampu mempercepat proses pembangunan nasional. Tujuan dari para penanam modal dalam menanamkan modalnya adalah untuk mencari keuntungan (profit oriented), sehingga para penanaman modal tersebut membutuhkan suatu kepastian hukum dan rasa aman dalam menempatkan modalnya dalam suatu negara. Sebagai negara berkembang, Indonesia memerlukan kepastian hukum yang lebih besar ketimbang negara-negara maju guna menjamin perdagangan internasional yang terbuka dan adil. Tujuannya adalah untuk menarik penanam modal agar mau menanamkan modalnya, maka pemerintah sudah siap terhadap hal-hal yang dibutuhkan bagi para penanam modal tersebut. Dengan demikian maka tugas dari pemerintah adalah mempersiapkan perencanaan yang matang, untuk memberi jaminan kepastian hukum bagi para penanam modal dengan jalan menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan yang efektif pada kegiatan penanaman modal, sehingga dapat diarahkan pada prioritas pembangunan nasional.

Salah satu penanaman modal yang sekarang banyak dilakukan adalah penanaman modal di bidang kesehatan, salah satunya adalah pada pendirian rumah sakit. Dengan adanya investasi dalam pembangunan rumah sakit asing di Indonesia menimbulkan daya saing antara rumah sakit asing dan rumah sakit lokal, hal ini akan membawa dampak positif dan juga dampak negatif.

(6)

dikeluarkan guna mendapatkan kualitas pelayanan yang baik, hal ini dapat menimbulkan perbedaan sosial yang cukup jauh antara si kaya dan si miskin.

Berdasarkan uraian tersebut, hal mengenai Kajian Yuridis Implikasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) terhadap Penanaman Modal Asing pada Sektor usaha Rumah Sakit merupakan sesuatu yang penting untuk diteliti.

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah aspek hukum pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA)?

2. Bagaimanakahaspek hukum penanaman modal di Indonesia?

3. Bagaimanakah implikasi MEA terhadap penanaman modal asing sektor usaha rumah sakit?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai, yaitu:

1. Tujuan penulisan

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui aspek hukum pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean(MEA).

b. Untuk mengetahui aspek hukum penanaman modal di Indonesia.

(7)

2. Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan yang lebih konkrit bagi aparat penegak hukum dan pemerintah, khususnya dalam menangani pasar rakyat dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya, serta pengkajian hukum khususnya hukum penanaman modal asing yang berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemikiran dan pertimbangan dalam menangani Implikasi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) terhadap Penanaman Modal Asing, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi aparat penegak hukum dan pemerintah khususnya dalam menangani Masyarakat Ekonomi ASEAN.

D. Keaslian Penulisan

(8)

Asing pada Sektor usaha Rumah Sakit”. Penulisan skripsi ini merupakan ide asli penulis, adapun tambahan ataupun kutipan dalam penulisan ini bersifat menambah penguraian penulis dalam skripsi ini. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini adalah ide penulis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.

Penulis bertanggungjawab sepenuhnya apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiat dari penelitian lain yang tidak ada sebelumnya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Masyarakat dan Ekonomi

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.7

Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga

7

(9)

menghasilkan suatu adat istiadat. Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. 8

Menurut Djuretnaa Imam Muhni keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia. Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan bersama.9

Istilah “ekonomi‟ berasal dari bahasa Yunani yaitu ”oikos” dan ”nomos”. Artinya “tata kelola rumah tangga‟. Tata-kelola itu diperlukan supaya kesejahteraan hidup rumah tangga bisa tercapai. Disini istilah “ekonomi‟ merujuk pada proses atau usaha pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan hidup rumah tangga.10

2. Masyarakat Ekonomi ASEAN

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah revolusi ekonomi ASEAN dimana menjadikan sebuah wilayah regional yang tidak memiliki batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa serta tenaga kerja yang didukung oleh modal baik domestik maupun asing. Indonesia sebagai negara anggota

8

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. 2006). hlm 22

9

Djuretnaa Imam Muhni. Moral dan Religi. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994), hlm 29-31

10

(10)

ASEAN yang ikut mensetujui pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) harus menghadapi berbagai tantangan dibidang ekonomi khususnya domestik. Kesiapan Indonesia untuk membuka pasar ekonomi bebas di tingkat regional mau tidak mau memberikan perhatian serius bagi pihak pemerintah sebagai aktor negara dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya atau aktor non negara yaitu pengusaha dan organisasi ekonomi. Dengan terciptanya integrasi kawasan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) selain merupakan suatu tantangan yang akan dihadapi negara di kawasan tersebut, perlu diperhatikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan. Masalah tersebut lebih kepada kesiapan negara anggota khususnya,Indonesia untuk menghadapi persaingan ekonomi global yang bersifat terbuka dan represif. Indonesia perlu segera memperhatikan faktor-faktor pendukung, baik internal maupun eksternal agar dampak yang ditimbulkan di kemudian hari akibat arus barang dan jasa yang bebas, memberikan dampak dan pengaruh yang positif.

Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing kawasan dalam perekonomian global melalui 4 (empat) kerangka strategis yang meliputi pertama, pasar tunggal dan basis produksi internasional. Kedua, kawasan ekonomi yang saling memiliki daya saing tinggi. Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan

(11)

manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang mayoritas merupakan negara berkembang.11

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.

12

Masyakarat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku pada Desember tahun 2015. Artinya tidak lama lagi kita bangsa Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dimana MEA ini mengintegrasikan seluruh negara-negara Asia Tenggara dalam berbagai bidang terutama di bidang ekonomi. Misalnya, mulai dari bidang ketenagakerjaan, investasi, produk, modal, investasi hingga jasa. Ada beberapa keuntungan bagi negara yang sudah siap menyongsog MEA ini, antara lain adalah meningkatkan

11

Nicholas Adityas, “Peluang dan Tantangan Koperasi dalam Menghadapi MEA 2015”,

12

(12)

kompetitif dalam persaingan ekonomi antar negara, serta meratakan pertumbuhan ekonomi antara negara Asia Tenggara.

Konsep dari MEA tersebut digagas oleh negara-negara Asia Tenggara dengan berdasarkan pada ASEAN Economic Blueprint atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yakni pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara. MEA ini tercetus dalam KTT ke-14 dimana hasil penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru. Tujuannya adalah meratakan pertumbuhan ekonomi di setiap negara-negara Asia Tenggara. Dengan kata lain menghilangkan kesenjangan ekonomi.

(13)

dibangun dan dikembangkan di Indonesia, yang pada gilirannya akan mendorong transformasi struktur ekonomi secara lebih cepat.

Namun salah satu senjata utama yang dimiliki untuk memenangkan persaingan MEA ini adalah generasi muda bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia harus fokus untuk memoles generasi muda bangsa ini. Daya saing harus ditingkatkan, menciptakan lebih banyak tenaga kerja yang ahli (skilled labor), berikan perhatian lebih pada generasi muda yang mempunyai potensi besar namun kekurangan dalam segi ekonomi. Salah satu solusinya tarik semua sumber daya manusia yang bekerja diluar negeri dan berikan posisi strategis di industri maupun pemerintahan Indonesia dan berikan bantuan ekonomi pada generasi muda yang memiliki potensi, agar mampu dan terus kreatif. Harus menjadi perhatian kita semua masyarakat indonesia, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku tahun depan. Indonesia sebagai salah satu anggota tentunya harus ikut mempersiapkan segalanya, karena yang terpenting adalah bagaimana negara kita sendiri bisa siap bersaing atau tidak dengan negara ASEAN lainnya. Indonesia tidak bisa menunda lagi proses konsolidasi perbankan. Pasalnya hal itu sudah dilakukan negara lain dalam 5 (lima) tahun terakhir dalam menghadapi MEA. Sejumlah bankir menyatakan, sepakat soal pentingnya konsolidasi perbankan di Tanah Air khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.

(14)

sehingga industri manufaktur dan industri kreatif dalam negeri terus bertumbuh dan tetap terkendali dari serbuan produk-produk impor dari negara-negara ASEAN lainnya. Oleh sebab itu marilah bergabung untuk senantiasa menggunakan produk dalam negeri serta bersatu antara pengusaha dan pemerintah agar tercapai sinergi dan meningkatkan efektiitas dan efisiensi untuk menghadapi tantangan MEA 2015.13

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 memberikan suatu peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspor secara besar-besaran, dimana ini akan mendukung perkembangan perekonomian negara Indonesia. Karena MEA merupakan bentuk visi dari ASEAN yang akan menjadikan sebuah kawasan pasar tunggal yang berarti bahwa barang-barang dan jasa akan bergerak secara bebas.

Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara anggotanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyetaraan ekonomi seluruh anggota ASEAN agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi. Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 tentu redenominasi dianggap penting.

Redenominasi merupakan sarana yang akan diterapkan pemerintah untuk menyetarakan perekonomian tersebut. Redenominasi juga akan membantu perekonomian Indonesia terutama perdagangan. Pecahan uang Indonesia yang besar akan menimbulkan ketidakefisiesanan dan ketidaknyamanan dalam melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak untuk mencatat, menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga terjadi ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.

13

Arief Chaniago Niagara, Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN Awal MEA 2015,

(15)

Pada dasarnya MEA tertuju pada sasaran dalam mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara, dimana dalam pembentukan kawasan ekonomi yang kompetitif memerlukan kerjasama yang erat bagi negara-negara anggota ASEAN agar kawasan yang terintegrasi ini sepenuhnya dapat menjadi kawasan ekonomi global.14

3. Penanaman Modal Asing

Yang dimaksud dengan penanaman modal asing (PMA) hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Pengertian modal asing di sini adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.15

Artinya penanaman modal asing merupakan transfer modal, baik yang nyata maupun yang tidak nyata dari suatu Negara ke Negara lain, tujuannya untuk digunakan di Negara tersebut agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik modal, baik secara total atau sebagian. Dalam definsi ini, penanaman modal asing (PMA) dikontruksikan sebagai pemindahan modal dari Negara yang satu ke Negara lain. Tujuan penggunaannya adalah mendapat keuntungan.16

diakses tanggal 17 Februari 2015

15

I.G. Rai Widjaja, Penanaman Modal, Cetakan kedua, (Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita, 2005), hlm 25

16

(16)

Penanaman Modal Asing menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Pengertian penanaman modal asing meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. perusahaan yang dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 yang dijalankan untuk seluruhnya atau bagian terbesar di Indonesia sebagai kesatuan perusahaan tersendiri harus berbentuk Badan Hukum menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi.17

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain:

17

(17)

1. Spesifikasi penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif terutama dilakukan untuk penelitian norma hukum dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu tentang kaidah atau apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang perumusannya secara otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat.18

2. Sumber data

Penelitian normatif yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder yaitu inventarisasi peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperolah gambaran yang lengkap dan secara jelas tentang permasalahan yang terdapat pada masyarakat yang digunakan dapat dikaitan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Adapun metode pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan yuridis.

Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Data sekunder adalah mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.19

b. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni norma atau kaidah dasar, Peraturan dasar dan Peraturan perundang-undangan yang terkait seperti:

Sumber data diperoleh dari:

18

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai Bahan Ajar, (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hlm. 54.

19

(18)

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata) 2) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing 3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal 4) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit

c. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai hukum bahan hukum primer,20

d. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

seperti: hasil-hasil penelitian, artikel, literatur, jurnal, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.

21

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reaseacrh) yaitu serangkaian usaha untuk memperoleh data dengan jalan membaca, menelaah, mengklarifikasi, mengidentifikasi, dan dilakukan pemahaman terhadap bahan-bahan hukum yang berupa peraturan perUndang - Undangan serta buku-buku literatur yang ada relevansinya dengan permasalahan penelitian. Hasil dari kegiatan pengkajian tersebut kemudian dibuat ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian studi dokumen. Tujuan dari

20

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2013), hal 118 dan 119

21

(19)

teknik dokumentasi ini adalah untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat atau penemuan-penemuan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.22

Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan bahan hukum yang ada. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan serta memaparkan kesimpulan dan saran, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

4. Analisis data

23

G. Sistematika penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

22

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Op.Cit, hlm.24.

23Ibid

(20)

BAB II ASPEK HUKUM PEMBENTUKAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Dalam bab ini berisi tentang Sejarah singkat pembentukan MEA, Tujuan pembentukan MEA, Ruang lingkup Kesepakatan dalam MEA, Kesepakatan Penanaman Modal (Investasi) dalam MEA dan Kesepakatan MEA terkait dengan Bidang Jasa Kesehatan. BAB III ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

Bab ini berisikan tentang Perkembangan pengaturan penanaman modal di Indonesia, Kebijakan Penanaman Modal Indonesia, Pelayanan Penanaman Modal, Bidang usaha Penanaman Modal, Pembatasan Kepemilikan Saham Asing dan Fasilitas Penanaman Modal.

BAB IV IMPLIKASI MEA TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING SEKTOR USAHA RUMAH SAKIT

(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi Analisis beberapa Faktor Penentu Keberhasilan Pajak Bumi dan .... Suhardito, Bambang DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA

Peneliti menyimpulkan bahwa strategi employee relations yang dilakukan oleh JM Surgem yaitu dengan melakukan tahapan menganalisa sikap dan perilaku karyawan,

Setelah diperoleh beberapa formula yang feasible, menurut program linier baik dari segi mutu maupun biaya, dari 25 formulasi yang telah diuji pada penelitian tahap

1..Setelah mengetahui informasi tentang rekayasa software berorientasi objek, prosedur pengujian dan pengujian integrasi perangkat lunak, maka developer atau pengembang

Perbuatan memiliki terhadap benda yang ada dalam kekuasaannya sebagaimana yang telah diterangkan di atas, tidak mungkin dapat dilakukan pada benda-benda yang tidak berwujud

DSA merupakan suatu tanda tangan elektronik yang dapat digunakan untuk membuktikan keaslian identitas pengirim atau penandatangan dari suatu pesan atau dokumen

Pengaruh langsung terjadi pada impor bawang merah, di mana peningkatan harga yang cukup tajam pada pertengahan tahun 2014 akibat kelangkaan barang, ditindaklanjuti

Sudut yang terbentuk pada leher cukup besar karena posisi bagian atas layar monitor terlalu jauh di bawah mata, tidak sejajar atau sedikit di bawah mata, sehingga