• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biosintesis Vitamin C Dari Substrat D-Sorbitol Oleh Acetobacter Xylinum Dengan Metode Fermentasi Sistem Batch Culture Teraduk Kontinu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Biosintesis Vitamin C Dari Substrat D-Sorbitol Oleh Acetobacter Xylinum Dengan Metode Fermentasi Sistem Batch Culture Teraduk Kontinu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan manusia tentang bioteknologi berawal dari pembuatan makanan dan minuman secara fermentasi. Minuman khas Jepang seperti sake, bir, anggur, makanan keju, yoghurt, tempe, oncom, acar dan lain-lain merupakan contoh kecil proses bioteknologi tradisional yang sudah lama dikenal.

Pada tahun 1929 s/d 1944 bioteknologi tahap kedua (lebih modern) telah dikemukakan oleh Flemming Yi telah ditemukannnya penelitian dengan cara fermentasi. Sejak itu berkembanglah kegiatan bioteknologi untuk menghasilkan antibiotik, vitamin-vitamin serta asam-asam organik seperti aseton, butanol, asam sitrat dengan metode fermentasi (Higgins, 1985).

Struktur asam askorbat pertama sekali dikemukakan oleh Haworth. Asam askorbat disintesa secara komersial dengan bantuan bakteri berlangsung sebagai berikut :

red oks

D-glukosa D-sorbitol L-sorbosa Vitamin C Acetobacter

(West, 1966).

Isolasi kristalin asam askorbat pada tahun 1928 dilakukan oleh Szent-Gyorgyi yang dilanjutkan dengan identifikasi vitamin C oleh Waugh dan King serta Svirbely dan Szent-Gyorgyi pada tahun 1932.

(2)

Pada tahun 1953 dibuat beberapa studi dimana proses fermentasi vitamin C dengan bantuan mikroorganisme hanya terjadi dalam 2 langkah. Hori dan Nakatani mengubah glukosa oleh Acetobacter suboxydans menjadi asam 5-keto-D-glukonat, yang selanjutnya oleh bantuan katalis enzim dirubah menjadi asam L-idonat.

Fermentasi dengan Pseudomonas, Acetobacter, atau Aerobacter inversi senyawa akhir menjadi asam 2-keto-L-gulonat, dimana intermediat yang lazim dikenal menjadi asam L-askorbat (Hori, 1953).

Boudrant menyatakan bahwa dengan menggunakan metoda Reichstein dan

glukosa sebagai substrat, pembentukan asam askorbat dengan metoda fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum atau Acetobacter suboxyydans hanya berlangsung dengan 5 tahap reaksi (Boudrant, 1990).

Hancock menyatakan bahwa dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan substrat L-galaktosa, L-galaktono-1,4-lakton dan L-gulono-1,4-lakton akan dihasilkan asam askorbat sedangkan bila menggunakan substrat glukosa, D-galaktosa atau D-manosa akan dihasilkan asam D-erithroaskorbat (Hancock, 2000).

Running menyatakan bahwa fermentasi aerobik dari D-glukosa dan pemilihan strain yang tepat akan dihasilkan asam askorbat ekstraseluler sebesar 76 mg/L (Running, 2002).

Rewatkar menyatakan bahwa dengan menggunakan 5 gram sorbitol; 0,5 gram ekstrak yeast dan 2 gram agar yang dilarutkan dalam 100 mL H2

Dengan cara yang sama tetapi menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa akan dihasilkan 3,217 mg/L (4,0213%). Sedangkan bila digunakan Saccharomyces

cerevisiae akan dihasilkan 1,882 mg/L (2,3525%) asam askorbat (Rewatkar, 2010).

O setelah difermentasi selama 7 hari oleh Acetobacter suboxydans akan diperoleh sebanyak 4,997 mg/L (6,2213%) asam askorbat.

(3)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan proses biosintesis vitamin C dari D-sorbitol dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum dalam pengembangan bioteknologi.

1.2 Perumusan Masalah

Seberapa besar kemampuan Acetobacter xylinum mensintesis D-sorbitol menjadi vitamin C (asam askorbat) dengan pengaturan pH 4-4,5 dalam jangka waktu fermentasi 72 jam dengan menggunakan alat fermentor jenis Batch Culture teraduk kontinu.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini objek masalah dibatasi sebagai berikut : 1. D-sorbitol digunakan sebagai bahan pengganti glukosa.

2. Proses fermentasi vitamin C dari D-sorbitol dengan bantuan bakteri

Acetobacter xylinum.

3. Waktu fermentasi yang dilakukan adalah 72 jam dengan pengaturan kondisi yang telah disesuaikan antara lain pH, temperatur serta pengadukan yang teratur dan kontinu.

4. Metoda fermentasi yang digunakan adalah metoda Batch Culture teraduk kontinu.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan bahwa vitamin C dapat dibuat dengan cara fermentasi dari bahan baku D-sorbitol.

(4)

3. Untuk mensosialisasikan metoda-metoda bioteknologi.

4. Untuk memproduksi bahan dan jasa dengan biaya relatif murah, aman, terbarukan dan sekaligus dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi pada bidang Biokimia/KBM (Kimia Bahan Makanan) dimana D-sorbitol dapat dimanfaatkan sebagai sumber biosintesis vitamin C dengan bantuan bakteri

Acetobacter xylinum.

1.6 Metodologi Penelitian

Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut : 1. Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium.

2. Sampel yang digunakan adalah D-sorbitol sebagai bahan pengganti glukosa.

3. Waktu fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum selama 72 jam. 4. Metoda fermenter yang digunakan adalah metoda Batch Culture teraduk

kontinu.

5. Sampel yang mengandung bakteri Acetobacter xylinum dilakukan pengaturan pH 4-4,5 pada suhu kamar dan diatur pengadukan yang teratur dan kontinu di dalam wadah yang telah dipreparasi.

6. Hasil fermentasi diuji dengan Polarimeter, Spektrofotometer UV-Visible, Titrasi Iodometri dan Metoda Hitungan Cawan.

1.7 Lokasi Penelitian

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Pendawa Kencana Multy Farm berdasarkan matriks IFE dan EFE memiliki kekuatan terbesar yaitu kualitas produk terjaga dengan skor 0,468, kelemahan terbesar terdapat

Tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua

Figure 9 shows that exposure to an elevated arterial pressure will result in a rightward shift in the baroreceptor and baroreflex function curves toward higher blood pressures,

peserta didik dalam proses belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.. secara

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa inflasi dan suku bunga deposito berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan return pasar berpengaruh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Bangsal rawat inap Wardah RS PKU Muhammadiyah Gamping bahwa penilaian perilaku caring perawat dalam kategori

Menurut Anisah ketua Bidang Pangan Dinas Pertanian (2017) mengungkapkan bahwa sosialisasi yang dilakukan secara langsung berupa forum belum menggunakan media cetak

H5 : Kesadaran merek, persepsi kualitas, harga, dan citra merek berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan konsumen pada produk sepatu Buccheri