13
Tabel 1.1
Penelitian terdahulu
NO Peneliti Judul Isi perbedaan
01 Moch. Khoirul Anam
Studi Analisis Teori
Na>sikh-Mansu>kh
Richard
Bell
Dalam
Buku
“Bell’s
Introductions to the Quran
Pembahasan tentang
na>sikh
-mansu>kh
secara panjang lebar, mulai dari definisi, sejarah, pandangan para ulama baik klasik, modern atau kontemporer, hingga mengkrucut terhadap pemikiran Richard Bell terhadapna>sikh-mansu>kh
.Pembahasan
na>sikh
-mansu>kh
yang disajikan tidak membahas tentangna>sikh
-mansu>kh
yang ada dalam kitab tafsiral-Mana>r
02 Faizal Asdar Bakri
Studi
Perbandingan
Penafsiran
antara
Muhammad
‘
Abduh dan
Muhammad
Syahrur
Terhadap Ayat-ayat Gender
dalam al-
Qur’an
Pembahasan tentang pemikiran Muhammad ‘Abduh dan Muhammad Syahrur terhadap ayat-ayat gender
Penelitian ini memang menjelaskan tentang pemikiran Muhammad ‘Abduh tetapi tidak menjelaskan tentang penafsiranya tentang ayat-ayat
na>sikh
-mansu>kh.
03 Hasan Mansur
Nasution
Na>sikh dan Mansu>kh dalam
al-
Qur’an
Pembahasan tentang
na>sikh
-mansu>kh
, macam-macam dan sarat-saratnyaPembahasn
na>sikh
-mansu>kh
yang disajikan tidak menyentuh sama sekali terhadap penafsiran ayat-ayatna>sikh
-mansu>kh
yang ada dalam tafsiral-Mana>r
04 Agus Shihabuddin
Naskah
Ayat
al-
Qur’an
(Study Analisis Tentang
Ayat Na>sikh dan Mansu>kh),
Analisa terhadap ayat-ayat al-Qur’an, mana ayat-ayat yang
me-na>sikh
dan mana ayat-ayat yangdi-mansu>kh
serta mengklasifikasikanya14
05 Syukriadi Sambas
Pemikiran
Dakwah
Muhammad
‘
Abduh dalam
Tafsir al-Mana>r
penjelasan tentang bentuk dakwah ‘Abduh yang ada dalam tafsir
al-Mana>r,
dan menyimpulkan bahwa dakwah ‘Abduh bercorak rasional yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis.Kajian tafsir
al-Mana>r
yang dibahas adalah kajian yang bersifat umum yang fokus terhadap bentuk dakwah ‘Abduh dalam tafsiral-Mana>r,
sedangkan kajian yang akan peneliti sajikan adalah kajian yang berfokus pada bentuk penafsiran ayat-ayatna>sikh
-mansu>kh
yang ada dalam tafsiral-Mana>r.
06 Dudung Abdullah
Pemikiran
Muhammad
‘
Abduh Dalam Tafsir
al-Mana>r
Penjelasan tentang pemikiran Muhammad ‘Abduh terhadap tafsir dan juga tujuan al-Qur’an, sehingga memunculkan tafsir