• Tidak ada hasil yang ditemukan

sop barang bukti dit resnarkoba polda ntb tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sop barang bukti dit resnarkoba polda ntb tahun 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

(2)

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESERSE NARKOBA

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT I. PENDAHULUAN

1. Umum

a. Tugas pokok Polri sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban, sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat serta penegakan hukum. Di dalam menjalankan tugas pokok Polri dituntut mampu menjalankan peran secara maksimal perlindungan dan pelayanan masyarakat sebagai wujud interpretasi dan tuntutan serta harapan masyarakat;

b. Konsep pengelolaan barang bukti harus memperhatikan jumlah dan jenis dari barang bukti tersebut dan perundang-undangan yang berlaku, meliputi: penerimaan, penyimpanan, perawatan barang bukti, selain itu guna menghindari kejadian yang bersifat khusus, antara lain:

1) Penyalahgunaan barang bukti; 2) Hilangnya barang bukti;

3) Adanya bencana yang bisa mengakibatkan barang bukti hilang atau rusak;

c. Prosedur atau tata cara didalam melakukan pengelolaan barang bukti menjadikan komitmen bersama didalam setiap Satker. Agar prosedur atau tata cara tersebut dapat dipedomani maka disusun adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai parameter atau tolak ukur pelaksanaan tugas. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP), sebagai acuan didalam pelaksanaan tugas menyimpan dan merawat barang bukti;

d. Direktorat Reserse Narkoba Polda NTB dalam melakukan pengelolaan barang bukti, selalu memperhatikan jumlah dan jenis dari barang bukti tersebut, dan selalu melakukan pengecekan dan pelaporan secara berkala.

(3)

2 2. Dasar

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

c. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;

d. Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Barang Bukti Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

e. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polda;

f. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polres dan Polsek. g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan kitab Undan-Undang Hukum Acara Pidana;

h. Perkap 14 Tahun 2012 tentang Manjemen Penyidikan.

3. Maksud dan Tujuan a. Maksud

Maksud pembuatan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) agar dapat digunakan sebagai pedoman tugas pada Satker Dit Resnarkoba dalam rangka pengelolaan barang bukti yang meliputi: penerimaan, penyimpanan, perawatan barang bukti.

b. Tujuan

Tujuan pembuatan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah menciptakan komitmen mengenai kegiatan yang dikerjakan oleh setiap Anggota Dit Resnarkoba Polda NTB dalam melakukan tugas pengelolaan barang bukti.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) meliputi proses penerimaan , penyimpanan, perawatan barang bukti.

5. Tata Urut

I. PENDAHULUAN II. PELAKSANAAN SOP III. ADMINISTRASI SOP

IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN V. PENUTUP

(4)

6. Pengertian

a. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada satuan kerja.

b. Penyidik/Penyidik Pembantu adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

c. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.

d. Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik untuk keperluan ;pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan;

e. Barang Temuan sebagai barang bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang ditinggalkan atau ditemukan masyarakat atau penyidik karena tersangka belum tertangkap atau melarikan diri dan dilakukan penyitaan oleh penyidik;

f. Pengelolaan Barang Bukti adalah tata cara atau proses penerimaan, penyimpanan, pengamanan, perawatan, pengeluaran, dan pemusnahan benda sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti; g. Pejabat Pengelola Barang Bukti yang selanjutnya disingkat PPBB

adalah Anggota Polri/Penyidik/Pembantu yang mempunyai tugas dan wewenang untuk menerima, menyimpan, mengamankan, merawat, mengeluarkan, dan memusnahkan benda sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti;

h. Tempat Penyimpanan Barang Bukti adalah ruangan atau tempat khusus yang disiapkan dan ditetapkan berdasarkan surat ketetapan oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) untuk menyimpan benda-benda sitaan penyidik berdasarkan sifat dan jenisnya yang dikelola oleh PPBB.

(5)

4

II. PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan barang bukti yang dilakukan oleh Anggota Dit Resnarkoba Polda NTB standar kerja sebagai pedoman di dalam melaksanakan tugas pokok. Standar kerja ini sekaligus dapat digunakan untuk menilai kinerja secara internal maupun eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural ini yang diinterpretasikan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP). Pembuatan SOP menjadi relevan karena sebagai tolak ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dalam melaksanakan program kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah-langkah sejumlah intruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem dan mekanisme tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan.

1. SOP PENERIMAAN BARANG BUKTI

a. Meneliti Surat Perintah Penyitaan dan Berita Acara Penyitaan;

b. Mengecek dan mencocokkan jumlah dan jenis barang bukti serta membuat Berita Acara Penerimaan Barang Bukti;

c. Mencatat barang bukti yang diterima ke dalam buku register Daftar Barang Bukti ;

d. Melakukan pemotretan terhadap barang bukti untuk dokumentasi; e. Melaporkan kepada Pimpinan.

2. SOP PERAWATAN BARANG BUKTI

a. Pemeriksaan dan pengawasan secara berkala paling lama 2 (dua) minggu sekali dan melaporkan kepada Pimpinan;

b. Mengecek barang bukti yang berbahaya, berharga, atau yang memerlukan pengawetan;

c. Menjaga dan mencegah agar barang bukti tidak dicuri, rusak, atau menguap;

d. Mencatat dan melaporkan kepada penyidik apabila terjadi kerusakan dan penyusutan terhadap barang bukti yang disimpan.

(6)

3. SOP PENGELUARAN DAN PEMUSNAHAN BARANG BUKTI

a. Meneliti Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti dan Berita Acara Pengeluaran Barang Bukti;

b. Membuat Berita Acara Serah Terima Barang Bukti; c. Mencatat dalam buku mutasi atau buku register;

d. Melaporkan setiap kegiatan kepada Pimpinan atau Atasan.

A. PENGAMANAN DAN PERAWATAN BARANG BUKTI

Dit Resnarkoba:

1) Melakukan pengamanan dengan menerbitkan Surat Perintah Penyitaan(SPSita);

2) Mencatat ke dalam buku register daftar barang bukti; 3) Menyimpan barang bukti berdasarkan sifat dan jenisnya;

4) Mengontrol barang bukti secara berkala/periodik dan dicatat ke dalam buku kontrol barang bukti;

5) Mengeluarkan barang bukti atas perintah atasan, yang dilampiri dengan Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti (SPPBB).

B. KOORDINASI ANTAR FUNGSI DENGAN DIT TAHTI

a. Setelah melakukan penyitaan oleh satker yang mempunyai kewenangan untuk itu, Dit Resnarkoba Polda NTB dengan diterbitkannya Surat Penyitaan segera memberitahukan Dit Tahti Polda NTB untuk dilakukan pendataan jenis dan jumlah barang bukti sebagai bahan pelaporan kepada Pimpinan;

b. Pada saat barang bukti akan diserahkan untuk dilakukan penitipan ke Dit Tahti wajib didampingi oleh penyidik yang menangani perkaranya dan melaporkan kepada petugas pengamanan dan perawatan barang bukti untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan jenis serta jumlah barang bukti, yang selanjutnya di tempatkan pada Ruang Khusus Penyimpanan Barang Bukti;

c. Setiap barang bukti yang akan dititip harus disertai dengan Surat Perintah Penyitaan dan dilabel sesuai dengan identitas barang bukti serta difoto;

d. Petugas setiap 2 (dua) minggu melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap barang bukti yang disimpan di tempat penyimpanan barang bukti yang telah ditentukan;

e. Menjaga dan mencegah agar barang bukti yang disimpan tidak terjadi pencurian, kebakaran ataupun kebanjiran;

(7)

6

f. Mencatat dan melaporkan kepada penyidik/atau atasan penyidik yang menyita bila terjadi kerusakan dan penyusutan serta kebakaran dan pencurian terhadap barang bukti yang disimpan; g. Pinjam pakai barang bukti harus dilengkapi dengan Surat

Permohonan Pinjam Pakai Barang Bukti yang diajukan kepada Atasan untuk menjadi pertimbangan dan penilaian;

h. Pengeluaran barang bukti harus disertai dengan Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti yang kemudian dicatat dan dimasukkan dalam buku register pengeluaran barang bukti;

i. Pemusnahan barang bukti dilakukan dengan melakukan koordinasi sebelumnya dengan penyidik yang menangani, dan setelah itu dibuatkan Surat Perintah Pemusnahan Barang Bukti, BA Pemusnahan Barang Bukti.

III. ADMINISTRASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. Penyelenggaraan administrasi pengelolaan barang bukti berpedoman pada ketentuan yang berlaku antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

c. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;

d. Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Barang Bukti Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; e. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010

tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polda;

f. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polres dan Polsek.

g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan kitab Undan-Undang Hukum Acara Pidana;

h. Perkap 14 Tahun 2012 tentang Manjemen Penyidikan.

2. Pada Satker Dit Resnarkoba Polda NTB agar dapat mempedomani Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai indikator keberhasilan kinerja kesatuan.

(8)

IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1. Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh Pimpinan atau Perwira yang ditunjuk di dalam pelaksanaan Standar Opera

2. Sistem pelaporan secara berkala sebagai bukti dalam pelaksanaan tugas kepada Pimpinan.

V. PENUTUP

Demikian Standar Opera dipergunakan sebagai pedoman

rangka meningkatkan kinerja serta profesionalisme dalam pelaksanaan tugas.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh Pimpinan atau Perwira yang ditunjuk di dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP); Sistem pelaporan secara berkala sebagai bukti dalam pelaksanaan tugas

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk dapat rgunakan sebagai pedoman Satker Dit Resnarkoba Polda NTB, dalam rangka meningkatkan kinerja serta profesionalisme dalam pelaksanaan tugas.

Mataram, 2 Januari 2017

DIREKTUR RESERSE NARKOBA POLDA NTB

I KOMANG SANDI ARSANA, S.I.K., M.H. KOMBES POL NRP 74060403

Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh Pimpinan atau Perwira Prosedur (SOP); Sistem pelaporan secara berkala sebagai bukti dalam pelaksanaan tugas

Prosedur (SOP) ini dibuat untuk dapat Polda NTB, dalam rangka meningkatkan kinerja serta profesionalisme dalam pelaksanaan tugas.

2017

NARKOBA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang “Kajian Karakteristik Vermikompos Serbuk Gergaji Dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Ultisol Di Limau Manis Padang” telah dilakukan dari bulan April

Istilah ulama biasanya identik dengan laki-laki, namun disini Rahmah El- Yunusiyah bisa disebut dengan ulama karena banyak hal yang melekat pada dirinya bisa

Sehubungan dengan E-Seleksi Umum Jasa Konsultansi pengawasan Teknik pekerjaan. Pemeliharaan Periodik dan Rekonstruksi Perkerasan pada Jalan Tol

 Gelombang RADAR diaplikasikan untuk mendeteksi suatu objek, memandu pendaratan pesawat terbang, membantu pengamatan di kapal laut dan pesawat terbang pada malam hari atau

Keterangan: Pelaporan untuk eselon I merupakan rekapitulasi dari laporan tiap unit kerja. *) Hambatan/Permasalahan diisi apabila realisasi tidak sesuai dengan target yang

Pengawasan dan pengendalian untuk pencapaian target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun

Kaitan makna teori kebijakan tersebut dengan ketahanan pangan dari proyeksi prioritas pemerintah yang dituang dalam sebuah kebijakan yang implementatif dan

Data pada Tabel 3, dapat dilihat pula bahwa perlakuan media tailing dengan penambahan tanah dan arang sekam menghasilkan nilai bobot kering akar yang paling tinggi,