• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Tahun RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Tahun RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

i

RENCANA

STRATEGIS

(RENSTRA)

DINAS

KESEHATAN

KABUPATEN PACITAN

TAHUN 2011-2016

DINAS KESEHATAN

JL. LETJEND SUPRAPTO NO. 42 PACITAN TAHUN 2014

(2)

i

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN NOMOR : 188.45/ /408.36/2011

TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2011-2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjabarkan lebih lanjut RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016,

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 97 ayat (6) Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, berdasarkan keputusan kepala daerah tentang pengesahan Renstra SKPD, Kepala SKPD menetapkan Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja di lingkungan SKPD dalam menyusun rancangan Renja SKPD,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

(3)

ii

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah

9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan;

13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016;

15. Keputusan Bupati Pacitan Nomor

188.45/240.B/408.21/2011 tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan,

Pertama : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 sebagaimana dalam

(4)

iii

Kedua : Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 ini sebagai pedoman bagi unit kerja dalam menyusun rancangan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan : di Pacitan

Pada Tanggal : 22 Agustus 2011

KABUPATEN PACITAN

TEMBUSAN : Keputusan ini disampaikan Kepada : Yth. 1. Bupati Pacitan;

2. Kepala Bappeda dan PM Kabupaten Pacitan 3. Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Pacitan

(5)

iv

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 dapat tersusun tepat waktu.

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana bidang Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam melaksanakan urusan kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, bersifat indikatif dengan mempertimbangkan kesinambungan, dan berkelanjutan dengan target capaian kinerja yang telah ditetapkan serta kegiatan-kegiatan penting yang belum terlaksana sebelumnya.

Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengarahkan seluruh kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang kemudian dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan

(6)

v

Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan dan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.

Menyadari bahwa Rencana Strategis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu diharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak terkait baik yang bersifat konstruktif maupun edukatif demi penyempurnaan lebih lanjut.

(7)

vi

Keputusan kepala Dinas Kesehatan i

Kata Pengantar IV

Daftar Isi VI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Landasan Hukum 8

1.3 Maksud dan Tujuan 10

1.4 Sistematika Penulisan 11

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN

14

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan 14 2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan 36 2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

Tahun 2006-2011

43

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

66

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN

69

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan

69

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

71

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

75

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(8)

vii

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

89

4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan 89 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

Kabupaten Pacitan

94

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

108

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

120

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2011-2016

129

BAB VII PENUTUP 133

(9)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terselenggaranya tata pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepostime, disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Orientasi pada input, terutama uang seperti yang selama ini dijalankan, hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output

(10)

2

pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. Namun demikian uang tetap merupakan faktor penting untuk mencapai kinerja tertentu berupa baik output maupun outcome.

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta peraturan perundangan di bawahnya. Ke depan anggaran negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat. Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran ke kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya. Hal ini akan memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effectiveness anggaran instansi bersangkutan, sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran.

(11)

3

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 dan teknis penyusunannya ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam mencapai misi organisasi. Ruang Lingkup Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan pada semua aspek kegiatan, umumnya meliputi aspek managerial, teknis dan keuangan.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka kewajiban pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk menyusun rencana pembangunan daerah sebagai bagian dalam akuntabilitas pemerintah daerah. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Rencana pembangunan daerah kabupaten/kota terdiri dari RPJPD, RPJMD dan RKPD, sedangkan rencana pembangunan SKPD terdiri dari Renstra SKPD, dan Renja SKPD.

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 tahun mengacu pada RPJMD periode

(12)

4

Tahun 2008 dijelaskan bahwa Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Penyusunan Renstra SKPD dilakukan dengan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, top down dan bottom up.

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis Instansi Pemerintah, yang setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaannya.

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan : (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju kesana. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana stratejik mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Rencana stratejik merupakan alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik.

(13)

5

pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis mempunyai arti yang sangat penting dalam proses pembangunan, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang sebagai konsekuensi dari apa yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 yang telah dibuat dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 merupakan pedoman dalam pembangunan di Kabupaten Pacitan selama tahun 2011-2016.

Di dalam kaitannya dengan RPJMD, Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan dan strategi berupa kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan juga harus mengacu pada RPJMD, sehingga dapat disimpulkan bahwa RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sebagai bagian dari penjabaran secara teknis dari dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya dan saling terkait satu sama lain serta saling menunjang. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, seperti halnya RPJMD, maka RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 ini tetap memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas dan Lembaga Teknis Daerah lainnya serta membina administrasi dan aparatur.

(14)

6

terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme.

Kabupaten Pacitan memiliki luas wilayah 1.389,8716 km2 atau 138.987,16

Ha dengan keadaan geografis ± 85 % berbukit dan pegunungan. Wilayah ini dihuni penduduk sebanyak 559.950 jiwa (BPS pada tahun 2010). Tingkat pertumbuhan penduduk 0,40% dan kepadatan penduduk sebesar 402 jiwa per km2. Jumlah

penduduk miskin di Kabupaten Pacitan mencapai 17,00%. Kondisi kemiskinan tersebut akan sangat mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang akan membawa dampak terhadap derajat kesehatannya.

(15)

7

Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota

PENYUSUNAN RPJMD Persiapan Penyusunan Renstra-SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Perumusan Strategi dan kebijakan Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD Pengolahan data dan informasi Perumusan visi dan misi SKPD Perumusan Tujuan Perumusan sasaran Rancangan Renstra-SKPD · Pendahuluan · Gambaran pelayanan SKPD · isu-isu strategis berdasarkan

tugas pokok dan fungsi · visi, misi, tujuan dan sasaran,

strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif · indikator kinerja SKPD yang

mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Perumusan

indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD SPM Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU

per SKPD Penelaahan RTRW Verifikasi Rancangan Renstra SKPD dgn Rancangan Awal RPJMD Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda sesuai Tidak sesuai Penyusunan Rancangan RPJMD Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyempurnaan Rancangan Renstra-SKPD Penetapan Renstra-SKPD RENSTRA-SKPD Penyesuaian Rancangan Renstra-SKPD berdasarkan hasil verifikasi

PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN

Verifikasi Rancangan Akhir Renstra SKPD Rancangan Akhir Renstra SKPD sesuai Tidak sesuai PERDA ttg RPJMD Penelaahan KLHS Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/ Kota Renstra-KL dan Renstra SKPD Prov

(16)

8

Peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/l998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010–2014;

(17)

9

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

j. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

m. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

n. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

o. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009– 2014;

p. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Kesehatan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan;

(18)

10

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016;

r. Peraturan Bupati Pacitan Nomor 42 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Aturan ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang berjangka waktu lima tahun ini, dimaksudkan untuk memberikan arahan, pedoman, acuan dan landasan aparatur pemerintah Dinas Kesehatan dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 2011-2016.

Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :

(19)

11

Kabupaten Pacitan secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sesuai dengan tugas dan fungsi.

b. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan disertai dengan indikator kinerja, target dan pagu anggaran indikatif untuk kurun waktu 2011-2016;

c. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang fokus, tidak tumpang tindih, dan terintegrasi.

d. Menciptakan mekanisme pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan pada tahun 2011-2016 untuk kemudian diharapkan dapat diperoleh masukan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang;

e. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel guna mendorong penerapan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sehingga tercipta pemerintahan yang baik dan terpercaya.

f. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

1.4 Sistematika Penulisan

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

(20)

12

Pacitan Tahun 2011-2016 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra, serta sistematika penulisan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Bab II Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi

Bab ini memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi; sumber daya yang dimiliki, kinerja pelayanan sampai saat ini, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah; serta penentuan isu-isu strategis di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Bab ini berisi visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

(21)

13

selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Pacitan.

Bab VII Penutup

Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

(22)

14

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 42 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Kesehatan 2. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana c. Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan 4. Bidang Kesehatan Keluarga

a. Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut b. Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi c. Seksi Gizi

(23)

15

5. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit b. Seksi Pemberantasan Penyakit

c. Seksi Penyehatan Lingkungan 6. Bidang Pemberdayaan Sumberdaya

a. Seksi Data dan Informasi

b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat c. Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

a. UPT Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) b. UPT Gudang Farmasi

c. UPT Laboratorium Kesehatan 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana bidang Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.

Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan kesehatan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

(24)

16

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Uraian tugas dan fungsi masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga, sarana dan perlengkapan;

b. Pelaksanaan surat-menyurat, kearsipan dan perpustakaan;

c. Pembinaan dan pengembangan serta pengelolaan administrasi kepegawaian;

d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan;

e. Pengkoordinasian penyusunan program kerja dan pelaporan program kerja kesehatan serta pelaksanaan evaluasi dan pengendalian;

Sekretariat, membawahi 3 sub bagian, yaitu : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan; c. Sub Bagian Keuangan.

(25)

17

Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian;

b. Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, tata naskah dinas, tata kearsipan, urusan rumah tangga, keamanan kantor dan penyelenggaraan upacara, pertemuan, rapat dinas dan kepustakaan; c. Melaksanakan tugas keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas; d. Melaksanakan analisa kebutuhan dan pengadaan serta

pengadministrasian perlengkapan kantor dan perbekalan lain serta inventarisasi terhadap barang-barang;

e. Melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris;

f. Melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi pengumpulan data kepegawaian, buku induk pegawai, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pembinaan karier, pengurusan penghargaan dan kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai;

g. Mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai, menyusun administrasi dan evaluasi kepegawaian serta penyiapan bahan pembinaan pegawai;

(26)

18

h. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi ketatausahaan, keprotokolan, rumah tangga, pengadaan dan kepegawaian;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas:

a. Menyiapkan dan mengendalikan bahan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan di bidang Kesehatan;

b. Melaksanakan tata laksana program, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan;

c. Mengadakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan anggaran;

d. Menyusun laporan kegiatan bidang Kesehatan termasuk Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ;

e. Melaksanakan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan dengan instansi pelaksana penelitian dan pengembangan;

f. Melaksanakan koordinasi usulan perencanaan pembangunan, rehabilitasi prasarana dengan instansi pelaksana pembangunan; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

(3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :

a. Menghimpun dan mengolah data, menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas;

(27)

19

b. Melaksanakan pengelolaan anggaran;

c. Melaksanakan pembukuan perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan;

d. Mengurus keuangan perjalanan dinas, penyelesaian tuntutan ganti rugi serta biaya-biaya lain sebagai pengeluaran dinas;

e. Melaksanakan evaluasi, menyusun laporan dan pertanggung- jawaban atas pelaksanaan keuangan;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Pelayanan Kesehatan Dasar, Regulasi Kesehatan dan Sarana, Obat dan Perbekalan Kesehatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana program pelayanan kesehatan ;

b. Penyelenggaraan akreditasi dan regulasi sarana kesehatan ;

c. Pembinaan dan pengendalian pengelolaan perizinan dan regulasi tenaga kesehatan profesional.

d. Pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan dasar;

(28)

20

f. Pembinaan, pengendalian dan evaluasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan sarana kesehatan;

g. Pembinaan, pengendalian dan evaluasi sarana pelayanan kesehatan;

h. Penetapan pedoman penatalaksanaan upaya kesehatan, peningkatan mutu sarana dan sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan.

Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar; b. Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana; c. Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan.

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan perencanaan program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas;

b. Menyusun pedoman tata laksana program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang;

c. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

(29)

21

d. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi upaya pelayanan kesehatan khusus yang terdiri dari kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan indera, laboratorium, upaya pelayanan pengobatan tradisional/alternatif, upaya kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan matra termasuk PPPK;

e. Melaksanakan pelaporan informasi pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan khusus;

f. Melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan; g. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan;

h. Melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Regulasi Kesehatan dan Sarana, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan perencanaan peningkatan kualitas sarana kesehatan; b. Menyusun pedoman penyelenggaraan regulasi kesehatan & sarana; c. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi sarana kesehatan

pemerintah dan swasta;

d. Melaksanakan penyediaan kebutuhan sarana kesehatan pemerintah; e. Melaksanakan dan mengendalikan pemberian izin sarana dan tenaga

kesehatan termasuk swasta;

f. Melaksanakan upaya peningkatan mutu sarana kesehatan ; g. Melaksanakan pelaporan data dan informasi sarana kesehatan;

(30)

22

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Obat dan Perbekalan Kesehatan, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan perencanaan di bidang farmasi, alat dan perbekalan kesehatan;

b. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan termasuk swasta;

c. Melaksanakan penyediaan kebutuhan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan;

d. Melaksanakan upaya peningkatan mutu pengelolaan sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan termasuk swasta ;

e. Pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi;

f. Melaksanakan pelaporan data dan informasi sediaan farmasi, alat dan perbekalan kesehatan ;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Kesehatan Keluarga

Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut, Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi, Gizi dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(31)

23

Untuk melaksanakan tugas Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana program kesehatan keluarga;

b. Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kesehatan reproduksi melalui sarana kesehatan;

c. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan tumbuh kembang kesehatan anak dan remaja dan usia lanjut;

d. Pelaksanaan dan pemantauan status gizi keluarga dan masyarakat. Bidang Kesehatan Keluarga membawahi :

a. Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut; b. Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi; c. Seksi Gizi.

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Keluarga.

(1) Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan program upaya kesehatan anak, remaja dan usia lanjut;

b. Menyusun pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan anak, remaja dan usia lanjut;

c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan upaya pelayanan kesehatan anak, remaja dan usia lanjut ;

(32)

24

d. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan tumbuh kembang kesehatan anak, remaja dan usia lanjut;

e. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan upaya pelayanan kesehatan anak, remaja, usaha kesehatan sekolah dan usia lanjut; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan anak,

remaja dan usia lanjut;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan program upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi;

b. Menyusun pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi;

c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan kesehatan ibu, bayi dan reproduksi ;

d. Melaksanakan upaya pembinaan keluarga sehat, kecil, bahagia dan sejahtera;

e. Mengembangkan upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi;

f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan ibu, bayi dan reproduksi;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(33)

25

(3) Seksi Gizi, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan program gizi;

b. Menyusun pedoman penyelenggaraan pelayanan program gizi;

c. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi keluarga dan masyarakat;

d. Melaksanakan sistem informasi manajemen gizi masyarakat;

e. Mengembangkan upaya perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat; f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program gizi;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan program pencegahan, pengamatan,

pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan;

b. Pelaksanaan pembinaan upaya pencegahan dan pengamatan penyakit; c. Pelaksanaan dan pembinaan upaya pemberantasan penyakit dan

(34)

26

d. Pelaksanaan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah/ Kejadian Luar Biasa (KLB);

e. Pelaksanaan dan pembinaan upaya penyehatan lingkungan;

f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan upaya pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.

Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan membawahi : a. Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit;

b. Seksi Pemberantasan Penyakit; c. Seksi Penyehatan Lingkungan;

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

(1) Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja upaya pencegahan dan pengamatan penyakit;

b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya pencegahan dan pengamatan penyakit termasuk imunisasi;

c. Melaksanakan pengamatan penyakit;

d. Melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi penyakit ; e. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian rantai dingin vaksin; f. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan program

(35)

27

g. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan upaya pencegahan dan pengamatan penyakit;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Pemberantasan Penyakit, mempunyai tugas ;

a. Melaksanakan penyusunan program upaya pemberantasan penyakit; b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya pemberantasan penyakit; c. Melaksanakan bimbingan pengendalian pemberantasan penyakit; d. Melaksanakan penyelidikan entomologi vektor;

e. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian upaya pemberantasan penyakit dan pengendalian vektor;

f. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian pemberantasan penyakit menular;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Penyehatan Lingkungan, mempunyai tugas ;

a. Melaksanakan penyusunan program upaya penyehatan lingkungan; b. Melaksanakan penyusunan pedoman upaya penyehatan lingkungan;

(36)

28

c. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi lingkungan, air minum, kualitas limbah dan cemaran lain;

d. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi rumah, pemukiman dan industri;

e. Melaksanaan bimbingan dan pengendalian kualitas sanitasi makanan dan minuman serta tempat – tempat umum;

f. Melaksanaan sertifikasi industri makanan dan minuman;

g. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan upaya penyehatan lingkungan; h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pemberdayaan Sumber Daya

Bidang Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Data dan Informasi, Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Kesehatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pemberdayaan Sumberdaya mempunyai fungsi :

a. Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan; b. Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat;

c. Peningkatan jumlah dan mutu tenaga kesehatan; d. Penyelenggaraan promosi kesehatan;

(37)

29

e. Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan; f. Penyelenggaraan pembiayaan kesehatan masyarakat; g. Pengembangan Jejaring Informasi Kesehatan;

Bidang Pemberdayaan Sumberdaya membawahi : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat; c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Masing-masing Seksi dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya.

(1) Seksi Data dan Informasi, mempunyai tugas :

a. Menyusun program pengembangan data dan informasi kesehatan; b. Melaksanakan pengolahan dan analisa data kesehatan;

c. Menyusun penyajian data dan infomasi kesehatan guna mendukung kebijakan kesehatan;

d. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian sistim informasi kesehatan;

e. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan;

f. Menyelenggarakan promosi kesehatan, pengembangan metode dan media Komunikasi Informasi Edukasi;

(38)

30

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya. (2) Seksi Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat, mempunyai tugas :

a. Menyusun program upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; b. Menyusun pedoman upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat; c. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ;

d. Melaksanakan upaya penyuluhan kemitraan dalam bidang kesehatan masyarakat;

e. Pengembangan kelompok kesehatan olah raga;

f. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat;

g. Mengelola dan menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat;

h. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan, mempunyai tugas ;

a. Menyusun rencana kerja Sumber Daya Manusia Kesehatan; b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kesehatan;

c. Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan;

(39)

31

d. Melaksanakan pembinaan karier tenaga fungsional rumpun kesehatan;

e. Menyusun profil sumber daya manusia kesehatan;

f. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia Kesehatan termasuk swasta;

g. Melaksanakan koordinasi pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan instansi pelaksana pendidikan dan pelatihan;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat

UPT Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Pusat Kesehatan Masyarakat.

UPT Pusat Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas :

a. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; b. Melaksanakan sistem informasi kesehatan wilayah;

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Pusat Kesehatan Masyarakat.

(40)

32

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Pusat Kesehatan Masyarakat di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan.

UPT Pusat Kesehatan Masyarakat terdiri dari :

a. Pusat Kesehatan Masyarakat Donorojo Kecamatan Donorojo; b. Pusat Kesehatan Masyarakat Kalak Kecamatan Donorojo; c. Pusat Kesehatan Masyarakat Punung Kecamatan Punung; d. Pusat Kesehatan Masyarakat Gondosari Kecamatan Punung; e. Pusat Kesehatan Masyarakat Pringkuku Kecamatan Pringkuku; f. Pusat Kesehatan Masyarakat Candi Kecamatan Pringkuku; g. Pusat Kesehatan Masyarakat Pacitan Kecamatan Pacitan; h. Pusat Kesehatan Masyarakat Tanjungsari Kecamatan Pacitan; i. Pusat Kesehatan Masyarakat Arjosari Kecamatan Arjosari; j. Pusat Kesehatan Masyarakat Kedungbendo Kecamatan Arjosari; k. Pusat Kesehatan Masyarakat Kebonagung Kecamatan Kebonagung; l. Pusat Kesehatan Masyarakat Ketrowonojoyo Kecamatan Kebonagung; m. Pusat Kesehatan Masyarakat Tegalombo Kecamatan Tegalombo; n. Pusat Kesehatan Masyarakat Gemaharjo Kecamatan Tegalombo; o. Pusat Kesehatan Masyarakat Nawangan Kecamatan Nawangan ; p. Pusat Kesehatan Masyarakat Pakisbaru Kecamatan Nawangan; q. Pusat Kesehatan Masyarakat Bandar Kecamatan Bandar; r. Pusat Kesehatan Masyarakat Jeruk Kecamatan Bandar;

(41)

33

s. Pusat Kesehatan Masyarakat Tulakan Kecamatan Tulakan; t. Pusat Kesehatan Masyarakat Bubakan Kecamatan Tulakan; u. Pusat Kesehatan Masyarakat Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo; v. Pusat Kesehatan Masyarakat Wonokarto Kecamatan Ngadirojo; w. Pusat Kesehatan Masyarakat Sudimoro Kecamatan Sudimoro; x. Pusat Kesehatan Masyarakat Sukorejo Kecamatan Sudimoro.

7. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan

UPT Laboratorium Kesehatan merupakan unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Laboratorium Kesehatan yang dipimpin seorang Kepala UPT Laboratorium Kesehatan yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

UPT Laboratorium Kesehatan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pelayanan laboratorium klinik;

b. Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat;

c. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Laboratorium Kesehatan.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Laboratorium Kesehatan di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan.

(42)

34

8. Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi

UPT Gudang Farmasi merupakan unsur pelaksana teknis operasional di bidang farmasi yang dipimpin seorang Kepala UPT Gudang Farmasi yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

UPT Gudang Farmasi mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi; b. Melaksanakan pengelolaan perbekalan kesehatan;

c. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT Gudang Farmasi.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas UPT Gudang Farmasi di bidang ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi dan pelaporan.

Adapun Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan sebagai berikut :

(43)

35

Gambar II.1.

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

KEPALA DINAS

BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

BIDANG KESEHATAN KELUARGA

JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI DAN PELAPORAN

SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

BIDANG PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA SEKSI

PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI

REGULASI KESEHATAN DAN SARANA SEKSI

OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

SEKSI

KESEHATAN ANAK, REMAJA DAN USIA LANJUT

SEKSI

KESEHATAN IBU, BAYI DAN REPRODUKSI SEKSI

GIZI

SEKSI

PENCEGAHAN DAN PENGAMATAN PENYAKIT

SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN

SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT

SEKSI

DATA DAN INFORMASI KESEHATAN SEKSI

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

SEKSI

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UPT

(44)

36

2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Pegawai yang merupakan sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mempunyai peran sangat vital dalam organisasi. Susunan Pegawai kondisi sampai bulan Agustus 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut.

Jabatan Struktural Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan terdiri dari 1 (satu) jabatan kepala dinas (pejabat eselon II.b) sudah terisi, 1 (satu) sekretaris (pejabat eselon III.a) sudah terisi, 4 (empat) kepala bidang (eselon III.b) sudah terisi seluruhnya, 3 (tiga) kepala sub bagian (eselon IV.a) sudah terisi dan 12 kepala seksi (eselon IV.a) terisi 11 kepala seksi, sedang jabatan struktural UPT terdiri dari dua puluh enam (26) jabatan kepala UPT (eselon IV.a) terisi 2 kepala UPT yaitu Kepala UPT Gudang Farmasi dan Kepala UPT Laboratorium Kesehatan, dua puluh enam (26) Kepala TU UPT yang telah terisi seluruhnya. Jumlah karyawan keseluruhan 1030 orang, terdiri dari PNS 830 orang (80,58%), PTT 70 orang (6,80%), PKD 45 orang (4,37%) dan honorer 85 orang (8,25%).

Berdasarkan golongan/ruang karyawan PNS terdiri dari : Golongan I/a sejumlah 2 orang (0,24%), golongan I/b 4 orang (0,48%), golongan I/c 6 orang (0,72%), golongan I/d 11 orang (1,32%), golongan II/a 44 orang (5,30%), golongan II/b 73 orang (8,79%), golongan II/c 194 orang (23,37%), golongan II/d 100 orang (12,05%), golongan III/a 111 orang (13,37%), golongan III/b 172 orang (20,72%), golongan III/c 66 orang (7,95%), golongan III/d 37 orang (4,46%), golongan IV/a 6

(45)

37

orang (0,72%), golongan IV/b 4 orang (0,48%), data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.1 dan grafik II.2.

Tabel II.1.

Daftar Nominatif PNS Berdasarkan Golongan Dan Ruang Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

GOLONGAN / RUANG JUMLAH PEGAWAI TOTAL % DINAS KESEHATAN % UPT % I/a 0 0,00 2 0,26 2 0,24 I/b 1 1,43 3 0,39 4 0,48 I/c 0 0,00 6 0,79 6 0,72 I/d 0 0,00 11 1,45 11 1,33 II/a 1 1,43 43 5,66 44 5,30 II/b 1 1,43 72 9,47 73 8,80 II/c 5 7,14 189 24,87 194 23,37 II/d 7 10,00 93 12,24 100 12,05 III/a 14 20,00 97 12,76 111 13,37 III/b 21 30,00 151 19,87 172 20,72 III/c 10 14,29 56 7,37 66 7,95 III/d 8 11,43 29 3,82 37 4,46 IV/a 1 1,43 5 0,66 6 0,72 IV/b 1 1,43 3 0,39 4 0,48 IV/c 0 0,00 0 0,00 0 0,00 IV/d 0 0,00 0 0,00 0 0,00 JUMLAH 70 100,00 760 100,00 830 100,00 PTT - - 70 - 70 - PKD - - 45 - 45 -

(46)

38 GOLONGAN / RUANG JUMLAH PEGAWAI TOTAL % DINAS KESEHATAN % UPT % HONORER 2 - 83 - 85 - JUMLAH 2 - 198 - 200 - JUMLAH TOTAL 72 - 958 - 1030 -

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011)

Gambar II.2.

Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Golongan Ruang Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

Sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.2 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada Gambar II.3 berikut.

(47)

39

Tabel II.2.

Daftar Nominatif PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Jumlah % Dinas Kesehatan % UPT % SD/MI 1 1,43 6 0,79 7 0,84 SLTP/MTs 3 4,29 40 5,26 43 5,18 SLTA/MA/D1 27 38,57 267 35,13 294 35,42 D3 14 20,00 338 44,47 352 42,41 D4 1 1,43 0 0,00 1 0,12 Sarjana/S1 21 30,00 109 14,34 130 15,66 Pascasarjana/S2 3 4,29 0 0,00 3 0,36 Jumlah 70 100,00 760 100,00 830 100,00

Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Agustus, 2011)

Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditamatkan PNS di lingkup Dinas Kesehatan terdiri dari SD/MI 7 orang (0,84%), SLTP/MTs 43 orang (5,18%), SLTA/MA/D1 294 orang (35,42%), Diploma III sebanyak 352 orang (42,41%), Diploma IV 1 orang (0,12%), Sarjana/S1 130 orang (15,66%), dan Pasca Sarjana 3 orang (0,36%). Grafik perbandingan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada Gambar II.3 berikut.

(48)

40

Gambar II.3.

Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

Sedangkan data keadaan pegawai berdasarkan profesi di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan kondisi sampai dengan Agustus 2011 adalah pada Tabel II.3 berikut ini :

Tabel II.3.

Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Profesi

NO PROFESI

JUMLAH DINAS

KESEHATAN UPT TOTAL

1 Dokter 2 34 36

(49)

41

NO PROFESI

JUMLAH DINAS

KESEHATAN UPT TOTAL

3 Apoteker 0 7 7

4 Sarjana Kesehatan Masyarakat 10 28 38

5 Bidan (D-3, D-1) 1 166 167

6 Perawat (S-1, D-3, SLA, SLP) 5 168 173

7 Nutrisionis (S-1, D-4, D-3, D-1) 5 27 32

8 Sanitarian (S-1, D-3, D-1) 6 23 29

9 Analis Kesehatan (D-3, SLA) 0 26 26

10 Farmasi (S-1, D-3, SLA) 1 26 27

11 Perawat gigi (D-3, SLA) 0 25 25

12 Radiologi (D-3) 0 8 8 13 Pembantu paramedis 5 57 62 14 Fisioterapi (D-3) 0 8 8 15 ATEM (D-3) 1 8 9 16 Rekam Medis (D-3) 0 6 6 17 Administrasi RS 0 3 3 18 Staf 22 122 144 19 S1/S2 Non Kesehatan 11 7 18 JUMLAH 70 760 830

(50)

42

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, memiliki sarana prasarana berupa aset dan modal dengan kondisi sampai dengan bulan Agustus 2011 sebagai berikut :

Tabel II.4.

Daftar Sarana Dan Prasarana Perkantoran Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan

NO JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH

1 Bangunan gedung kantor Dinas Kesehatan 2 unit 2 Bangunan gedung kantor UPT Laboratorium Kesehatan 1 unit 3 Bangunan gedung kantor UPT Gudang Farmasi 1 unit

4 Bangunan gedung kantor UPT Puskesmas 24 unit

5 Bangunan gedung kantor Pustu 55 unit

6 Bangunan gedung kantor Polindes / Poskesdes 62 / 64 unit

7 Bangunan rumah dinas medis 29 unit

8 Bangunan rumah dinas paramedis 35 unit

9 Kendaraan roda empat 49 buah

10 Kendaraan roda dua 259 buah

(51)

43

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun

2006-2010

2.3.1. Capaian Kinerja Tahun 2006-2010

Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2006-2011 yang mengacu pada RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2006-2011, maka tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan pada periode 2006-2010 adalah sebagai berikut :

Tabel. II.5.

Perbandingan Capaian Kinerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2006 – 2010

SASARAN INDIKATOR KINERJA CAPAIAN KINERJA TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya penyebarluasan informasi kesehatan dan upaya penggerakan potensi masyarakat dalam bidang kesehatan

a Meningkatnya rumah tangga

sehat

111,10% 0,00% 80,84% 108,34% 112,28%

b Meningkatnya bayi yang

mendapat ASI ekslusif

103,65% 62,95% 125,74% 61,36% 118,32%

c Meningkatnya desa dengan

garam beryodium

77,75% 62,20% 38,33% 72,33% 42,56%

d Meningkatnya cakupan

posyandu purnama

64,12% 18,24% 61,06% 92,20% 115,58%

e Meningkatnya upaya penyuluhan

P3 Napza oleh petugas kesehatan

27,20% 2,40% 131,20% 76,20% 105,70% JUMLAH 383,82% 145,79% 437,17% 410,43% 494,43% NILAI 76,76% 29,16% 87,43% 82,09% 98,89% 2 Menurunnya angka kesakitan,

a Meningkatnya cakupan desa/

kelurahan UCI

(52)

44 kematian dan kecacatan akibat penyakit menular b Meningkatnya desa/kelurahan

KLB yang ditangani <24 jam

117,65% 111,11% 105,26% 105% 105,26%

c Meningkatnya penanganan

penderita AFP (AFP rate)

100,00% 100,00% 4,05 1,00 125%

d Meningkatnya angka

kesembuhan penderita TBC BTA Positif

93,31% 100,00% 79,65% 31,76% 94,99%

e Meningkatnya cakupan balita

dgn pneumonia yang ditangani

100,00% 10,69% 100% 100% 100%

f Meningkatnya jumlah klien yang

mendapatkan penanganan HIV/ AIDS

100,00% 125,00% 111,11% 100% 100%

g Meningkatnya kasus Infeksi

Menular Seksual yang diobati

100,00% 100,00% 100% 100% 100%

h Meningkatnya penderita DBD

yang ditangani

100,00% 100,00% 100% 100% 100%

i Meningkatnya balita dengan

diare yang ditangani

100,00% 100,00% 100% 100% 100%

j Meningkatnya rumah/bangunan

yang bebas jentik nyamuk aedes

93,33% 87,36% 84,84% 68,53% 92%

k Meningkatnya penderita malaria

yang diobati

100,00% 100,00% 100% 100% 100%

l Meningkatnya darah donor

diskrening terhadap HIV/AIDS

100,00% 100,00% 100% 100% 100%

m Meningkatnya penderita kusta selesai berobat (RFT rate)

44,44% 111,11% 76,92% 27,78% 62,22%

n Meningkatnya kasus filariasis

yang ditangani 0,00% 0,00% 0,00% 100% 100% JUMLAH 1205,40% 1189,27% 1513,46% 1197,01% 1355,54% NILAI 86,10% 84,95% 108,10% 85,50% 96,82% 3 Meningkatnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

a Meningkatnya cakupan rawat

jalan

277,64% 281,67% 373,87% 125,00% 125,00%

b Meningkatnya cakupan rawat

inap

33,57% 135,33% 60,67% 80,67% 83,33%

c Meningkatnya pelayanan

gang-guan jiwa di sarana kesehatan

6,33% 11,23% 15,00% 4,83% 15,83%

d Meningkatnya sarana kesehatan

dengan kemampuan pelayanan

(53)

45

gawat darurat yang dapat diakses masyarakat JUMLAH 350,87% 499,66% 534,53% 335,50% 332,86% NILAI 87,72% 124,92% 133,63% 83,88% 83,22% 4 Meningkatnya status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita

a Meningkatnya cakupan balita

yang naik berat badannya

96,76% 91,17% 91,57% 78,24% 84,73%

b Menurunnya jumlah balita

bawah garis merah (BGM)

100,00% 100,00% 186,43% 100,00% 86,00%

c Meningkatnya cakupan balita

mendapat kapsul vit A 2 kali pertahun

69,96% 99,56% 122,43% 91,88% 95,17%

d Meningkatnya cakupan ibu hamil

mendapat 90 tablet Fe

88,36% 68,03% 88,10% 79,98% 90,04%

e Meningkatnya cakupan

pemberian MP-ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin selama 120 hari

100,00% 100,00% 0,00% 0,00% 24,49%

f Meningkatnya balita gizi buruk

mendapat perawatan

100,00% 142,86% 100% 111% 100,00%

g Meningkatnya kecamatan bebas

rawan gizi (15% balita gizi kurang dan gizi buruk)

128,20% 119,04% 133% 125% 125,00% JUMLAH 683,28% 720,66% 721,85% 586,21% 605,43% NILAI 97,61% 102,95% 103,12% 83,74% 86,49% 5 Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia a Meningkatnya cakupan

kunjungan ibu hamil (K4)

80,84% 85,58% 87,49% 96,00% 92,37%

b Meningkatnya cakupan

pertolongan persalinan oleh

bidan/nakes yang memiliki

kompetensi kebidanan

87,21% 95,83% 102,00% 111,70% 123,26%

c Meningkatnya Ibu hamil risti

yang dirujuk 79,33% 90,36% 105,26% 112,85% 90,92% d Meningkatnya cakupan kunjungan neonatus 90,92% 102,90% 103,44% 106,16% 102,05% e Meningkatnya cakupan kunjungan bayi 124,08% 97,58% 115,66% 114,84% 109,91%

(54)

46

f Meningkatnya cakupan bayi

dengan BBLR yang ditangani

100,00% 106,38% 103,09% 125,00% 100,00%

g Meningkatnya cakupan peserta

aktif KB

58,64% 51,58% 59,32% 68,50% 125%

h Meningkatnya akses terhadap

ketersediaan darah & komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus

0,00% 166,67% 142,86% 0,00% 0,00%

i Meningkatnya ibu hamil resiko

tinggi yang tangani

100,00% 131,58% 128,21% 125,00% 113,65%

j Meningkatnya neonatal resiko

tinggi yang ditangani

100,00% 31,58% 128,21% 125,00% 125%

k Meningkatnya cakupan deteksi

dini tumbuh kembang (DDTK) anak balita dan prasekolah

57,47% 51,58% 101,58% 125,08% 100,61%

l Meningkatnya cakupan

pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat

48,27% 89,64% 94,14% 84,70% 94,55%

m Meningkatnya cakupan

pelayanan kesehatan remaja

43,11% 140,52% 98,67% 78,24% 114,26%

n Meningkatnya cakupan

pelayanan kesehatan usia lanjut

86,44% 42,20% 29,38% 28,15% 45,90%

o Meningkatnya jumlah penduduk

pra usila dan usila yang memperoleh yankesdas 4,20% 1,18% 9,87% 22,08% 34,77% JUMLAH 1060,51% 1285,16% 1409,16% 1323,30% 1372,26% NILAI 70,70% 85,68% 93,94% 88,22% 91,48% 6 Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan

a Meningkatnya ketersediaan obat

sesuai kebutuhan 103,07% 105,80% 102,29% 95,79% 72,53%

b Tersedianya obat esensial 93,78% 94,12% 95,58% 94,03% 98,34%

c Tersedianya obat generik 106,54% 101,79% 111,11% 91,32% 98,01%

d Penulisan resep obat generik 191,24% 187,14% 156,67% 125,00% 104,88%

JUMLAH 494,63% 488,85% 465,65% 406,14% 373,76%

NILAI 123,66% 122,21% 116,41% 101,54% 93,44%

7 Meningkatnya pembiayaan dan

a Meningkatnya penduduk miskin

yang terjangkau dalam Jaring

(55)

47 jaminan pemeliharaan kesehatan penduduk Pengaman Kesehatan Masyarakat (JPKM) JUMLAH 111,94% 58,02% 121,95% 116,28% 100,00% NILAI 111,94% 58,02% 121,95% 116,28% 100,00% 8 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang representatif baik kuantitas dan kualitas

a Jumlah Puskesmas sesuai

kebutuhan

79,17% 91,67% 100,00% 100,00% 100,00%

b Jumlah Puskesmas Pembantu sesuai kebutuhan

72,22% 83,33% 100,00% 100,00% 100,00%

c Jumlah Sarana Puskesmas

keliling sesuai kebutuhan

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

d Jumlah Puskesmas Rawat Inap sesuai kebutuhan

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

e Meningkatnya jumlah Puskemas yang berfungsi dengan baik

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

f Meningkatnya jumlah Puskemas

Pembantu berfungsi dengan baik

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

g Meningkatnya jumlah Pusling yang berfungsi dengan baik

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% JUMLAH 651,39% 675,00% 700,00% 700,00% 700,00% NILAI 93,06% 96,43% 100,00% 100,00% 100,00% 9 Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel a Tersusunnya dokumen perencanaan dan evaluasi kesehatan

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

b Tersusunnya dokumen anggaran kesehatan

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

JUMLAH 200,00% 200,00% 200,00% 200,00% 200,00%

NILAI 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Gambar

Tabel II.1.
Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Golongan Ruang  Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan
Grafik Perbandingan PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan  Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan
Tabel II.4.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Optimasi dilakukan dengan metode Factorial Design yang bertujuan untuk melihat efek dan interaksi dari kombinasi explotab dan amilum ditinjau dari sifat fisik tablet yang baik,

Suatu struktur akan stabil jika terletak di atas tanah yang mempunyai daya dukung yang tingi atau tanah dengan stabilitas yang baik.. Dalam pembangunan perkerasan jalan raya, tanah

ABSTRAK: Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan kebijakan otonomi perguruan tinggi sebagai dampak reformasi keuangan dalam bidang pendidikan. Kebijakan otonomi sudah

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu 90 % responden menggunakan saga sebagai obat sariawan, 57,5 % responden yang cara penggunaannya daun saga yang baru

Dikarenakan siswa SD (usia 7-11 tahun) yang berada pada tahap operasional-konkret dimana pada tahapan tersebut anak mulai me- nunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:

Dengan melihat latar belakang penelitian tersebut, selanjutnya dapat diidentifikasi masalah penelitian bahwa ternyata usaha untuk menciptakan suasana tempat dan

Peran pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Takisung Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut berdasarkan hasil kuesioner

Dalam National Summit tersebut, telah dibahas 4 (empat) isu pokok pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan