• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERANGGA PENGUNJUNG KACANG PANJANG (VIGNA UNGUICULATA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SERANGGA PENGUNJUNG KACANG PANJANG (VIGNA UNGUICULATA)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SERANGGA PENGUNJUNG KACANG PANJANG (VIGNA UNGUICULATA)

Y. RAHAYUNINGSIH, W.A. NOERDJITO, S. ADISOEMARTO & P. ASWARI ''

Museum Zoologicum Bogoriense, LBN—LIPI, Bogor • • '•

PENDAHULUAN

Sekalipun kacang panjang (Vigna unguiculata} meiupakan tanaman sayuran penting, hal ikhwal se-rangga pengunjungnya, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, belum banyak diungkap-kan (Kalshoven et al. 1951). Keterangan mengenai keanekaragaman jenis serangga pengunjung, hubu-ngan tingkat umui tanaman dehubu-ngan jenis serangga pengunjung, bagian tanaman yang dikunjungi serta peranan dan fungsi masing-masing jenis, pengaruh musim terhadap kehadiran serangga pengunjung kacang panjang belum banyak dipelajari. Oleh karena itu, penanganan terhadap serangga yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan kacang panjang belum dapat dilakukan dengan pasti.

Di negara lain seperti Nigeria (Singh 1975; Ayoade 1975) dan Tanzania (Kayumbo 1975) penelitian hama kacang panjang sudah agak lanjut. untuk melengkapi data biologi serangga pengun-jung kacang panjang di Indonesia serangkaian pe-nelitian yang dilaporkan berikut ini telah dilakukan. BAHANDANCARA

Dalam percobaan ini digunakan 72 tanaman yang diatur membentuk 6 jalur dengan jarak 1,25 m. Penanaman dilakukan 2 kali, yaitu pada masa April - September 1978 (percobaan I) atau dalan musim kemarau dan pada masa November 1978 -Februari 1979 (percobaan II) atau dalam musim hujan.

Pengamatan tingkah laku serangga yang ditemui dilakukan setiap hari. Untuk mengetahui perincian penyerangan pada berbagai bagian tanaman, dilaku-kan pengamatan pada pucuk, daun, batang, bunga, polong dan ••tkar, disesuaikan dengan tingkat umur tanaman (0 - 14 hari : semai, 15 - 30 hari : tanaman muda, 3 1 4 0 hari : tanatanaman dewasa, 41 -54 hari : tanaman berbunga, 55 - 120 hari : tana-man berpolong sampai mati).

Hasil pengamatan lapangan dipertegas dengan pengamatan tingkah laku serangga yang dipelihara di laboratorium.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam percobaan I tercatat 2 jenis serangga penyerbuk, 10 jenis serangga pemangsa, 1, jenis serangga pemarasit (Tabel I) dan 33 jenis serangga hama (Tabel II). Pada percobaan II diperoleh 1 jenis serangga penyerbuk, 8 jenis serangga pemang-sa, 1 jenis tawon parasit (Tabel I) dan 23 jenis serangga hama (Tabel II).

Apabila kedua percobaan diperbandingkan ter-dapat perbedaan jumlah dan jenis serangga yang hadir. Dari jenis-jenis hama yang tercatat hanya 20 jenis ditemui dalam kedua percobaan dengan peranan yang sama. Dua puluh tiga jenis hanya ditemui dalam percobaan I dan 3 jenis hanya dalam percobaan II. Exopholis hypoleuca dapat ditemui dalam kedua percobaan, tetapi dengan perbedaan bagian tanaman yang dirusak. Pada percobaan I kumbang ini berperan sebagai perusak daun sedangkan dalam percobaan II berperan sebagai perusak akar. Perbedaan bagian tanaman yang dirusak E. hypoleuca disebabkan oleh tabiat reproduksi kumbang ini. E. hypoleuca berada dalam stadium dewasa pada musim kemarau yang ber-tepatan dengan percobaan I dan dalam stadium larva yang hidup di tanah pada musim hujan yang bertepatan dengan percobaan II.

Jenis yang menguntungkan

Serangga yang berperan menguntungkan dalam percobaan ini ialah jenis-jenis yang berkelakuan sebagai penyerbuk bunga, pemangsa atau pemarasit hama. Serangga penyerbuk muncul setelah tanaman berumur 35 hari, yaitu setelah bunga pertama mulai mekar. Pada Percobaan I Xylocopa latipes dan Apis sp. ditemui sebagai serangga penyerbuk, sedangkan pada Percobaan II hanya X. latipes yang ditemui. Sudah menjadi tabiat Apis bahwa pada saat udara dingin dan lembab aktivitas mencari makan atau aktivitas lainnya menurun (Vernon 1977). Selain disebabkan oleh tabiat tersebut, ketidakhadiran Apis pada percobaan II mungkin disebabkan oleh terbatasnya bunga yang tersedia. Dalam percobaan II ini hanya 4 tanaman yang dapat berbunga, sedangkan tanaman lainnya mati karena

(2)

• -./ 1. ••„ Tabel I. Kehadiran (+) jenis-jenis serangga yang menguntungkan

Kelompok serangga Perc. I Perc. II Keterangan

Penyerbuk - Apis sp. - Xylocopa latipes Pemangsa - Creoboter sp. - Hymenopus sp. - Tenodera blanchardi • \ . - Chilomenes sp. - Coccinella arquata - Coccinella repanda - Ischidion scutellaris - Sycanus bifldus

- Pan tola fluvescens - Vespa sp.

Parasit

- Tachinidae sp. 1

mengunjungi bunga mekar penuh

bunga yang pernah dikun-jungi tidak dikundikun-jungi lagi

tidak memakan semut dan lebah

larva dan dewasa memangsa kutu daun

larva memangsa kutu daun ditemui tidak pada saat me-mangsa

hanya memarasit larva Lamp-' rosema indicata dan larva Pyralidae lainnya.

serangan E. hypoleuca atau tumbuh merana akibat serangan virus.

X. latipes mengunjungi bunga kacang panjang untuk mencari makanan yang berupa madu dan serbuk sari bunga. Pada saat mencari madu dengan menusukkan bagian mulut ke dasar bunga, lebah ini hinggap pada sayap bunga. Cengkeraman kaki X. latipes menyebabkan sayap bunga terluka. Karena bobot X. latipes sayap bunga turun dan lunas bunga terangkat. Terangkatnya lunas bunga menyebabkan kepala putik dan kepala sari ter-sembul dan menempel toraks atau abdomen ber-samaan. Pada saat ini kepala sari bertemu dengan kepala putik, terjadilah penyerbukan. Bunga yang

sudah dihinggapi X. latipes dengan sayap bunga yang terluka tidak akan dihinggapi X. latipes lagi. Walaupun jenis kacang panjang ini berpotensi untuk menyerbuk sendiri, sangat dimungkinkan kunjungan serangga penyerbuk seperti X. latipes membantu menaikkan hasil, baik dalam jumlah polong mau-pun biji (MacGregor 1976).

Tubuh Apis sp. lebih kecil dan lebih ringan jika dibandingkan X. latipes. Apis mendatangi bunga-bunga dan mendapat madu di dasar bunga-bunga. Serbuk sari yang dikumpulkan oleh kaki Apis dapat ter-jatuh pada kepala putik atau pada bagian bunga lainnya ketika Apis menjelajahi bunga Apis tidak membedakan bunga yang pernah dikunjungi'dari yang belum pernah dikunjungi lebah.

(3)

Delapan jenis serangga pemangsa dapat ditemu-kan dalam percobaan I dan II, sedang dua jenis lainnya yaitu Sycanus bifldus dan Hymenppus sp., hanya ditemui pada Percobaan I. Sebab ketidak-hadiran kedua jenis tersebut dalam percobaan II tidak dapat diketahui dengan jelas. Umumnya S. bifldus agak langka ditemui di alam bebas. Jenis ini hidup dari memangsa setangga lain sepert: belalang, kepik, kumbang dan lalat serta banyak ditemui di daerah belukar.

Komposisi serangga yang menguntungkan ber-beda pada tingkat umur tanaman yang berber-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh tersedianya mangsa yang berhubungan erat dengan bagian tanaman yang terserang hama. Kelompok kumbang Coccinel-lidae dan lalat Syrphidae mulai muncul setelah tanaman berumur 30 hari, walaupun kutu daun sebagai mangsanya sudah muncul sejak tanaman berumur 14 hari. Pada umur 14 hari ini tinggi tanaman 10 — 15 cm dan kutu hanya berada di sekitar ketiak daun lembaga dengan jumlah 5 - 3 5 ekor.

Larva dan kumbang dewasa Coccinella repanda, C. arquata dan Chilomenes (Coccinellidae, Col.) serta lalat Ischidion scutellaris (Syrphidae, Dipt.) ditemui memangsa kutu daun pada kedua percoba-an. Kutu daun menghamai kacang panjang sejak tanaman masih semai. Setelah jumlah kutu daun pada tanaman cukup banyak, yaitu ketika berumur 25 hari, mulailah muncul /. scutellaris. Tidak lama kemudian (1 - 7 hari) muncullah jenis-jenis kum-bang Coccinellidae. Semua tahap perkemkum-bangan hidup kumbang dapat ditemui pada bagian tanaman. Larva dan bentuk dewasa kumbang serta larva lalat ini seterusnya dapat ditemui di antara kelom-pok kutu daun yang terdapat pada polong, bunga, pucuk, daun, kuncup dan batang. Jenis-jenis Coc-cinellidae dan Syrphidae tersebut ternyata merupa-kan pemangsa yang cukup giat.

Pada percobaan I banyak ditemui telur belalang sembah Tenodera blanchardi yang menempel pada bagian tanaman atau tiang perambat kacang. Di India jenis-jenis Mantidae bertelur pada bulan Juli - Agustus (Leffroy 1909). Di Indonesia belum ada data masa bertelur belalang sembah. Dalam Percobaan I ditemui adanya persamaan masa bei-telur belalang sembah ini dengan masa berbei-telur belalang sembah di India. Di petak pengamatan, jenis-jenis Mantidae yang ditemui tidak menunjuk-kan kegiatan pemangsaan yang menyolok. Dalam pemeliharaan di laboratorium T. blanchardi,

Hyme-nopus sp. dan Creoboier sp. merupakan jenis yang rakus terhadap jenis-jenis belalang lainnya dan lalat pemangsa, tetapi tidak mau memangsa lebah dan semut. Belalang sembah mulai muncul di pertanam-an pada saat tpertanam-anampertanam-an sudah berpolong dpertanam-an men-dekati umur tua.

Tiga jenis serangga - Pantala flavescens, Syca-nus bifldus dan Vespa sp. yang dikenal sebagai pemangsa berbagai jenis serangga (Dammerman

1929). dijumpai pula tetapi selama pengamatan tidak ditemui sedang memangsa. Ketiga jenis ter-sebut mungkin hanya tergolong sebagai pemangsa sekunder. Di samping itu capung/1. flavescens hanya

memangsa serangga yang sedang terbang. Sejenis lalat parasit yang termasuk suku Tachini-dae ditemui dalam kedua percobaan setelah tanam-an berbunga. Lalat ini bersifat ektoparasit pada bagian luar tubuh larva Lepidoptera. Selama peng-amatan lalat ini ditemui memarasit larva Lampro-sema indicata dan jenis Pyralidae lainnya. Pada tubuh seekor ulat dapat ditemui sampai 10 ekor parasit. Larva Lepidoptera yang diparasit akan mati dengan tubuh menghitam dan mengering. Larva parasit memupa bertepatan dengan saat ulat men-jelang kematiannya. Dari. jumlah ulat yang ditemui pada kedua percobaan ternyata 10% diparasit Tachi-nidae. Lalat Tachinidae muncul bersama dengan mulai menyerangnya Pyralidae pada bagian tanam-an, yaitu ketika tanaman berumur 30 hari. Jenis-jenis yang merugikan

Tiga puluh tiga jenis serangga hama yang di-jumpai dapat digolongkan menjadi perusak daun 26 jenis, perusak pucuk 8 jenis, perusak bunga 7 jenis, perusak polong 9 jenis, perusak batang 5 jenis dan perusak akar 1 jenis. Jumlah yang merusak setiap bagian tanaman pada percobaan I dan II berbeda (Tabel II), yang mungkin disebabkan oleh perbedaan musim.

Beberapa jenis perusak daun mempunyai ke-khasan bentuk kerusakan yang ditimbulkan serta memilih tingkat ketuaan daun tertentu. Sejenis kumbang Anthribidae selalu merusak daun pertama dan kedua dengan membentuk garukan kecil pada permukaan atas daun. Selama masih ada pem-bentukan daun pertama, kumbang ini dapat di-temui di pertanaman. Sejenis larva Lepidoptera yang panjangnya 3 - 4 mm, berwarna merah, selalu memilih daun ketiga, keempat dan kelima. Kerusakan yang dibuat larva ini berupa rongga di bawah epidermis permukaan atas. Pada saat

(4)

men-Tabel II. Kehadiran (+) jenis serangga pada bagian tanaman dan jangkanya dalam tingkat umur tanaman tertentu

m m a jenis seranggs

Pengamatan I

igian tanaman Umur tanaman (haii)

Pengamatan II

Umui tanaman (hari)

Anthribidae Ceratia sp. Ceratia coffeae Epilachna sp. Exopholis hypoleuca Agromyza phaseoli Anoplocnemis sp. Anoplocnemis phasiana Brachyplatys sp. Coreidae sp. 1 Dasynus sp. Leptocorixa acuta Myctis sp. Aphis sp. Nezara viridula Riptortus linearis Diacamma pubescens Geometridae sp. 1 Geometiidae sp. 2 Lampides boeticus Lamprosema indicata Cyphosticha coerulea Lymantiidae sp. 1 Lymantridae sp. 2 Maruca testulalis Pyralidae sp. 1 Pyralidae sp. 2 Pyralidae sp. 3 Pyralidae sp. 4 Pyralidae sp. 5 Trygodes sp. Acrida turrita Catantops sp. Tettigonidae sp. 1 Mecopoda sp. Valanga nigricornis - Thripidae

(5)

jelang' pupasi, larva keluar dari rongga sehingga bundaran rongga pecah dan daun mengering. Rongga yang dibuat berbentuk bundaran dengan garis tengah 2 — 3 cm. Pada satu anak daun dapat ditemui 1 — 4 rongga. Larva ini muncul merusak daun setelah tanaman berumur 25 - 35 hari dan 60 - 70 hari dalam kedua percobaan.

Bentuk kerusakan juga dipengaruhi oleh tingkat perkembangan jenis serangga. Belalang Valanga ni-gricornis dan Acrida turrita dalam masa instar per-tama membentuk kerusakan berupa garukan keci] tidak teratur pada permukaan daun. Tetapi instar selanjutnya dan bentuk dewasa belalang membuat kerusakan memotong daun dengan pinggiran po-tongan berbentuk garis lengkung yang rata. A. tur-rita dapat ditemui sepanjang umur tanaman pada kedua percobaan, sedangkan V. nigricomis tidak ditemui ketika tanaman berumur 4 0 - 5 0 hari pada percobaan II.

Jenis-jenis Pyralidae yang paling banyak ditemui ialah Lamprosema indicata dan sejenis Pyralidae lainnya, yaitu + 50 ekor pada satu tanaman. Bentuk kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis ulat ini berupa gulungan atau lipatan daun pada permukaan atas daun hanya merupakan "sarangnya", sedangkan bagian permukaan daun dimakannya dari dalam gulungan.

Kutu daun Aphis sp. banyak ditemui menge-rumuni pucuk tanaman. Pada tanaman muda yang berumur 1 bulan, kutu daun menyerang lebih dari 50% pertanaman. Serangan kutu daun ini menye-babkan pengeritingan daun dan gangguan pertum-buhan yang diperkirakan karena terinfeksi oleh virus yang ditularkan oleh kutu daun (Metcalf et aL 1962). Pada percobaan II, sewaktu tanaman ber-umur 30 hari, 90% tanaman mengalami kekerdilan akibat pasca infeksi serangan kutu yang meng-akibatkan tanaman tak mampu berbunga. Perusak pucuk lainnya seperti belalang Mecopoda sp., larva Pyralidae serta Dasynus sp. dan Nezara viridula tidak menimbulkan akibat kerusakan yang nyata. Dasynus sp. dan N. viridula berperan sebagai pe-rusak pucuk ketika tanaman berumur 65 - 70 hari. Perusak bunga yang paling merugikan ialah Lampides boeticus dan Maruca testulalis. Kedua jenis ulat ini menghabiskan bagian dalam bunga; L. boeticus memasuki bunga dengan membuat lubang di dekat pangkal kuncup bunga, sedangkan M. testulalis merusak bunga yang sudah mekar. M. testulalis dinyatakan sebagai perusak bunga dan

polong yang harus diberantas apabila pada satu bunga atau polong ditemui 2 ekor larva atau lebih (Singh 1965). Selama percobaan ini pada setiap bunga yang diserang kedua jenis ulat tersebut hanya ditemui satu ekor. Jenis penyerang bunga lainnya ialah kutu daun, ulat Pyralidae dan Riptortus linea-ris tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang ber-arti.

Lampides juga ditemui sebagai perusak polong, bahkan sampai tingkat merugikan. Pada Percobaan II terjadi kegagalan untuk memperoleh polong karena ditemui sampai 6 ekor ulat/polong. Lampi-des dikenal sebagai perusak polong (Kalshoven et al 1951) dengan membentuk lubang bergaris tengah 2 - 5 mm. dan menghuni bagian dalam polong. Umumnya pintu lubang masuk ulat dipe-nuhi dengan kotoran hijau atau hitam dan polong menjadi kehilangan daging dan bijinya.

Setelah berumur lebih dari 30 hari sebanyak 75% tanaman mati karena diserang E. hypoleuca. Larva E. hypoleuca muncul setelah tanaman ber-amur 45 hari. Kematian tanaman disebabkan oleh terpotongnya akar tepat di bawah pangkal batang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beberapa serangga pengunjung kacang panjang perlu mendapat perhatian karena cukup merugikan. Musim sangat mempengaruhi keanekaragaman se-rangga yang hadir. Pada musim peralihan dari musim kering ke musim hujan keanekaragaman jenis serangga tinggi, sedangkan di musim hujan lendah. Walaupun demikian penanaman kacang >anjang di musim hujan tidak menguntungkan, Karena munculnya larva E. hypoleuca yang me-matikan dan merajalelanya virus yang disebarkan oleh Aphis sp. dan mengganggu pertumbuhan tana-man, serta munculnya Lampides boeticus yang menggagalkan pembentukan polong. Di samping serangga yang merugikan, keaktifan Apis sebagai serangga penyerbuk pun menurun.

PUSTAKA

AYOADE, K.A. 1975. Recent trend in chemical control of the insect pest complex of cow pea in Western Nigeria. Proceeding of IITA Colabo-rators Meeting on Grain Legume Improvement Ibadan 9-13 June 1975.

DAMMERMAN, K.W. 1929. The agriculture zoo-logy of Malay Archipelago. De Bussy Ltd., Amsterdam.

(6)

KALSHOVEN, LG.E., SODY, S.J.V. & VAN BEM-MEL, A.C.V. 1951. De plagen van de cultuur gewassen in Indonesie II. van Hoeve, Bandung. KAYUMBO, H.J. 1975. Cow pea insect pests in Tanzania. Proceeding of IITA Colaborators Meeting on Grain Legume Improvement Ibadan 9-13 June 1975,

LEFFROY, H.M. 1909. Indian insect life. W. Thacker & Co., London.

MACGREGOR, S.E. 1976. Insect pollination of

cultivated crop plants. Agriculture Handbook No. 496.

METCALF, C.L., FLINT, W.P. & METCALF, R.L. 1962. Destructive and useful insects, McGraw-Hill, New York.

SINGH, S.R. 1975. A proposal for integrated control of cow pea insect pests. Proceedingof IITA Collaborators Meeting on Grain Legume Imvrovement Ibadan 9-13 June 1975. VERNON, F. 1977. Bee keeping. Watson & Liney

Ltd., Aylesbury.

Gambar

Tabel II. Kehadiran (+) jenis serangga pada bagian tanaman dan jangkanya dalam tingkat umur tanaman tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan terhadap tingkat serangan hama pada tanaman kacang panjang dilakukan pada 10 tanaman sampel untuk menentukan persentase daun terserang dan intensitas serangan..

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol daun kacang panjang ( Vigna unguiculata (L.) Walp) terhadap morfometri (perimeter dan diameter) insula

Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada kedua permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul warna coklat muda atau putih pada permukaan

Hasilnya menunjukkan bahwa mulsa plastik berpengaruh sangat baik terhadap intentensitas kerusakan pada daun, kepadatan populasi hama, total jumlah buah sehat dan berat panen

Hasilnya menunjukkan bahwa mulsa plastik berpengaruh sangat baik terhadap intentensitas kerusakan pada daun, kepadatan populasi hama, total jumlah buah sehat dan berat panen

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Pengendalian OPT UPDKS UPDKS Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit Kerugian yang ditimbulkan berupa penurunan produksi sampai 69% pada tahun pertama setelah serangan dan ± 27% pada tahun