• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Pertamina 4.1.1 Tentang PT. Pertamina

Bisnis minyak dan gas di Indonesia merupakan bisnis yang padat modal, padat teknologi serta beresiko tinggi. Terdapat perusahaan-perusahaan lokal dan asing dalam pengelolaan migas di Indonesia. Pada sektor Hulu lokal kita, ada Pertamina dan Medco Energi. Sedangkan di sektor hulu asing (pengeboran minyak mentah) ada Chevron yang dulunya Caltex, BP (British Petroleum), Total Indonesia, Vico (Virginia Oil), Petrochina, CNOOC (China National Oil Corporate), Amerada Hess, Conoco Phillips, Exxonmobil, ENI corporate dari Italy , Premier Oil British, dan lain sebagainya.

PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia (National Oil Company).. Sampai saat ini unit usahanya telah berkembang pesat dari unit eksplorasi, produksi pengolahan, distribusi dan pemasaran migas dan produk-produk turunannya, hingga terbentuk anak-anak perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha. Usaha di Bidang Hulu dan Hilir di bina untuk menjadikan Pertamina sebagai perusahaan migas terbesar dan memiliki kualitas yang terbaik di Indonesia dan dunia internasional.

Perusahaan yang pertama kali berdiri pada tanggal 10 Desember 1957 ini bergerak dibidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Industri minyak di Indonesia dimulai pada awal abad 19. Dari tahun 1871 hingga 1945 dikenal dengan masa ekspoitasi minyak oleh penjajah yang dikuasai oleh Amerika Serikat dan Belanda yang

(2)

pada mulanya diberi nama Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) hingga akhirnya merubah nama menjadi PT Standard Vacuum Petroleum (STANVAC) pada tahun 1947.

Di jaman Jepang usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat pengeboman. Untuk masa perjuangan minyak pra Pertamina dilakukan antara tahun 1945 sampai dengan 1957. Namun selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti.

Pada tahun 1968 Pertamina muncul dengan nama PN Pertamina dimana hasil merger antara PN Permina dan PN Pertamin. Dengan bergulirnya Undang-Undang No.8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No.20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh menteri Hukum dan HAM melalui surat keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003.

Sesuai akta pendiriannya, maksud PT.Pertamina (Persero) adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

PT Pertamina (Persero) memiliki tata nilai perusahaan yang digunakan yaitu : 1. Clean (Bersih)

(3)

Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak menorelansi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Competitive (kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Confident (Percaya diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

4. Customer Focused (Fokus pada pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

5. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, megambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

6. Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan49.

Media yang digunakan dalam penyediaan dan penyampaian informasi mengenai PT.Pertamina (Persero) kepada publiknya adalah media internal Pertamina.

49

Tentang Pertamina, website Pertamina. Diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari http://www.pertamina.com

(4)

Media internal yang digunakan oleh pertamina menyajikan informasi-informasi seputar kegiatan Pertamina yang tersaji dalam beberapa macam jenis media. Media tersebut adalah :

1. Cyber News (versi bahasa Inggris dan Indonesia) 2. Warta Pertamina (majalah bulanan)

3. Media Pertamina (majalah mingguan) 4. Artikel

5. Newsletter Pertamina yang terkirim secara otomatis melalui email ke setiap pelanggannya.

Media internal selama ini memainkan perannya untuk mendukung berlangsungnya sistem komunikasi dalam arah yang berbeda-beda, baik dari atas ke bawah (downwards communication), dari bawah ke atas (upwards communication), horizontal, maupun diagonal (cross communication).

Memaksimalkan media internal merupakan bagian dari proses Public Relations PT Pertamina (Persero), baik sebagai eksternal PR maupun internal PR. Media internal pusat merupakan media komunikasi dan informasi efektif, menyatakan bahwa perusahaan itu ada dinamika dan perubahan dari waktu ke waktu. Selain perlunya memaksimalkan media Internal unit, keberadaan media internal pusat sangat strategis bagi setiap unit untuk mempublikasikan kegiatan unitnya ke seluruh fungsi perusahaan sesuai dengan ruang distribusinya yang lebih luas hingga ke beberapa lembaga DPR, Pemerintah, dan media massa50.

50

Media Pertamina, Citra via media internal, website Pertamina. Diakses pada tanggal 19 April 2010 dari http://www.pertamina.com

(5)

Unit yang rajin dan sangat rajin mempublikasikan berita kegiatan positif unitnya akan memperoleh manfaat yang tidak terkira keaktifannya itu. Karena mereka telah membuka pintu dan jendela keterbukaan kepada shareholder-nya.

Efektivitas sebuah media adalah dipandang, dipercaya dan diperhitungkan. Dengan demikian maka misi yang disampaikan media akan efektif dan berpotensi menciptakan persepsi-persepsi publik yang diinginkan oleh media tersebut51.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Pertamina 1) Visi PT Pertamina (Persero)

Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia.

2) Misi PT Pertamina (Persero)

1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia serta usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina.

2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.

3. Memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

51

Media Pertamina, Kredibilitas, website Pertamina. Diakses pada tanggal 19 April 2010 dari http://www.pertamina.com

(6)

4.1.3. Kegiatan Usaha PT. Pertamina

Kegiatan usaha Pertamina terbagi menjadi dua sektor yaitu usaha Hulu dan usaha Hilir, serta di tunjang oleh kegiatan Anak-anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan (joint Operating Body).

Usaha Hulu Pertamina berfungsi sebagai sub holding yang membawahi seluruh usaha Pertamina di sektor energi Hulu dan bertekad menjadi pelaku usaha Hulu migas kelas dunia. Sebagai bagian dari perseroan, usaha Hulu bertugas untuk mengelola unit-unit usaha di sektor energi Hulu. Kegiatan usahanya meliputi eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari berbagai jenis sumber daya, seperti minyak, gas dan panas bumi, serta rumpun usaha terkait lainnya, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Dalam usaha Hilir terdiri dari Pengolahan yang memiliki unit bisnis pengadaan , Pemasaran dan Niaga yang memilki unit bisnis Produk kami, MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar data Keselamatan Bahan, dan Perkembangan harga52.

Usaha Hulu PT. Pertamina (Persero) terdiri dari beberapa anak perusahaan yaitu : 1. PT. Pertamina EP (PEP). Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi.

Pertamina EP juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan usaha tersebut di atas.

2. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) yang menangani kegiatan usaha geothermal.

52

(7)

3. PT. Pertagas merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.

4. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya.

Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi 2014 yaitu: Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream Energy Company).

5. Drilling Service Hulu (DS) merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Usaha Hulu, yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover.

6. Exploration and Production Technology Center (EPTC) dibentuk pada 27 September 2006. Aktivitasnya difokuskan dalam aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna.

4.1.4. Pertamina EPTC dan Manajemen Data

Direktorat Hulu bersama dengan salah satu unit bisnisnya yaitu Exploration and Production Technology Center (EPTC) telah menyusun rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) 2007-2014, dengan target pada 2014 menjadi "World Class Diversified Upstream Energy Enterprise".

(8)

Pertamina EPTC sebagai salah satu unit usaha bisnis Hulu PT. Pertamina (Persero) yang dibentuk pada 27 September 2006 menetapkan visi dan misi untuk tahun 2014 yaitu :

1) Misi Pertamina EPTC

Menyediakan EP technology solution yang andal, cepat, dan tepat guna. 2) Visi Pertamina EPTC

Menjadi “Center of Excellence Technology” bagi kegiatan Hulu dengan kemampuan teknologi EP (eksplorasi dan produksi) berkelas dunia. Wujud dari visi tersebut adalah tercapainya standar kelas dunia untuk sistem manajemen informatika, kemampuan sumber daya manusia, fasilitas pusat teknologi, kapabilitas teknologi, dan rumah software eksklusif.

Bagi Pertamina (Persero), EPTC memiliki kedudukan yang penting karena sebagai pusat teknologi untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Dilengkapi dengan sumber daya manusia yang kompeten, EPTC menyediakan akses pelayanan data yang nyaman dan terlengkap bagi seluruh wilayah kerja PT. Pertamina (Persero). Selain itu EPTC selalu terfokus pada inovasi teknologi untuk meningkatkan siklus kerja, meningkatkan akurasi data dan meningkatkan keyakinan dari pengeboran prospek sehingga meminimalkan resiko dalam setiap kegiatan eksplorasi.

Saat ini, perusahaan-perusahaan dibawah Usaha Hulu EPTC utama adalah pelanggan, meskipun demikian, perkembangan bisnis EPTC masih besar. Hingga 2007, EPTC diserap hanya 25 % dari total produksi dan eksplorasi teknologi. Oleh karena itu EPTC menargetkan menyerap 100 % dari eksplorasi dan teknologi produksi dengan kemampuan World Class Technology.

(9)

EPTC memiliki lima peran dalam menyediakan teknologi eksplorasi dan produksi untuk para pelanggannya. Peran mereka adalah :

1. Technical Service 2. Technical Development 3. Standarisasi Teknologi 4. Profesional Development

5. Reserve management and Data Management Center.

Kegiatan manajemen data yang dijalankan oleh Pertamina EPTC memiliki peraturan agar dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan memberikan hasil yang diharapkan.

Data-data yang dimiliki merupakan aset bagi EPTC dan Pertamina yang harus dijaga dengan baik agar tidak jatuh serta disalahgunakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Data-data yang berada di Pertamina EPTC merupakan data yang diolah dari beberapa pecahan data hingga menghasilkan data yang lengkap. Data tersebut berupa data seismik, data navigasi, data digitasi sumur, remastering data dan sebagainya. Data-data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan program-program yang dibuat untuk melakukan manajemen data.

Data-data yang berada di EPTC merupakan data yang berasal dari berbagai area-area yang dimilliki oleh PT.Pertamina (Persero) yang kemudian akan dikelompokkan berdasarkan region yaitu Region Sumatera, Jawa, KTI (Kawasan Timur Indonesia), area overseas atau diluar wilayah negara Indonesia seperti Irak, Iran, Libya, Sudan dan sebagainya.

(10)

Manajemen data Pertamina EPTC (Exploration and Production Technology Center) dilakukan oleh beberapa unit tim kerja yaitu Petrobank, Remastering Data, Geoprobe, GIS, Processing data dan sebagainya. Semua bagian memiliki tanggung jawab masing-masing melakukan pekerjaan pengolahan data dengan menggunakan program.

Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tim-tim di Pertamina EPTC memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik. Untuk memperoleh data, Pertamina EPTC dapat meminta dan menerima dari unit bisnis Hulu Pertamina lainnya yang memiliki lapangan eksplorasi atau dapat diperoleh dari perusahaan migas lainnya yang mempunyai kerja sama dengan Pertamina.

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk melakukan manajemen data Pertamina EPTC. Dimulai dengan pengumpulan data-data kemudian dilakukan prosesing data hingga disimpan kedalam disk yang memiliki kapasitas besar atau media lainnya seperti tape cartridge, exabyte dan sebagainya.

Berbagai macam cara dilakukan Pertamina EPTC dalam rangka memajukan usaha bisnis EPTC. EPTC membuat rencana dan program agar publik EPTC dapat menerima dan mau menjalankan peraturan yang telah dibuat manajemen EPTC.

Pihak Pertamina EPTC mengadakan pertemuan-pertemuan dan melakukan presentasi dengan para klien atau publik eksternal Pertamina EPTC untuk menjelaskan peraturan manajemen data EPTC dengan baik dan benar, menjadwalkan acara kunjungan bagi para klien EPTC agar dapat melihat secara langsung kegiatan manajemen data dan lain sebagainya. Program-program dilaksanakan dengan tujuan agar semua publik mengerti dan menerima manajemen data Pertamina EPTC.

(11)

Pengguna data EPTC terdiri dari unit-unit bisnis PT Pertamina termasuk EPTC sendiri dan perusahaan migas asing di Indonesia. Unit bisnis Hulu Pertamina merupakan bagian yang sering menggunakan data di EPTC. Unit bisnis Hulu terdiri dari PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Pertagas, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Drilling Service Hulu (DS). Sedangkan unit bisnis yang paling banyak melakukan penggunaan data adalah unit bisnis Hulu Pertamina EP. Mereka sering mengirimkan dan meminta data kepada EPTC karena Pertamina EP merupakan unit bisnis Hulu yang terbesar dalam mengelola eksplorasi dan produksi migas Pertamina.

Pertamina EP saat ini merupakan sub holding perusahaan Pertamina yang dibentuk untuk menjalankan usaha Persero di dalam pengelolaan lahan migas pada wilayah kerja, non wilayah kerja (kelompok usaha gas dan jasa geothermal) serta jasa operasi eksplorasi dan produksi migas53.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Responden

Data yang didapat dan terkumpul dari hasil penelitian adalah 92 responden, dimana jumlah tersebut diambil dari responden pengguna data EPTC yang paling sering dan paling banyak yaitu PT.Pertamina EP yang merupakan sampel dari penelitian yang berjudul “Efektivitas komunikasi eksternal di Pertamina dalam menerapkan manajemen

53

Media Pertamina, PT Pertamina EP pun bergerak, website Pertamina. Diakses pada tanggal 11 Juli 2009 dari http://www.pertamina.com

(12)

data”. Penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 1 s/d 15 September 2009, dengan target responden karyawan Pertamina EP.

Berikut adalah tabel serta pembahasan mengenai identitas 92 responden yang merupakan sampel dari penelitian.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Laki-laki 55 59.8

2 Perempuan 37 40.2

Jumlah (n) 92 100 %

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden laki-laki sebanyak 55 orang atau sama dengan 59,8 %, sedangkan untuk responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang atau sama dengan 40,2 %. Apabila melihat data yang tertera pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki jumlahnya lebih besar.

2. Usia

Perolehan data mengenai usia responden dari lapangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 4.2. Usia Responden

No Usia Frekuensi Persentase (n = 92)

1 < 20 Th 1 1

2 20 - 30 Th 41 44.6

(13)

4 > 40 – 50 Th 9 9.8

5 > 50 Th 2 2.2

Jumlah (n) 92 100 %

Melihat data pada tabel di atas, jumlah responden dengan usia kurang dari 20 tahun 1 orang atau sama dengan 1 %, sedangkan jumlah responden yang memiliki usia antara 20 sampai dengan 30 tahun adalah 41 orang atau sama dengan 44,6 %.

Jumlah responden dengan usia lebih dari 30 hingga 40 tahun adalah 39 orang atau sama dengan 42,4 %. Sedangkan untuk jumlah responden dengan rentang usia lebih dari 40 sampai dengan 50 tahun adalah 9 orang atau sama dengan 9,8 %. Responden yang memiliki usia lebih dari 50 tahun berjumlah 2 orang atau sama dengan 2,2 %.

Berdasarkan keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang berusia antara 20 sampai dengan 30 tahun memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan responden dengan usia yang lainnya.

3. Pendidikan Terakhir

Perolehan data di lapangan mengenai pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 4.3. Pendidikan Terakhir Responden

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (n = 92)

1 D3 19 20.7 2 S1 51 55.4 3 S2 21 22.8 4 S3 0 0 5 Lainnya 1 1.1 Jumlah (n) 92 100 %

(14)

Berdasarkan tabel di atas, Jumlah responden yang memiliki latar belakang pendidikan D3 (Diploma 3) adalah 19 orang atau sama dengan 20,7 %, sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 (Strata 1) yaitu 51 orang dengan persentase 55,4 %. Untuk responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 berjumlah 21 orang dimana dengan persentase yaitu 22,8 %.

Responden dengan tingkat pendidikan S3 (Strata 3) yaitu 0 %, sedangkan untuk pilihan lainnya terdapat 1 orang responden dengan persentase 1,1 %. Apabila melihat hasil yang didapat dari tabel di atas maka dapat disimpulkan

bahwa responden yang paling banyak dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 (Strata 1).

4.2.2. Efektivitas

Hasil dari penelitian mengenai “Efektivitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di Pertamina EPTC” dibagi dalam beberapa dimensi yaitu penerima komunikasi, isi pesan, ketepatan waktu, media komunikasi dan sumber pesan.

Perolehan data di lapangan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini :

A. Penerima Komunikasi (Receiver) 1. Target penerima pesan

Perolehan data dari lapangan mengenai target penerima pesan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(15)

Tabel. 4.4. Target penerima pesan telah sesuai

No Target penerima pesan telah sesuai

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 3 3.3

3 Ragu-Ragu 24 26.1

4 Setuju 52 56.5

5 Sangat Setuju 13 14.1

Jumlah (n) 92 100 %

Melihat hasil tabel di atas, Jumlah responden yang sangat setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai adalah 13 orang atau 14,1 %, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 52 orang atau sama dengan 56,5 %.

Responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 24 orang dengan persentase 26,1 % dan yang memilih tidak setuju sebanyak 3 orang atau 3,3 %. Para responden tidak ada yang memilih sangat tidak setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai. Apabila melihat hasil di atas, responden lebih banyak yang memilih setuju bahwa target penerima pesan manajemen data EPTC telah sesuai.

2. Kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna

Data yang diperoleh dari responden di lapangan dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 4.5. Kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna No Informasi manajemen data EPTC

sesuai dengan kebutuhan pengguna data

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

(16)

3 Ragu-Ragu 26 28.3

4 Setuju 52 56.5

5 Sangat Setuju 13 14.1

Jumlah (n) 92 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih setuju bahwa informasi manajemen data EPTC sesuai dengan kebutuhan pengguna data. Jumlah responden yang memilih setuju berjumlah 52 orang dengan persentase 56,5 %. Di urutan kedua responden memilih sangat setuju dengan jumlah 13 orang atau 14,1 %.

Responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 26 orang atau sama dengan 28,3 %, sedangkan jumlah responden yang memilih tidak setuju bahwa informasi manajemen data tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna data hanya 1 orang atau 1,1 % dan yang memilih sangat tidak setuju adalah 0%.

3. Informasi manajemen data mendukung pekerjaan pengguna

Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai informasi manajemen data EPTC mendukung pekerjaan pengguna data dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 4.6. Informasi manajemen data mendukung pekerjaan pengguna

No Informasi manajemen data EPTC mendukung pekerjaan pengguna data

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 0 0

3 Ragu-Ragu 22 23.9

4 Setuju 56 60.9

5 Sangat Setuju 14 15.2

Jumlah (n) 92 100 %

Hasil yang dapat dilihat berdasarkan tabel, responden hanya memilih ragu-ragu, setuju dan sangat setuju. Untuk responden yang memilih sangat tidak setuju dan tidak

(17)

setuju mengenai informasi manajemen data EPTC mendukung pekerjaan pengguna data berjumlah 0 %.

Frekuensi yang paling besar adalah responden yang memilih setuju dengan jumlah 56 orang atau sama dengan 60,9 %, sedangkan yang kedua yaitu yang

memilih ragu-ragu dengan jumlah 22 orang atau 23,9 %. Untuk yang ketiga yaitu responden yang memilih sangat setuju bahwa informasi EPTC mendukung pekerjaan pengguna data dengan jumlah 14 orang atau sama dengan 15,2 %.

B. Isi Pesan (Content) 4. Kejelasan isi pesan

Perolehan data dari lapangan mengenai kejelasan isi pesan manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 4.7. Isi pesan yang disampaikan jelas

No Isi pesan manajemen data EPTC yang disampaikan jelas

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 2 2.2

3 Ragu-Ragu 30 32.6

4 Setuju 54 58.7

5 Sangat Setuju 6 6.5

Jumlah (n) 92 100 %

Berdasarkan tabel, responden memilih setuju bahwa isi pesan manajemen data yang disampaikan sudah jelas. Jumlah responden yang memilih setuju berjumlah 54 orang dengan persentase sebesar 58,7 % dan yang memilih sangat setuju sebanyak 6 orang atau 6,5 %.

(18)

Responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 30 orang atau sama dengan 32,6 %. Untuk jumlah responden yang memilih tidak setuju bahwa isi pesan manajemen data yang disampaikan sudah jelas hanya berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju 0%.

5. Pesan yang disampaikan adalah pesan penting

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel. 4.8. Pesan yang disampaikan

No Pesan yang disampaikan merupakan pesan-pesan yang penting mengenai

manajemen data EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 3 3.3

3 Ragu-Ragu 23 25.0

4 Setuju 54 58.7

5 Sangat Setuju 12 13.0

Jumlah (n) 92 100 %

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih setuju bahwa pesan yang disampaikan oleh manajemen data EPTC merupakan pesan-pesan yang penting bagi pengguna data.

Frekuensi terbesar pada tabel di atas adalah responden yang memilih setuju dengan jumlah 54 orang atau 58,7 %, yang kedua adalah jumlah responden yang memilih ragu-ragu yaitu 23 orang atau sama dengan 25 %. Yang ketiga adalah responden yang memilih sangat setuju bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh manajemen data EPTC itu penting bagi pengguna data dengan jumlah 12 orang atau dengan persentase sebesar

(19)

13 %. Responden yang memilih tidak setuju hanya 3 orang atau 3,3 % dan yang memilih sangat tidak setuju 0 %.

6. Bahasa dan istilah yang digunakan

Data yang diperoleh dari lapangan dan hasil penelitian dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 4.9. Bahasa dan istilah yang digunakan

No Pesan manajemen data EPTC menggunakan bahasa dan istilah yang

mudah dimengerti

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 5 5.4

3 Ragu-Ragu 32 34.8

4 Setuju 48 52.2

5 Sangat Setuju 7 7.6

Jumlah (n) 92 100 %

Berdasarkan hasil tabel di atas responden lebih banyak memilih setuju bahwa pesan manajemen data EPTC telah menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh pengguna data.

Jumlah responden yang memilih sangat setuju hanya 7 orang atau 7,6 % dan jumlah responden yang memilih setuju sebanyak 48 orang atau 52,2 %. Walaupun banyak responden yang memilih setuju namun jumlah responden yang memilih ragu-ragu juga cukup banyak yaitu 32 orang atau dengan 34,8 %. Sedangkan yang memilih tidak setuju hanya 5 orang atau sama dengan 5,4 % dan untuk yang memilih sangat tidak setuju 0 %.

(20)

C. Ketepatan waktu (timing) 7. Update manajemen data EPTC

Berdasarkan perolehan hasil dari lapangan mengenai update manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel. 4.10. Update manajemen data EPTC

No Informasi manajemen data EPTC selalu diupdate

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 2 2.2

3 Ragu-Ragu 40 43.5

4 Setuju 40 43.5

5 Sangat Setuju 10 10.8

Jumlah (n) 92 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memilih setuju dan ragu-ragu memiliki jumlah yang sama besar yaitu 40 orang atau sama dengan 43,5 %. Sedangkan responden yang memilih sangat setuju hanya 10 orang atau 10,9 %. Untuk responden yang memilih tidak setuju berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak semua responden menyatakan bahwa informasi manajemen data EPTC selalu di update, karena masih banyak yang memilih ragu-ragu mengenai informasi manajemen data EPTC itu selalu diupdate.

(21)

8. Kecepatan pengiriman informasi

Data yang diperoleh dari lapangan mengenai kecepatan pengiriman informasi manajemen data EPTC dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 4.11. Kecepatan pengiriman informasi manajemen data EPTC

No Informasi manajemen data EPTC selalu dikirim dengan cepat

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 6 6.5

3 Ragu-Ragu 37 40.2

4 Setuju 42 45.7

5 Sangat Setuju 7 7.6

Jumlah (n) 92 100 %

Tabel menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa informasi manajemen data EPTC selalu dikirim dengan cepat.

Jumlah responden yang memilih setuju sebanyak 42 orang atau 45,7 % dan yang memilih sangat setuju berjumlah 7 orang atau 7,6 %. Sedangkan jumlah responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 37 orang atau 40,2 %.

Responden yang memilih tidak setuju bahwa informasi manajemen data EPTC dikirim dengan cepat memiliki jumlah sedikit yaitu 6 orang atau sama dengan 6,5 % dan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada responden yang memilih.

D. Media Komunikasi (media) 9. Memo sebagai media penunjang

(22)

Tabel. 4.12. Penggunaan memo sebagai media penunjang

No Penggunaan memo adalah media penunjang yang tepat untuk

manajamen data EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 1 1.1

3 Ragu-Ragu 29 31.5

4 Setuju 53 57.6

5 Sangat Setuju 9 9.8

Jumlah (n) 92 100 %

Dilihat pada data yang ada pada tabel di atas, responden yang memilih sangat setuju hanya 9 orang atau 9,8 %, sedangkan jumlah responden yang memilih setuju bahwa memo merupakan media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC berjumlah 53 orang atau sama dengan 57,6 %.

Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah agak banyak yaitu 29 orang atau 31,5 %, sedangkan untuk responden yang memilih tidak setuju 1 orang atau dengan 1,1 % dan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih.

Kesimpulan yang didapat dari hasil di atas, sebagian besar responden memilih setuju bahwa memo sebagai media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC.

10. Email sebagai media penunjang

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : Tabel. 4.13. Penggunaan email sebagai media penunjang No Penggunaan email adalah media

penunjang yang tepat untuk manajamen data EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 12 13.0

3 Ragu-Ragu 12 13.0

(23)

5 Sangat Setuju 10 10.9

Jumlah (n) 92 100 %

Tabel di atas menunjukkan hasil dimana responden sebagian besar memilih setuju email merupakan media penunjang yang tepat untuk manajemen data EPTC.

Jumlah responden yang memilih sangat setuju sebanyak 10 orang atau sama dengan 10,9 %, sedangkan yang memilih setuju 58 orang atau dengan persentase sebanyak 63 %.

Responden yang memilih ragu-ragu dan tidak setuju memiliki jumlah yang sama yaitu 12 orang atau sama dengan 13 %, sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju tidak ada.

Kesimpulan yang didapat adalah responden setuju apabila email merupakan media penunjang yang tepat bagi manajemen data EPTC.

11. Disk sebagai media penunjang pengiriman data EPTC

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai disk sebagai media penunjang manajemen data EPTC adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.14. Penggunaan disk sebagai media pengiriman data EPTC

No Penggunaan disk (flash disk, external dll) adalah media penunjang yang tepat

untuk pengiriman data EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 1 1.1

2 Tidak setuju 8 8.7

3 Ragu-Ragu 35 38.0

4 Setuju 41 44.6

5 Sangat Setuju 7 7.6

(24)

Dapat dilihat hasil tabel menunjukkan bahwa responden yang memilih sangat setuju sebanyak 7 orang atau 7,6 %, yang memilih setuju berjumlah 41 orang atau 44,6 %. Sedangkan jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 35 orang atau sama dengan 38 %, yang memilih tidak setuju 8 orang atay 8,7 % dan yang memilih sangat tidak setuju hanya 1 orang atau 1,1 %.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil yang didapat adalah jumlah responden lebih banyak yang memilih setuju bahwa disk merupakan media yang tepat untuk pengiriman data EPTC.

E. Sumber Pesan (Source)

12. EPTC memberikan informasi yang faktual

Perolehan data dari lapangan tentang EPTC memberikan informasi yang faktual adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.15. EPTC memberikan informasi yang faktual

No Manajemen data EPTC dapat dipercaya dalam memberikan

informasi yang faktual

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 1 1.1

3 Ragu-Ragu 21 22.8

4 Setuju 55 59.8

5 Sangat Setuju 15 16.3

Jumlah (n) 92 100 %

Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden yang memilih sangat setuju sebanyak 15 orang atau sama dengan 16,3 %, sedangkan yang setuju sebanyak 55 orang atau dengan persentase yaitu 59,8 %.

(25)

Responden yang memilih ragu-ragu manajemen data dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual adalah 21 orang atau sama dengan 22,8 %, dan responden yang memilih tidak setuju hanya 1 orang atau 1,1 % sedangkan untuk pernyataan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih.

Kesimpulannya, jumlah responden yang setuju lebih banyak dibandingkan dengan yang ragu-ragu dan tidak setuju bahwa manajemen data EPTC dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual.

13. Sumber pesan EPTC

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai sumber pesan EPTC adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.16. Sumber pesan EPTC

No Sumber pesan adalah orang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen data EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 2 2.2

3 Ragu-Ragu 31 33.6

4 Setuju 42 45.7

5 Sangat Setuju 17 18.5

Jumlah (n) 92 100 %

Dilihat dari hasil pada tabel di atas, jumlah responden lebih banyak yang memilih setuju yaitu 42 orang atau sama dengan 45,7 % dan yang memilih sangat setuju berjumlah 17 orang atau dengan peresentase 18,5 %.

(26)

Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah cukup banyak yaitu 31 orang atau sama dengan 33,7 %, yang memilih tidak setuju 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.

Kesimpulan yang didapat adalah sebagian besar responden lebih banyak yang memilih setuju disbandingkan tidak setuju atau ragu-ragu bahwa sumber pesan adalah orang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai manajemen data EPTC.

14. Sumber utama EPTC

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut : Tabel. 4.17. Sumber utama EPTC

No Sumber pesan yang utama adalah orang-orang bagian Data dan

Geomatika EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 5 5.4

3 Ragu-Ragu 27 29.4

4 Setuju 50 54.3

5 Sangat Setuju 10 10.9

Jumlah (n) 92 100 %

Dari data yang diperoleh, jumlah responden yang memilih sangat setuju adalah 10 orang atau 10,9 %, sedangkan yang memilih setuju yaitu 50 orang atau sama dengan 54,3 %.

Jumlah responden yang memilih ragu-ragu berjumlah 27 orang atau sama dengan 29,3 %, sedangkan yang memilih tidak setuju yaitu 5 orang atau sama dengan 5,4 % dan tidak ada responden yang memilih sangat tidak setuju.

(27)

Kesimpulan yang didapat adalah jumlah responden sebagian besar memilih setuju bahwa Sumber pesan yang utama adalah orang-orang bagian Data dan Geomatika EPTC.

15. Data dan Geomatika EPTC

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan mengenai Data dan Geomatika sebagai sumber pesan EPTC adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.18. Data dan Geomatika EPTC

No Bagian Data dan Geomatika EPTC merupakan sumber pesan yang paling memahami mengenai manajemen data

EPTC

Frekuensi Persentase (n = 92)

1 Sangat tidak setuju 0 0

2 Tidak setuju 2 2.2

3 Ragu-Ragu 23 25.0

4 Setuju 55 59.8

5 Sangat Setuju 12 13.0

Jumlah (n) 92 100 %

Data pada tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah yang memilih setuju yaitu berjumlah 55 orang atau sama dengan 59,8 %, sedangkan yang memilih sangat setuju adalah 12 orang atau sama dengan 13 %.

Jumlah responden yang memilih ragu-ragu memiliki jumlah 23 orang atau dengan persentase 25 %, sedangkan yang memilih tidak setuju berjumlah 2 orang atau 2,2 % dan yang memilih sangat tidak setuju tidak ada.

Kesimpulannya adalah responden lebih banyak memilih setuju bahwa Data dan Geomatika EPTC merupakan sumber pesan yang paling memahami mengenai manajemen data EPTC.

(28)

4.3. Pembahasan

Penelitian mengenai efektivitas komunikasi eksternal manajemen data Pertamina EPTC menggunakan lima dimensi yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), sumber pesan (source). Dimensi-dimensi tersebut digunakan untuk mengetahui hasil dari efektivitas komunikasi eksternal EPTC kepada publiknya.

Menurut Andre Harjana dalam bukunya Audit Komunikasi terdapat enam kriteria yang dapat dijadikan sebagai pengukur efektivitas komunikasi yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), sumber pesan (source) . Namun dalam penelitian “ Efektivitas Komunikasi Eksternal di Pertamina EPTC dalam Menerapkan Manajemen Data” hanya lima kriteria yang digunakan yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), sumber pesan (source).

Kriteria yang tidak dipakai dalam penelitian adalah format. Kriteria ini format dalam efektivitas komunikasi eksternal yaitu mengenai struktur efektivitas yang diterima dan dikirim kepada publik EPTC

Melakukan pengukuran efektivitas komunikasi eksternal dalam penelitian ini tidah membutuhkan format karena publik Pertamina EPTC tidak membutuhkan strukur dari efektivitas komunikasi eksternal yang dijalankan EPTC melainkan isi pesan, media dan sumber pesan yang paling dibutuhkan oleh public EPTC. Yang terpenting bagi public EPTC bahwa informasi manajemen data EPTC yang disampaikan oleh sumber pesan EPTC benar dan sesuai dengan kebutuhan public EPTC.

(29)

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian akan membantu untuk menunjukkan hasil penelitian yang didapat apakah efektif atau tidak. Kriteria-kriteria digunakan dalam kuesioner yang disebar kepada responden Pertamina EPTC. Responden tersebut adalah Pertamina EP sebagai pengguna data terbanyak di Pertamina EPTC.

Melihat hasil yang didapat dari kuesioner, peneliti dapat menjelaskan kriteria mana yang dianggap paling efektif dan paling tidak efektif dalam efektivitas komunikasi eksternal EPTC ini.

Lima kriteria yang digunakan oleh peneliti dalam pengukuran penelitian efektivitas ini dan kriteria pertama yang dianggap paling efektif dalam pengukuran efektivitas komunikasi eksternal ini adalah sumber pesan (source). Sumber pesan (source) dikatakan sebagai kriteria yang paling efektif karena sumber dalam penelitian ini yaitu bagian Data dan Geomatika adalah sumber yang paling dipercaya dalam memberikan informasi mengenai manajemen data EPTC kepada publik.

Sumber-sumber EPTC ini adalah sumber daya yang terpilih, yang mengerti dan memahami mengenai data-data yang ada di Pertamina EPTC sehingga mereka bisa memberikan informasi yang akurat dan faktual kepada seluruh publik EPTC yang memang membutuhkan informasi mengenai manajemen data EPTC. Untuk sumber pesan yang ada di EPTC ini rata-rata adalah orang-orang yang memiliki pengalaman yang cukup lama dalam bidang manajemen data-data perminyakan di Pertamina.

Melihat hasil perhitungan dari empat pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai sumber pesan EPTC ini, para responden lebih banyak yang menyatakan setuju bahwa sumber pesan EPTC ini telah memberikan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh publik.

(30)

Kriteria kedua yang dianggap efektif dalam pengukuran penelitian ini adalah isi pesan (content). Isi pesan dianggap efektif karena pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC kepada publiknya jelas, tidak bertele-tele, menggunakan bahasa dan istilah yang dapat dimengerti oleh semua publik EPTC, serta memberikan informasi penting yang dibutuhkan mengenai manajemen data.

Pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC berisi mengenai tata cara manajemen data EPTC, bagaimana data-data diterima, diolah dan disimpan oleh EPTC.

Pesan manajemen data menjelaskan mengenai bagaimana sumber daya EPTC melakukan manajemen data dengan baik dan benar. Selain itu isi pesan yang dijadikan dalam pengukuran penelitian ini juga cukup efektif bagi para publik EPTC karena mereka mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan para sumber pesan manajemen data EPTC yang cukup lengkap.

Hasil yang didapat dari tiga pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner menunjukkan responden lebih banyak memilih setuju bahwa isi pesan yang disampaikan oleh Pertamina EPTC kepada publik telah cukup sesuai dengan yang mereka inginkan.

Kriteria ketiga yang dianggap efektif adalah ketepatan waktu (timing). Ketepatan waktu ini adalah poin ketiga yang efektif dalam pengukuran efektivitas komunikasi eksternal karena pesan-pesan atau informasi mengenai manajemen data EPTC selalu di update dan selalu dikirim dengan cepat kepada para publik EPTC.

Para publik yang membutuhkan mengenai informasi manajemen data EPTC akan dikirim secepatnya oleh pihak EPTC. Ketepatan waktu ini tidak bisa dikatakan yang paling efektif karena melihat hasil dari dua pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner

(31)

kepada para responden menunjukkan ada keragu-raguan dari publik EPTC mengenai informasi manajemen data yang selalu diupdate.

Kriteria keempat yang didapat oleh peneliti dari hasil pengukuran efektivitas ini adalah media komunikasi (media). Media komunikasi ini adalah media-media yang dipakai oleh Pertamina EPTC dalam melakukan manajemen data. Adanya penggunaan memo dan email dalam penyampaian informasi mengenai manajemen data serta penggunaan disk (flash disk, external disk, compact disc, dan lain sebagainya) untuk pengiriman data-data yang ada di EPTC kepada publiknya.

Melihat hasil dari penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap media komunikasi yang digunakan oleh EPTC saat ini sudah cukup efektif namun seiring dengan perkembangan jaman, teknologi akan semakin canggih dan lebih beragam yang dapat digunakan untuk sarana media komunikasi manajemen data Pertamina EPTC. Oleh karena itu, media komunikasi ini tidak dapat dikatakan yang paling efektif dalam pengukuran penelitian ini.

Kriteria kelima atau terakhir yang dianggap paling tidak efektif dalam pengukuran penelitian efektivitas komunikasi eksternal ini adalah penerima komunikasi (receiver). Penerima komunikasi ini dikatakan paling tidak efektif karena mereka merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh Pertamina EPTC dalam penerapan manajemen data.

Hasil pengukuran melalui kuesioner memang menunjukkan sebagian besar setuju bahwa manajemen data EPTC ini telah sesuai targetnya, kebutuhan pengguna datanya dan mendukung pekerjaan pengguna datanya, namun karena banyaknya jumlah publik EPTC dengan berbagai macam budaya, sifat dan karakter sehingga menimbulkan masalah yang paling komplek dan membutuhkan waktu yang paling lama untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Oleh karena itu kriteria penerima komunikasi ini dianggap paling tidak efektif dalam pengukuran penelitian efektivitas.

(32)

Efektivitas komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Pertamina EPTC akan menunjukkan seberapa besar publik EPTC menerima dan menerapkan manajemen data EPTC dengan baik dan benar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian menunjukkan dimana jawaban yang dipilih sebagian besar responden menunjukkan hasil yang positif atas efektivitas komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Pertamina EPTC.

Hasil penelitian memang menunjukkan nilai yang positif dan sebagian besar responden yang mengisi kuesioner memilih pernyataan setuju bahwa Pertamina EPTC telah berhasil menjadi bagian manajemen data yang dapat di andalkan, dipercaya informasinya. Namun ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu bahwa komunikasi eksternal manajemen data sudah sesuai sebagai bagian manajemen data di perusahaan Pertamina yang dapat memenuhi kebutuhan publiknya.

Menerapkan manajemen data Pertamina EPTC kepada publiknya bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagian Data dan Geomatika yang telah ditunjuk sebagai bagian yang akan memberikan informasi mengenai manajemen data kepada publik Pertamina EPTC dan didukung oleh sumber daya pilihan serta teknologi kebumian tetap mendapat berbagai hambatan, walaupun kegiatan komunikasi eksternal terus dilaksanakan. Waktu yang diperlukan untuk menerapkan manajemen data kepada publik EPTC sangat panjang dengan berbagai macam proses serta hasil.

Menerapkan manajemen data Pertamina EPTC kepada publiknya dibutuhkan berbagai upaya komunikasi eksternal yang efektif, komunikatif, persuasif dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan manajemen data EPTC sehingga penerapan

(33)

manajemen data dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Apabila tujuan telah tercapai maka kegiatan manajemen data dapat berjalan sesuai misi dan visi Pertamina EPTC dan memberikan keuntungan bagi salah satu anak perusahaan PT. Pertamina ini.

Pengukuran kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan telah didapat hasil dari kuesioner tersebut. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu efektivitas komunikasi eksternal.

Pengumpulan data dalam bentuk penyebaran kuesioner. Data tersebut disebarkan kepada 92 responden kemudian dilakukan rekapitulasi dalam bentuk tabel data (terlampir) dan mendapatkan total jumlah dari 15 pertanyaan adalah 5159.

Peneliti melakukan penjumlahan seluruh data kuesioner yang telah terkumpul. Data tersebut di jumlahkan hasilnya atau skornya. Dari 92 responden tersebut didapat hasil skor sebagai berikut :

Jumlah skor batas bawah :

skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan : 1 x 92 x 15 = 1380 (STS) Jumlah skor batas atas :

skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan = 5 x 92 x 15 = 6900 (SS) Range (R) = data tertinggi (6900) – data terendah (1380) = 5520

Melakukan pengukuran untuk pendapat responden mengenai efektifitas komunikasi eksternal manajemen data EPTC, peneliti menggunakan distribusi kuartil atau Quartile Deviation.

(34)

Perhitungan kuartil dimulai dengan mencari titik yang membagi keseluruhan data yaitu Q1, Q2, Q3 dari data responden yang didapat. Untuk mencari deviasi kuartil digunakan beberapa rumus untuk mendapatkan hasilnya.

Berdasarkan rumus kuartil, didapat hasil data sebagai berikut :

Q1 (Quartil 1) = 1380 + 4 5520 = 2760 Q2 (Quartil 2) = 1380 + 2 5520 = 4140 Q3 (Quartil 3) = 1380 + 4 3 . 5520 = 5520

Data yang diperoleh dari 92 responden mengenai efektifitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di Pertamina EPTC, apabila dideskripsikan secara kontinum dapat dilihat sebagai berikut :

Q1 Q2 Q3

1380 2760 4140 5520 6900 (STS) (TS) (RR) 5159 (S) (SS)

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari item kuesioner total skor responden yang berjumlah 5159, maka dapat dikatakan bahwa efektifitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data Pertamina EPTC memiliki pendapat yang positif. Hal ini dikarenakan hasil yang didapat pada statistik yaitu total skor terletak diantara Q2 dan Q3 dan itu berarti apabila jumlah berada pada posisi tersebut dapat dikatakan positif atau dalam penelitian ini efektif .

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih setuju bahwa  informasi manajemen data EPTC sesuai dengan kebutuhan pengguna data
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memilih setuju dan ragu-ragu  memiliki jumlah yang sama besar yaitu 40 orang atau sama dengan 43,5 %
Tabel menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa informasi manajemen  data EPTC selalu dikirim dengan cepat
Tabel di atas menunjukkan hasil dimana responden sebagian besar memilih setuju  email merupakan media penunjang yang tepat untuk manajemen data EPTC

Referensi

Dokumen terkait

Manut kriteria respons sisia majeng ring palaksana ring adyaya III, prasida kabaosang yening rata-rata respons sisia nganggen piranti wayang cenkblonk kanggen nincapang

Lokasi penelitian adalah di kawasan Kecamatan Samarinda Kota yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Bugis, Kelurahan Karang Mumus, Kelurahan Pasar Pagi,

Hal demikian berlaku seperti halnya peralatan di industri yang digunakan sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk kepentingan sertifikasi dalam mempertahankan atau menjaga

Perlakuan konsentrasi sukrosa menghasilkan perbedaan yang nyata hanya pada parameter jumlah daun dan tinggi mikrostek. Pengaruh nyata tidak tampak pada parameter saat tumbuh

Roll merupakan kesalahan yang terjadi akibat sapuan atau biasa disebut swath sounder yang dihasilkan dari transduser tidak menyapu secara tegak lurus terhadap permukaan

Kotler dan Keller (2009: 5) menyatakan bahwa manajemen pemasaran sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

masing masing pixel mewakili lokasi dan nilai warna tertentu.sebagai cintoh, sebuah gambar file yang dihasilakan oleh kamerah yang tersusun dari pixel-pixel secara mosaik,

Sebelumdilaksanakannya upacara mepandes terlebih dahulu dilakukan upacara pengekeban atau ngekeb.Ngekebberasal dari kata nyekeb yang berarti meredam unsur-unsur yang