• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN FASILITAS UMUM DI KECAMATAN SAMARINDA KOTA MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN FASILITAS UMUM DI KECAMATAN SAMARINDA KOTA MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

MASANA NIM. 100500208

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2013

(2)

Oleh:

MASANA NIM. 100500208

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2013

(3)

Oleh

MASANA NIM. 100500208

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2013

(4)

Judul karya : Pemetaan Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota Menggunakan Software ArcGis 10

Nama : Masana NIM : 100500208 Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : Pembimbing,

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001 Penguji I, Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005 Penguji II, Ir. Saini, MP NIP. 19600626 198703 1 003 Menyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika,

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian,

Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005

(5)

MASANA, Pemetaan Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota Menggunakan Software ArcGis 10 (dibawah bimbingan DYAH WIDYASASI).

Banyaknya jenis fasilitas umum yang ada di Kecamatan Samarinda Kota dianggap perlu adanya sebuah sistem informasi yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang fasilitas-fasilitas apa saja yang ada beserta letak geografisnya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang tata letak fasilitas umum yang ada, fasilitas apa saja yang ada dan menyediakan peta fasilitas umum Kecamatan Samarinda Kota. Hasil yang diharapkan adalah adanya peta fasilitas umum dan masyarakat dapat mengetahui keberadaan fasilitas umum yang ada di Kecamatan Samarinda Kota.

Lokasi penelitian adalah di kawasan Kecamatan Samarinda Kota yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Bugis, Kelurahan Karang Mumus, Kelurahan Pasar Pagi, Kelurahan Pelabuhan, dan Kelurahan Sungai Pinang Luar. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung mulai Oktober 2012 s/d Maret 2013 meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan. Pengambilan data di lapangan dilakukan melalui 2 metode yaitu: pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi langsung menggunakan GPS Navigasi Garmin tipe 60 CSx dan pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Data-data yang diperoleh diolah menggunakan software ArcGis 10.

Hasil data pengukuran lapangan yaitu berupa data-data koordinat yang menunjukkan posisi dari masing-masing fasilitas yang ada. Melalui data-data tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Samarinda Kota memiliki 13 sarana ibadah, 6 sarana kesehatan, 48 sarana pendidikan, 71 sarana perekonomian, 78 kantor pemerintahan, dan 6 sarana olahraga.

(6)

MASANA Kec

Merupakan anak

Saharuddin dan Hasnawiya.

Malomba yang sama melanjutkan Lais dan lulus pada

meneruskan ke bangku SMA Negeri tahun 2010.

Pendidikan tinggi dimulai pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Geoinformatika pada tahun 20

Mei 2013 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nala Palma Cadudasa yang bergerak dibidan

MASANA, lahir pada tanggal 5 Mei 1992

Kecamatan Dondo Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah. Merupakan anak kedua dari 2 bersaudara

Saharuddin dan Hasnawiya.

Pendidikan dasar dimulai di Sekolah Dasar Negeri Malomba pada tahun 1998 dan lulus tahun 2004

yang sama melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di

pada tahun 2007. Selanjutnya pada tahun yang sama eneruskan ke bangku SMA Negeri 1 Dondo dan memperoleh ijazah pada

Pendidikan tinggi dimulai pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda nformatika pada tahun 2010. Pada tanggal 17 Maret s/d 17 Mei 2013 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nala Palma Cadudasa yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit.

5 Mei 1992 di Malomba toli, Sulawesi Tengah. 2 bersaudara pasangan

ekolah Dasar Negeri 1 tahun 1998 dan lulus tahun 2004, pada tahun ertama di SLTP 2 . Selanjutnya pada tahun yang sama dan memperoleh ijazah pada

Pendidikan tinggi dimulai pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Pada tanggal 17 Maret s/d 17 Mei 2013 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nala Palma

(7)

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada Kesempatan ini tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada Penulis.

2. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku dosen Pembimbing dan Ketua Program Studi geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Penguji I dan Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politektik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir. Saini, MP selaku Penguji II.

5. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku kepala Laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG program Studi Geoinformatika.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) dan administrasi Program Studi Geoinformatika.

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2010 yang ikut serta membantu dalam penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari Pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Penulis

(8)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Dasar Teori Tentang Pemetaan ... 3

B. Fasilitas Umum ... 7

C. Keadaan Umum Kecamatan Samarinda Kota ... 9

D. Sistem Informasi Geografis ... 10

E. Tentang ArcGis 10 ... 13

F. Pengertian GPS ... 14

III. METODE PENELITIAN ... 16

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 16

B. Alat dan Bahan ... 16

C. Prosedur Penelitian ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil ... 31

B. Pembahasan ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Diagram Alir Prosedur Penelitian ... 17

2. Tampilan Jendela Add Data ... 21

3. Peta Dasar yang Akan Digeorefrencing ... 22

4. Proses Penyesuaian Sistem Koordinat Peta ... 22

5. Proses Penentuan Titik Kontrol Peta ... 23

6. Posisi Empat Titik Kontrol yang Dipilih ... 23

7. Pembuatan Shapefile ... 24

8. Mengatur Sistem Koordinat Feature Shapefile ... 25

9. Proses Digitasi Batas Administrasi Kecamatan Samarinda Kota ... 25

10. Input Data Primer ... 26

11. Proses Pemberian Nama Feature ... 27

12. Proses Pemilihan Symbol Feature Point ... 27

13. Memunculkan Nama Label ... 28

14. Tampilan Awal Layout ... 29

15. Pembuatan Garis Astronomi ... 29

16. Layout Peta ... 30

17. Data Input Hasil Pengukuran Lapangan ... 31

18. Peta Fasilitas Umum Kecamatan Samarinda Kota ... 34

19. Diagram Jumlah Fasilitas Umum Per Kelurahan di Kecamatan Samarinda Kota ... 37

20. Diagram Jumlah Fasilitas Umum dalam Kelurahan Sesuai Jenisnya ... 37

Lampiran 21. Citra IKONOS Samarinda Tahun 2001 ... 57

22. Batas Administrasi Kota Samarinda ... 58

23. Mencatat Batas Administrasi Kelurahan Sungai Pinang Luar ... 59

24. Pengukuran Koordinat Pada Salah Satu Sarana Perekonomian ... 59

(10)

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Daftar Nama Kelurahan Di Kecamatan Samarinda Kota ... 9 2. Daftar Jumlah Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota .. 32 3. Daftar Jumlah Bangunan Usaha Menurut Kelurahan ... 38

Lampiran

(11)

BAB I PENDAHULUAN

Peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil

menggunakan skala tertentu. Pentingnya peta digambarkan oleh ungkapan

populer Say the world with the map, kurang lebih bermakna bahwa dengan peta

kita dapat berbicara tentang dunia (Angin, 2010).

Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang

berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi

pegunungan, sungai danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara dan

sebagainya. Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu

peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan

media komputer. Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari

gambaran tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD,

maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan kembali pada layar

monitor komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan

software GIS (Geography Information System) (Anonim, 2007).

Dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat pemerintah atau

pihak yang berkepentingan melakukan pembangunan dibidang pelayanan

masyarakat melalui penyediaan fasilitas umum. Berdasarkan kebutuhannya

pembangunan fasilitas umum pada setiap wilayah tidak sama dengan wilayah

yang lainnya.

Mengingat perkembangan Kecamatan Samarinda Kota yang cukup pesat

maka Kecamatan Samarinda Kota memiliki banyak macam fasilitas umum yang baragam. Adapun fasilitas umum yang dimaksud antara lain meliputi: sekolah,

(12)

rumah sakit, tempat ibadah, terminal, tempat olahraga, jalan, kantor pemerintah, sarana ekonomi (bank, pasar) dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain, ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam bidang informasi mengalami peningkatan perkembangan yang sangat

pesat. Saat ini telah hadir sebuah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat

memberikan informasi atribut suatu objek maupun letak geografisnya

dipermukaan bumi. Didalam SIG ada banyak perangkat lunak yang dirancang

untuk dapat menghasilkan informasi dalam bentuk peta, salah satunya yaitu

ArcGis 10.

Menimbang banyaknya jenis fasilitas umum yang ada di Kecamatan

Samarinda Kota dianggap perlu adanya sebuah sistem informasi yang bertujuan

memberikan informasi kepada masyarakat tentang fasilitas-fasilitas apa saja

yang ada di Kecamatan Samarinda Kota beserta letak geografisnya.

Melalui pemanfaatan perangkat lunak ArcGis 10 yang dirancang oleh SIG

maka timbul pemikiran untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul

“Pemetaan Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota Menggunakan

Software ArcGis 10” dengan harapan bahwa peta tersebut dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang tata letak fasilitas umum yang ada, fasilitas apa saja yang ada dan menyediakan peta

fasilitas umum Kecamatan Samarinda Kota.

Hasil yang diharapkan adalah adanya peta fasilitas umum dan

masyarakat dapat mengetahui keberadaan fasilitas umum yang ada di

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori Tentang Pemetaan

1. Pengertian Peta dan Pemetaan

Pemetaan berasal dari kata dasar peta. Peta secara umum

merupakan gambaran konvensional permukaan bumi yang didatarkan dalam

bentuk dua dimensi yang memiliki kelengkapan tertentu seperti skala,

legenda dan lain sebagainya (Anonim, 2011).

Penambahan imbuhan awal pe- dan akhiran –an menjadikan

perubahan makna menjadi proses pembuatan peta, yaitu menjadikan

permukaan bumi yang lengkung dan berelief menjadi datar dengan skala

tertentu (Anonim, 2011).

2. Komponen-komponen Peta

Menurut Anonim (2012a) peta merupakan alat bantu dalam

menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut

maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam

komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah

pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen

kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya:

a. Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di

bagian atas tengah, atas kanan atau bawah. Walaupun demikian

(14)

b. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan

kunci untuk memahami peta.

c. Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah

atas peta. Letaknya disesuaikan jika ada garis lintang dan bujur.

Koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

d. Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak

sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, diluar garis

tepi, atau di bawah legenda. Skala terbagi atas 3 jenis, yaitu :

1) Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000, artinya setiap 1 cm jarak dalam

peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.

2) Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang

memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih

untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.

3) Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

e. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta

kenampakannya. Jenis-jenis simbol peta antara lain:

1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional.

2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan

(15)

3) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.

f. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau

objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta

dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8

warna, yaitu: hijau, hijau muda, kuning, coklat muda, coklat, biru

keputihan, biru muda dan biru tua.

g. Tipe Huruf (lettering)

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol yang ada.

Macam penggunaan lettering.

1) Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh : Surakarta.

2) Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh : Laut Jawa.

h. Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang

digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang

dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk

vektor yang menunjukkan letak astronomis.

i. Insert

Insert adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama.

Macam-macam insert antara lain :

1) Insert petunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang

belum dikenali.

2) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap

(16)

3) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

j. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan

untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada

peta.

k. Sumber dan tahun Pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

3. Macam-macam Peta

Menurut Anonim (2012a) berdasarkan isi data yang disajikan peta

dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Peta Umum

Peta umum yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi,

baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis,

yaitu:

1) Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi

kedalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur

adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang

mempunyai ketinggian yang sama.

2) Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau

sebagian permukaan bumi yang bersifat umum dan biasanya

berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.

3) Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil

(17)

b. Peta Khusus (peta tematik)

Peta khusus yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan

tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta

penggunaan lahan, peta persebaran obyek wisata, peta kepadatan

penduduk dan sebagainya.

4. Fungsi Peta

Menurut Legowo (2012) peta berfungsi memberikan informasi

kepada pembacanya mengenai:

a. Letak relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi.

Letak dapat dibedakan seperti: letak astronomis, letak geografis dan

letak administrasi.

b. Ukuran wilayah, misalnya: jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau

volume waduk, volume tanah yang harus digali dan arah atau sudut.

c. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk,

kepadatan bangunan dan sebagainya.

d. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam dan

sebagainya.

B. Fasilitas Umum

1. Pengertian Fasilitas Umum

Fasilitas umum merupakan sarana yang menunjang kegiatan

masyarakat setempat. Fasilitas umum merupakan sarana dan prasarana

tempat untuk menjalankan aktivitas keseharian mulai dari pasar untuk

berbelanja kebutuhan sehari-hari, sarana transportasi, sarana kesehatan,

tersedianya infrastruktur jalan dan tersedianya ruang untuk aktivitas publik

(18)

2. Macam-macam Fasilitas Umum a. Sarana Pendidikan

Segala sesuatu yang merupakan terselenggaranya suatu proses

pendidikan yang memanfaatkan fisik untuk menghasilkan perubahan.

b. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

dasar atau atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan

penunjang.

c. Sarana Ibadah

Sarana ibadah merupakan tempat peribadatan atau sebuah

tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut

ajaran agama mereka masing-masing.

d. Sarana Olahraga

Segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud dan tujuan olahraga yaitu memberikan rasa senang dan puas

dan membawa manusia pada rasa penemuan dirinya.

e. Sarana Perekonomian

Saran perekonomian yang dimaksudkan di sini adalah segala

fasilitas yang menunjang kegiatan ekonomi seperti bank, pasar dan swalayan.

f. Kantor Pemerintahan

Kantor pemerintahan merupakan wadah aktivitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, tempat para wakil rakyat

mengatur jalannya pemerintahan dan pembangunan di segala sektor

(19)

C. Keadaan Umum Kecamatan Samarinda Kota

1. Letak Geografis

Samarinda Kota adalah salah satu Kecamatan di Kota Samarinda,

Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan ini dibentuk pada tanggal 28

Desember 2010. Ada satu kelurahan yang sebelumnya masuk kedalam

wilayah administrasi Samarinda Ulu dan 4 kelurahan yang sebelumnya

kedalam wilayah administrasi Samarinda Ilir yang masuk kedalam wilayah

Kecamatan Samarinda Kota (Anonim, 2012b). Secara geografis Kecamatan

Samarinda Kota terletak antara 117°8’23”-117°9’33.5 ” BT dan

0°29’23”-0°30’32.5” LS dengan Luas wilayah yaitu 3,43 km2.

2. Batas Administratif

Batas-batas administratif Kecamatan Samarinda Kota yaitu:

a. Utara : Kecamatan Samarinda Ulu dan Kecamatan Samarinda

Ilir

b. Selatan : Sungai Mahakam (Kecamatan Samarinda Seberang)

c. Barat : Kecamatan Samarinda Ulu

d. Timur : Kecamatan Samarinda Ilir

Selanjutnya secara administratif Kecamatan Samarinda Kota dibagi

menjadi 5 kelurahan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Daftar Nama Kelurahan di Kecamatan Samarinda Kota

Sumber: BPS (2011) dalamPanjaitan (2012)

No. Kelurahan Kode Pos Luas

(km2) Jumlah Penduduk (jiwa) 1. BuGIS 75121 0.58 4.765 2. Karang Mumus 75113 0.49 6.888 3. Pasar Pagi 75111 0.48 3.640 4. Pelabuhan 75112 0.99 6.562

5. Sungai Pinang Luar 75117 0.89 12.029

(20)

D. Sistem Informasi Geografis

1. Definisi

Menurut Aqullino et al (2007) dalam Prasetyo (2011), Sistem

Informasi Geografis atau yang disingkat SIG yaitu sistem berbasis komputer

yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data geografis.

Berdasarkan definisi tersebut, secara umum data SIG dapat diklasifikasikan

menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Data Input (data masukan)

Data masukan di dalam SIG dapat berupa data spasial maupun

data tabular (tabel). Data spasial bisa didapat dari citra satelit, foto udara,

dan peta digital/hasil digitasi.

b. Data Handling (data yang ditangani)

1) Data Management, merupakan bagian penempatan data dalam suatu

berkas atau direktori yang terstruktur dengan baik.

2) Data Processing, merupakan tahap untuk memaknai data yang

terdapat di dalam database.

3) Data Analyzing and Modeling, merupakan bagian yang bertugas untuk

mengkombinasikan dan mengenali makna secara global dari semua

data yang ada.

c. Data Output (hasil/keluaran)

Data ini biasanya dalam bentuk file 2 dimensi, video, ataupun data

berupa tabel yang berisi informasi setelah dilakukan data handling.

Informasi yang sebelumnya juga hanya tersedia dalam bentuk tabel,

dengan adanya bagian ini data tersebut dapat ditampilkan secara tiga

(21)

2. Sumber dan Jenis Data Spasial

SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun

deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:

a. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dan sebagainya).

Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta

analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai

referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan

sebagainya. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai

cara. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat

sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan.

Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.

b. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto udara,

dan sebagainya). Data Penginderaan Jauh dapat dikatakan sebagai

sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaannya secara

berkala. Dengan adanaya bermacam-macam satelit di ruang angkasa

dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis

citra untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format raster.

c. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas

pesil, batas hak guna pengusahaan hutan dan sebagainya; yang

dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya

data ini merupakan sumber data atribut.

d. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam

(22)

tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor (Puntodewo dkk 2003 dalam

Prasetyo 2011).

Berikut ini merupakan tipe dasar data spasial dari representasi muka

bumi dalam SIG.

a. Feature/vector

Fitur-fitur geografi ini mempresentasikan permukaan bumi, seperti

fenomena alam (sungai dan vegetasi), bangunan (seperti jalan,

saluran-saluran, dinding dan gedung-gedung), hingga batas-batas suatu kawasan

atau negara.

1) Point (titik), biasa digunakan untuk mempresentasikan permukaan

bumi yang untuk ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil.

Misalnya telepon umum, pom bensin dan sebagainya. Titik juga bisa

mempresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat, koordinat

GPS, atau puncak gunung.

2) Lines (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang

memiliki jalur dan panjang, bukan satuan area, misalnya garis kontur,

jaringan jalan, sungai, listrik, kabel telepon dan sebagainya.

3) Polygon (poligon) memperlihatkan suatu feature yang memiliki luas, misalnya batas suatu negara, tipe tanah, land system, atau

batas-batas kawasan lain.

b. Attributes/table (data atribut)

Attribute data (data atribut) menerangkan isi yang berada didalam

suatu data spasial (feature atau raster data) dalam bentuk tabel.

(23)

untuk memberikan informasi diri dari data tersebut dan bisa menjadi pembeda dengan data lainnya.

c. Imagery/raster

Data raster merupakan representasi permukaan bumi yang

tersusun dari sel/piksel sebagai satuan terkecilnya untuk menyimpan data

keterangan secara inplisit. Data raster, seperti foto udara, citra satelit

(optik maupun radar) memiliki nilai di dalam setiap piksel datanya (digital

number).

E. Tentang ArcGIS 10

ArcGIS 10 merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak sistem

informasi geografis yang dikembangkan oleh Environmental System Research

Institute (ESRI) yang telah banyak dipakai baik kalangan akademisi, militer,

pemerintah, maupun masyarakat dunia dalam membuat aplikasi yang berbasis

sistem informasi geografis (Zakariya, 2011).

Didalam ArcGIS terdapat ArcMap dan ArcCatalog. ArcMap adalah

jendela untuk membuat, mengedit, menganalisis dan manajemen sistem

informasi geografis sedangkan ArcCatalog adalah jendela untuk mengelola dan mengatur semua informasi dari sistem informasi geografis (Zakariya, 2011).

Suatu aplikasi dari perangkat lunak ArcGIS memerlukan kerjasama seluruh sub sistem yang ada. Data-data yang diperlukan dimasukkan oleh user

atau pengguna kemudian hardware/mesin komputer akan melakukan analisis

dan manipulasi data menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan menyimpannya

apabila diperlukan sehingga menghasilkan output data sesuai dengan kebutuhan

(24)

peta yang memuat beberapa informasi atau data spasial yang masing-masing ditampilkan dalam bentuk layer per layer (Zakariya, 2011).

F. Pengertian GPS

Menurut Hartanto (2003) dalam Andriani (2012), Global Positioning

System atau sering disingkat GPS adalah suatu sistem navigasi yang

menggunakan satellite yang didesain agar dapat menyediakan posisi secara

instan, ketepatan dan informasi waktu dihampir semua tempat di muka bumi,

setiap saat dan dalam kondisi apapun. GPS merupakan aplikasi yang harus

menunggu terlebih dahulu permintaan dari pengguna. Aplikasi ini menyediakan

akurasi positioning atau penentuan posisi yang berkisar antara 100 meter (95%

dari waktu), 5 hingga 10 meter, juga sampai pada akurasi relatif pada submeter

dan bahkan pada tingkat subcentimeter. Secara umum semakin tinggi akurasi

yang dihasilkan akan memerlukan infrastruktur yang lebih canggih dan tentunya

berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Menurut Budiyanto (2010) dalam Andriani (2012), perangkat GPS yang

digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penangkap

sinyal (receiver) dari beberapa satellite GPS yang mengorbit di atas lokasi

survey. Panduan dari sinyal satellite GPS memberikan informasi lokasi receiver

GPS tersebut. Berbagai permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu

GPS ini, seperti masalah akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas

data yang didapatkan pada receiver GPS. Hal ini berkaitan dengan jenis receiver

GPS yang digunakan untuk pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi keterbukaan

lokasi pengukuran, topografi dan lain-lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan

yang ada dapat ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul dapat

(25)

yang tepat seperti dengan memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfer, penggunaan jenis receiver yang baik dan lain-lain.

Penggunaan GPS untuk penentuan posisi saat ini diantaranya adalah

navigasi untuk kegiatan pribadi (hiking, pelayaran, berburu, petunjuk ketika

mengemudi dan lain sebagainya) navigasi pesawat, survey di lepas pantai dan

navigasi kapal, fleet tracking, pengendalian mesin, teknik sipil, survey dataan,

GIS dan pemetaan, analisis deformasi dan lain sebagainya.

Easting adalah titik sumbu garis dipermukaan bumi yang diambil dari arah

timur ke barat, sedangkan northing adalah titik sumbu garis dipermukaan bumi

yang diambil dari arah utara ke selatan dan titik elevation adalah titik garis yang

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di kawasan Kecamatan Samarinda Kota

yang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu: Kelurahan Bugis, Kelurahan Karang

Mumus, Kelurahan Pasar Pagi, Kelurahan Pelabuhan dan Kelurahan Sungai

Pinang Luar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung mulai Oktober 2012

s/d Maret 2013 yang meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data,

pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. GPS Navigasi Garmin tipe 60 CSx

b. Laptop

c. Software ArcGis 10

d. Software DNR Garmin Version 5.4.1

2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu : a. Buku catatan

b. Citra IKONOS Samarinda (2001)

c. Data Lapangan

(27)

e. Pulpen

Dalam penelitian ini

diagram alir berikut ini :

Gambar

Berikut ini penjelasan dari tahap 1. Persiapan

Persiapan meliputi penyusunan proposal dan pengurusan surat

perizinan dari kampus yang ditujukan ke Kantor Kecamatan Samarinda Kota. C. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini prosedur kerja yang dilakukan dapat dilihat pada

diagram alir berikut ini :

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Berikut ini penjelasan dari tahapan-tahapan kerja yang dilakukan

Persiapan meliputi penyusunan proposal dan pengurusan surat

perizinan dari kampus yang ditujukan ke Kantor Kecamatan Samarinda Kota. dapat dilihat pada

dilakukan:

Persiapan meliputi penyusunan proposal dan pengurusan surat

(28)

2. Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar

diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain

observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD)

dan penyebaran kuesioner (Suryana, 2010).

Dalam mengumpulkan data primer, metode yang digunakan pada

penelitian ini yaitu metode observasi langsung dengan menggunakan

GPS Navigasi Garmin tipe 60 CSx, buku catatan dan pulpen. Kegiatan

ini dilakukan untuk memperoleh data input berupa data koordinat dan

nama fasilitas umum. Fasilitas-fasilitas yang diamati adalah sebagai

berikut:

1) Sarana ibadah: gereja, masjid, vihara, kelenteng dan pura.

2) Sarana kesehatan: rumah sakit dan puskesmas.

3) Sarana pendidikan: Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan

perguruan tinggi.

4) Sarana perekonomian: bank, hotel, pasar, pusat perbelanjaan, SPBU

dan tempat hiburan malam.

5) Sarana pemerintahan: seluruh kantor pemerintah seperti kantor

(29)

6) Sarana olahraga: gedung dan lapangan olahraga.

Adapun cara-cara penggunaan GPS dalam melakukan

pengukuran di lapangan, yaitu:

1) Mendatangi lokasi objek yang ingin diamati.

2) Menghidupkan GPS.

3) Menunggu beberapa saat, setelah GPS menerima 4 satelit maka akan

muncul informasi koordinat.

4) Mencatat dan merekam informasi koordinat ke memori dengan cara:

a) Menekan tombol MARK.

b) Menggunakan tombol Rocker memilih Avg, dilanjutkan dengan

menekan tombol Enter, setelah Estimated Accuracy terpenuhi

misalnya 4 meter, menekan tombol Enter.

5) Melakukan langkah yang sama untuk memperoleh informasi koordinat

objek selanjutnya.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan

kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal dan lain-lain (Suryana, 2010).

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan yaitu:

1) Citra IKONOS Samarinda Tahun 2001

2) Peta Batas Administrasi Kota Samarinda (2011)

Data sekunder diperoleh langsung dari instansi terkait yang telah

(30)

3. Pengolahan Data

Data–data yang diperoleh baik data sekunder maupun data primer

diolah di laboratorium SIG dan Penginderaan Jauh dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut.

a. Input Data GPS

Menurut Prasetyo (2011) pemasukan data dari GPS ke dalam

ArcGis bisa melalui 2 cara, yaitu memasukkan data tabulasi/tabel dan

melakukan transfer data langsung dari GPS.

Dalam penelitian ini pemasukan data GPS dilakukan dengan

transfer data langsung menggunakan software DNR Garmin dengan cara:

1) Membuka aplikasi DNR Garmin.

2) Mengkoneksikan receiver GPS menggunakan kabel USB ke

komputer.

3) Dari menu toolbar, memilih GPS Set Port > USB.

4) Jika tersambung akan muncul tulisan Connected dikolom sebelah kiri

pojok yang memberikan keterangan tersambungnya ke GPS beserta

Lat Long-nya.

5) Mengatur sistem koordinat dengan cara mengklik File > Set

Projection.

6) Maka muncul DNR Garmin Properties, pada lembaran Projection

menandai pilihan ESRI, Datum GCS_WGS 1984 dan zona 50S.

Kemudian OK.

7) Setelah pengaturan tersebut, data dapat didownload dengan cara

(31)

8) Secara default program ini akan memunculkan titik yang tersimpan pada GPS.

9) Data disimpan dalam bentuk shapefile (shp) atau dalam bentuk

database (dbf). Penyimpanan dapat dilakukan dengan mengklik

toolbar File > Save To File (menentukan lokasi penyimpanan) > Save

As Type (Arcview Shapefile [projected][*.shp]) > Save.

b. Georeferencing

Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster

atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat kedalam

sistem koordinat dan proyeksi tertentu (Prasetyo, 2011).

Langkah-langkah goerefrencing yaitu sebagai berikut.

1) Membuka program ArcGis dari start menu > Program > ArcGis >

ArcMap 10 .

2) Untuk menampilkan data, browser data dari direktori melalui icon Add

Data.

(32)

3) Maka peta dasar akan muncul, namun sistem koordinat pada layer

tidak diketahui karena berupa file JPEG. Dari gambar terlihat bahwa

tipe koordinat peta adalah Projected Coordinate System.

Gambar 3. Peta Dasar yang Akan Digeoreferencing

4) Untuk menyamakan sistem koordinat dilakukan dengan memberi

koordinat pada layer dengan cara mengklik kanan pada layer >

Properties > Coordinat System > Predefined > Projected Coordinate

System > UTM > WGS 1984 > Southern Hemispere > WGS 1984

Zone 50S > Ok.

(33)

5) Selanjutnya penentuan 4 titik kontrol dengan mengklik Add Control

Points pada Georeferencing Tool. Zoom salah satu titik perpotongan

yang dijadikan sebagai titik kontrol > klik kiri titik perpotongan > klik

kanan > Input X and Y. Melakukan langkah yang sama untuk 3 titik

kontrol lainnya.

Gambar 5. Proses Penentuan Titik Kontrol Peta

Gambar 6. Posisi Empat Titik Kontrol yang Dipilih c. Digitasi

Digitasi merupakan proses konversi feature ke dalam format

(34)

1) Membuat Shapefile, pembuatan Shapefile dimulai dengan mengklik

icon ArcCatalog > klik Folder Connection > klik kanan pada folder

penyimpanan > New Shapefile.

Gambar 7. Pembuatan Shapefile

2) Mengatur jenis dan system koordinat Shapefile, mengetik nama

shapefile pada kolom Name, memilih jenis feature shapefile (polygon,

polyline atau point) pada kolom Feature Type dan mengatur system

koordinat pada kolom Spatial Reference > Description System > Edit

> Selected > Projected Coordinate System > UTM > WGS 84 > WGS

(35)

Gambar 8. Mengatur Sistem Koordinat Feature Shapefile 3) Memulai digitasi, klik icon Editor > pilih Start Editing > maka muncul

jendela Create Feature > zoom lokasi yang ingin di digitasi > pada jendela Create Feature klik feature Polygon (Batas Administrasi).

Kemudian mendigitasi batas administrasi wilayah Kecamatan

Samarinda Kota.

Gambar 9. Proses Digitasi Batas Administrasi Kecamatan Samarinda Kota

(36)

d. Joint Data Primer dan Data Sekunder

Joint data primer dan data sekunder adalah suatu proses

menggabungkan data primer dan data sekunder.

1) Input data primer, browser data dari directory melalui icon Add Data.

Maka data akan tampil dalam bentuk titik-titik seperti yang terlihat

pada gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10. Input Data Primer

2) Langkah selanjutnya menambahkan informasi penjelas terhadap

feature-feature yang ada yaitu point (data koordinat), polyline (jalan)

dan polygon (batas administrasi/sungai). Hal ini dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengeditan terhadap tabel attribut dari

masing-masing feature tersebut. Pengeditan dimulai dengan klik

kanan pada salah satu feature > Open Attribut Tabel > klik icon Tabel

Option > Add Field > mentukan nama Field > memilih Doubel pada

pemilihan Type > Ok. Melakukan langkah yang sama untuk

(37)

3) Pemilihan

symbol >

Value Field

pada salah satu

Selector yang muncul, memilih salah satu

objek > menyesuaikan ukuran sesuai kebutuhan pada

Ok.

Gambar

Gambar 11. Proses Pemberian Nama Feature

Pemilihan symbol, klik kanan salah satu feature yang akan diberi

> Properties > Symbology > Categories > Unique Values

Value Field (memilih nama table yang akan diberi symbol

pada salah satu point yang akan diberi symbol. Dari jendela

yang muncul, memilih salah satu symbol yang sesuai dengan

objek > menyesuaikan ukuran sesuai kebutuhan pada

Gambar 12. Proses Pemilihan Symbol Feature Point

Feature

yang akan diberi

Unique Values >

symbol) > klik 2 kali

. Dari jendela Symbol

yang sesuai dengan

objek > menyesuaikan ukuran sesuai kebutuhan pada kolom size >

(38)

4) Pemilihan label, klik kanan salah satu feature yang ingin dimunculkan nama labelnya > Properties > Labels > memilih nama table pada

kolom Label Field > mengatur jenis text dan ukuran label pada kolom

Text Symbol > Ok.

5) Memunculkan nama label, klik kanan > ceklis Label Feature.

Gambar 13. Memunculkan Nama Label e. Layout Peta

Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah

input data, analisis data, penambahan label dan pengaturan legenda.

Melalui fasilitas layout kita dapat membuat dan mengatur data mana saja

yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis GIS yang

kita gunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan (Rusydi,

2011). Langkah-langkah pembuatan layout yaitu sebagai berikut. 1) Pembuatan layout peta dimulai clik icon Layout View.

(39)

Gambar 14. Tampilan Awal Layout

2) Mengatur ukuran kertas, File > Print and Page Setup > Size (A4) >

Orientasi (Lanscape).

3) Pembuatan garis astronomi, klik kanan diarea peta > Properties >

Grids > New Grid > pilih Measured Grid > Next > Finish.

Gambar 15. Pembuatan Garis Astronomi 4) Penambahan informasi peta, dari toolbar pilih insert.

a) untuk pemberian judul peta, system proyeksi, sumber

(40)

b) untuk memilih jenis arah mata angin.

c) untuk mengatur skala bar peta.

d) untuk mengatur skala text peta.

e) untuk mengatur legenda peta.

f) untuk membuat insert peta.

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Hasil Pengukuran Koordinat Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota

Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dalam hal

pengukuran di lapangan diperoleh hasil berupa data koordinat fasilitas umum

yang ada di Kecamatan Samarinda Kota. Data koordinat tersebut berbentuk

nilai easting, northing dan elevation yang merupakan posisi masing-masing

fasilitas umum yang berhasil diukur di wilayah Kecamatan Samarinda Kota.

Selengkapnya data koordinat dapat dilihat pada Lampiran 1.

Data-data yang diperoleh kemudian diinput ke komputer dan diolah

langsung dalam software ArcGis 10. Adapun hasil input pada komputer

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(42)

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa fasilitas umum di Kecamatan Samarinda kota tersebar secara merata. Namun pada beberapa

tempat terlihat mengelompok.

2. Fasilitas Umum yang Ada Di Kecamatan Samarinda Kota

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, fasilitas umum yang

tersedia disetiap kelurahan yang ada di Kecamatan Samarinda Kota adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Daftar Jumlah Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota

No. Jenis Fasilitas

Wilayah Jumlah Kel. Bugis Kel. Karang Mumus Kel. Pasar Pagi Kel. Pelabuhan Kel. Sungai Pinang Luar 1. Sarana Ibadah a. Gereja 1 4 - 1 - 6 b. Masjid 2 1 1 - 2 6 c. Kelenteng - 1 - - - 1 2. Sarana Kesehatan a. Puskesmas - - - - 1 1 b. Rumah Sakit 3 - - 2 - 5 3. Sarana Pendidikan a. Taman Kanak-kanak 1 2 1 1 - 5 b. Sekolah Dasar 3 3 3 4 4 17 c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3 - 1 2 6 12 d. Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir 2 1 1 2 4 10 e. Universitas/Perguruan Tinggi 1 - 1 2 - 4 4. Sarana Perekonomian a. Bank 6 2 8 10 1 27 b. Hotel 4 - 10 7 5 26 c. Pasar - 1 1 - - 2 d. Pusat Perbelanjaan 1 - 1 4 - 6 e. Pelabuhan/dermaga - 1 1 - - 2 f. SPBU 1 - - - - 1 g. Tempat Hiburan Malam - - 1 5 - 6 h. Terminal - - 1 - - 1 5. Kantor Pemerintahan a. Kantor Pemerintah 23 8 3 11 23 68 b. Loket PDAM 1 1 c. Markas Polisi/Tentara 7 1 - - - 8 d. Kantor Pos 1 - - - - 1 6. Sarana Olahraga a. Gedung Olahraga 3 - - - - 3 b. Lapangan Olahraga 3 - - - - 3 Jumlah 66 25 34 51 46 222

Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa wilayah yang memiliki

(43)

jumlah 66 fasilitas. Berbeda jauh dari wilayah sebelumnya, di Kelurahan Pelabuhan memiliki 51 fasilitas, di Kelurahan Sungai Pinang Luar memiliki 46

fasilitas dan Kelurahan Pasar Pagi 34 fasilitas. Sedangkan untuk wilayah

yang memiliki jumlah fasilitas umum yang paling sedikit adalah Kelurahan

Karang Mumus dengan jumlah 25 fasilitas.

3. Peta Fasilitas Umum Kecamatan Samarinda Kota

Data-data koordinat fasilitas umum Kecamatan Samarinda Kota

beserta data pendukungnya selanjutnya diolah dalam software ArcGis 10.

Dari kegiatan ini diperoleh hasil berupa peta yang berisi tentang informasi

fasilitas-fasilitas umum pada Kecamatan Samarinda Kota yang mencakup 5

kelurahan yaitu Kelurahan Bugis, Karang Mumus, Pasar Pagi, Pelabuhan

dan Sungai Pinang Luar. Peta ini memuat informasi sebanyak 222 fasilitas

umum, namun ditampilkan dalam 216 data koordinat, sebab ada beberapa

data koordinat yang memuat dua informasi fasilitas umum. Tetapi hal ini

hanya terdapat pada sarana pendidikan yang berada pada lokasi yang sama.

Menurut isi yang disajikan pada peta tersebut, peta yang telah dibuat

termasuk dalam jenis peta khusus atau peta tematik. Dimana pada peta

tersebut hanya menggambarkan tentang informasi fasilitas umum yang ada

di Kecamatan Samarinda Kota. Peta yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 18 di bawah ini.

(44)

B. Pembahasan

1. Pengukuran Koordinat Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Kota Pengukuran koordinat dilakukan untuk memperoleh letak

fasilitas-fasilitas umum yang ada di Kecamatan Samarinda Kota sehingga dapat

dijadikan data input untuk pembuatan peta fasilitas umum Kecamatan

Samarinda Kota.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur GPS

Navigasi Garmin tipe 60 CSx. Pada dasarnya cara kerja GPS adalah

menunggu beberapa saat hingga GPS menerima minimal 4 satelit dengan

memperhatikan tingkat akurasi koordinatnya, semakin kecil angka akurasi

artinya akurasi makin tinggi.

Pada saat pelaksanaan pengukuran di lapangan yang menjadi

kendala adalah banyaknya bangunan-bangunan tinggi, cuaca buruk seperti

mendung dan hujan. Hal ini dapat menghalangi alat ukur GPS dalam

menerima pancaran sinyal dari satelit sehingga mengakibatkan koordinat

yang diukur memiliki angka akurasi yang rendah. Rendahnya angka akurasi

ini dapat dilihat pada alat GPS dimana tertulis estimated accuracy yang

memiliki angka besar, misalnya 15. Semakin kecil angka estimated

accuracy maka pengukuran koordinat semakin bagus. Titik koordinat yang

memiliki angka estimasi akurasi yang besar akan bergeser dari lokasi

sesungguhnya.

2. Fasilitas Umum yang Ada Di Kecamatan Samarinda Kota

Berdasarkan data hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 2 di atas

diketahui bahwa fasilitas umum yang ada pada setiap kelurahan tidak sama.

(45)

umum yang paling banyak adalah Kelurahan Bugis dengan jumlah 66 fasilitas, meliputi 3 sarana ibadah, 3 sarana kesehatan, 10 sarana

pendidikan, 12 sarana perekonomian, 32 kantor pemerintahan dan 6 sarana

olahraga. Di Kelurahan Pelabuhan terdapat 51 fasilitas yang terdiri dari 1

sarana ibadah, 2 sarana kesehatan, 11 sarana pendidikan, 26 sarana

perekonomian, 11 kantor pemerintahan dan tidak ada sarana olahraga.

Selanjutnya di Kelurahan Sungai Pinang Luar terdapat 46 fasilitas,

diantaranya 2 sarana ibadah,1 sarana kesehatan, 14 sarana pendidikan, 6

sarana perekonomian, 23 kantor pemerintahan dan tidak ada sarana

olahraga. Kemudian di Kelurahan Pasar Pagi terdapat 34 fasilitas meliputi 1

sarana ibadah, tidak ada sarana kesehatan, 7 sarana pendidikan, 23 sarana

perekonomian, 3 kantor pemerintahan dan tidak ada sarana olahraga. Lain

dari pada itu Kelurahan Karang Mumus merupakan wilayah yang memiliki

jumlah fasilitas yang paling sedikit dimana di wilayah ini hanya terdapat 25

fasilitas umum yaitu 6 sarana ibadah, tidak ada sarana kesehatan, 6 sarana

pendidikan, 4 sarana perekonomian, 9 kantor pemerintahan dan tidak ada

sarana olahraga.

Untuk mempermudah pemahaman tentang jumlah fasilitas umum

pada setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Samarinda Kota, maka dibuat diagram yang disajikan pada gambar di bawah ini.

(46)

Gambar 19.

Gambar 20

Berdasarkan diagram pada Gambar 19 dan 20 di atas,

kelurahan yang ada di Kecamatan Samarinda Kota tampak bahwa Kelurahan

Bugis merupakan

banyak dibandingkan dengan empat kelurahan lainnya.

Kelurahan Karang Mumus merupakan wilayah yang memiliki fasilitas umum

yang paling sedikit.

disebabkan oleh kepadatan penduduk dan banyaknya bangunan

usaha yang memadati masing

0 10 20 30 40 50 60 70 J u m la h F a s il it a s 0 5 10 15 20 25 30 35 J u m la h F a s il it a s

Gambar 19. Diagram Jumlah Fasilitas Umum Per Kelurahan Di Kecamatan Samarinda Kota

Gambar 20. Diagram Jumlah Fasilitas Umum dalam Kelurahan Sesuai Jenisnya

Berdasarkan diagram pada Gambar 19 dan 20 di atas,

yang ada di Kecamatan Samarinda Kota tampak bahwa Kelurahan

merupakan wilayah yang memiliki jumlah fasilitas umum yang paling

banyak dibandingkan dengan empat kelurahan lainnya. Lain dari pada itu

Kelurahan Karang Mumus merupakan wilayah yang memiliki fasilitas umum

yang paling sedikit. Perbedaan jumlah fasilitas umum ini kemungkinan besar

oleh kepadatan penduduk dan banyaknya bangunan

usaha yang memadati masing-masing wilayah tersebut.

Bugis Karang

Mumus

Pasar Pagi Pelabuhan Sungai Pinang Luar

Kelurahan

Jumlah Fasilitas Umum Per Kelurahan Di Kecamatan Samarinda Kota

Bugis Karang Mumus Pasar Pagi Pelabuhan Sungai Pinang Luar Kelurahan

Jumlah Fasilitas Umum dalam Kelurahan Sesuai Jenisnya

Sarana Ibadah Sarana Kesehatan Sarana Pendidikan Sarana Perekonomian Kantor Pemerintahan Sarana Olahraga Kelurahan

Fasilitas Umum dalam

Berdasarkan diagram pada Gambar 19 dan 20 di atas, dari lima

yang ada di Kecamatan Samarinda Kota tampak bahwa Kelurahan

yang memiliki jumlah fasilitas umum yang paling

Lain dari pada itu

Kelurahan Karang Mumus merupakan wilayah yang memiliki fasilitas umum

ini kemungkinan besar

oleh kepadatan penduduk dan banyaknya bangunan-bangunan

Sungai Pinang Luar Sarana Ibadah Sarana Kesehatan Sarana Pendidikan Sarana Perekonomian Kantor Pemerintahan Sarana Olahraga

(47)

Adapun bangunan-bangunan usaha yang dimaksud adalah minimarket, kios pasar, warung makan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya

tentang gambaran jumlah bangunan-bangunan usaha yang ada di

Kecamatan Samarinda Kota pada setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3

di bawah ini.

Tabel 3. Daftar Jumlah Bangunan Usaha Menurut Kelurahan

No. Nama Kelurahan Minimarket Kios

Pasar Toko Warung Makan Jumlah 1. Bugis - - 57 - 57 2. Karang Mumus 7 38 88 96 229 3. Pasar Pagi 1 400 315 83 799 4. Pelabuhan - 9 921 138 1.068 5. Sungai Pinang Luar - - 17 58 75

Sumber: BPS (2011) dalam Panjaitan (2012)

Kepadatan penduduk dan bangunan-bangunan usaha dianggap

sebagai pemicu perbedaan jumlah fasilitas umum pada setiap kelurahan

karena diketahui bahwa wilayah dengan kepadatan penduduk yang banyak

sudah pasti sebagian besar wilayahnya banyak digunakan untuk pemukiman

penduduknya. Demikian juga dengan bangunan-bangunan usaha, semakin

banyak bangunan tersebut pada masing-masing wilayah semakin luas pula

lokasi yang digunakan. Sehingga mengakibatkan minimnya lahan untuk

pengadaan fasilitas umum. Sedangkan juga diketahui untuk pembangunan

fasilitas umum membutuhkan lokasi yang cukup luas.

Dari Tabel 1 diketahui bahwa Kelurahan Bugis memang memiliki

kepadatan penduduk yang jauh lebih sedikit dari Kelurahan Pelabuhan,

Sungai Pinang Luar dan bahkan di Kelurahan Karang Mumus sekalipun.

Padahal sebenarnya luas Kelurahan Karang Mumus lebih kecil daripada

Kelurahan Bugis. Selanjutnya jika ditinjau dari jumlah bangunan-bangunan

(48)

Kelurahan Bugis hanya terdapat 57 bangunan-bangunan usaha. Sedangkan di Kelurahan Karang Mumus terdapat 229 bangunan-bangunan usaha.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Kelurahan Bugis

memiliki lokasi-lokasi yang strategis sehingga memiliki jumlah fasilitas umum

yang paling banyak. Sebaliknya Kelurahan Karang Mumus banyak dipadati

oleh pemukiman penduduk dan bangunan-bangunan usaha serta wilayahnya

pun tidak terlalu luas sehingga mengakibatkan jumlah fasilitas umum yang

dimiliki sangat sedikit.

Secara umum jumlah fasilitas umum yang telah diamati di Kecamatan

Samarinda Kota adalah 222 fasilitas. Secara rinci hal ini dijelaskan melalui

uraian berikut ini.

1) Sarana Ibadah

Berdasarkan data hasil penelitian yang disampaikan dalam Tabel 2 diatas

dapat diketahui bahwa di Kecamatan Samarinda Kota tersedia 13 buah

sarana ibadah yakni 6 gereja, 6 masjid dan 1 kelenteng. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk yang bermukim di

Kecamatan Samarinda Kota adalah mayoritas agama islam, kristen dan

Budha.

2) Sarana Kesehatan

Sesuai dengan data hasil penelitian pada Tabel 2 di atas dapat diketahui

bahwa Kecamatan Samarinda Kota mempunyai 6 buah sarana kesehatan

diantaranya 5 rumah sakit dan 1 puskesmas. Data ini menunjukkan

bahwa pelayanan kesehatan penduduk di Kecamatan Samarinda Kota

(49)

3) Sarana Pendidikan

Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang ada

di Kecamatan Samarinda Kota yaitu berjumlah 48 sarana dengan rincian

5 buah Taman Kanak-kanak, 17 buah Sekolah Dasar, 12 buah SLTP, 10

buah SLTA dan 4 buah universitas/perguruan tinggi. Ketersediaan

sarana pendidikan di Kecamatan Samarinda Kota dianggap sudah

memadai, sebab sarana pendidikan yang ada meliputi TK, SD, SLTP,

SLTA dan universitas/ perguruan tinggi.

4) Sarana Perekonomian

Dari data hasil penelitian Kecamatan Samarinda Kota memilki 71 sarana

perekonomian yang terdiri dari 27 buah bank, 26 buah hotel, 2 buah

pasar, 6 buah pusat perbelanjaan, 2 buah pelabuhan/dermaga, 1 buah

SPBU, 6 buah tempat hiburan malam dan 1 buah terminal. Melalui data

ini diketahui bahwa fasilitas umum pada sarana perekonomian di

Kecamatan Samarinda Kota lebih banyak dipadati oleh sarana bank dan

hotel.

5) Kantor Pemerintahan

Kantor pemerintahan yang ada di Kecamatan Samarinda Kota ada 78

yang meliputi 68 kantor pemerintah, 1 bual loket PDAM, 8 markas polisi/tentara dan 1 buah kantor pos. Hal ini dianggap wajar sebab

Kecamatan Samarinda Kota merupakan pusat Kota Samarinda tempat

dimana segala urusan pemerintahan berlangsung.

6) Sarana Olahraga

sarana olahraga yang ada di Kecamatan Samarinda kota berjumlah 6

(50)

Sebagai pembanding dari penelitian ini, telah dilakukan penelitian serupa di Kecamatan Samarinda Seberang oleh Andriani (2012) dengan

hasil sejumlah 95 fasilitas umum yang terdiri dari 21 sarana pendidikan, 28

sarana ibadah, 8 sarana kesehatan, 15 sarana ekonomi, 7 sarana olahraga,

13 kantor pemerintahan dan 3 sarana lain-lain. Selain itu Marwah (2012) di

Kecamatan Sungai Kunjang menghasilkan data berupa fasilitas umum

sebanyak 77 fasilitas yang meliputi 6 sarana kesehatan, 28 sarana

pendidikan, 10 sarana ibadah, 21 kantor-kantor pemerintahan dan 12 sarana

ekonomi.

3. Peta Fasilitas Umum Kecamatan Samarinda Kota

Data koordinat yang diperoleh dari pengukuran di lapangan diinput

kekomputer melalui software DNR Garmin Version 5.4.1. dan kemudian

untuk menampilkan data menjadi sebuah informasi dalam peta, data-data

tersebut dioverlay dengan peta administrasi dan informasi jalan melalui

software ArcGis 10.

Secara garis besar proses pengolahan pembuatan Peta Fasilitas

Umum Kecamatan Samarinda Kota ini meliputi input data dari GPS ke

komputer, georefrencing peta yang belum diketahui sistem koordinatnya,

mendigitasi peta untuk memperoleh informasi batas administrasi, mendigitasi citra IKONOS tahun 2001 untuk memperoleh informasi jalan dan sungai yang

ada di Kecamatan Samarinda Kota dan yang paling akhir ialah membuat

layout peta untuk membuat dan mengatur data-data mana saja yang akan

ditampilkan pada peta tersebut.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari masing-masing kelurahan,

(51)

Administrasi Kota Samarinda untuk wilayah Kecamatan Samarinda Kota ternyata berbeda jauh dengan batas yang sebenarnya. Karena data dari

kelurahan dianggap lebih akurat maka dalam pembuatan peta ini lebih

mengacu pada data yang diperoleh langsung dari masing-masing kantor

kelurahan.

Dalam tahap pengolahan atau pembuatan Peta Fasilitas Umum

Kecamatan Samarinda Kota ini, kesulitan yang dihadapi adalah pada proses

digitasi jalan-jalan gang. Jalan-jalan gang di Kecamatan Samarinda Kota jika

dilihat pada citra IKONOS tahun 2001 tidak terlalu jelas karena terkadang

tertutup oleh bangunan disekitarnya dan adapula yang tertutup oleh awan.

Oleh sebab itu hasil digitasi jalan gang pada peta yang telah dibuat tidak

memuat informasi jalan gang secara detail. Kemudian kesulitan lain yang

dihadapi yaitu ketika dilakukan overlay antara data koordinat dengan batas

administrasi dan jalan, ternyata ada beberapa titik koordinat yang berada

tidak pada lokasi yang seharusnya. Sehingga mau tidak mau harus

dilakukan pergeseran agar informasi yang disajikan tidak berbeda jauh

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka

diperoleh beberapa kesimpulan, bahwa:

1. Fasilitas umum di Kecamatan Samarinda Kota tersebar secara merata,

namun pada beberapa tempat terlihat mengelompok.

2. Ketersediaan fasilitas umum di Kecamatan Samarinda Kota pada setiap

kelurahan tidak sama. Dimana wilayah yang memiliki jumlah fasilitas umum

yang paling banyak adalah Kelurahan Bugis dan paling sedikit di Kelurahan

Karang Mumus.

3. Fasilitas umum yang berhasil dipetakan di Kecamatan Samarinda Kota

berjumlah 222 fasilitas dengan rincian 13 sarana ibadah, 6 sarana kesehatan,

48 sarana pendidikan, 71 sarana perekonomian, 78 kantor pemerintahan dan

6 sarana olahraga.

4. Peta yang telah dibuat termasuk dalam jenis peta khusus atau peta tematik.

Dimana pada peta tersebut hanya menggambarkan tentang informasi fasilitas

umum yang ada di Kecamatan Samarinda Kota. B. Saran

1. Dalam pelaksanaan pengukuran koordinat di lapangan dengan

menggunakan GPS, angka estimasi akurasi pada GPS harus diperhatikan

karena keakuratan data bergantung pada tinggi rendahnya angka akurasi

yang direkam pada saat itu juga.

2. Penelitian lebih lanjut di Kecamatan ini masih dapat dilakukan agar informasi

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani. 2012. Pemetaan Fasilitas Umum Di Kecamatan Samarinda Seberang Menggunakan Software ArcView 3.3. Karya Ilmiah pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda (tidak dipublikasikan).

Angin, IS. 2010. Menggunakan Peta, Atlas dan Globe untuk Mendapatkan Data dan Informasi Spasial.

pjjpgsd.dikti.go.id/…/kajian _IPS_7_0.pdf. (Diunduh pada tanggal 11

Oktober 2012).

Anonim. 2007. Pengertian Peta.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/504/jbptunikompp-gdl-asepandini25176-2-unikom_h-2.pdf. (Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012).

Anonim. 2011. Pengantar Pemetaan Digital.

Belajargeomatika.wordpress.com/2011/10/01/pengantar-pemetaan-digital-mapping-introduction/. (Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012). Anonim. 2012a. Peta.

Id.m.wikipedia.org/wiki/Peta. (Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012). Anonim. 2012b. Samarinda Kota, Samarinda.

Id.m.wikipedia.org/wiki/Samarinda_Kota._Samarinda. (Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012).

Legowo, A. 2012. Tujuan, Fungsi dan Kegunaan Peta.

Ahmadlegowo.blogspot.com/2012/05/perpetaan-geologi-untuk-geofisika.html?m=1. (Diunduh pada tanggal 03 Feb 2013).

Marwah. 2012. Pemetaan Fasilitas Umum Di Kecamatan Sungai Kunjang Menggunakan Software ArcGis 9.3. Karya Ilmiah pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda (tidak dipublikasikan).

Panjaitan, MR. 2012. Kecamatan Samarinda Kota Dalam Angka (Samarinda Kota In Figures) 2012.

Prasetyo, A. 2011. Modul Dasar ArcGis 10. Rusydi, H. 2011. Layout Peta.

Galerigis.com/Layout-Peta. (Diunduh pada tanggal 03 Feb 2013).

Suryana, C. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian.

http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/. (Diunduh pada tanggal 03 Feb 2013).

(54)

Zakariya, A. 2011. Apa Itu GIS? Part 1.

Alizaka.blogspot.com/2011/apa-itu-gis-part-1.html?m=1. (Diunduh pada tanggal 10 Oktober 2012).

Gambar

Tabel 1.  Daftar Nama Kelurahan di Kecamatan Samarinda Kota
Gambar 1.  Diagram Alir Prosedur Penelitian
Gambar 2.  Tampilan Jendela Add Data
Gambar 3.  Peta Dasar yang Akan Digeoreferencing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Golongan terapi obat pasien skizofrenia yang paling banyak digunakan adalah golongan antipsikotik atipikal yaitu sebanyak 57 pasien (60%) dibandingkan dengan

Dari pengaruh jenis udara yang mempengaruhi cuaca Jawa Ti- mur dan perbedaan tekanan udara antara Kupang yang lebih tinggi dari pada Padang serta angin yang

Penggunaan Benzil Amino Purine pada Pertumbuhan Kalus Kapas secara In Vitro.. Embriogenesis Somatik Langsung Pada

Penilaian Skor Analisis REBA pada Kegiatan Perekatan Puring dengan Pola Texon (Bagian Kanan) .... Penilaian Skor Analisis REBA pada Kegiatan Perekatan

Pengurusan Harta Dari Sumber Haram • Penilaian harta • Pemulangan kepada pemilik asal • Pihak bertanggungjawab • Pilihan tindakan mengikut syarak. • Pandangan ahli sunnah

Mendengar banyak teman dari daerah lain di Papua yang belum mengenyam pendidi- kan seperti mereka, telah membangkitkan semangat para siswa untuk belajar lebih giat, dan

/dihadapkan …... dihadapkan dengan anggaran dan waktu yang tersedia, mengingat pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa dibatasi dengan waktu yang sudah ditentukan maka

Pada masa Pleistosen akhir hingga Holosen Awal, frekuensi jumlah serpih utuh lebih tinggi dibandingkan serpih rusak, namun pada Fase Holosen Tengah hingga Holosen Akhir,