”PERANCANGAN ANIMASI UNTUK
MENINGKATKAN DAILY LIVING
SKILLS PADA ANAK DOWN
SYNDROME”
Wiranto
3405.100.009
RD 091581 TUGAS AKHIRDown Syndrome
Merupakan kelainan kromosom, yaitu terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (Sulastowo, 2008) Anak down syndrome : 1. Kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan halus. (misalnya kesulitan menyisir rambut atau mengancing baju sendiri) 2. Kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan kognitif dan bahasa, seperti memahami manfaat suatu benda (Selikowitz, 2001).daily living skill
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak menolong
diri hidup mandiri dalam kehidupan rutin setiap hari
(mandi,makan, menyapu, mengambar,mengunting, dll)
DR. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, Psipraktisi di sebuah rumah
sakit Anak di Jogja
“media animasi mempermudah anak belajar dan tertarik
belajar kegiatan daily living skils. Selain itu juga
Identifikasi Masalah
1. Program pembelajaran daily living skills yang dibuat orang tua
menggunakan metode yang konvensional seringkali kurang
menunjukkan kemajuan. Seringkali gerakan‐gerakan yang diajarkan
orang tua kurang tepat.
2. Animasi disukai oleh penderita down syndrome, hal itu dibuktikan
Melalui observasi dan wawancara pada psikolog dan orang tua
penderita down syndrome. Dengan animasi ini diharapkan
penderita down syndrome dapat mempelajari daily living skill lewat
media yang mereka senangi.
3. Dibuatnya media animasi ini untuk mempermudah orang tua dalam
mengajari daily living skill pada anak down syndrome terutama bagi
orang tua yang tidak bisa terus‐menerus mendampingi anaknya
yang menderita down syndrome
4. Alat‐alat untuk melatih motorik anak down syndrome tergolong
mahal, maka diperlukan sebuah media alternatif yang lebih murah
untuk menggantinya.
STUDI KOMPARATOR
Animasi Aku Bisa Mandi Sendiri
1.Cerita tentang anak yang ingin melakuan kegiatan kemandirian sendiri.
2.Alur penceritaan maju, mulai habis bermain bola sampai hendak tidur malam.
3.Karkter cukup sederhana namun ekspresi masih terbaca dengan baik.
4.Warna yang digunakan warna cerah tanpa pewarnaan bayangan.
5.Transisinya bagus namun banyak adegan yang diulang‐ulang.
6.Sudut pandang dalam animasi ini kebanyakan frontal dengan medium close up. 7.Suara sebagai latar belakang cukup jelas. Namun suar efek seperti menyikat gigi
STUDI KOMPARATOR
Animasi SHALAT
1. Soleh dan teman-temannya diajari cara wudhu, tayammum dan sholat oleh Pak Ustadz .
2. Peneritaan menggunakan alur maju. 3. Karakter yang digambarkan agak serius,
pewarnaan cukup bagus dengan adanya pewarnaan bayangan.
4. Gerakan animasi ini sudah cukup halus tetapi gerakan mulut tidak sesuai dengan suaranya.
5. Suasana yang dibangun pun cukup hidup dengan sudut pandang yang berubah-ubah.
Target Audiens
Teknik Sampling
Populasi :
•
Usia : 5‐8 Tahun
•
Laki‐laki dan perempuan
•
Pendidikan SLB setingkat SD
•
Tinggal di kota besar (Surabaya)
•
Ekonomi menengah kebawah
Karakteristik anak down syndrome :
•
Perkembangannya lebih lambat dari anak normal.
•
Pandai meniru
•
Sulit memahami bahasa verbal tanpa bantuan visual
•
kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan
halus
•
kesulitan untuk mengkoordinasikan antara kemampuan
kognitif dan bahasa, seperti memahami manfaat suatu benda
Hasil Observasi
Dari observasi yang dilakukan oleh 4 anak down syndrome dapat
disimpulkan bahwa :
•
Suka dengan kegiatan olah raga dan bermain
•
Suka meniru apa yang dilakukan teman lain
•
Banyak yang belum bisa melakukan daily living skills dengan benar
karena orang tua yang salah mengajarkannya
•
Susah konsentrasi jika belajar dikelas
•
Sulit memahami bahasa verbal bila tidak ditampilkan dengan visual
•
Kesulitan berbicara
•
suka menonton TV dan meniru acara yang ada di TV tersebut
•
Malu kepada orang lain yang baru pertama bertemu
•
Menyukai acara musik semacam Dahsyat
•
Anak down syndrome yang diajarkan terlalu keras cenderung kasar
dan takut kepada orang tua yang mengajarkannya
•
Kurang bisa menulis dan berhitung
•
Targeting
Anak‐anak down syndrome usia 5‐8 tahun.
•
Positioning
Sebagai media untuk mengajarkan daily living skills
pada anak down syndrome.
•
Unique Selling Preposition
Merupakan media baru yang dipilih untuk membantu
mengajarkan daily living skills pada anak down
syndrome dengan biaya yang lebih murah, dapat
dipakai untuk orang tua yang buta huruf dalam
mengajarkan anaknya yang down syndrome dan dapat
mengajarkan toileting dengan benar kepada anak.
•
Tujuan
Membantu meningkatkan daily living skills pada anak
down syndrome dengan dipandu oleh orang tua.
Strategi Komunikasi
Mengajak anak‐anak down syndrome
mempelajari daily living skills dengan dipandu
oleh orang tuanya lewat media animasi. Disini
akan dipandu oleh dua orang karakter yang
usia sekolah dasar yang mengajarkan daily
living skill pada anak down syndrome.
BAGAN
Arti secara denotatif
• Ayo berarti kata seru untuk memberikan dorongan dan ajakan.
• Mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada
orang lain.
• Sehari‐Hari berarti setiap hari, rutin, teratur
Arti secara konotatif
Animasi ini bersifat mengajak anak down syndrome untuk
menirukan daily living skills dalam animasi. Ajakan disini
adalah ajakan untuk belajar meningkatkan kemampuan daily
living skills anak down syndrome menuju kemandirian dengan
cara yang menyenangkan yang sesuai dengan kriteria anak
down syndrome yang menyukai rutinitas dengan minim
SRATEGI VISUAL
a. Cerita :
Cerita dalam animasi ini untuk menjaga cerita tetap
mengalir dengan lancar walau bukan menjadi
b. Visualisasi :
• Karakter : Gaya gambar yang digunakan dalam karakter merupakan simplifikasi
dari bentuk badan manusia, dengan garis yang tegas dan bentuk anggota badan seperti manusia. Karakter merupakan pengantar dan mengajari gerakan‐gerakan dalam daily living skill. Karakter mempunyai sifat ceria dan suka mengajak orang.
• Environtment : cukup penting untuk menggambarkan suasana lokasi dimana
kegiatan itu dilakukan, penggambarannya sama sederhananya seperti membuat karakter. Lokasi disini mengambil kegiatan sehari‐hari dengan atribut yang akrab dengan kegiatan sehari‐hari yang berpusat pada lingkungan rumah.
• Angle : Angle yang diambil adalah frontal agar dapat dilihat dan dimengerti oleh
anak down sindrom. Penggunan kamera menggunakan medium shot dan close up untuk memperlihatkan gerakan yang dilakukan karakter, sehingga target auience dapat melihatnya denagn jelas.
• Motion : Motion tidak terlalu cepat agar dapat dipahami oleh anak down
syndrome.
• Warna : warna yg digunakan adalah tone yang cerah yang disukai oleh anak‐anak
Kriteria Desain
Penyesuaian Materi Daily Living Skill yang Akan di Tampilkan
Dalam Animasi.
Menurut Buku “Fine Motor Skills For Children With Down Syndrome (Bruni, 2006), Untuk anak umur 5‐8 tahun sudah mulai diajarkan daily living skill yang meliputi 4 kelompok kegiatan yaitu:
• Tugas sekolah : Meliputi berbagai macam kegiatan sekolah (Contoh : menulis, mewarnai)
• Self‐Help Skills : Kegiatan sehari‐hari untuk membantu diri sendiri. • Pekerjan Rumah : Menyapu, mengepel lantai, menata meja
makan, membersihkan tempat tidur. • Aktifitas santai : Bermain, olahraga.
Pemilihan Materi Daily Livng Skills Yang Akan
Ditampilkan Dalam Animasi.
fokus konten animasi terletak pada bagian self help skill (kemandirian) yang diwakili dengan tema ” Siap‐Siap Ke Sekolah”.
Tema ini diangkat karena menurut hasil riset, anak down syndrome banyak yang kurang menguasai kemampuan kemandirian. Padahal kemampuan kemandirian ini mutlak dimiliki setiap individu agar dapat merawat diri masing‐masing dan tidak bergantung pada orang lain.
Dipilihnya beberapa aktivitas persiapan ke sekolah untuk animasi ini dikarenakan, kegiatan daily living skill mulai dipelajari oleh anak umur 5 hingga 8 tahun yang memang merupakan umur anak sekolah.
Dan dalam kegiatan persiapan ke sekolah ini cukup mewakili kegiatan‐ kegiatan yang sifatnya kemanirian.
Aktifitas persiapan ke sekolah dibagi menjadi beberapa
bagian :
•
Sikat gigi disini akan mererangkan mulai dari mengambil
sikat gigi, melepas tutup pasta gigi, mengoleskan pasta gigi
ke sikat gigi lalu menyikat mulai sikat gigi seri kiri‐kanan,
atas‐bawah, begitu pula dengan gigi geraham bagian
samping kiri‐kanan dan geraham atas‐bawah.
•
Memakai Baju dan mengancingkan baju. Akan
menerangkan tentang cara memakai baju mulai dari
memasukkan tangan ke lengan baju hingga cara
mengancingkan baju.
•
Memakai celana sekolah (bagi laki‐laki). Akan diterangkan
memakai celana mulai memasukkan kaki ke lubang celana
yang benar hingga mengaitkan celana dan menutup
• Memakai rok sekolah (bagi perempuan). Akan diterangkan bagaimana
memakai rok mulai dari memasukkan kaki , mengaitkan rok, menarik resleting dan memutar balik rok hingga posisi resleting menjadi di belakang dengan benar.
• Menyisir Rambut. Akan diterangkan cara menyisir rambut dan memegang
sisir dengan benar.
• Makan dan minum. Akan diterangkan cara memegang sendok sesuai
kemampuan anak down syndrome , menyuap maknan ke mulutnya dan minum dengan benar.
• Memakai Kaos Kaki. Akan diterangkan bagaimana cara menggunakan
kaos kaki mulai posisi memegang kaos kaki dan memasangkan ke kaki kanan dan kaki kiri.
• Memakai sepatu. Akan diterangkan memakai sepatu mulai memegang
Pengimplementasian Materi Self Help Skills Ke
dalam Cerita.
Animasi ini menceritakan tentang dua tokoh utama yang
mengajak penonton untuk melakukan kegiatan kemandirian
secara mandiri.
Cerita sebagai penyambung antara kegiatan satu dengan
kegiatan yang lainnya. Berperan sebagai jeda. Berikut alur
cerita secara keseluruhan.
Karakter
Karakter akan dibekali dengan sfat‐sifat positif, baik
hati dan ceria.
Studi Karakter
Studi karakter mengacu pada gambar dengan
proporsi manusia yang nyata. Disini karakter yang
digunakan adalah karakter anak umur 5‐8 tahun, jadi
proporsi tubuh yan digunkan adaah proporsi tubuh
anak umr 5‐8 tahun.
ALTERNATIF
A
B
TERPILIH
Environment
Environment cukup penting untuk mendukung keberadan
karakter. Berikut foto‐foto sebagai referensi environment
paa perancangan animasi ini.
Warna yang digunakan adalah warna‐warna terang
sepert pada animasi “Aku Bisa Mandi Sendiri”
Teks Pada Logo Animasi
Setelah peneliti mengamati, dapat diambil
kesimpulan bahwa :
a) Logo menggunakan typografi dengan tipe dekoratif
namun tetap yang mudah dibaca. Huruf terkesan
gemuk, dan membulat, atau kapital tebal.
b). Warna typografi menggunakan warna yang cukup
mencolok dan berbeda dari warna pada latar / kover.
c). Judul dengan sub judul menggunakan typografi dan
Animasi “Aku Bisa
mandi Sendiri”
Animasi “SHALAT”
Logo Perancangan Animasi
Menggunakan Typografi “JustAnother Font”
Bentuk membulat, agak bergerigi dn mempunyai kesan
anak‐anak.
PROSES PEMBUATAN ANIMASI
Karakter
Tracing Vektor dan Diurutkan
Jika sebagian badan