• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TERHADAP PROYEK POLDER BANGER SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR DI KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TERHADAP PROYEK POLDER BANGER SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR DI KOTA SEMARANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGGUNAAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TERHADAP PROYEK POLDER BANGER SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR

DI KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

Nama : Dian Rahayu Jati,ST,M.Si

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa

atas karunia yang diberikan kepada Penulis sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka menganalisis keuntungan dan kerugian pembangunan proyek Polder Banger yang bertujuan mengatasi masalah banjir yang terjadi di Kota Semarang. Selain itu juga untuk menganalisis biaya dan manfaat yang terkait dengan Proyek Polder

Banger tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang didapatkan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata Penulis sampaikan semoga tulisan ini berguna bagi kita semua .Amin.

Pontianak, Februari 2013

(3)

3

ABSTRAK

PENGGUNAAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TERHADAP PROYEK POLDER BANGER SEBAGAI UPAYA MENGATASI BANJIR

DI KOTA SEMARANG

Proyek Polder Banger Semarang dibangun sebagai upaya untuk mengatasi bencana banjir dan rob di beberapa wilayah di Kota semarang. Pembangunan polder sistem banger ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dalam hal ini daerah Semarang dengan pemerintah negara Belanda. Sebelum proyek polder banger dimulai dilakukan analisis ekonomi untuk melihat segi biaya dan manfaat pembangunan proyek ini bagi masyarakat. Makalah ini bertujuan untuk melihat kelebihan dan kelemahan analisis biaya dan manfaat (Valuasi lingkungan) dalam kasus polder banger dan mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang timbul akibat penerapan valuasi lingkungan.

Kata kunci : Analisis biaya dan manfaat, Polder banger, valuasi lingkungan.

(4)

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 1 Abstrak ... 2 Daftar Isi ... 3 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 4 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan ... 7 Bab II Pembahasan

A. Identifikasi Analisis Biaya dan Manfaat ... 8 B. Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Analisis Biaya dan

Manfaat Dalam Kasus Polder Banger ... 9 C. Solusi Untuk Kasus Polder Banger ... 13 Bab III Penutup

A. Kesimpulan ... 15 B. Saran ... 16 Referensi

(5)

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mengatasi bencana banjir di daerah Semarang yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, dan juga rob akibat penurunan permukaan tanah maka Pemerintah kota Semarang membangun Proyek Polder Percontohan Banger (Banger Pilot Polder) di Semarang.

Gbr 1. Situasi banjir di salah satu sudut kota Semarang

Polder Banger direncanakan akan melindungi 84.000 warga di sembilan kelurahan, yakni : Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Sarirejo, Kelurahan Bugangan, Kelurahan Rejosari, Kelurahan Karangturi, Kelurahan Tempel, dan Kelurahan Kemijen.

Adapun pembangunan polder sistem Banger ini adalah kerjasama pemerintah Indonesia dalam hal ini Pemerintah daerah Semarang dengan Pemerintah Belanda melalui ORIO, Lembaga Pembiayaan infrastruktur negara Belanda. Proyek ini juga adalah proyek

(6)

6 percontohan, yang apabila berhasil baik diterapkan di Semarang maka akan diterapkan di wilayah-wilayah lain di Indonesia yang memiliki karakteristik yang sama seperti Semarang.

Rencana pembiayaan sistem drainase Sungai Banger tersebut sebesarRp 69,3 miliar. Anggaran tersebut berasal dari pemerintah pusat (ORIO)Rp 24,0 miliar untuk pembangunan DAM Sungai Banger Rp2,6 miliar, pembuatan kolam retensi Rp10,6 miliar, dan bantuan pengadaan pompa Rp 9,4 miliar. Sementara anggaran dari Pemerintah Provinsi Jateng sebesar Rp22,7 miliar, yakni untuk pengerukan Sungai Banger Rp9,3 miliar, peningkatan drain sekunder Rp4,9 miliar, pembangunan tanggul utara Rp5,5 miliar, dan pembangunan talud Rp3,0 miliar. Pemerintah Kota Semarang mendapat jatah Rp22,6 miliar yang digunakan untuk pembangunan rumah pompa Rp21,25 miliar dan peningkatan drain sekunder Rp1,40 miliar.

Berdasarkan rencana, proyek pembangunan Polder Banger Semarang dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap pengembangan dan implementasi. Tahap pengembangan berupa persiapan organisasi proyek untuk implementasi, dan tahap operasi serta pemeliharaan, persiapan rencana pengadaan barang dan jasa, persiapan rencana implementasi, persiapan rencana resettlemen, jasa, persiapan rencana pembiayaan, pelatihan, studi sosial ekonomi, dan persiapan dokumen

analisa mengenai dampak lingkungan. Sedangkan tahap

implementasi berupa pembangunan konstruksi antara lain Closed ring dyke, dam di sungai Banger, Flood dykes bagian utara dan selatan (Sumber : Antara News. com, September ,3, 2010).

Menurut Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, jika seluruh proyek penanganan banjir dan rob dikerjakan maka pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di Jateng akan meningkat menjadi 6 % pada akhir 2010, meningkat 1,3 % dibanding akhir tahun 2009. Sehingga hal

(7)

7 ini memungkinkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan.( Sumber : Antara News. com, September ,3, 2010).

Salah satu hal yang dilakukan sebelum proyek Polder Banger dimulai adalah melakukan analisis ekonomi yang dilakukan oleh Witteven + Bos yang dipublikasikan pada bulan April 2008. Analisis ekonomi ini dilakukan untuk mendapatkan estimasi perhitungan kuantitatif bagi pengembangan Polder Banger dan melihat dari segi biaya dan manfaat apakah proyek Folder Banger ini memberikan keuntungan bagi masyarakat. Analisis ini akan memberikan korelasi data sosial ekonomi bagi pengembangan Polder Banger selanjutnya.

Beberapa asumsi yang dipakai dalam analisis ekonomi yang telah dilakukan oleh Witteven + Bos adalah :

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi kota Semarang. Ini sangat penting

untuk mendapat gambaran dampak perubahan ekonomi

masyarakat dari pengembangan Polder Banger. Data tingkat pertumbuhan penduduk didapatkan dari Biro Pusat Statistik.

2. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Selain pertumbuhan ekonomi, aspek yang penting diteliti adalah kesejahteraan masyarakat karena pendapatan masyarakat di daerah Banger rata-rata hanya 1,3 juta perbulan. Diharapkan dengan adanya Polder Banger ini pendapatan rata-rata masyarakat di wilayah tersebut dapat meningkat.

3. Suku Bunga

Suku bunga yang digunakan dalam analisis ini adalah suku bunga bank dunia yang digunakan untuk investasi proyek masyarakat, yaitu sebesar 10 % - 12 %.

(8)

8 B. Rumusan Masalah

1. Apa kelebihan dan kelemahan analisis ekonomi biaya dan manfaat (valuasi lingkungan) dalam kasus Polder Banger.

2. Bagaimana solusi terbaik mengatasi masalah-masalah dalam penerapan analisis ekonomi biaya dan manfaat (valuasi lingkungan) pada kasus Polder Banger.

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penerapan teknik analisis ekonomi biaya dan manfaat ( valuasi Lingkungan) terhadap kasus Polder Banger.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penerapan analisis ekonomi biaya dan manfaat (valuasi Lingkungan) terutama pada kasus Polder Banger.

(9)

9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Analisis biaya dan manfaat

Analisis biaya dan manfaat merupakan alat bantu untuk membuat

keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan

masyarakat. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan data, dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kekuasaan eksekutif yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan publik.

Saat ini analisis biaya dan manfaat merupakan alat utama dalam membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan publik, seperti : manajemen sumber daya alam, dan pengembangan sumber energi alternatif (Field, 1984).

Dalam menentukan manfaat dan biaya suatu program atau proyek harus dilihat secara luas pada manfaat dan biaya sosial dan tidak hanya pada individu saja. Oleh karena menyangkut kepentingan masyarakat luas maka manfaat dan biaya dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. (Mangkoesoebroto, 1998 ; Musgrave and musgrave, 1989). Salah satunya adalah mengelompokkan manfaat dan biaya suatu proyek secara riil (real) dan semu (Pecuniary). Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak diimbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain. Sedangkan manfaat semu adalah yang hanya diterima oleh sekelompok tertentu,tetapi kelompok lainnya menderita karena adanya proyek tersebut.

Selain itu, menurut Fauzi (2006, hal 213 ) ada istilah manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, manfaat langsung berhubungan dengan tujuan utama dari proyek atau program dan dapat langsung timbul karena adanya proyek atau program tersebut. Dalam

(10)

10 menentukan manfaat ini akan timbul masalah apabila suatu proyek juga memberikan manfaat kepada proyek lain. Sedangkan manfaat tdak langsung, adalah manfaat yang secara tidak langsung disebabkan karena adanya proyek yang akan dibangun merupakan hasil sampingan. Manfaat tidak langsung ini dapat menjadi luas sekali, tergantung sejauh mana memasukkan manfaat tidak langsung kedalam analisis.

Salah satu pendekatan yang dipakai untuk menilai barang atau objek yang pada umumnya oleh masyarakat dinilai rendah, misalnya barang rekreasi (keindahan dan kenyamanan) adalah dengan metode

Willingness to pay . Dalam metode ini dapat dilihat bagaimana

masyarakat menilai suatu kenyamanan lingkungan hidup, sekaligus juga dapat memperlihatkan perbedaan pandangan setiap keluarga terhadap kenyamanan lingkungan hidup yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya.

B. Kelebihan dan kelemahan penerapan analisis biaya dan manfaat dalam kasus Polder Banger

Dalam final report yang disusun oleh Witteven + Bos, ada 2 skenario yang dijadikan pembanding yaitu tidak membangun sistem polder dan skenario yang kedua adalah membangun Polder Banger.

Pada skenario yang pertama, dampak negatif yang dihasilkan antara lain terjadi ketinggian dan pelebaran area permukaan banjir pada daerah yang dijadikan studi,dan diperkirakan dalam waktu 10 tahun Daerah Semarang Utara akan turun 10cm dibawah permukaan laut, yang mengakibatkan banjir akan meluas ke pusat kota. Tetapi skenario pertama sama sekali tidak menyebutkan aspek dampak yang positif apabila skenario ini dijalankan. Sementara dalam suatu proyek tetap harus dianalisis kedua dampaknya.

Pada skenario yang kedua, yaitu dengan membangun sistem polder disini diberikan beberapa dampak positifnya, antara lain : akan

(11)

11 terjadi pengurangan tinggi permukaan banjir, masyarakat dapat berprodukrivitas kembali yang diharapkan akan meningkatkan produktifitas kota Semarang, mengurangi biaya tambahan yang dikeluarkan oleh masyarakat, pemerintah dan pengusaha akibat terjadinya banjir, selain itu juga banyak memunculkan pekerjaan baru bagi masyarakat yang diharapkan dapat membuat masyarakat lebih sejahtera. Jika pada skenario kedua alasan yang diberikan semua negatif tanpa ada sisi positifnya, maka sebaliknya pada skenario kedua keuntungan yang diberikan semua positif tanpa ada yang negatif. Inilah salah satu kesalahan analisis ekonomi pada kasus polder banger menurut penulis.

Manfaat riil proyek yang dapat langsung diterima oleh masyarakat tanpa merugikan pihak lain juga tidak dicantumkan dalam analisa ini, padahal dibangunnya Polder Banger mendapat reaksi keras dari warga Tambak lorok yang menolak adanya proyek karena dapat menyebabkan banjir di kawasan mereka, sebagai kompensasi mereka juga minta agar daerah mereka di beri pembatas juga untuk mencegah terjadinya banjir. Padahal daerah Tambaklorok tidak masuk kedalam daerah yang dianalisis terkena proyek.

Selain itu, pada laporan tersebut hanya memperhitungkan dampak positif apabila proyek sudah selesai dibangun, tetapi pada pelaksanaan pra konstruksi dan konstruksi tidak diperhitungkan dampak dan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat, seperti terjadinya kemacetan, pengalihan area lalu lintas, ambrolnya salah satu daerah akibat proyek pembangunan banger, ataupun getaran mesin yang di rasakan oleh masyarakat sekitar yang biasanya harus dimasukkan kedalam harga bayangan yang berpengaruh tidak langsung terhadap masyarakat.

Dalam analisis ekonomi yang dilakukan oleh Witteveen +Bos, keuntungan yang diterima masyarakat dari adanya Polder, antara lain banyak pekerjaan baru yang dapat diciptakan sehingga masyarakat

(12)

12 dapat lebih sejahtera, tetapi tidak disebutkan pekerjaan apa saja yang dihasilkan dengan adanya Polder sehingga nilai manfaatnya menjadi semu.

Perhitungan manfaat dari adanya proyek Polder Banger bagi masyarakat dalam analisis tersebut hanya didasarkan pada : mengurangi biaya renovasi rumah penduduk dan mengurangi kesehatan dengan nilai rata-rata yang hanya didapat berdasarkan survei. Selain itu manfaat yang lain adalah mengurangi biaya perbaikan kantor pemerintah dan biaya perbaikan jalan, peningkatan nilai lahan yang hanya akan dirasakan sebagian orang saja. Dalam data juga disebutkan bahwa banyak industri kecil dan menengah yang potensial tidak berkembang dengan adanya banjir, selain data para pekerja yang harus tidak kerja dengan adanya banjir hanya berdasarkan asumsi yang tidak didasarkan pada kenyataan dilapangan.

Analisis biaya dan manfaat berdasarkan penerapannya di negara-negara lain memiliki beberapa kekurangan (Heinzerling and Ackerman, 2002), yaitu : Pertama,penggunaan standart ekonomi sebagai valuasi sering tidak akurat dan pada beberapa kasus sulit diterapkan, misalnya pada kasus banger data penghasilan ekonomi yang digunakan adalah penghasilan rata-rata untuk satu rumah tangga yang jumlah tanggungannya berbeda-beda serta jumlah orang yang menghasilkan pendapatan dalam keluarga juga berbeda sehingga menghasilkan nilai tanggungan yang berbeda pula. Selain itu, jumlah tanggungan anak pada setiap keluarga memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, yang tentu menghasilkan biaya sekolah berbeda pula. Dalam laporan tersebut ini semua dianggap sama.

Kedua, hasil pendekatan yang didapat berupa nilai keuntungan berupa uang terkadang tidak memperhatikan rasa keadilan dan moral.

Misalnya dalam kasus banger perhitungan dilakukan tidak

memperhatikan jam kerja dan bagaimana usaha yang dilakukan oleh orang tersebut untuk mendapatkan penghasilannya. Misalnya si A,

(13)

13 harus bekerja 8 jam untuk mendapatkan penghasilannya sementara si B hanya butuh waktu 2 jam untuk mendapatkan penghasilan dengan nilai yang sama, tentu saja kedua orang ini harus dinilai berbeda, bukan dianggap rata-rata saja.

Ketiga, nilai yang dipakai dalam penentuan laporan biaya dan manfaat sering tidak objektif dan tidak transparan. Biasanya hal ini disebabkan dalam wawancara yang dilakukan dilapangan masyarakat tidak menjawab pertanyaan dengan sebenarnya tetapi ditutupi karena malu atau ikut-ikutan kawan sekitarnya.Banyak juga yang didapati meninggikan harga aset atau merendahkan pendapatan agar ketika membayar bisa murah.

Keempat, penggunaan suku bunga pada analisis biaya dan manfaat sering tidak tepat sehingga merugikan masa depan dan tidak dapat mewakili masalah lingkungan yang timbul. Sebaliknya malah menciptakan masalah baru berupa ketidakpercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana dan sebagainya.

Penerapan konsep Willingness to Pay (kerelaan untuk membayar) bagi keberlanjutan proyek banger yang akan diterapkan pada masyarakat Semarang tetap harus diuji keberadaannya, karena menyangkut pendapatan masyarakat Semarang yang rata-rata masih rendah. Jangankan untuk membayar Polder Banger untuk biaya kehidupan sehari-hari termasuk biaya pendidikan dan kesehatan saja mereka masih kesulitan. Disamping itu, keberhasilan berkurangnya banjir sebagai tujuan proyek Banger bagi sebagian masyarakat masih harus dibuktikan dulu baru mereka mau untuk membayar.

Selain itu adanya konsep Willingness to Pay akan mendatangkan masalah baru menyangkut manajemen penerimaan dan pengeluaran dari uang yang dibayarkan masyarakat tersebut. Ini menyangkut pengalaman di masyarakat masalah pembayaran pajak saja yang sudah berlangsung lama dan sudah dianggap bagus sistemnya tetap masih memiliki kekurangan disana-sini, apalagi pemungutan untuk

(14)

14 objek yang tergolong baru ini . Jangan sampai kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepada pemerintah disalahgunakan dan akhirnya rakyat kecil lagi yang menjadi korbannya.

C. Solusi untuk kasus Polder Banger

Perhitungan analisis dan biaya yang digunakan untuk

memprediksi dampak adanya suatu proyek bagi masyarakat bagaimanapun harus mengkaji semua aspek yang ada baik aspek positif maupun negatif, baik manfaatnya langsung maupun tidak langsung, baik manfaatnya riil maupun bayangan, sehingga kita dapat memandang biaya dan manfaatnya dengan lebih jelas. Karena bagaimanapun analisis yang kita buat akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemerintah.

Selanjutnya dalam menentukan standart ekonomi yang digunakan harus dilihat apakah ini proyek untuk masyarakat atau hanya untuk kepentingan kelompok tertentu saja karena menyangkut suku bunga yang digunakan. Selain itu sumber dana yang digunakan untuk proyek juga harus diperhatikan apakah dana hibah atau pinjaman, jangan sampai perhitungan yang salah menyebabkan tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat, tetapi malah menjerat rakyat.

Penentuan harga untuk manfaat bayangan, seperti polusi dan degradasi lingkungan yang sulit dilakukan dapat menggunakan data yang sudah ada atau mencari data daerah lain yang karakteristiknya mendekati daerah yang kita teliti.

Proses pengambilan data harus benar-benar mewakili keadaan sesungguhnya dari masyarakat dengan memperhatikan rasa moral dan keadilan, sehingga data yang dihasilkan benar -benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Selain beberapa kelemahan diatas, bagaimanapun penggunaan analisis biaya dan manfaat tetap memiliki keuntungan dan manfaat dalam menentukan program pemerintah dalam penggunaan sumber

(15)

15 ekonomi agar lebih efisien. Program pemerintah yang dianalisis dengan cara ini akan memperhitungkan kondisi perekonomian secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi dan dapat tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Disamping itu, kita tetap harus memberikan apresiasi kepada pemerintah karena telah berusaha mencari solusi terbaik bagi kota Semarang terutama untuk mengurangi banjir yang setiap tahun sudah menjadi langganan. Semoga apa yang telah dilakukan ini dapat menghentikan atau paling tidak mengurangi terjadinya banjir dan tidak malah memindahkannya ke tempat lain.

(16)

16

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Analisis biaya dan manfaat dalam kasus Polder Banger

masih memiliki beberapa kekurangan menyangkut

beberapa unsur seperti manfaat tidak langsung dan biaya bayangan yang masih belum diperhatikan.

2. Standart ekonomi yang dipakai belum mewakili semua kelompok masyarakat karena yang dipakai adalah nilai rata-rata.

3. Masalah rencana sumber anggaran dan kendala sosial politis yang dihadapi tidak dimasukkan kedalam laporan. 4. Perhitungan suku bunga yang dipakai adalah suku bunga

bank dunia untuk proyek publik sementara sebagian dana didapatkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta dari dana pinjaman yang nantinya akan dibayarkan kembali dalam bentuk retribusi oleh masyarakat.

5. Dalam pengambilan data di lapangan hanya berdasarkan

pendapatan rata-rata masyarakat, dan tidak

(17)

17 B. Saran

1. Perkiraan biaya dan manfaat harus menyeluruh dan meliputi unsur biaya dan manfaat yang kompleks.

2. Penentuan harga bayangan harus tepat dan dapat menggunakan data yang sudah ada.

3. Standart ekonomi yang digunakan harus dapat mewakili seluruh masyarakat yang terkena manfaat dan biaya.

4. Harus dilakukan pemetaan dan perhitungan kendala, seperti kendala anggaran, dan sosial politik.

5. Dasar yang dipakai dalam penentuan suku bunga harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Perlu dilakukan analisis kepekaan untuk kelompok yang sasarannya berlainan.

(18)

18

REFERENSI

Fauzi, A. 2006, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan , Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Field,B.C and M,K. Field. 2006, Environmental Economics and

Introduction, Boston ; Mc Gram Hill Irwin.

Heinzerling,L and Ackerman, F. 2002; Pricing The Priceless Cost Benefit

Analysis of Environmental Law and Policy Institute, Georgetown.

Georgetown University Law Center.

Mangkoesoebroto,G. 1998 ; Ekonomi Publik, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Istibsarch,N. Sept,3,2010, Pembangunan Polder Banger Semarang mulai

digarap. Antara News.Com.

Witteven + Bos, 2008, Economic Feasibility “Banger Pilot Polder” Final

Referensi

Dokumen terkait

Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Seperti diterangkan ayat-ayat di atas, Allah memerintahkan manusia untuk mempelajari dan

Pengembangan optimasi beton bertulang pada struktur portal ruang merupakan hal yang masih luas dan menarik untuk dipelajari, terutama masalah pendetailan antara sambungan balok

ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu.. dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok

Seluruh kegiatan dan proyeksi pembiayaan tahunan program CSR disusun secara komprehensif pada setiap akhir tahun dan diajukan oleh Yayasan Danamon Peduli untuk persetujuan

Martsila dan Meiranto (2013) menguji pengaruh corporate governance sebagai variabel independen yang diproksikan oleh independensi, ukuran dewan komisaris, kepemilikan

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

Perilaku perawatan kehamilan yang ditinjau dari total pemeriksaan yang dilakukan dan didapatkan di Daerah Akses Mudah (Dusun Banjarharjo 1) adalah kondisi ekonomi yang

[r]