• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPO Katarak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPO Katarak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SPO

Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes Nip. 19591104 198511 1 001 PENGERTIAN

Pemeriksaan gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, akibatnya obyek yang dilihat menjadi kabur dan menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas ( Katarak).

ANAMNENIS

1. Menyapa pasien dengan ramah dan mengucapkan salam

2. Menanyakan identitas pasien dan cocokkan dengan status pasien 3. Bertanya dengan ramah dan hati-hati tentang riwayat penyakit :

1) Apa gejala yang paling dirasakan sehingga bapak/ibu,Sdr/Sdri datang kesini? ” (menanyakan riwayat penyakit utama).

2) Kapan pertama kali timbul keluhan ?

3) Apakah keluhan ini timbul pertama kali atau sudah berulang ? 4) Apakah ada riwayat trauma pada mata, atau terkena debu,

binatang, cairan, dll ?

5) Apakah ada keluhan/penyakit lain yang diderita (ex:DM,HT,dll) dan riwayat penyakit sebelumnya ?

6) Adakah riwayat alergi (debu,asap kendaraan,udara,makanan/minuman, alergi obat,dll)

7) Apakah sudah pernah berobat atau sudah minum obat- obatan tertentu ?( riwayat pengobatan sebelumnya )

8) Apakah timbul gangguan penurunan penglihatan ? 9) Spesifik Katarak :

 Apakah ada penurunan penglihatan/ pandangan buram, kabur, seperti tertutup kabut / berasap bahkan pada siang hari ?

 Apakah peka terhadap sinar atau cahaya ?

 Apakah terjadi diplopia/melihat dobel pada satu mata ?

 Apakah ada nyeri pada mata ?(biasanya pada katarak tidak disertai nyeri kecuali terdapat komplikasi lain)

 Kapan mulai terjadi kekeruhan lensa, sejak usia ?(untuk mengetahui jenis Katarak)

 Apakah ada riwayat trauma atau riwayat penyakit lain ? (Untuk mengetahui jenis Katarak)

(2)

PEMERIKSAAN FISIK

Lakukan Pemeriksaan selanjutnya apabila ada indikasi katarak:  Dari anamnesa diketahui adanya penurunan fungsi penglihatan

(mata buram, redup, berkabut termasuk saat siang hari, diplobia, peka terhadap sinar, dll)

 Dari pemeriksaan Inspeksi ditemukan kekeruhan lensa

 Dari pemeriksaan Visus diperoleh adanya penurunan ketajaman penglihatan bukan karena kelainan refraksi

Lakukan Shadow Test untuk mengetahui Stadium Katarak, dengan cara sebagai berikut :

 Untuk melihat lensa lebih jelas bisa memakai obat tetes yang berisi midriatill yang fungsinya untuk midriasis pupil, jadi lensanya bisa lebih mudah dilihat

 Pasien diminta melihat lurus ke depan

 Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien pada sudut 450 dari samping, dari bayangan iris.

 Nanti ada bayangan yang dibiaskan dari humor aquosus.

 Katarak matur : lensa lebih cembung karena menyerap cairan lebih banyak,bayangan iris pada lensa terlihat kecil dan letaknya dekat terhadap pupil, shadow test (-) ; katarak imatur: lensa masih kecil,terdapat bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil, shadow test (+)

KRITERIA DIAGNOSIS

1. Penurunan visus secara perlahan-lahan

2. Ukuran kaca mata semakin sering mengalami perubahan. 3. Keluhan silau (glare)

4. Kesulitan untuk membaca DIAGNOSA KERJA Katarak DIAGNOSA PEMBANDING 1. Glaukoma 2. Anomali Refraksi 3. Retinopati Diabetikum

(3)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium darah

2. USG untuk menyingkirkan kelainan lain pada mata selain katarak PELAYANAN

KESEHATAN MATA PRIMER

(PEC)

1. Penatalaksanaan bersifat non bedah, dimana pasien dengan visus 6/12 diberikan kacamata dengan koreksi terbaik

2. Jika visus < 6/12 atau sudah mengganggu untuk melakukan kegiata sehari-hari berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi lain untuk operasi, pasien dirujuk ke spesialis mata pada fasilitas sekunder atau tersier.

PELAYANAN KESEHATAN

MATA SEKUNDER

(SEC)

1. Penata laksanaan bersifat non bedah, dimana pasien dengan visus > 6/12 diberikan kaca mata dengan kreksi terbaik.

2. Jika visus < 6/12 atau sudah mengganggu untuk melakukan kegiatan sehari-hari berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi lain untuk operasi, dapat dilakukan operasi ECCE(extra capsular cataract extraksi)

3. Operasi katarak dilakukan menggunakan mikroskop operasi dan pealatan bedah mikro, dimana pasien dipersiapkan implantasi lensa tanam (IOL: intra ocular lens).

4. Ukuran lensa tanam dihitung berdasarkan data keratometri serta menggunakan biometri A-scan, tetapi bisa juga berdasarkan anamnesis menggunakan IOL standar(power +20.00) dikurangi ukuran kaca mata yang selama ini digunakan pasien. Misalnya jika pasien menggunakan kaca mata S-6.00 dapat diberikan IOL power +14.00

5. Perhatikan juga rekomendasi tindakan bedah katarak pada bagian akhir tulisan ini.

PELAYANAN KESEHATAN MATA TERSIER

(TEC)

1. Penatalaksanaan bersifat bedah, jika visus sudah mengganggu untuk melakukan kegiatan sehari-hari berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi lain untuk operasi.

2. Operasi katarak dilakukan menggunakan mikroskop operasi dan peralatan bedah mikro, pasien dipersiapkan untuk implantasi lensa tanam (IOL)

3. Ukuran lensa tanam dihitung berdasarkan data keratometri serta menggunakan biometri A-Scan.

4. Teknik bedah katarak menggunakan teknik manual ECCE ataupun fakoemulsifikasi dengan mempertimbangkan derajat katarak serta tingkat kemampuan ahli bedah

(4)

PELAYANAN KESEHATAN MATA TERSIER

(TEC)

5. Operasi katarak hanya dilakukan jika visus sudah mengganggu kegiatan sehari-hari pasien dimana pasien berkesempatan melakukan diskusi dengan dokter mengenai alternative lain selain operasi, resiko operasi, serta perawatan pasca operasi.

6. Pasien mengisi Surat Izin Tindakan Medis (informed concent) 7. Setiap kali melakukan pemeriksaan pre-operasi mencakup hal-hal

berikut:

a. Anamnesis riwayat penyakit lama, penyakit lain ataupun alergi b. Visus tanpa koreksi dengan snellen serta refraksi terbaik. c. Pengukuran TIO

d. Penilaian fungsi pupil (refleks pupil)

e. Pemeriksaan mata luar (external examination) dengan senter dan lup, atau slit lamp bergantung fasilitas

f. Pemeriksaan fundus dengan dilatasi pupil

8. Dokter spesialis mata yang melakukan operasi katarak sebaiknya memperhatikan persiapan pre-operasi sebagai berikut:

a. Memeriksa pasien sebelum operasi

b. Memberikan informasi kepada pasien tentang resiko, keuntungan dan kerugian operasi serta harapan yang sewajarnya dari hasil operasi

c. Memperoleh surat izin tindakan medis(informed concent)

d. Memastikan bahwa hasil keratometri dan biometri A-scan sesuai dengan mata yang akan dioperasi, jika pasien direncanakan implantasi lensa tanam

e. Menentukan kekuatan lensa tanam yang sesuai, jika pasien tesebut direncanakan implantasi lensa tanam.

f. Membuat rencana pembedahan(jenis anesthesia, penempatan sayatan dan konstruksi luka, refraksi pasca operasi yang direncanakan sertajadwal pemeriksan pasca bedah.

g. Melakukan evaluasi pre-operasi diatas termasuk pemeriksaan laboratorium serta berdiskusi dengan pasien ataupun keluarga ppasien yang dianggap lebih mengerti dan dapat bertindak atas nama pasien.

(5)

PELAYANAN KESEHATAN MATA TERSIER

(TEC)

9. Operasi katarak bilateral (operasi dilakukan pada kedua mata sekaligus secara berurutan) sangat tidak dianjurkan berkaitan dengan resiko pasca operasi(endofthalmitis)yang bisa berdampak kebutaan. Tetapi ada beberapa keadaan khusus yang bisa dijadikan alasan pembenaran dan keputusan tindakan operasi katarak bilateral ini harus dipikirkan sebaik-baiknya.

10. Operasi katarak bilateral (operasi dilakukan pada kedua mata sekaligus secara berurutan) sangat tidak dianjurkan berkaitan dengan resiko pasca operasi(endofthalmitis)yang bisa berdampak kebutaan. Tetapi ada beberapa keadaan khusus yang bisa dijadikan alas an pembenaran dan keputusan tindakan operasi katarak bilateral ini harus dipikirkan sebaik-baiknya.

11. Operasi tidak boleh dilakukan pada keadaan sebagai berikut: a. Pasien menolak tindakan operasi

b. Pemberian kaca mata ataupun alat Bantu penglihatan lainnya masih cukup memuaskan bagi pasien

c. Ada dugaan bahwa operasi tidak dapat meningkatkan penglihatan pasca operasi

d. Kualitas hidup pasien belum terganggu dengan gangguan penglihatan yang dialaminya belum terganggu dengan gangguan penglihatan yang dialaminya

e. Pasien tidak dapat menjalani operasi katarak berkaitan dengan penyakit mata lain ataupun keadaan kesehatan akibat penyakit lainnya.

f. Pasien tidak dapat memberikan surat izin tindakan medis yang sah secara hukum karena kurang pengertian ataupun kurang informasi

(6)

PELAYANAN KESEHATAN MATA TERSIER

(TEC)

12. Dokter spesialis mata yang melakukan operasi ataupun staf dokter tersebut berkewajiban mendidik, menjelaskan dan memberi instruksi kepada pasien mengenai gejala ataupun tanda-tanda mengenai kemungkinan terjadinya komplikasi pasca operasi, penggunaan proteksi mata, adanya pembatasan kegiatan, pengobatan , jadwal kunjungan lanjutan (follow up) dan petunjuk dimana harus mendapatkan perawata darurat bila diperlukan. Dokter spesialis mata/staf juga menerangkan mengenai tanggung jawab pasien untuk mengikuti petunjuk yang harus dilakukan selama perawatan pasca operasi dan pasien harus segera menghubungi dokter tersebut jika mengalami masalah.

13. Pemeriksaan lanjutan pasca operasi (follow up):

a. Frekwensi pemeriksaan paca bedah ditentukan berdasarkan tingkat pencapaian visus optimal yang diharapkan.

b. Pasien dengan resiko tinggi, seperti pasien dengan satu mata, mengalami komplikasi intra operasi atau ada riwayat penyakit mata lain sebelumnya seperti uveitis, glaukoma, dll, maka pemeriksaan harus dilakukan satu hari setelah operasi.

c. Pada pasien yang dianggap tidak bermasalah baik keadaan pre-operasi maupun intra pre-operasi serta diduga tidak akan mengalami komplikasi lainnya maka dapat mengikutin petunjuk pemeriksaan lanjutan sebagai berikut:

1) Kunjungan pertama: dijadwalkan dalam waktu 48 jam setelah operasi (untuk mendeteksi dan mengatasi komplikasi dini seperti kebocoran luka yang enyebabkan bilik mata dangkal, hipotonus, peningkatan TIO, edema kornea, ataupun tanda-tanda peradangan).

2) Kunjungan ke dua: dijadwalkan hari ke 4-7 setelah operasi jika tidak dijumpai masalah pada kunjungan pertama, yaitu mendeteksi dan mengatasi kemungkinan endofthalmitis yang paling sering terjadi pada minggu pertama pasca operasi. 3) Kunjungan ketiga: dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan

pasien Dimana bertujuan untuk memberikan kaca mata sesuai dengan refraksi terbaik yang diharapkan.

(7)

PELAYANAN KESEHATAN MATA TERSIER

(TEC)

14. Obat-obat yang digunakan pasien pasca operasi bergantung dari keadaan mata serta disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien (misalnya analgetika, antibiotika oral, anti glaukoma, atau edema kornea, dll). Tetapi penggunaan tetes mata kombinasi antibiotika dan steroid harus diberikan pada pasien untuk digunakan setiap hari selama minimal 2 minggu pasca operasi.

PROGNOSIS

Ad Vitam : Bonam

Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

KEPUSTAKAAN

1. Ilyas S. 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

2. Vaughan, Daniel G. 2000. Oftalmologi Umum edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Referensi

Dokumen terkait

4' .ada sintesa asam asetat dengan proses &#34;arbonilasi methanol, didalamn+a ter0adi rea&#34;si antara carbon monoDide dan methanol, pada rea&#34;si ini

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu di desa Puton Kecamatan Diwek (2013) menunjukan bahwa sikap ibu dalam meningkatkan status gizi pada balita dari 48 responden

13 Hasil uji statistic rank spearman pada varibel perancu suhu tubuh p= 0,853 , persen lemak tubuh p=0,171 , dan aktivitas fisik p=0,344, sehingga dapat

Untuk: dapat memenuhi kriteria jalan kereta api yang baik, nyaman, dan ekonomis, maka konstmksi jalan kereta api perlu direncanakan dengan sangat teliti dan

Pada metode Gauss Seidel jumlah iterasi pada model jaringan 14 Bus 20 saluran dan 30 Bus 41 saluran menghasilkan iterasi 195 dan 34 untuk 5 Bus 7 saluran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak terutama untuk senyawa yang tidak berwarna yang akan dianalisis yaitu

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan buku-buku serta dokumen- dokumen yang berkaitan dengan penanaman

- satu sintesis hasil kerja itu seperti yang ditunjukkan dalam penerbitan-penerbitan yang diserahkan termasuk satu rangka kasar saling perhubungan di antara setiap penerbitan dan