• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No IND) Tahun Anggaran 2000 LAPORAN KEMAJUAN. Nama Kegiatan : Survailan Longitudinal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No IND) Tahun Anggaran 2000 LAPORAN KEMAJUAN. Nama Kegiatan : Survailan Longitudinal"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No. 3550-IND)

Tahun Anggaran 2000

LAPORAN KEMAJUAN

Nama Kegiatan : Survailan Longitudinal

Nomor Kontrak : 60/CHN-3/KONT.NF/III/2000

Tanggal : 10 Maret 2000

Penanggung jawab kegiatan : dr. Siswanto Agus W., SU, MSc, ScD

Yogyakarta, Mei 2000

Dekan Pimpinan Proyek

Fakultas Kedokteran CHN-RL/Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

dr. Purnomo Suryantoro, DTM&H, SpAK, PhD dr. Siswanto Agus W., SU, MSc, ScD

NIP. 130 354 354 NIP. 130 808 156

Mengetahui/Menyetujui

Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

DR. Surya Dharma, MPA NIP. 130 783 511

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Kemajuan Survailan dan Penelitian Lapangan ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam surat Perjanjian Kerjasama Survailan dan Penelitian Lapangan dalam penyelenggaraan Longitudinal Survailan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dari bagian Proyek Pengembangan Kesehatan dan Gizi Masyarakat tahun anggaran 2000 nomor 60/CHN-3/KONT.NF/III/2000.

Pelaksanaan Survailan dan Penelitian Lapangan ini bertujuan untuk "Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu dan anak melalui penyediaan informasi dan peningkatan efisiensi penggunaan informasi tersebut bagi para perencana dan manajer program kesehatan propinsi dan kabupaten yang mencakup perubahan-perubahan data longitudinal tentang karakteristik demografis, kesehatan masyarakat, epidemiologi dan nutrisi, serta utilisasi dan efektifitas beberapa intervensi yang mempunyai prioritas tinggi pada penanganan masalah kesehatan masyarakat".

Demikian laporan kemajuan ini disusun untuk dipergunakan seperlunya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . ii

DAFTAR ISI . . . iii

DAFTAR TABEL . . . v

I. LATAR BELAKANG . . . 1

A. PENTINGNYA RENCANA PENELITIAN . . . 1

B. LANDASAN TEORI . . . 3

1. Karakteristik Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat . 3 a. Populasi dan Sampel Penelitian . . . 3

b. Data Sequential dan Cross-sectional . . . 4

2. Kelemahan dan Kendala Dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi . . . 5

a. Kelemahan Secara Metodologis Hasil Penelitian dari Laboratorium Masyarakat . . . 5

b. Kendala Pelaksanaan Operasional Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat . . . 6

3. Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM . . . 6

II. TUJUAN . . . 9

A. TUJUAN UMUM . . . 9

B. TUJUAN KHUSUS . . . 9

III. METODA PENELITIAN . . . 11

A. POPULASI . . . 11

B. SAMPEL PENELITIAN . . . 12

1. Rancangan pengambilan sampel . . . 12

IV. INSTRUMEN . . . 13

V. PENGOLAHAN DATA . . . 13

VI. HASIL LANJUTAN YANG DIHARAPKAN . . . 14

VII. KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN . . . 15

A. KEGIATAN SURVAILAN LONGITUDINAL . . . 15

1. Pengumpulan data Survailan Longitudinal . . . 15

Jenis data yang dikumpulkan: . . . 15

2. Pengumpulan Data Cross-sectional . . . 17

3. Aktifitas Pengembangan Program . . . 19

4. Supervisi . . . 23

(4)

6. Manajemen dan Pengolahan Data . . . 24

8. Penulisan Ilmiah Hasil Analisis Data . . . 27

B. HASIL SEMENTARA ANALISIS DATA . . . 31

1. Status Demografi . . . 31

2. Status Kesehatan Balita . . . 33

3. Status Kesehatan Ibu Hamil . . . 37

4. Status Nutrisi Balita . . . 43

VIII. DAFTAR PUSTAKA . . . 49 LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Populasi Sampel Survailan Longitudinal Berdasar Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur, Tahun 2000 . . . 31

Tabel 2. Karakteristik sampel survailan siklus 14 yang telah disurvai di Kabupaten Purworejo . . . 32

Tabel 3. Jenis kematian di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 33

Tabel 4. Jumlah balita yang telah disurvai di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 33

Tabel 5. Rata-rata berat bayi lahir di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 34

Tabel 6. Berat bayi lahir dan tipe daerah di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 34

Tabel 7. Rata LLA balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 34

Tabel 8. Pemberian vitamin A pada balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 35

Tabel 9. Kejadian kesakitan pada balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14* . . . 35

Tabel 10. Kejadian kesakitan pada orang dewasa (usia

$

15 tahun) di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 36

Tabel 11. Faktor perilaku berisiko di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 36

Tabel 12. Karakteristik ibu hamil berdasar kelompok umur di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 37

Tabel 13. Keluhan selama kehamilan di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 37

Tabel 14. Alasan pergi ke pelayanan di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 38

Tabel 15. Tempat pelayanan yang dikunjungi di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 38

Tabel 16. Penolong dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 39

Tabel 17. Biaya dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 39

Tabel 18. Biaya dan tempat dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 40

Tabel 19. Biaya dan penolong dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 41

Tabel 20. Jenis asuransi di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 41

Tabel 21. Kejadian persalinan di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 42

Tabel 22. Rata-rata indeks masa tubuh ibu pra hamil di Kabupaten Purworejo . . . 42

Tabel 23. Status gizi balita (BB/U) dan pendidikan ibu menurut WHO-NCHS di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 43

Tabel 24. Status gizi balita (LLA/U) dan pendidikan ibu menurut US NHANES I di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 44

Tabel 25. Status gizi balita (LLA/U) dan pekerjaan ibu menurut US NHANES I di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 45

Tabel 26. Status gizi balita (BB/U) dan pekerjaan ibu menurut WHO-NCHS di Kabupaten Purworejo, siklus 14 . . . 46

Tabel 27. Status gizi balita (BB/U) dan tipe desa menurut WHO-NCHS di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 46 Tabel 28. Status gizi balita (BB/U) dan letak geografis menurut WHO-NCHS

(6)

di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 47 Tabel 29. Status gizi balita (LLA/U) dan tipe desa menurut US NHANES I

di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 . . . 47 Tabel 30. Status gizi balita (LLA/U) dan letak geografis menurut US NHANES I

(7)

I.

LATAR BELAKANG

A. PENTINGNYA RENCANA PENELITIAN

Perencanaan, pemantauan dan evaluasi kesehatan yang baik hanya dapat terlaksana apabila tersedia data kesehatan yang cukup memadai. Data kesehatan pokok yang dikumpulkan oleh Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat dapat dibedakan menjadi 4 jenis. Pertama ialah data demografis. Deskripsi tentang jumlah, karakteristik dan distribusi penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan, khususnya angka kejadian vital (lahir, kawin, pindah dan mati) yang menentukan dinamika penduduk dan sosial ekonomi. Kedua ialah data epidemiologi; deskripsi tentang distribusi dan karakteristik penyebab angka kematian, penyakit akut dan kronis, termasuk distribusi karakteristik faktor-faktor risiko kesakitan yang ada pada individu, keluarga dan masyarakat. Ketiga data nutrisi dan gizi; deskripsi kondisi gizi masyarakat, khususnya angka kejadian kurang gizi dan mineral serta determinan atau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keempat distribusi pelayanan kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan distribusi pelayanan kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat. Data yang dikumpulkan tersebut untuk mendukung program pengembangan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak serta untuk melengkapi data yang telah ada. Pada akhirnya diharapkan dapat membantu pengembangan sistem pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan yang ada yang efektif dan efisien.

Meskipun keempat jenis data tersebut sangat esensial, terutama dalam melaksanakan desentralisasi pelayanan kesehatan di dati II, umumnya data tersebut tidak tersedia dengan baik. Padahal tersedianya data saja tidak cukup, karena data yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan harus memiliki kualitas yang baik. Masalahnya ialah data tersebut di tingkat kabupaten sangat terbatas, terutama apabila mempertimbangkan tentang kualitas data serta kontinuitas pengumpulan data tersebut. Misalnya data tentang tingkat, pola penyebab dan trend angka kematian, khususnya ibu dan anak, secara metodologis tidak dapat mewakili angka pada dati II. Begitu juga data utilisasi pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, termasuk faktor-faktor risiko apa yang diduga berperan dalam menentukan penyebab kesakitan tidak dapat diperoleh dari pengumpulan

(8)

data yang dilakukan melalui sistem yang ada. Oleh sebab itu, dengan terselenggaranya Laboratorium Penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai wahana pengembangan program kesehatan dan gizi masyarakat yang sangat diperlukan, terutama melalui pengkajian berbagai pendekatan dalam pengumpulan dan pemanfatan data pada dati II. Disamping itu kegunaannya ialah untuk melakukan pengujian efektivitas dan efisiensi berbagai bentuk-bentuk intervensi pelayananan kesehatan baru bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Data kesehatan yang lengkap dan berkualitas belum akan ada dampaknya pada perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan, apabila data tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Kenyataannya ialah bahwa pengambilan keputusan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan masih belum optimal. Hal ini bukan hanya karena data tidak berkualitas tetapi juga masalah sumber daya yang ada belum sepenuhnya menyadari dan mampu memakai data tersebut dalam pelaksanaan program kesehatan yang diberikan pada tingkat kabupaten. Oleh sebab itu, upaya peningkatan sumber daya kesehatan dalam pelaksanaan survailan kesehatan masyarakat menjadi salah satu kegiatan pokok dalam proyek ini, khususnya bagaimana memanfatkan data dalam pelaksanaan program kesehatan yang mengarah pada desentralisasi di tingkat kabupaten. Peningkatan tersebut tidak hanya melibatkan petugas kesehatan yang ada dalam kegiatan proyek ini, tetapi juga mahasiswa dan pengajar dari Universitas Gadjah Mada yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang. Disisi universitas, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat mengamalkan keilmuannya secara langsung terhadap masyarakat, disamping itu akan memberikan dampak secara langsung dalam upaya mengikuti perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang selalu berubah, sehingga menjadi pertimbangan penting dalam proses pendidikan sarjana kesehatan, khususnya dibidang epidemiologi lapangan.

Berbagai perkembangan sosial dan ekonomi penduduk yang sangat cepat mendorong diperlukannya adaptasi program-program pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang sesuai dengan perkembangan di masing-masing daerah. Seperti halnya untuk kegiatan di Purworejo, setelah terkumpul data dasar maka akan dapat dimanfaatkan dalam mengkaji beberapa efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan yang baru. Dengan demikian, melalui pendirian laboratorium ini akan sangat besar manfaatnya untuk mengkaji pengembangan

(9)

upaya-upaya kesehatan yang baru, khususnya masalah pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak. Pengumpulan data yang sangat mendalam dalam penelitian ini dimungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut kebutuhan tersebut.

B. LANDASAN TEORI

1. Karakteristik Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Ada empat unsur pokok pada Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang perlu diuraikan dengan rinci, karena masing-masing unsur ini akan mempengaruhi rancangan penelitian, kegiatan proyek dan akhirnya pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Mosley (1988), keempat unsur tersebut adalah penentuan populasi yang definitif, koleksi data secara sistematis melalui survai atau survailan, pelaporan secara rutin angka-angka kejadian kesehatan utama yang menjadi perhatian kegiatan, dan pelaksanaan berbagai studi kohort untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko atau faktor penentu efektivitas dan efisiensi upaya pelayanan kesehatan. Berikut ini akan diuraikan dengan singkat keempat karakteristik tersebut secara umum dan berbagai karakteristik khusus yang dilaksanakan di Jawa Tengah.

a. Populasi dan Sampel Penelitian

Laboratorium penelitian ini mencakup 16 kecamatan dengan 25 Puskesmas yang ada di Purworejo, maka dapat dipakai untuk mempelajari dengan seksama pelaksanaan sistem pelayanan yang ada pada tingkat kabupaten. Mengingat keterbatasan sumber daya dan dana pada setiap pendirian laboratorium kesehatan masyarakat, maka sampel yang dipilih untuk mewakili satu laboratorium ialah berkisar antara 10.000-20.000 rumah tangga. Ini berarti bahwa hanya sampel dari populasi terpilih yang akan diamati selama jangka waktu penelitian. Misalnya, pada saat ini untuk Kabupaten Purworejo hanya dipilih 14.680 rumah tangga untuk mewakili populasi kabupaten secara keseluruhan. Dari rumah tangga inilah yang kemudian dilakukan pengamatan data secara sequential dan secara cross-sectional.

(10)

b. Data Sequential dan Cross-sectional

Data sequential pada umumnya berupa rekaman semua peristiwa yang dianggap sangat penting selama studi berlangsung dan perlu diikuti perubahannya setiap waktu. Data ini memerlukan jumlah penduduk dengan masing-masing karakteristiknya dari waktu ke waktu sehingga angka-angka (rate) kejadian yang diamati dapat diestimasi. Dalam menghitung angka kejadian (event rate) suatu peristiwa tertentu didalam populasi dilakukan dengan menghitung jumlah peristiwa yang timbul selama pengamatan dibagi dengan populasi yang memiliki risiko selama waktu pengamatan.

Untuk sampel penelitian di Kabupaten Purworejo, data demografis, kesakitan, malnutrisi dan penerimaan pelayanan kesehatan dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel diikuti secara rutin setiap 90 hari. Beberapa kejadian penyakit tertentu (misalnya mencret) tidak dapat diukur berdasarkan informasi yang dikumpulkan setiap 90 hari, melainkan perlu waktu pengamatan yang lebih pendek, yaitu setiap dua minggu sekali untuk penyakit kronis pengamatan 6 bulan atau satu tahun. Pengumpulan data yang terlalu sering tidak akan selalu menjamin tingkat reliabilitas dan validitas data yang tinggi.

Data cross-sectional dapat berupa suatu modul data yang menggambarkan suatu informasi tertentu tetapi dengan sekali pengumpulan dapat dipenuhi informasi yang diinginkan. Data ini umumnya dikumpulkan untuk memperoleh gambaran dasar tentang karakteristik daerah, rumah tangga dan individu. Dalam survailan longitudinal, modul data ini menggambarkan karakteristik sosial-ekonomi, pekerjaanm pendidikan, pengetahuan kesehatan dan berbagai faktor risiko terhadap terjadinya penyakit tertentu. Data ini dapat dimanfaatkan untuk mempelajari efisiensi pelaksanaan suatu program kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi etiologi suatu penyakit.

(11)

2. Kelemahan dan Kendala Dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Kelemahan dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi Masyarakat terutama berkaitan dengan aspek metodologis, yaitu berkaitan dengan validitas eksternal hasil pengamatan serta pengaruh "maturitas subyek penelitian" karena dilakukan kegiatan yang intensif di daerah penelitian dalam jangka waktu yang lama. Disamping itu kendala utama untuk mendirikan laboratorium ialah tingginya biaya yang perlu dikeluarkan sehubungan dengan pengumpulan data yang intensif serta kebutuhan fasilitas infrastruktur bagi keperluan pengolahan dan analisa data.

a. Kelemahan Secara Metodologis Hasil Penelitian dari Laboratorium Masyarakat

Pertanyaan yang selalu timbul dalam melakukan generalisasi hasil penelitian dari Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat ialah kemampuannya untuk mewakili populasi yang luas. Misalnya berbagai kritik dilakukan terhadap penelitian di Matlab, Bangladesh karena penelti tidak hanya ingin memanfatkan hasil penelitian tersebut untuk Bangladesh, tetapi ingin mencoba berbagai intervensi baru yang dapat dilakukan di negara yang sedang berkembang. Dengan perkataan lain, validitas eksternal hasil penelitian seringkali diragukan, terutama apabila ingin menyebarluaskan intervensi baru secara nasional atau bahkan secara internasional. Oleh sebab itu, keterbatasan dalam generalisasi hasil penelitian sangat tergantung jenis dan hasil penelitian yang dilakukan serta bagaimana memilih hal-hal yang dapat digeneralisasikan.

(12)

b. Kendala Pelaksanaan Operasional Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Kendala pokok dalam pelaksanaan operasional Laboratorium Penelitian dan Gizi Masyarakat ialah berkaitan dengan tingginya biaya dan fisibilitas melaksanakan kegiatan tersebut. Biaya diperlukan sesuai dengan luas daerah yang diamati serta besar sampel yang dipilih. Semakin luas daerah yang menjadi sampel dan semakin banyak rumah tangga yang mewakili daerah tersebut maka semakin tinggi biaya yang diperlukan. Oleh sebab itu, perlu dihitung secara cermat antara besarnya sampel dan distribusinya serta intensitas data atau informasi yang dikumpulkan. Disamping itu penarikan sampel memerlukan pendataan yang cermat agar mewakili kabupaten dan dua kecamatan terpilih secara akurat, karena lokasi geografis yang cukup menyebar, termasuk lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan, antara lain ada beberapa rumah tangga yang terletak didaerah pegunungan.

3. Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM

Meskipun belum banyak memberikan dampak yang berarti dengan usianya yang 5 tahun, pengalaman sampai saat ini menunjukkan bahwa banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dari Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM atau disingkat CHN-RL UGM (Community Health and Nutrition Research Laboratory, Gadjah Mada University). Potensi tersebut antara lain dalam memberikan kontribusi terhadap kebutuhan informasi kesehatan untuk menunjang desentralisasi kesehatan di dati II.

Pelatihan yang dikaitkan dengan kegiatan CHN-RL UGM akan memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruh tersebut melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengumpulkan, mengelola, mengolah dan memanfaatkan data kesehatan untuk perbaikan dan pengembangan program.

(13)

program di daerah, meskipun pengaruh langsungnya mungkin kurang dirasakan. Pengaruh tidak langsung dari penelitian terapan ini ialah akan memberikan jawaban masalah-masalah kesehatan yang timbul dan memungkinkan untuk mengkaji bentuk-bentuk upaya kesehatan baru sebelum dijadikan program regional atau nasional.

Sistem HRS pengumpulan data longitudinal menghasilkan data dasar relasional yang memudahkan peringkasan dan analisis data, sehingga program-program kesehatan dan gizi akan dapat disesuaikan dengan data yang terkumpul. Di luar SRS, sistem survailan sentinel melibatkan rumah sakit, Puskesmas, dan Posyandu agar pada akhirnya dapat dikembangkan sistem pengumpulan data yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah. Metode analisis data meliputi statistik deskriptif, taksiran tingkat kematian oleh penyebab tertentu dan tingkat kejadian penyakit-penyakit tertentu, serta pemodelan data untuk mengevaluasi risiko penyakit serta efektivitas program-program intervensi kesehatan dan gizi di daerah penelitian. Metode lain untuk analisis data yang berorientasi untuk pengambilan keputusan oleh pelaksana program kesehatan, seperti pemrograman linier, proyeksi, pengenalan pola, dan proyeksi demografik serta epidemiologik diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Indikator-indikator dan variabel-variabel terkait yang ditampilkan sebagai profil kesehatan tersebut meliputi:

a. Indikator-indikator demografik berupa tingkat kelahiran, fertilitas, kematian kasar maupun penyebab kematian khusus pada anak dan ibu;

b. Indikator-indikator status gizi berupa status menyusui dengan Air Susu Ibu (ASI) saja (exclusive breastfeeding), antropometri, anemia gizi dan status mikronutrien;

c. Indikator-indikator morbiditas anak Balita meliputi diare, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan kecelakaan;

d. Indikator-indikator morbiditas reproduktif meliputi kelainan kehamilan dan partus serta akibat samping kontrasepsi,

e. Indikator-indikator pelayanan kesehatan meliputi utilisasi dan cakupan program-program kesehatan ibu dan anak.

(14)

f. Indikator penyakit kronis dan penyakit tidak menular (chronic disease and non communicable diseases) meliputi cardiovasculer, diabetes, stroke, hipertensi, dimensia

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi masyarakat mempunyai 5 manfaat penting:

1. Memberikan informasi dasar tentang kondisi demografi dan kesehatan penduduk. Melalui pendokumentasian informasi ini telah diketahui secara rinci timbulnya proses transisi demografi, epidemiologi dan kesehatan. Informasi ini sangat penting dalam proses perencanaan, pemantauan dan evaluasi program-program kesehatan.

2. Dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem survailan kesehatan yang ada, yaitu melalui pemahaman dan interpretasi hasil survailan yang telah rutin dan dibandingkan dengan hasil laboratorium, sehingga diketahui kelemahan dan keunggulan sistem rutin yang sedang berjalan. Begitu juga peranannya dalam mengembangkan sarana deteksi penyakit di masyarakat, misalnya uji tuberkulin, telah dibuktikan sangat bermanfaat.

3. Penyebab penyakit dapat diketahui dengan cermat, serta kondisi sosial-budaya, lingkungan dan ekonomi penduduk. Upaya peningkatan kesehatan penduduk hanya akan efektif apabila dipahami benar kaitannya dengan faktor sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan faktor biologis.

4. Menjadi tempat untuk mengkaji efektivitas dan efisiensi upaya peningkatan derajat kesehatan dan pengobatan penyakit di masyarakat. Pengujian ini menjadi prasarat pokok sebelum dilakukan program besar-besaran di masyarakat dengan intervensi yang baru.

5. Pelatihan bagi petugas kesehatan, peneliti, pendidik dan mahasiswa dalam kegiatan laboratorium akan sangat bermanfaat bagi mereka. Biasanya, pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi petugas kesehatan ialah menyangkut peran survailan dan epidemiologi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi program kesehatan.

(15)

A. TUJUAN UMUM

Tujuan umum studi ini adalah untuk mengumpulkan data penyakit kronis (Non Communicabel Diseases), penyakit emerging, sistem pelayanan kesehatan primer, kesehatan reproduksi dan gizi balita pada tingkat kabupaten, dengan melanjutkan:

a. untuk mendukung program kesehatan dan gizi dengan data yang terkumpul untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi program melalui model survailan longitudinal dan menghubungkan laboratorium penelitian ini dengan perencana dan manajer program kesehatan di tingkat kabupaten dan propinsi, dan

b. untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi program intervensi yang sedang berjalan dalam rangka untuk mereduksi (menurunkan angka kesakitan dan kematian, dan peningkatan kualitas status nutrisi.

c. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pengetahuan dan keterampilan terutama bidang survailan melalui kursus, pelatihan, dan pendidikan formal.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Melaksanakan pengumpulan data rutin untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi program-program kesehatan pada tingkat Kabupaten Purworejo yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

- Pengumpulan data kejadian demografi meliputi kelahiran, perkawinan, perpindahan, tingkat kematian, termasuk sebab kematian ibu dan anak menggunakan survailan longitudinal;

- penaksiran terhadap tingkat, tren (kecenderungan), dan determinan kesakitan serta gizi bagi kesehatan reproduksi dan kesehatan balita;

- penaksiran terhadap tingkat, tren, dan determinan penyakit kronis termasuk hipertensi, strok, diabetes melitus, penyakit liver, ginjal, dan kardiovaskuler, termasuk penyakit adult health;

- penelitian terhadap tingkat, tren, dan determinan penyakit emerging termasuk malaria, TB, dan malnutrisi atau gizi masyarakat.

(16)

- evaluasi terhadap tingkat, tren, dan determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada tingkat Kabupaten dan puskesmas, termasuk pemanfaatan pelayanan ibu dan anak yang dilakukan oleh Bidan Desa; dan

- evaluasi terhadap tingkat penggunaan, tren, dan determinan perilaku sehat dan dampaknya termasuk merokok, alkohol dan kekerasan.

2. Mengembangkan dan memperluas pengumpulan data untuk monitoring dampak krisis moneter terhadap status kesehatan dan gizi, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Untuk mendukung tujuan tersebut, maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

- mengumpulkan, menganalisa dan mendiseminasikan kecenderungan indikator-indikator status kesehatan dan gizi saat ini pada penduduk wanita, lansia (aging) dan balita, terutama data morbiditas dan mortalitas, antropometri, kekurangan mikronutrien, dan asupan makanan;

- mengumpulkan, menganalisa dan mendiseminasikan kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan primer, nutrisi dan pelayanan keluarga berencana, penggunaan alat kontrasepsi, program-program JPS-BK dan suplementasi makanan dibawah program jaring pengaman sosial;

- mengumpulkan, menganalisa dan mendiseminasikan kecenderungan status kesehatan dan nutrisi seperti halnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan dan gizi termasuk biaya intervensi dan determinan pemanfaatan pelayanan swasta;

- membangun mekanisme yang efektif untuk diseminasi informasi bagi para pembuat kebijakan dan manajer program tentang dampak krisis ekonomi terhadap sektor kesehatan dan nutrisi, termasuk yang terlibat di dalamnya (crisis center tingkat nasional);

- membangun sistem yang efektif dan efisien untuk memonitor dampak krisis moneter terhadap status kesehatan dan gizi untuk program evaluasi dan intervensi untuk pencegahan dan penanggulangan dampak krisis;

- mengumpulkan indikator penyakit kronik balita, wanita hamil dan penyakit orang dewasa (adult health);

(17)

- mengumpulkan indikator pelayanan kesehatan terutama untuk sistem pelayanan kesehatan lokal; dan

- mengumpulkan indikator kebijakan termasuk kebijakan-kebijakan untuk status reproduksi, balita dan penduduk lanjut usia.

III.

METODA PENELITIAN

Rancangan penelitian yang dipakai adalah rancangan kohort dengan waktu pengamatan minimal 5 - 10 tahun. Kunjungan atau observasi ke rumah tangga tergantung dari masing-masing variabel yang hendak diamati. Namun demikian, pengumpulan data vital statistik dilakukan paling sedikit 90 hari, yaitu meliputi pencatatan angka kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian. Data lain dapat dikumpulkan dalam waktu yang lebih pendek, misalnya pengumpulan penyebab kematian, kunjungan selama hamil dan kejadian lain yang disepakati untuk dikumpulkan lebih sering frekuensinya. Disamping itu, setiap siklus (90 hari) akan dikumpulkan informasi dari rumah ke rumah yang sifatnya cross-sectional untuk menjawab berbagai permasalahan khusus yang dianggap perlu untuk digali lebih lanjut. Wawancara secara terstruktur dan beberapa pemeriksaan klinis dan laboratoris akan dilaksanakan, misalnya pemeriksaan klinis kondisi kehamilan, anthropometris ibu hamil dan anak Balita, pemeriksaan laboratoris anemia, kepastian diagnosa kehamilan dari urine. Saat ini sedang dilaksanakan penjajagan untuk mengukur kadar intake vitamin A bayi melalui ASI atau darah. Untuk penyebab kematian akan dilakukan verbal-autopsi yang dimulai dengan melakukan validasi terlebih dahulu. Instrumen pencatatan data yang akan dilakukan dalam waktu singkat terlampir, sedangkan apa yang pernah dipakai di lapangan dapat dilihat pada laporan sebelumnya.

A. POPULASI

Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat ini dilaksanakan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

(18)

1. Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo terletak di sebelah selatan Propinsi Jawa Tengah dengan batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo - Sebelah Timur : Daerah Istimewa Yogyakarta

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia - Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen

Kabupaten Purworejo terbagi menjadi 5 wilayah Pembantu Bupati, 16 kecamatan dan terdiri dari 494 desa/kalurahan. Luas Daerah Kabupaten Purworejo 1034,82 km2

dengan jumlah penduduk: 750.922 Jiwa (L : 368.751 jiwa, P : 382.171 jiwa). Wilayah Kabupaten Purworejo terdiri dari daerah dataran rendah dan dataran tinggi (pegunungan), yang mempunyai ketinggian minimum dari permukaan laut 2 m dan ketinggian maksimum dari permukaan laut 325 m.

Fasilitas kesehatan yang ada pada saat laporan ini disusun adalah 1 Rumah Sakit Pemerintah, 25 Puskesmas Induk (8 diantaranya dengan fasilitas rawat inap), 66 Puskesmas Pembantu, 2 Pos Kesehatan, 25 Puskesling, 132 Polindes, 1 Rumah Sakit Ibu dan Anak, 1 Rumah Sakit Klinik Bedah, 3 Rumah Bersalin, 1 Pabrik Obat Tradisional, 17 Toko Obat Berijin dan 1 Gudang Farmasi.

B. SAMPEL PENELITIAN

1. Rancangan pengambilan sampel

Metode pemilihan sampel menggunakan rancangan pengambilan sampel secara berjenjang, yaitu menurut acuan Proportional Population Estimated Size (PPES). Dari wilayah pencacahan (wilcah) yang ada, dipilih sebanyak 148 wilcah, sehingga masing-masing Primary Survey Unit (PSU) diperkirakan terwakili sekitar 60 rumah tangga. Pemilihan sampel dilakukan bersama Biro Pusat Statistik (BPS) dengan memakai sampling frame dari Sensus Pertanian tahun 1993 ditambah 20 wilcah yang diambil dari 2 kecamatan untuk mewakili Kecamatan Pituruh dan Gebang.

(19)

Penelitian akan dilakukan melalui sampel survai, dengan jumlah sampel rumah tangga sekitar 15.000 rumah tangga. Dengan jumlah sampel ini dapat memberikan gambaran kesehatan dan gizi masyarakat seperti yang diharapkan di atas. Secara rinci jumlah sampel rumah tangga pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebanyak 12.928 rumah tangga yang mencakup seluruh 16 kecamatan di Kabupaten Purworejo, untuk dapat mewakili kabupaten.

b. Sebanyak 1.919 rumah tangga untuk mewakili Kecamatan Pituruh, jumlah tersebut sudah termasuk 909 rumah tangga terpilih pada butir a, yang terletak di kecamatan ini.

c. Sebanyak 1.717 rumah tangga untuk mewakili Kecamatan Gebang, jumlah ini juga sudah termasuk 707 rumah tangga terpilih pada butir a, yang ada di kecamatan ini.

IV.

INSTRUMEN

Sistem pengumpulan data ini merupakan kombinasi metodologi lapangan, data dasar relasional dan analisis/pelaporan data didukung oleh penggunaan mikrokomputer. Siklus pengumpulan data yang baku di lapangan adalah 90 hari. Untuk data pemantauan kehamilan dan penyebab kematian akan dilaksanakan setiap bulan dan setiap ada peristiwa kematian, sehingga siklus menjadi lebih pendek. Paling sedikit 7 macam kuesioner dipakai dalam kegiatan tahun keempat di Purworejo, disamping instrumen pokok untuk mencatat kejadian vital. Instrumen yang dipakai dalam kegiatan siklus pertama dan kedua tahun ketiga terlampir.

V.

PENGOLAHAN DATA

Data yang diterima dari lapangan sebelum dimasukkan ke dalam komputer dilakukan cek administratif yang meliputi kelengkapan formulir, kesesuaian nomor identitas dlam formulir dengan formulir pengiriman (KP), kesesuaian antara jumlah dalam KP dengan jumlah formulir dlam paket. Setelah lolos dari proses cek formulir di manajemen administrasi data baru data dimasukkan ke dalam komputer menggunakan program HRS yang dikembangkan oleh tim programer LPKGM.

(20)

Dalam proses pemasukan data juga dilakukan validasi data yang meliputi cek silang nomor identitas dengan file master, cek duplikasi, tidak diisi, jarak nilai, kesalahan skip dan cek silang kesesuain dengan variabel lain. Setelah selesai di data entry kemudian dijalankan program validasi untuk mencari kesalahan data yang tidak bisa diskrining pada saat pemasukan data.

VI.

HASIL LANJUTAN YANG DIHARAPKAN

Laboratorium Penelitian longitudinal di Kabupaten Purworejo ini diharapkan dapat membantu pelaksanaan program kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya melalui penyediaan informasi kesehatan yang dikumpulkan dengan longitudinal survailan. Disamping itu, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, mahasiswa dan dosen fakultas kedokteran dalam melakukan penelitian dan pemanfaatan data kesehatan diharapkan dapat memberikan dampak secara tidak langsung terhadap pencapaian tujuan tersebut, khususnya melalui berbagai uji intervensi kesehatan untuk pengembangan program kesehatan dimasa yang akan datang.

Dari hasil penelitian 5 tahun pertama di Purworejo dapat dipilih beberapa permasalahan kesehatan khusus, misalnya penyakit emerging, yaitu malaria dan TB, dan penyakit dewasa (adult health) termasuk hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Disamping itu, didasarkan dari hasil penelitian longitudinal dan beberapa studi khusus yang telah diselesaikan, risk potential factors sebagai determinan penyakit orang dewasa perlu digali dengan lebih mendalam. Disamping itu, dengan telah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan bagi beberapa tenaga kesehatan dibidang pengumpulan, analisa dan pemanfaatan data dalam upaya peningkatkan pelayanan kesehatan, diharapkan dapat membantu peningkatan kualitas perencanaan kesehatan di tingkat kabupaten. Karena daerah penelitian ini merupakan pula Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat (LPKGM) untuk mendukung pengembangan program-program kesehatan gizi maka pada tahun kelima paling sedikit 8 penelitian tersarang dan krismon.

Keberhasilan di Kabupaten Purworedjo telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) yang ada di laboratorium ini baik tenaga operasional, staf akademik dan juga satf kesehatan di Purworejo. Terkait dalam rangka peningkatan SDM ini diharapkan lebih banyak petugas kesehatan, dosen dan mahasiswa (khususnya S2 MKIA, FETP dan Kesehatan

(21)

Masyarakat) yang dapat tercakup dalam program ini. Perlu ditekankan bahwa kegiatan rinci dalam penelitian ini selalu dikembangkan secara dinamis antara pihak Universitas Gadjah Mada dengan Departemen Kesehatan, khususnya di dati I dan dati II.

VII. KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN

A. KEGIATAN SURVAILAN LONGITUDINAL

1. Pengumpulan data Survailan Longitudinal

Pengumpulan data di lapangan dilakukan di 16 kecamatan dan terdiri dari 148 wilcah, 7.066 rumah tangga, 33.775 individu, yang masih 50% dari keseluruhan populasi yang akan disurvai. Dalam perjalanan siklus terjadi perubahan jumlah sampel karena ada yang keluar dari wilayah studi atau penghuninya meninggal dan rumah kosong dan juga ada yang masuk baru karena rumah tangga pecah menjadi dua. Setiap siklus persentase yang gagal disurvai + 0,5%, dan untuk rumah tangga yang drop diusahakan untuk diganti dengan rumah tangga baru yang berada di samping atau sekitarnya.

Dalam pengumpulan data longitudinal telah sampai pada siklus ke 14, yang dilakukan oleh seorang kepala bidang operasional lapangan, 40 petugas lapangan, dengan 10 orang pengawas dan 3 koordinator lapangan, serta didukung oleh tenaga humas, manajemen data dan administrasi. Pengolahan data ditangani oleh seorang kepala bidang dibantu oleh tenaga pelaksana yang terdiri dari 4 operator dan 2 programer.

Jenis data yang dikumpulkan: a. Data kejadian vital

Data kejadian vital berisi tentang perubahan dan kejadian demografi dalam tiga bulan terakhir, yang meliputi; kelahiran, kematian, migrasi keluar, migrasi masuk,

(22)

perkawinan dan perceraian. Pada siklus ini juga dilakukan update perubahan status pendidikan dan pekerjaan karena setelah beberapa tahun dari baseline ada kemungkinan besar terjadi perubahan misalnya yang dulu pendidikan kelas III SLTA sekarang sudah lulus D3.

b. Wanita

Definisi wanita yang menjadi responden adalah usia 10 sampai 49 tahun. Data wanita pada dasarnya berisi tentang status reproduksi, kejadian haid yang terakhir, status kehamilan, pemakaian dan perubahan alat kontrasepsi, serta pengukuran Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

c. Baseline (data dasar) Hamil

Jika ada wanita yang hamil maka petugas mengisi formulir baseline (data dasar) hamil yang berisi informasi tentang paritas, tanggal hari pertama haid yang terakhir (HPHT), status pemeriksaan kehamilan. Informasi ini dipakai sebagai dasar untuk studi kohor (prospektif) ibu hamil.

d. Prospektif Ibu Hamil

Ibu hamil yang ditemukan di wilayah survailan dilakukan studi prospektif (kohor) tiga bulanan untuk dipantau sampai berakhirnya kehamilan. Informasi yang dikumpulkan meliputi dalam studi prospektif meliputi morbiditas, pengukuran berat badan dan LILA selama hamil, dan pelayanan atau pemeriksaan antenatal.

e. Persalinan

Setelah diikuti dalam studi prospektif kemudian pada saat berakhirnya kehamilan dilakukan pengumpulan data persalinan. Adapun informasi yang dikumpulkan antara lain proses persalinan, hasil persalinan, morbiditas ibu saat proses persalinan, keadaan dan status kesehatan bayi serta berat badan bayi lahir, pemberian ASI pertama.

f. Balita

Informasi dikumpulkan dengan wawancara, yang meliputi : ASI, Vitamin A, imunisasi dan penimbangan, kejang dan kelumpuhan, kecelakaan, serta status morbiditas anak. Wawancara dilakukan dengan ibu anak atau pengasuh.

(23)

Jika ada balita yang sakit dalam satu minggu terakhir dari tanggal kunjungan, maka petugas menanyakan jenis sakit apa yang dialami dan status pelayanan kesehatan yang dilakukan. Jenis sakit yang ditanyakan meliputi : pilek/batuk/congek, panas atau campak, mencret/diare, kejadian sakit lainnya.

h. Adult Heatlh (Kesehatan dewasa)

Pada siklus ini mulai dilakukan pengumpulan data tentang kesehatan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan pengumpulan data tersebut berarti penelitian ini sudah tidak memfokuskan pada kesehatan ibu dan anak, namun ditujukan pada semua lapisan masyarakat termasuk didalamnya kesehatan reproduksi. Penyakit yang diteliti dalam kaitannya dengan adult health adalah cardiovasculer, diabetes, depression, hypertency, stroke, dimentia, liver dan ginjal. i. Emerging Diseases

Dalam rangka merealisasikan prioritas program Dinas Kesehatan pada saat ini, maka mulai siklus ini dilakukan pengumpulan data Malaria dan Tuberculosis. Pada tahap pertama sebagai pilot study, telah dilakukan monitoring malaria di dua desa sebagai representasi dari desa yang merupakan daerah endemik malaria. Dalam kaitan dengan masalah tersebut juga dilakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemberian obat (pengobatan) bagi yang positif terkena malaria dan TB.

2. Pengumpulan Data Cross-sectional

a. Pemeriksaan periodik data antropometri

Untuk melihat status gizi ibu-ibu di Purworejo telah dilakukan pengukuran antropometri yang meliputi berat badan, tinggi badan dan pengukuran LILA. Kegiatan dilakukan secara berkelompok, dikumpulkan di suatu tempat yang representatif (balai desa atau tempat lain yang mudah dijangkau oleh masyarakat). Pengukuran berat badan dilakukan menggunakan alat timbangan injak dengan kepekaan 0,1 kg, tinggi badan menggunakan microtois dengan kepekaan 0,1 cm, dan pengukuran LILA mengunakan medline dengan kepekaan 0,1 cm.

Disamping itu pengukuran tekanan darah, kapasitas paru, obesitas dan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk membantu mendiagnosa penyakit tertentu. Antropometri dilakukan oleh tenaga khusus yang terlatih dan sebelum

(24)

melakukan pengukuran di lapangan, mereka dilakukan standardisasi. Disamping standardisasi petugas juga dilakukan standardisasi alat (timbangan) yang dimaksudkan untuk menjaga akurasinya. Adapun subyek yang diukur adalah ibu-ibu yang berpotensi hamil, yaitu dengan kriteria menikah, usia 15 sampai 45 tahun, dan tidak sedang hamil, anak tidak lebih dari dua dan tidak memakai kontrasepsi mantap (steril, susuk, IUD).

b. Verbal otopsi untuk maternal

Dalam kegiatan survailan longitudinal, jika petugas mendapatkan informasi kematian maternal, maka mereka melaporkan kepada pengawas di atasnya. Selanjutnya koordinator lapangan menugaskan kepada petugas khusus untuk ditindaklanjuti dengan pengambilan data verbal otopsi menggunakan formulir VM (verbal otopsi maternal). Kriteria subyek kematian maternal yang diambil datanya adalah kematian pada waktu hamil, melahirkan, masa nifas atau sampai satu tahun setelah persalinan. Dari lapangan telah dilakukan pengambilan data sebanyak 89 subyek. Pengambilan data dilakukan oleh tenaga yang terlatih dengan menggunakan formulir verbal otopsi yang telah disederhanakan untuk dapat dipakai oleh tenaga non-medis.

c. Verbal otopsi untuk anak (balita)

Formulir pengambilan data verbal autopsi untuk anak (balita) juga telah dikembangkan untuk disederhanakan sehingga memungkinkan dilakukan pengambilan data oleh tenaga non-medis. Seperti halnya verbal autopsi untuk maternal, verbal autopsi untuk anak juga dilakukan setelah petugas lapangan mendapatkan informasi. Dari informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara kepada orang yang paling dekat dengan subyek, misalnya orang tua, untuk mendapatkan keterangan tentang riwayat sebelum kematian. Sejauh ini telah dikumpulkan data verbal autopsi untuk anak sebanyak 147 subyek. 3. Aktifitas Pengembangan Program

a. Pertemuan & Koordinasi (1) Pertemuan rutin

(25)

- Pertemuan peneliti tiap hari Sabtu jam 13.00-selesai. Peserta peremuan adalah PI, Co-PI, Pengelola Program, Peneliti dan Asisten Peneliti.

- Pertemuan manajemen rutin setiap hari Sabtu jam 10.00-11.00. Peserta adalah Pengelola Program, Koordinator Survailan, dan Para Koordinator staf di kantor LPKGM Yogya. Dalam pertemuan tersebut membahas dan evaluasi perkembangan kegiatan selama seminggu dan merencanakan kegiatan seminggu yang akan datang. - Pertemuan rutin tiap 2 hari (Senin, Rabu, Jumat) jam

08.00-09.00 untuk monitoring kerja staf LPKGM di kantor Yogya.

- Diskusi panel petugas lapangan dilaksanakan sekali dalam seminggu dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing hari Senin, Selasa dan Sabtu dilaksanakan pada jam 09.00-14.00 di kantor lapangan.

(2) Pertemuan koordinasi

Koordinasi dengan Departemen Kesehatan dan instansi terkait tahap pertama telah dilakukan pada:

Hari/tangal : Kamis, 25 Mei 2000

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Peserta - Kanwil Depkes Jawa Tengah

- Dinkes Propinsi Jawa Tengah - Dinkes Dati II Purworejo - Pemda Kab. Purworejo - Bappeda Kab. Purworejo - BKKBN Kab. Purworejo

- Kepala Puskesmas di wilayah Kab. Purworejo

(26)

Acara Presentasi dan diseminasi hasil kegiatan LPKGM dalam satu semester dan membahas langkah-langkah penyusunan program intervensi yang perlu di Purworejo.

b. Training/pelatihan/seminar/workshop (1) Pelatihan petugas lapangan

(2) Seminar sehari tentang Survailan NCD dan Cronic Disease, kerjasama dengan Universitas Umeå Swedia dan WHO. - Waktu dan tempat :

Seminar Sehari dilakukan pada tanggal 20 Maret 2000 bertempat di Ruang Seminar RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta.

- Pembicara :

1. dr. Siswanto Agus Wilopo (LPKGM-FK.UGM) 2. Prof. dr. Mohammad Hakimi, PhD. SpOG.

(LPKGM-FK.UGM)

3. dr. Djaswadi Dasuki, MPH. PhD. SpOG. (LPKGM-FK.UGM)

4. Prof. Stig Wall, PhD. (Umeå University, Sweden)

5. Anna K. Winkvist, PhD, Ass. Prof. (Umeå University, Sweden)

6. dr. Budiharjo, MPH (Kanwil Depkes Jawa Tengah).

(27)

- Peserta :

1. Para peneliti LPKGM.

2. Para asisten peneliti LPKGM. 3. Bagian di lingkungan FK-UGM. 4. Staf Dinas Kesehatan Purworejo. 5. Staf Kanwil Depkes DIY.

6. Staf Dinas Kesehatan Propinsi DIY. 7. Mahasiswa S2 FETP dan MKIA. 8. Konsultan Survailan Indonesia.

(3) Pelatihan bagi pelatih (TOT) dalam rangka kerjasama dengan penelitian Sakerti, bertempat di Hotel Century, Yogyakarta. Materi pelatihan meliputi:

- Pengukuran tinggi badan, - Pengukuran berat badan, - Pengukuran lingkar perut, - Pengukuran lingkar pinggul, - Pengukuran lingkar kepala, - Pengukuran kekuatan paru-paru, - Pengukuran stamina (duduk - berdiri), - Pemeriksaan darah untuk Hb dan lainnya.

c. Kunjungan tamu

- WHO (dr. Ruth Bonita, divisi NCD Surveillance WHO) dan Tim dari Umea (Anna Winkvist, Stig Wall, Hans Stenlund) Tanggal 19 – 25 Maret 2000

Tujuan:

Persiapan untuk menyusun proposal survailan NCD dan melihat kegiatan di lapangan

(28)

Kegiatan :

- Kunjungan lapangan untuk melihat pengumpulan data di desa Sedayu kecamatan Loano dan melihat laboratorium lapangan.

- Seminar tentang Survailan NCD dan Cronic Diseases. - Pertemuan dengan Dekan FK-UGM, membahas

kolaborasi yang telah berjalan dan rencana kolaborasi selanjutnya.

- Pertemuan dengan staf LPKGM, membahas pengalaman kolaborasi selama 3 tahun serta rencana kerjasama selanjutnya.

- Sakerti (Dr. Bondan) Tanggal 10 April 2000

Tujuan: Mempelajari cara pengumpulan data dan pengukuran antropometri di lapangan untuk diterapkan dalam penelitian Sakerti.

Kegiatan: Kunjungan lapangan dengan melihat kegiatan pengumpulan data di desa Karangmulyo Kecamatan Purwodadi, wawancara dengan petugas lapangan tentang cara pengukuran. - Vietnam (The Hanoi School of Public Health, Vietnam)

Tanggal 15-16 Mei 2000

Tujuan: Studi banding kegiatan survailan Kegiatan:

- Penjelasan singkat tentang LPKGM oleh Pengelola Program di kantor LPKGM selama 30 menit.

- Kunjungan lapangan (Kantor lapangan, laboratorium, melihat pengumpulan data di desa Rendeng, kecamatan Gebang.

- Pertemuan dengan Dekan FK. - Pertemuan dengan staf IKM.

(29)

- Manajemen data (penjelasan sistem manajemen data, demonstrasi pogram HRS).

- Pertemuan dengan staf LPKGM (Prof. Dr. Soenarto Sastrowijoto, SpTHT; dr. Ali Ghufron, MSc. PhD; dr. Djaswadi Dasuiki, MPH, PhD, SpOG; Prof. dr. Djauhar Ismail, MPH, PhD, SpAK; Drs. Abdul Wahab, MPH; dr. Awalia).

4. Supervisi

Dalam rangka menjaga kualitas (mutu) dan kelengkapan data yang dikumpulkan di lapangan, maka dilakukan pengawasan secara teratur oleh para peneliti, asisten peneliti dan koordinator lapangan atau supervisor. Pengawasan dilakukan dalam bentuk recheck dan spotcheck yang dipilih secara random masing-masing sebanyak 5%. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat mengeliminir kesalahan dalam pengumpulan data dan menghasilkan data valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan lapangan dilakukan terhadap kualitas data maupun kuantitas perolehan sesuai dengan rencana/target.

Adapun jenis supervisi atau pengawasan yang dilakukan meliputi:

a. Supervisi oleh peneliti dan koordinator survai dilakukan secara rutin tiap hari Selasa dan Kamis. Kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah pembahasan permasalahan yang dihadapi di lapangan berkaitan dengan pengumpulan data baik masalah substansi atau materi penelitian (formulir/modul) maupun masalah hubungannya dengan responden.

b. Supervisi oleh pengawas dan koordinator lapangan dilakukan secara rutin dan langsung di lapangan sekaligus melakukan koordinasi. Supervisi ke lapangan dilakukan setiap dua hari sekali untuk setiap petugas bersamaan dengan pengambilan data. Dalam kegiatan pengawasan di lapangan ada 3 koordinator yang tugas dan

(30)

tanggungjawab pengawasannya dibagi berdasarkan wilayah kerja, yaitu wilayah selatan, tengah dan utara..

5. Agenda permasalahan

a. Masalah yang menjadi kendala dalam pengumpulan data di lapangan adalah masalah kondisi daerah pada musim hujan. Di daerah dataran tinggi permasalahannya adalah jalannya sulit untuk menjangkau ke lokasi karena licin dan tanah longsor, sedangkan di daerah dataran rendah permasalahannya adalah banjir.

b. Permasalahan yang terjadi dengan petugas adalah kejenuhan. Hal ini merupakan kendala didalam proses pengumpulan data di lapangan, sehingga terjadi kelambanan dan penurunan stamina. Oleh karena itu setiap akhir siklus dilakukan evaluasi dan penyegaran, kalau perlu juga dilakukan perpindahan petugas yang sudah jenuh di daerah tertentu kemudian dipindahkan ke daerah lain atau di bagian/tugas lain.

c. Permasalahan dengan responden adalah kejenuhan karena selalu dikunjungi oleh petugas interviewer dari LPKGM.

6. Manajemen dan Pengolahan Data

Dalam rangka mendukung keberhasilan penelitian, terutama dari aspek komputasi, maka telah dilakukan kegiatan pengelolaan dan pengolahan data dengan manajemen yang teratur. Manajemen data yang dikembangkan di LPKGM menggunakan Household Registration System (HRS) yang selalu dikembangkan. Dalam kegiatan tersebut meliputi:

a. Cek kelengkapan data

Setiap data yang masuk dari lapangan selalu dihitung dan dicek ulang nomer ID rumah tangganya oleh petugas administrasi komputer

(31)

sehingga kelengkapan data yang diterima dari lapangan terjamin dapat dipertanggungjawabkan. Adapun caranya adalah dengan mencocokkan antara formulir pengiriman dan formulir dalam paket. Jumlah yang tertulis di dalam formulir pengiriman harus cocok dengan formulir yang ada di dalam paket tersebut, jika terjadi ketidak-cocokan maka perlu dikonfirmasikan ke lapangan. Setelah paket formulir dicek dan tidak bermasalah kemudian disimpan dalam kotak yang siap untuk dimasukkan ke komputer (data entry), sementara untuk paket yang bermasalah disimpan sendiri sambil menunggu klarifikasi dari lapangan.

b. Pemasukan data

Pemasukan data atau data entry ke dalam komputer adalah merupakan proses memasukkan data dari suatu penelitian di lapangan yang dikumpulkan dengan kuesioner atau formulir untuk kepentingan analisis. Data entry dengan menggunakan komputer mempunyai keuntungan antara lain mempercepat dan mempermudah proses dalam melakukan pengelolaan dan pengolahan data, koreksi atau editing (update data) dan analisis sesuai dengan kebutuhan, disamping juga dapat menghemat dan memudahkan dalam penyimpanan. Dalam proses data entry digunakan program HRS untuk data rutin dan menggunakan program dSurvey untuk data dari penelitian khusus.

c. Penyimpanan formulir

Formulir yang telah dimasukkan ke dalam komputer kemudian diberi tanda kode operator dan tanggal entry kemudian disimpan di dalam rak sesuai dengan kode wilcah masing-masing. Dengan sistem penyimpanan tersebut akan memudahkan untuk pencarian formulir apabila dikemudian hari terdapat kesalahan data sehingga harus melakukan cek formulir.

(32)
(33)

d. Pembersihan data

Data yang telah dimasukkan tidak begitu saja dapat dianalisis, meskipun dalam proses pemasukan telah dilakukan validasi, namun masih saja terjadi kesalahan data yang disebabkan oleh faktor manusia dan keterbatasan program.

e. Penyimpanan file (archieve)

Sedangkan data yang telah dimasukkan ke dalam komputer dan telah dibersihkan (cleaning) kemudian disimpan di dalam hardisk dan juga dibuat copy dalam bentuk CD sebanyak dua copy. Satu copy disimpan di kantor dan satu copy disimpan di Co-PI.

f. Analisis data

Tahap akhir dari pengolahan data adalah analisa data. Dalam proses ini telah dikembangkan suatu output rutin yang dapat dihasilkan dari program HRS yang meliputi : Population, Mortality, Fertility, Migration, dan Life Table. Disamping itu, untuk kepentingan analisis data yang lain digunakan program Epi Info dan SPSS for Windows. Untuk kebutuhan laporan dan penulisan publikasi biasanya dilakukan analisis rate dan risk dengan melihat trend perbulan.

7. Pengembangan Jaringan Lokal (LAN) dan Internet

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi terutama dalam bidang sistem informasi dan komunikasi, maka di LPKGM telah dikembangkan:

a. Website

Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat (LPKGM) telah memiliki website di internet dengan alamat http://www/chnrl.org. Di dalam website tersebut telah dimuat berbagai informasi mengenai apa, siapa, dan bagaimana LPKGM itu.

(34)

b. Jaringan intranet

Jaringan komputer lokal yang berbasis internet telah dikembangkan dan diterapkan di LPKGM yang berfungsi untuk jaringan data dan jaringan koneksi internet. Dengan fasilitas tersebut, data dapat diakses dari beberapa komputer yang terhubung ke dalam jaringan. Untuk mendukung sistem tersebut telah diadakan perangkat komputer “Server” dengan kemampuan memory 128 MB dan kapasitas hardisk 9 GB dengan sistem Windows 2000 Advance Server.

8. Penulisan Ilmiah Hasil Analisis Data

Penelitian longitudinal survailan yang telah dilakukan menghasilkan data-data yang sangat bermanfaat untuk penulisan-penulisan ilmiah. Penulisan ilmiah yang dihasilkan antara lain :

(35)

a. Penelitian dampak krismon dan tersarang

Judul Peneliti Sumber

Dana

Studi Pengembangan Puskesmas Model dalam Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Achmad Surjono, L. Endang Dewi Lestari, Alan R. Tumbelaka, Nasibah, Kuswantoro, Tunjung Wibowo

Dikti Depdikbud

Pengembangan dan Studi Metode Autopsi Verbal Kematian Sederhana oleh Pemuka Masyarakat

Hasto Wardoyo, Djaswadi Dasuki, Abdul Wahab, Mohammad Hakimi, Eko Siswanto

Dikti Depdikbud

Pusat Pengamatan dan Penanggulangan Dampak Krisis Terhadap Status Kesehatan dan Gizi di Kabupaten Purworejo

Diah Rumekti, Djaswadi Dasuki, Sururi

Dikti Depdikbud

Perbandingan Efektivitas Misoprostol per Oral dengan Oksitosin untuk Prevensi Perdarahan Post Partum

Djaswadi Dasuki, Diah Rumekti Hadiati, Ulfah Hidayah, Hari Kusnanto J

Dikti Depdikbud

Peningkatan Cakupan Ibu Menyusui Eksklusif

Yati Soenarto, Djaswadi Dasuki, Retna Siwi

Padmawati, Lina Kurniawati, Solichin

Dikti Depdikbud

Peningkatan Vitalitas Posyandu sebagai Akibat Dampak Krisis

Abdul Wahab, Yati Soenarto, Punik Mumpuni, Lina Kurniawati

Dikti Depdikbud Sosialisasi Program Social

Safety Net untuk

Pemberdayaan Keluarga dalam Upaya Peningkatan Partisipasi dan Ketepatan Identifikasi Sasaran Program

Ova Emilia, Rukmono, Hasto Wardoyo, Djaswadi Dasuki, Dwijo Kuncoro

Dikti Depdikbud

Pengaruh Krisis Moneter pada Kebutuhan Kesehatan,

Permintaan untuk Pelayanan dan Biaya Pengeluaran

Mohammad Hakimi, Siswanto A. Wilopo, Abdul Wahab, Detty S. Nurdiati, Solichin

Dikti Depdikbud

(36)

b. Mahasiswa S2 MKIA

Judul Peneliti Sumber Dana

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Purworejo Tahun 1999

Nurul Hidayah

Safe Motherhood Project

Hubungan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana dengan Kelangsungan Pemakaian AKDR di Kabupaten Purworejo

Y. Edy Priyono

Safe Motherhood Project

Analisis Faktor Risiko Kematian Neonatal Studi Nested Case Control di Purworejo

M. Agus Wakhid

Safe Motherhood Project

Analisis Pola Konsumsi Makan dan Status Gizi Ibu Hamil di Kabupaten Dati II Purworejo, Jawa Tengah

Any Gunawati

Safe Motherhood Project

Determinan Kemandirian Peserta KB di Kabupaten Purworejo

Harjono Safe Motherhood Project

Pengaruh Jumlah Anak dan Keinginan Punya Anak Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Jawa Tengah

Karnadi Sigit Safe Motherhood Project

Kualitas Pelayanan KB Jalur Swasta dan Pemerintah di Kabupaten Purworejo

Kanthi Aryekti

Safe Motherhood Project

Determinan Pemilihan Penolong Persalinan di Rumah di Kabupaten Purworejo, Jateng

Arief Prawira Safe Motherhood Project

Determinan Kasus Drop Out Akseptor Suntik pada Masa Krisis Ekonomi di Kabupaten Purworejo

Agoes Poedjianto

Safe Motherhood Project

Analisis Kualitas Pelayanan KB di Kabupaten Purworejo

Rr Iswari Hariastuti

Safe Motherhood Project

Pemanfaatan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Elzadeba Agustina

Safe Motherhood Project

Kematian Bayi di Kabupaten Purworejo : Kajian dari Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan

Edi Puji Harto

Safe Motherhood Project

Hubungan antara Faktor Sosial Ekonomi dengan Pola Konsumsi Makanan dan Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Purworejo

Ninik Ratih Himawati

Safe Motherhood Project

(37)

c. Mahasiswa S3

Judul Peneliti Sumber Dana

Household Coping Strategy with Food Insecurity in Indonesia Comparisons Before and After the Onset of Crisis

Avita Usfar Imran

Utilisasi Pelayanan Kesehatan untuk Masyarakat Pedesaan

Ambar Widaningrum The Differences of Selenium Level

Between Low Birth Weight Infant and Normal Infant

Dody Budi Laksana Sutanto

d. Penelitan Terapan

Ada beberapa penelitian terapan yang dilakukan di wilayah LPKGM, antara lain:

Judul Peneliti Sumber

Dana

Metode Partiasipatif untuk

Memperbaiki Persepsi Wanita Usia Subur tentang Tanda Bahaya Kehamilan dan pemanfaatan Pelayanan ANC.

Rukmono Siswishanto, Fatwa Sari Tetra Dewi,

Rosadi Siswandana, Jumeri

Depdikbud

Deteksi Dini tenang Bahaya Kehamilan

Yayi Suryo Prabandari, Fatwa Sari Tetra Dewi,

Punik Mumpuni

Risbinkes, Depdikbud

Impact of domestic violence on maternal and infant health and nutritional status : A cohort study in Purworejo Didstrict

Anna Winkvist, Mohammad Hakimi, Elli Nur Hayati, Mary Carroll Ellsberg

(38)

B. HASIL SEMENTARA ANALISIS DATA

Dalam laporan kemajuan ini disajikan hasil sementara analisis data survailan dari data studi cross-sectional. Diantara data survailan longitudinal yang disajikan adalah status demogrsfi, status balita, status wanita usia reproduksi termasuk kehamilan dan persalinan, dan status orang dewasa. Data yang dilaporkan belum mencukupi semua sampel karena baru ± 75% yang dikumpulkan dari lapangan.

1. Status Demografi

Indikator demografi yang disajikan dalam laporan ini meliputi jumlah populasi sampel dan karakteristik sampel.

Tabel 1. Populasi Sampel Survailan Longitudinal Berdasar Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2000

Kel. Umur (Tahun)

Jenis Jumlah Siklus 13 Laki-laki Perempua n n % n % 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 > 64 1053 1478 1617 1859 1725 1080 1117 1000 1052 783 524 685 930 1671 1076 1386 1499 1801 1628 1089 1193 1209 1009 817 544 920 1117 1913 2129 2864 3116 3660 3353 2169 2310 2209 2061 1600 1068 1605 2047 3584 6,3 8,5 9,2 10,8 9,9 6,4 6,8 6,5 6,1 4,7 3,2 4,7 6,1 10,6 3796 5193 6355 6106 3194 2764 3627 4231 3823 2992 2198 3333 3104 5692 6,7 9,2 11,3 10,8 5,7 4,9 6,4 7,5 6,8 5,3 3,9 5,9 5,5 10,1 Total 16574 17201 33775 100,0 56408 100,0 Pada siklus 14 ini jumlah sampel survailan longitudinal yang sudah dientry sebanyak 33.775 individu, dengan proporsi jumlah laki-laki sebanyak 16.574 individu dan jumlah perempuan sebanyak 17.201 individu. Dari populasi tersebut, jumlah individu yang berusia dibawah 5 tahun adalah 2.129 individu dengan proporsi

(39)

laki-laki sebanyak 1053 individu dan perempuan sebanyak 1076 individu. Sedangkan untuk individu dewasa (berumur 15 tahun keatas) sebanyak 25.666 individu.

Tabel 2 menunjuk karakteristik sampel survailan pada siklus 14 dengan jumlah rumah tangga sebanyak 7.066. Sedangkan total sampel yang telah disurvai adalah 33.775 dengan perincian jumlah laki-laki sebanyak 16.574 dan jumlah perempuan sebanyak 17.201. Jumlah balita yang telah disurvai adalah 2.129 sedangkan jumlah WUS (wanita yang berumur 15-49 tahun) sebanyak 8.746. Untuk orang dewasa (umur 15-60 tahun) sebanyak 20.396 individu telah disurvai. Sedangkan untuk lansia (umur > 60 tahun) adalah 5.631.

Tabel 2. Karakteristik sampel survailan siklus 14 yang telah disurvai di Kabupaten Purworejo

Keluhan Jumlah Siklus 13 Jumlah rumah tangga

Laki-laki Perempuan Total sampel 7.066 16.574 17.201 33.775 14.680 28.263 28.145 56.408 Balita (< 5 tahun) WUS (15-49 tahun) Umur < 15 tahun Umur 15-60 tahun Umur > 60 tahun 2.129 8.746 8.109 20.396 5.631 3.796 10.304 15.344 32.268 8.796

Tabel 3 menunjuk bahwa jenis kematian terbanyak didapatkan pada ibu (2,6%), sedangkan pada balita sebanyak 1,7% didapatkan pada bayi usia 3 bulan dan bayi usia 1 tahun. Pada bayi usia 3 bulan, proporsi jenis kematian bayi laki-laki adalah 3,4 % sedangkan pada bayi perempuan tidak didapatkan kematian. Pada bayi usia 1 tahun, proporsi jenis kematian bayi laki-laki adalah 1,7% dan bayi perempuan sebanyak 1,8%.

(40)

Tabel 3. Jenis kematian di Kabupaten Purworejo, siklus 14 Jenis kematian Laki-laki (N=58) Perempuan (N=57) Total (N=115) n % n % n %

Bayi usia 1 minggu Bayi usia 1 bulan Bayi usia 3 bulan Bayi usia 6 bulan Bayi usia 1 tahun Bayi usia 2 tahun Ibu Lainnya 0 0 2 0 1 1 0 54 0,0 0,0 3,4 0,0 1,7 1,7 0,0 93,1 1 1 0 1 1 0 3 50 1,8 1,8 0,0 1,8 1,8 0,0 5,3 87,7 1 1 2 1 2 1 3 104 0,9 0,9 1,7 0,9 1,7 0,9 2,6 90,4

2. Status Kesehatan Balita

Tabel 4 menunjuk jumlah balita terbanyak yang telah disurvai adalah balita yang berusia < 2 tahun yaitu 680. Dilihat dari jenis kelamin menunjukkan bahwa sebanyak 345 adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Untuk balita yang berusia < 1 tahun telah disurvei sebanyak 314 bayi. Sedangkan sebanyak 179 bayi yang telah disurvei adalah balita < 6 bulan.

Tabel 4. Jumlah balita yang telah disurvai di Kabupaten Purworejo, siklus 14* Laki-laki (N=1053) Perempuan (N=1076) Total (N=2129) Siklus 13 (N=4100) Balita < 2 tahun Balita < 1 tahun Balita < 6 bulan Balita < 4 bulan 345 167 102 68 335 147 77 54 680 314 179 122 1414 653 284 195 * : masih berjalan (belum selesai)

Tabel 5 menunjuk berat rata-rata bayi lahir adalah 3,2 kg dengan berat maksimum adalah 4,5 kg sedangkan berat minimumnya adalah 1,5 kg. Berat rata-rata bayi lahir di daerah perkotaan adalah 2,9 kg, dengan berat maksimum 3,4 kg dan berat minimum 2,3 kg. Sedangkan untuk berat rata-rata bayi lahir di daerah pedesaan adalah 3,2 kg, dengan berat maksimum 4,5 kg dan berat minimumnya 1,5 kg.

(41)

Tabel 5. Rata-rata berat bayi lahir di Kabupaten Purworejo, Siklus 14

Penolong dalam pelayanan kesehatan

Berat bayi lahir Rata-rata Maksimum Minimu

m SD N Perkotaan Pedesaan 2,9 3,2 3,4 4,5 2,3 1,5 0,5 0,5 4 38 Total 3,2 4,5 1,5 0,5 42

Tabel 6 menunjuk bahwa terdapat 9,5% bayi lahir dengan BBLR dan dari jumlah tersebut, sebanyak 25% di daerah perkotaan sedangkan di daerah pedesaan didapatkan sebanyak 7,9% BBLR. Dari jumlah bayi yang lahir didapatkan sebanyak 90,5% bayi lahir dengan berat normal. Di daerah perkotaan jumlah berat bayi lahir normal adalah 75%, sedangkan di daerah pedesaan 92,1%.

Tabel 6. Berat bayi lahir dan tipe daerah di Kabupaten Purworejo, siklus 14

Berat bayi lahir

Perkotaan (N=4) Pedesaan (N=38) Total (N=84) n % n % n % BBLR Normal 1 3 25,0 75,0 3 35 7,9 92,1 4 38 9,5 90,5

Tabel 7 menunjuk bahwa rata-rata ukuran LLA pada balita berjenis kelamin laki-laki adalah 14,8 cm dengan rentang minimum 10,0 cm dan maksimum 19,1 cm. Sedangkan rata-rata ukuran LLA pada balita berjenis kelamin perempuan adalah 14,6 cm dengan rentang minimum 10,0 cm dan rentang maksimum 19,5 cm.

Tabel 7. Rata LLA balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14

LLA Jenis kelamin Total (N=1185) Laki-laki (N=590) Perempuan (N=595) Rata-rata Maksimum Minimum SD 14,8 19,1 10,0 1,5 14,6 19,5 10,0 1,4 14,7 19,5 10,0 1,5

(42)

Tabel 8. Pemberian vitamin A pada balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14 Perkotaan (N=183) Pedesaan (N=1946) Total (N=2129) n % n % n % Vitamin A Vitamin A1 44 17 24,0 9,3 354 116 18,2 6,0 398 133 18,7 6,2

Tabel 8 menunjuk cakupan pemberian vitamin A pada balita masih rendah yaitu 18,7 % , dengan perincian di daerah perkotaan sebanyak 24,0% sedangkan di daerah pedesaan sebanyak 18,2%. Jumlah cakupan pemberian vitamin A1 pada balita juga masih rendah yaitu 6,2%, di daerah perkotaan sebanyak 9,3% dan di daerah pedesaan sebanyak 6,0%.

Tabel 9. Kejadian kesakitan pada balita di Kabupaten Purworejo, Siklus 14*

Jenis sakit Laki-laki (N=1053) Perempuan (N=1076) Total (N=2129) Januari-Juni’99** n % n % n % Batuk/Pilek Congek Diare Panas Campak Kejang Kecelakaan 289 0 34 225 7 0 4 27,4 0,0 3,2 21,4 0,7 0,0 0,4 326 0 36 267 7 2 2 30,3 0,0 3,3 24,8 0,7 0,2 0,2 615 0 70 492 14 2 6 28,9 0,0 3,3 23,1 0,7 0,1 0,3 6,6 0,0 0,7 5,7 0,0 -* : Recall 2 minggu ** : Recal 3 bulan

Tabel 9 menunjuk kejadian kesakitan pada balita yang tertinggi adalah batuk/pilek (28,9%), kemudian panas (23,1%), diare (3,3%), campak (0,7%), kecelakaan (0,3%) dan kejang (0,1%). Sedangkan jenis sakit congek belum didapatkan pada populasi ini.

Proporsi laki-laki yang menderita batuk/pilek adalah 27,4% sedangkan perempuan sebanyak 30,3%. Proporsi laki-laki yang menderita panas adalah 21,4% sedangkan jumlah perempuannya adalah 24,8%.

(43)

3. Status Kesehatan Dewasa

Tabel 10 menunjuk bahwa kejadian kesakitan terbanyak pada orang dewasa adalah malaria (17,3%), dengan proporsi laki-laki sebanyak 19,4% dan perempuan sebanyak 15,3 %.

Tabel 10. Kejadian kesakitan pada orang dewasa (usia $ 15 tahun) di Kabupaten

Purworejo, Siklus 14 Laki-laki (N=3608) Perempuan (N=3995) Total (N=7603) n % n % n % Tuberculosis Cardio vascular Malaria Diabetes 6 14 700 9 0,2 0,4 19,4 0,2 1 15 613 8 0,0 0,4 15,3 0,2 7 29 1313 17 0,1 0,4 17,3 0,2

Sedangkan angka kejadia kesakitan pada penyakit-penyakit yang lain masih relatif rendah, yaitu tuberculosis (0,1%), cardiovascular (0,4%) dan diabetes (0,2%).

Tabel 11. Faktor perilaku berisiko di Kabupaten Purworejo, siklus 14

Perilaku Perkotaan Pedesaan Total (N=25666) Laki-laki (N=1280) Perempuan (N=1430) Laki-laki (N=11146) Perempuan (N=11810) n % n % n % n % n % Merokok Nginang Narkoba Violence 374 0 0 0 29,2 0,0 0,0 0,0 6 1 0,0 0,0 0,4 0,1 0,0 0,0 4810 0 1 1 43,2 0,0 0,0 0,0 87 164 0,0 0,0 0,7 1,4 0,0 0,0 5277 165 1 1 20,6 0,6 0,0 0,0

Tabel 11 menunjuk faktor perilaku berisiko pada orang dewasa yang terbanyak adalah merokok (20,6%). Dilihat dari jenis kelamin menunjukkan bahwa di daerah perkotaan orang laki-laki yang merokok sebanyak 29,2%, sedangkan jumlah perempuan yang merokok masih rendah. Untuk daerah pedesaan, sebanyak 43,2% perokok adalah laki-laki. Faktor perilaku berisiko yang kedua adalah ‘nginang’ yaitu 0,6%, yang masih banyak dilakukan oleh perempuan di daerah pedesaan. Sedangkan untuk faktor perilaku berisiko ‘narkoba dan violence’ pada

(44)

survai ini tidak ditemukan.

3. Status Kesehatan Ibu Hamil

Tabel 12 menunjuk bahwa di daerah perkotaan, karakteristik ibu hamil berdasarkan kelompok umur terdapat yang terbanyak pada kelompok umur 15-19; 30-34; dan 35-39 masing-masing sebesar 28,6%. diikuti dengan kelompok umur 20-24 sebesar 14,3%. Sedangkan di daerah perdesaan klompok umur 25-29 tahun mempunyai prosentasi yang terbanyak yaitu sebesar 24,6%. Kedua yang terbanyak adalah kelompok umur 30-34 sebanyak 21,1% dan prosentase yang terendah adalah <15 tahun.

Tabel 12. Karakteristik ibu hamil berdasar kelompok umur di Kabupaten Purworejo, siklus 14

Kelompok umur (tahun) Perkotaan (N=7) Pedesaan (N=50) Total (N=57) Siklus 13 n % n % n % % < 15 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 0 2 1 0 2 2 0 0,0 28,6 14,3 0,0 28,6 28,6 0,0 1 6 8 14 10 8 3 2,0 12,0 16,0 28,0 20,0 16,0 6,0 1 8 9 14 12 10 3 1,8 14,0 15,8 24,6 21,1 17,5 5,3 0,1 7,4 15,1 26,7 28,6 15,3 6,1

Tabel 13 menunjukkan keluhan yang diderita ibu selama kehamilan pada siklus 14 menunjukkan bahwa mual-muntah merupakan gejala yang paling sering dialami (8,8%), diikuti dengan anemia dan infeksi saluran reproduksi masing-masing 1,8%.

Tabel 13. Keluhan selama kehamilan di Kabupaten Purworejo, siklus 14

Keluhan n % Mual-muntah

Anemia

Infeksi saluran reproduksi Plasenta previa Solucio plasenta Keracunan hamil 5 1 1 0 0 0 8,8 1,8 1,8 0,0 0,0 0,0 N 57 100,0

(45)

Tabel 14 menunjukkan distribusi alasan responden untuk pergi ke tempat pelayanan menurut tempat di perdesaan dan perkotaan. Baik di daerah perkotaan maupun pedesaan , alasan untuk berobat karena sakit/ kecelakaan merupakan alasan utama yang terbesar masing-masing 75,4% dan 72,1%. Alasan terbanyak berikutnya adalah membeli obat yaitu 10,2% di perkotaan dan 11,7% di pedesaan. Kontrol baik untuk kehamilan maupun kesehatan lainnya, masing-masing 7,2% dan 6,4% untuk di perkotaan dan pedesaan. Hanya 0,4% responden beralasan pergi ke tempat pelayanan untuk pemeriksaan laboratorium di perkotaan, dan 0% di pedesaan.

Tabel 14. Alasan pergi ke pelayanan di Kabupaten Purworejo, siklus 14

Alasan ke pelayanan Perkotaan (N=264) Pedesaan (N=3278) Total (N=3542) n % n % n % Berobat (sakit/kecelakaan)

Kontrol (hamil, kes, Umum) Persalinan Kunjungan PLKB Imunisasi Mondok Beli obat Periksa laboratorium Lain-lain 199 19 0 15 2 0 27 1 1 75,4 7,2 0,0 5,7 0,8 0,0 10,2 0,4 0,4 2363 210 22 140 63 42 385 0 53 72,1 6,4 0,7 4,3 1,9 1,3 11,7 0,0 1,6 2562 229 22 155 65 42 412 1 54 72,3 6,5 0,6 4,4 1,8 1,2 1,6 0,0 1,5

Tabel 15. Tempat pelayanan yang dikunjungi di Kabupaten Purworejo, siklus 14 Tempat pelayanan Perkotaan (N=269) Pedesaan (N=3326) Total (N=3595) n % n % n % Rumah sakit Puskesmas Klinik Polindes/Posyandu Rumah sendiri Praktek swasta Apotik/TokoObat/Warung 42 77 14 19 11 76 30 15,6 28,6 5,2 7,1 4,1 28,3 11,2 377 930 106 205 292 850 566 11,3 28,0 3,2 6,2 8,8 25,6 17,0 419 1007 120 224 303 926 596 11,7 28,0 3,3 6,2 8,4 25,8 16,6

(46)

desanya. Di daerah perkotaan maupun pedesaan Puskesmas merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi yaitu 28,6% dan 28,0%. Diikuti dengan Praktek swasta masing-masing (28,3%) dan dan 25,6%. Di daerah perkotaan rumah sendiri merupakan tempat yang paling tidak favorit untuk dikunjungi (4,1%), sedangkan untuk pedesaan, tempat yang paling sedikiut dikunjungi adalah klinik 3,2%.

Tabel 16. Penolong dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, siklus 14 Penolong dalam pelayanan Perkotaan (N=262) Pedesaan (N=3195) Total (N=3457) n % n % n % Dokter Bidan Nakes lain Non Nakes 107 94 22 39 40,8 35,9 8,4 14,9 963 1072 535 625 30,1 33,6 16,7 19,6 1070 1166 557 664 31,0 33,7 16,1 19,2

Tabel 16 menunjuk bahwa penolong dalam pelayanan kesehatan yang terbanyak adalah bidan (33,7%). Di daerah perkotaan jumlah bidan yang menolong dalam pelayanan kesehatan sebanyak 35,9%, sedangkan di daerah pedesaan sebanyak 33,6%.

Jumlah dokter yang menolong dalam pelayanan kesehatan sebanyak 31 %. Di daerah perkotaan jumlah dokter lebih banyak (40,8%) dibandingkan di daerah pedesaan (30,1%).

Sedangkan tenaga kesehatan sebanyak 19,2%, jumlah tenaga non-kesehatan di daerah pedesaan yang menolong dalam pelayanan non-kesehatan lebih banyak (19,6%) dibanding dengan di daerah perkotaan.

Tabel 17. Biaya dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Purworejo, Siklus 14

Alasan ke pelayanan kesehatan

Biaya pelayanan

Gambar

Tabel 1. Populasi Sampel Survailan Longitudinal Berdasar Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2000
Tabel 2 menunjuk karakteristik sampel survailan pada siklus 14 dengan jumlah rumah tangga sebanyak 7.066
Tabel 3. Jenis kematian di Kabupaten Purworejo, siklus 14 Jenis kematian Laki-laki(N=58) Perempuan(N=57) Total (N=115) n % n % n %
Tabel 6. Berat bayi lahir dan tipe daerah di Kabupaten Purworejo, siklus 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

From the point of view of teacher education, it is helpful to ask if the continuation of this kind of relationship through the computer network (via electronic mail and

Ilham Arisaputra, SH., M.Kn.. Achmad Ruslan,

2alam analisis kualitati&#34; sistematis# kation-kation diklasi&#34;ikasikan dalam lima golongan# berdasarkan si&#34;at-si&#34;at kation itu terdapat beberapa

Dari hasil pembahasan di atas bahwa sangat penting dan juga sangat berarti administrasi pada suatu pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal, yang sebagaian

Hasil dari penelitian membuktikan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer dan asisten manajer De Boliva Signature Surabaya didominasi oleh gaya

Dari hasil identifikasi kandidat service dalam subbab 4.3.3.1., didapatkan 10 buah kandidat service yaitu service memasukkan transaksi, transaksi, member, barang, memasukkan

Ketentuan pemberian wasiat menurut hukum Islam adalah tidak melebihi ketentuan 1/3 bagian harta terlebih lagi berwasiat dengan seluruh harta.Anak angkat tidak berhak menerima

1. Mahasiswa praktikan telah menunjukkan kesantunan dalam penggunaan pakaian terutama seragam yang digunakan dalam praktik. Pakaian yang digunakan dalam kategori bersih,