• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUJAN DAN PANAS SILIH BERGANTI ( 3 ) DINGINNYA UDARA SYDNEY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUJAN DAN PANAS SILIH BERGANTI ( 3 ) DINGINNYA UDARA SYDNEY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUJAN DAN PANAS

SILIH BERGANTI

( 3 )

DINGINNYA UDARA SYDNEY

ami masuk ke terminal 2D yang berada di lantai atas, yaitu terminal keberangkatan luar negeri. Melewati pemeriksaan pertama, koper dan barang bawaan lainnya dimasukkan ke terowongan x-ray, sementara kami melewati pintu detektor. Sesampainya di dalam, kami semuanya langsung check-in berbarengan dengan menunjukkan tiket dan paspor dinas masing-masing. Tujuannya agar kami mendapat tempat duduk yang berdekatan sehingga memudahkan komunikasi dalam perjalanan yang akan ditempuh sekitar 6 jam menuju Sydney

Semua koper kami ditimbang, dan ternyata tidak over-weight sehingga kami tidak perlu membayar kelebihan berat barang yang akan dimasukkan ke bagasi. Setelah itu, koper dibeli label “Brisbane”, kota tujuan akhir penerbangan kami. Artinya meskipun kami berganti pesawat di Sydney, barang tersebut secara otomatis akan dipindahkan ke pesawat yang akan membawa kami ke Brisbane. Sehingga ketika turun di Sydney, kami tidak perlu lagi mengurus bagasi.

(2)

2

Setelah itu kami menuju ruang bea cukai untuk menunjukkan surat tugas belajar ke luar negeri yang dikeluarkan oleh Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri (KTLN) Sekretariat Negara, dan minta distempel agar tidak membayar fiskal perjalanan luar negeri yang jumlahnya enam ratus ribu rupiah. Formulir keimigrasian juga harus kami isi dengan lengkap dan benar dalam dua rangkap. Potongan pertama akan ditempelkan di paspor, sementara potongan kedua akan diambil oleh petugas imigrasi.

Paspor yang dilampiri tiket pesawat, boarding-pass, surat tugas belajar, kartu imigrasi, dan surat izin berangkat ke luar negeri yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri, diserahkan kepada petugas ketika kami melewati pintu imigrasi. Setelah semua dokumen perjalanan dianggap lengkap, maka paspor kami distempel sebagai bukti kami telah dicatat sebagai warga negara (WNI) yang meninggalkan tanah air.

Pada boarding-pass-ku tertulis Gate D-5 dan Seat 29 A. Maka kami menuju ke waiting-room D-5 di mana seluruh penumpang UTA, sebuah maskapai penerbangan milik Perancis, menunggu panggilan untuk menaiki pesawat. Disamping kanan gate yang kami tuju, tertulis jelas huruf D-5 yang ditulis di atas neon-box kuning. Di bawahnya tertera pula jurusan yang akan dituju, yaitu Sydney dan Noumea.

Artinya, setelah mendarat di Sydney, pesawat tersebut akan melanjutkan perjalanannya ke kota Noumea di Kaledonia Baru yang merupakan sebuah pulau kecil sebelah timur laut benua Australia. Waiting-room baru terisi separuh, sebagian besar adalah orang yang berkulit putih. Mungkin mereka adalah warga Australia yang akan kembali ke negaranya setelah berlibur atau menyelesaikan urusan bisnisnya di Indonesia.

(3)

Setengah sepuluh malam, para penumpang dipersilahkan naik pesawat udara melalui garbarata atau lorong belalai yang langsung tersambung dengan pintu pesawat. Rupanya pesawat UTA tersebut sangat besar, jenis

airbus. Setiap baris terdiri dari 8 tempat duduk, dua di kiri,

empat di tengah dan dua di kanan. Tempat duduk yang di tengah dipisahkan oleh lorong dengan tempat duduk yang di kiri dan yang di kanannya. Kulihat semua kursi terisi penuh dari baris depan sampai belakang. Kuperkirakan tak kurang dari 300 orang menggunakan jasa pesawat Perancis tersebut.

Besi terbang itu meninggalkan landasan pacu bandara sekitar jam 10 malam. Dari jendela kaca hanya terlihat lampu bandara dan kemudian baru terlihat lampu-lampu yang menghiasi kota Jakarta dan sekitarnya, terbentang luas bagaikan permadani yang bertaburan pernik-pernik. Tak lama kemudian aku tak bisa melihat apa-apa lagi karena di luar sudah gelap gulita.

Ketika mataku mulai mengantuk, datanglah seorang pramugari cantik tinggi semampai berambut pirang yang mengatakan sesuatu dalam bahasa Inggris dengan aksen Perancis, suaranya sengau begitu. Tak paham betul aku apa yang diucapkannya, tetapi kutebak saja dia barangkali menawarkan makan malam. Sehingga kujawab : “Chicken and

orange juice, please”.

Belakangan baru aku tahu bahwa dia menanyakan apakah aku ingin makan dengan ayam atau ikan dan minum anggur atau jus. Sebenarnya dia tadi mengatakan : “Do you

want a chicken or fish and wine or orange juice?”. Tetapi karena dia

bicara cepat dengan logat Perancis, maka lama aku baru bisa mengerti. Kalau dia beraksen Amerika seperti yang kupelajari di LIA, mungkin aku akan cepat faham.

(4)

4

Setelah dibagikan hidangan makan malam tersebut, aku dan teman-temanku langsung membukanya. Aku kebagian ayam dan jus apel serta air putih sesuai permintaanku tadi. Makanan itu masih panas, baru dikeluarkan dari oven. Tetapi, aku ragu-ragu untuk memakannya. Dalam hati aku bertanya: “Apakah ayam ini halal atau tidak, apakah disembelih dengan benar atau tidak, jangan-jangan ada minyak babi di dalamnya?”.

Melihat aku ragu-ragu, teman sebelahku menyuruhku: “Makan saja. Halal atau haram bila dalam keadaan darurat seperti ini, insya Allah akan menjadi halal”. Akhirnya kumakan juga sampai habis. Setelah perut kenyang, kantukpun datang. Tertidur pulaslah aku sampai pagi. Dalam mimpi terdengar seseorang memanggil-manggilku, ternyata bukan mimpi, tetapi suara pramugari membangunkan penumpang agar bersiap-siap untuk mendarat.

Kubuka penutup jendela disampingku, ternyata matahari sudah memancarkan sinar merahnya. Dengan mata yang separuh terbuka karena masih mengantuk, kulihat arlojiku baru menunjukkan jam 4 pagi waktu Jakarta.

Tak lama kemudian, pramugari mengingatkan penumpang agar memastikan ikat pinggang sudah terikat kencang, sandaran kursi sudah ditegakkan dan meja sudah dilipat. Sebentar lagi kita akan segera mendarat di Sydney Internatioanal Kingsford Smith Airport, katanya. Sekarang pukul 7 lewat 5 menit waktu Sydney, tiga jam lebih cepat dari waktu di Jakarta. Cuaca di darat dilaporkan cerah dengan suhu 1 derajat celcius.

Dari balik kaca jendela terlihat hamparan luas tanah yang datar sejauh mata memandang yang sebagian ditumbuhi pohon-pohon kecil seperti belukar.

(5)

“Oowww ... seperti ini toh Australia, gersang begitu”, pikirku. “Jadi sekarang aku sudah berada di luar negeri ya, dan sedang terbang di atas benua seluas 7,79 juta km persegi ini”, kucoba meyakinkan diriku.

Pesawat makin lama makin rendah, dan akhirnya mendarat dengan mulus di bandara kota terbesar di benua kanguru tersebut.

Keluar dari pintu pesawat, kami langsung menuju gedung terminal melewati koridor garbarata, tanpa merasakan dinginnya udara terbuka. Kami serahkan paspor yang dilampiri formulir imigrasi Australia rangkap dua yang sudah diisi semalam di atas pesawat. Paspor kami diteliti dengan seksama, fotonya dicocokkan dengan wajah yang menyerahkan paspor tadi, masa berlakunya paspor dan visa juga dicek betul. Setelah semuanya dianggap benar diberi stempel sebagai tanda bahwa kami telah resmi masuk ke negara yang berpenduduk sekitar 20 juta jiwa itu, maka kami dipersilahakan lewat menuju ke bagian bea cukai.

Ada dua jalur yang disediakan pada bea cukai, yaitu jalur merah dan jalur hijau. Jalur merah harus dilalui oleh penumpang yang membawa barang yang harus di declare atau harus dilaporkan, apakah barang tersebut diizinkan untuk dibawa atau tidak. Barang-barang yang harus dilaporkan adalah barang-barang yang tertera dalam daftar barang yang dilarang masuk ke negara terluas ke 6 di dunia itu. Namun apabila dalam jumlah kecil dan untuk keperluan pribadi, seperti obat-obatan dan makanan, biasanya diizinkan dibawa. Jika petugas tetap melarang, maka barang tersebut akan diambil petugas dan kita tetap bisa lewat dengan aman.

Seandainya kita membawa barang yang tertera dalam daftar barang terlarang meskipun dalam jumlah yang sangat

(6)

6

kecil, tetapi melewati jalur hijau, maka kita akan ditangkap karena dikategorikan sebagai penyelundup. Selanjutnya akan diserahkan kepada polisi untuk diproses secara hukum.

Sementara jalur hijau, diperuntukkan bagi penumpang yang tidak membawa salah satu barang yang tertera dalam daftar barang terlarang. Kami melewati jalur hijau karena dalam tas sandang kami tidak ada yang perlu dilaporkan.

Keluar dari gedung terminal internasional tersebut, baru terasa udara dingin yang menusuk tulang, meskipun kami telah pakai jaket tebal, penutup kepala, syal dan sarung tangan. Setiap bernafas, dari mulut kami keluar seperti asap meskipun kami tidak ada yang merokok. Sementara udara yang dihirup serasa air es, dingin sampai ke paru-paru. “Wwuuiiiihhhhh ... begini toh rasanya suhu 1 derajat celcius sebagaimana yang diumumkan pramugari tadi subuh”. ujarku. Udara semakin terasa dingin karena hembusan angin sepoi-sepoi di pagi yang cerah tersebut.

Dengan badan yang menggigil kedinginan dan suara yang bergetar, kami bertanya kepada petugas bandara, bagaimana caranya kami bisa sampai ke terminal domestik untuk melanjutkan penerbangan ke Brisbane. Dia menjawab dalam bahasa Inggris dengan aksen Australia sehingga susah untuk dimengerti. Tetapi kami tahu maksudnya, dia menyuruh kami untuk naik bis di halte itu, sambil menunjuk halte yang dimaksud tak jauh dari tempat kami berdiri. Sesampainya di halte, kami berbaris antri di belakang calon penumpang yang telah mengantri lebih dulu.

Referensi

Dokumen terkait

Ditegaskan dalam pasal tersebut: Komandan militer atau seseorang yang secara efektif bertindak sebagai komandan militer dapat dipertanggungjawabkan terhadap tindak pidana yang

Anggota Komite wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya yang terkait dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Bank, proses audit, manajemen nsiko, dan

Berdasarkan dari latarbelakang kelompok ISIS Islamic State Of Iraq and Syiria, yang mana gerakan mereka adalah Islam radikal, yang mengutamakan kekerasan dan dianggap teroris

Bimbingan 4 3 2 1 Pengetahuan Peserta didik menunjukkan pemahaman materi yang sangat baik dalam tahapan pengamatan Peserta didik menunjukkan pemahaman materi yang baik

2.3 KAJIAN OLEH ALDRIDGE DAN ROWLEY (1998) DI UNITED KINGDOM Kajian ini dijalankan oleh Aldridge dan Rowley (1998) yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelajar

Inilah inti dari permohonan saya kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar kiranya dapat memutuskan bahwa penafsiran yang benar terhadap ketentuan Pasal 22 huruf d ayat...,

RUBIK penuh kebijaksanaan serta menjadikan keberagaman budaya dan tradisi ini sebagai kelebihan dan keunikan Agama Buddha di Indonesia, maka hal ini akan sangat bermanfaat

Departemen kesehatan bekerja sama dengan Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia bersosialisasi mendukung kampanye ”120/80” yang dilakukan RS Jantung