A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa perusahaan
manufaktur go publik sebanyak 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun
penelitian. Perusahaan manufaktur go publik yang memenuhi kriteria adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria
No. Nama Perusahaan Kode
1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI
4. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
5. PT Indospring Tbk INDS
6. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
7. PT Sepatu Bata Tbk BATA
8. PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO
9. PT Kimia Farma Tbk KAEF
10. PT Kalbe Farma Tbk KLBF
11. PT Mandom Indonesia Tbk TCID
B. Statistik Deskriptif
Penelitian statistik deskriptif ini bertujuan untuk melihat distribusi data
dari variabel yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Analisis ini
dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar
deviasi suatu data, hasil dari analisis ini didapatkan berdasarkan hasil
software SPSS 23. Berikut adalah tabel yang menjelaskan analisis deskriptif
dari variabel-variabel yang telah diteliti :
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel Penelitian Observasi Awal Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MLA 33 -5,0578 13,0924 2,137048 4,3451538
LPBTD 33 -10,8410 -2,6716 -4,415735 1,7169521
LNBTD 33 -8,2393 -2,8332 -4,946451 1,2999618
Valid N (listwise) 33
Sumber : Data Penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Keterangan notasi :
MLA = Earnings Management
LPBTD = Large Positive Book-Tax Differences
LNBTD = Large Negative Book-Tax Differences
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2 menunjukkan dari 33
pengamatan nilai minimum MLA sebesar -5,0578 mencerminkan nilai dari
PT Sepatu Bata Tbk hal ini mengindikasikan bahwa PT Sepatu Bata Tbk
batas dari 2,137, sedangkan nilai maksimum MLA sebesar 13,0924
mencerminkan nilai dari PT Indospring Tbk hal ini mengindikasikan bahwa
PT Indospring Tbk melakukan manajemen laba karna nilainya melewati batas
dari 2,137. Nilai minimum LPBTD sebesar -10,8410 mencerminkan nilai dari
PT Sepatu Bata Tbk hal ini mencerminkan bahwa PT Sepatu Bata Tbk tidak
menunda pajak terutang untuk periode mendatang karna nilainya tidak
melewati batas dari 4,415, sedangkan nilai maksimum LPBTD sebesar
-2,6716 mencerminkan nilai dari PT Selamat Sempurna Tbk hal ini
mencerminkan bahwa perusahaan tersebut melakukan penundaan
pembayaran pajak untuk periode mendatang karna nilainya melewati batas
dari -4,415.
Nilai minimum LNBTD sebesar -8,2393 mencerminkan nilai dari PT Sepatu
Bata Tbk hal ini membuktikan bahwa PT Sepatu Bata Tbk tidak melakukan
manajemen laba karna nilainya tidak melewati batas dari -4,946, sedangkan
nilai maksimum LNBTD sebesar -2,8332 mencerminkan nilai dari PT
Indospring Tbk hal ini membuktikan bahwa PT Indospring Tbk melakukan
manajemen laba untuk menghindari kerugian karna nilainya melewati batas
dari -4,946. Selanjutnya mean manajemen laba selama periode penelitian
2013 sampai dengan 2015 menunjukkan nilai 2,1370 dengan standar deviasi
4,34515 dimana hasil tersebut menunjukkan nilai standar deviasi lebih besar
dibanding dengan rata-rata majemen laba, hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel manajemen laba mengindikasikan hasil yang kurang baik karena
karena lebih besar dari nilai rata-rata. Selanjutnya mean LPBTD selama
periode pengamatan 2013 s.d. 2015 -4,41573 dengan standar deviasi
1,7169521, mean LNBTD sebesar -4,94645 dengan standar deviasi 1,29996.
C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal
atau tidak. Test statistik yang digunakan antara lain : analisis grafik
histogram, normal probability plots dan kolmogorof smirnov test.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan tampilan diatas, grafik histogram memberikan pola distribusi
Gambar 4.2 Normal P-Plot
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Uji normalitas juga dapat diuji dengan P-Plot. Pada gambar P-Plot
terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 33
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation
3,81946157
Most Extreme Differences Absolute ,091
Positive ,091
Negative -,078
Test Statistic ,091
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Selanjutnya adalah menguji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai 0,091 dan asymp. Sig sebesar 0,200 lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
interkorelasi sempurna antara variabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian. Uji ini dilakukan dengan Tolerance Value
dan Variance Inflation Factor (VIF). Agar tidak terjadi multikolinearitas,
batas tolerance value > 0,1 dan VIF < 10. Adapun hasil multikolinearitas
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8,351 3,006 2,778 ,009
LPBTD -,412 ,417 -,163 -,988 ,331 ,951 1,052
LNBTD 1,624 ,550 ,486 2,951 ,006 ,951 1,052
Sumber : Data penelitian yang diolah dari SPSS 23
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, tolerance value > 0,1 dan VIF < 10
tidak terdapat hubungan multikolinearitas dan dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya manajemen laba selama periode pengamatan.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk
mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, dilakukan
pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,477a ,227 ,176 3,9447229 1,151 a. Predictors: (Constant), LNBTD, LPBTD b. Dependent Variable: MLA
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan hasil diatas nilai Dw (1,151) sedangkan menurut tabel
Dw nilai Dl (1,3212) serta nilai Du (1,5770). Nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai 0 < Dw (1,151) < Dl (1,3212) maka dapat disimpulkan tidak
terjadi gejala autokorelasi.
4. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
dalam model regresi. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi adanya
heterokedasitas yang menunjukkan bahwa model penelitian kurang
layak. Dalam penelitian ini digunakan diagram titik (scatter plot) yang
seharusnya titik-titik tersebut acak agar tidak terdapat heterokedasitas.
Berikut adalah hasil uji heterokedasitas penelitian ini.
Gambar 4.3 Diagram Scatter Plot
Sumber : Data penelitian yang dioleh menggunakan SPSS 23
Dengan melihat grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar
secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala
diperkuat dengan hasil pengujian melalui Uji Glejser. Berikut adalah hasil
Uji Glejser.
Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,030 1,074 1,890 ,068 LPBTD -,265 ,448 -,103 -,591 ,559 LNBTD ,927 ,555 ,290 1,669 ,106
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien parameter
untuk semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak
ada yang signifikan pada tingkat 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
dalam persamaan regresi yang digunakan tidak terjadi heterokedasitas.
D. Pengujian Hipotesis
Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa data yang ada
terdistribusi normal, tidak terdapat hubungan multikolinearitas, tidak terjadi
gejala autokorelasi dan tidak terjadi heteroskedasitas sehingga memenuhi
persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai yang
digunakan adalah Adjusted R Square karena variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini hanya dua buah.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Variabel X terhadap Variabel Y Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,477a ,227 ,176 3,9447229
a. Predictors: (Constant), LNBTD, LPBTD b. Dependent Variable: MLA
Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh hasil besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model
persamaan ini adalah sebesar 17,6% dan sisanya 82,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
2. Uji F
Pengujian signifikansi simultan (Uji F) dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam
model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
Tabel 4.8
Hasil Uji F Variabel X terhadap Variabel Y ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 137,346 2 68,673 4,413 ,021b
Residual 466,825 30 15,561
Total 604,172 32
a. Dependent Variable: MLA
b. Predictors: (Constant), LNBTD, LPBTD
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan hasil Uji F diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,021. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka secara simultan
atau secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
3. Uji T
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan dengan menganggap variabel independen yang lain konstan.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan t tabel dengan t
hitung. Apabila t tabel lebih kecil daripada t hitung maka variabel
independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Apabila t tabel lebih besar daripada t hitung maka variabel
independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel
Tabel 4.9 Hasil Regresi Uji T
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,351 3,006 2,778 ,009 LPBTD -,412 ,417 -,163 -,988 ,331 LNBTD 1,624 ,550 ,486 2,951 ,006
Sumber : Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 23
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa terdapat
satu variabel yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
manajemen laba yaitu LPBTD karena memiliki nilai signifikansi yang
lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan LPBTD tidak berpengaruh
signikan terhadap manajemen laba. Sedangkan untuk variabel LNBTD
memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel LNBTD berpengaruh positif signifikan terhadap
manajemen laba.
E. Pembahasan
1. Large Positive Book-Tax Differences (LPBTD) berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel LPBTD
memiliki t hitung -0,988 sedangkan t tabel sebesar 1,697 dan nilai
positif signifikan terhadap manajemen laba. Maka dapat disimpulkan
bahwa perusahaan tidak melakukan penundaan pembayaran pajak untuk
periode mendatang.
Hal tersebut sependapat dengan penelitian Rima Ayu (2013) yang
menyatakan bahwa large negatif book-tax differences tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun hasil ini mendukung penelitian Anna Purwaningsih (2014) yang menyatakan bahwa large positive book-tax differences secara signifikan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
2. Large Negative Book-Tax Differences (LNBTD) berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel LNBTD
memiliki t hitung 2,951 sedangkan t tabel sebesar 1,697 dan nilai
signifikan sebesar 0,006. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel variabel LNBTD
berpengaruh secara positif terhadap manajemen laba. Maka dapat
disimpulkan beban pajak tangguhan mengakibatkan tingkat laba yang
diperoleh menurun dengan demikian perusahaan memiliki peluang yang
lebih besar untuk mendapatkan laba yang lebih besar dimasa yang akan
datang dan mengurangi besarnya pajak yang dibayarkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Anna Purwaningsih (2014) yang
menyatakan bahwa large negative book-tax differences secara signifikan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Rima Ayu (2013) large negatif book-tax differences tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.