• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MENGGUNAKAN COOPERATIVE SCRIPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MENGGUNAKAN COOPERATIVE SCRIPT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 KETERAMPILAN MEMBACA PUISI MENGGUNAKAN COOPERATIVE SCRIPT

Nurhayati Siregar

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Barumun Raya (STAIBR) Sibuhuan nurhayatisiregar@gmail.com

Abstrak: Pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting untuk di pelajari terutama dalam pembelajaran puisi. Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script. Metode pembelajaran ini sangat bagus untuk diterapkan kepada siswa, agar siswa lebih dapat lebih dalam mempelajari puisi.

Abstract: Indonesian language learning is very important to learn especially in poetry learning. Learning to read poetry in class X SMA is at Competency Standard (SK) 7. Understanding literary discourse through reading poetry and literature and basic competence (KD) 7.1 read poetry with pronunciation, tone, pressure and intonation. The indicators to be reached from the SK and KD include reading poetry with attention to pronunciation, tone, pressure and intonation in accordance with poetry content; Discussing poetry readings based on pronunciation, tone, pressure and intonation; Improving the reading of less precise poetry. These indicators can be achieved with the cooperative script learning method. This learning method is great to apply to students, so that students can more deeply learn poetry.

Kata kunci: membaca, puisi, cooperative script

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa dapat kita temui baik di pelajaran SD, SMP, dan juga SMA. Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada aspek pembelajaran sastra dijabarkan dalam mendengarkan sastra, berbicara sastra, membaca sastra, dan menulis sastra. Pada aspek keterampilan membaca di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan membaca puisi. Dalam pembelajaran membaca puisi, diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membaca puisi, tapi juga diperlukan kemampuan untuk membahas dan memperbaiki pembacaan puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi.

Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD tersebut meliputi membaca puisi dengan

(2)

2

memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran

cooperative script.

Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan

bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Metode cooperative script merupakan metode belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Hal tersebut dapat membantu siswa mencapai indikator yang telah ditentukan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas pembelajaran membaca puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah dengan metode pembelajaran cooperative script.

B. KAJIAN TEORI 1. Membaca Puisi

a. Membaca puisi sebagai Apresiasi Puisi

Membaca suatu keterampilan yang tidak bisa di pisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena pembelajaran ini menunutut siswa untuk aktif dalam memahami apa yang akan disampaikannya, terutama dalam membaca puisi. Secara makna leksikal, apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan penilaian (Hornby dalam Sayuti, 1985: 2002). Sementara itu, Effendi (1973: 18) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Pada dasarnya, kegiatan membaca puisi merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang dikemukakan oleh media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interpretasi

(3)

3

terhadap teks yang dibacanya Setelah diperoleh pemahaman yang dipandang cukup, pembaca dapat membaca puisi.

Karena kata “membacakan” mengandung makna benafaktif, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan untuk orang lain, maka penyampaian bentuk yang mencerminkan isi harus dilakukan dengan total agar apresiasi pembaca terhadap makna dalam puisi dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar. Makna yang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi. Pembacaan puisi dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton.

b. Faktor-faktor Penting dalam Membaca puisi

Kegiatan membaca puisi, pembaca harus memperimbangkan lafal, tekanan, dan intonasi. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa, sehingga pada waktu membaca puisi suku kata dan kata-kata diucapkan dengan jelas dan terdengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran. Intonasi adalah lagu kalimat. Selain itu pada waktu membaca puisi kita bisa menggunakan alat bantu berupa tanda baca tertentu yang kita sisipkan pada puisi agar kita tahu dimana kita harus berhenti, tanda itu antara lain.

a. Tanda koma, biasanya diganti (/) b. Tanda titik, biasanya diganti (//)

c. Tanda pemisah bait, biasanya diganti (///), tanda ini jarang dipakai karena biasanya puisi berbait-bait.

c. Bentuk dan Gaya dalam Membaca puisi

Suwignyo (2005) mengemukakan bahwa bentuk dan gaya baca puisi dapat dibedakan mejadi tiga, yaitu (1) bentuk dan gaya baca puisi secara poetry

reading, (2) bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris, dan (3) bentuk dan

gaya baca puisi secara teaterikal.

1. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Poetry Reading

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapaun posisi dalam bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.

(4)

4

Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi rendah dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala (menengadah, menunduk menoleh), (2) gerakan raut wajah (mengerutkan dahi, mengangkat alis), (3) gerakan mata (membelakak, meredup, memejam), (4) gerakan bibir (tersenyum, mengatup, melongo), dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan dilakukan seperlunya. Sedangkan intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat katakata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai, (2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3) melakukan gerakan tangan dilakuakan dengan seperlunya. Sedang yang dilakukan pada saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3) ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah (1) melakukan dengan tenang dan terkendali, dan (2) menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat katakata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

2. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Deklamatoris

Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi seacra deklamatoris adalah lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi, teks puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan posisi (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak. Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan tangan (mengepal, menunjuk, mengangkat kedua tangan), (2) gerakan-gerakan kepala (melihat ke bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong), (3) gerakan-gerakan

(5)

5

mata (membelalak, meredup, memejam), (4) gerakan-gerakan bibir (tersenyumm, mengatup, melongo) (5) gerakan-gerakan tangan, bahu, badan, dan raut muka dilakukan dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

Jika deklamator memilih bentuk dan gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, (2) arah dan pandangan mata dilakukan bervariasi: menatap dan menunduk. Sedang yang dilakukan pada posisi berdiri (1) mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan menunjuk, dan (2) wajah berseri-seri dan bibir tersenyum. Yang dilakukan pada saat bergerak (1) melakukan dengan tenang dan bertenaga, dan (2) kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.

3. Bentuk dan Gaya Baca Puisi secara Teaterikal

Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, setting, musik, dll., meskipun masih terikat oleh teks puisi/ tidak. Bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan sangat memesona.

Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek-efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk, berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.

2. Model Pembelajaran Cooperatif Script

(6)

6

Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah (tugas). Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagi berikut:

 Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

 Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah.

 Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4–6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Maka dari itu pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman

(7)

7

siswa karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa.

b. Langkah-langkah Metode Cooperative Script

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran

Cooperative Script adalah sebagai berikut:

 Guru membagi siswa untuk berpasangan.

 Guru membagikan wacana/ materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

 Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

 Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.  Penutup

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative script

Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, demikian pula pada metode cooperative script terdapat pula kelebihan dan kekurangannya yakni : a. Kelebihan:

1) Melatih pendengaran, ketelitian/ kecermatan. 2) Setiap siswa mendapat peran.

3) Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. b. Kekurangan:

1) Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

2) Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

(8)

8 C. PEMBAHASAN

1. Membaca Puisi Jendral Ahmad Yani

Karya Kartikasari Fadillah

Oh, Pahlawanku

Kau tak gentar walau diserbu

Kini sejarah tak pernah meninggalkanmu Namamu harum tanpa batas waktu

Kau selamatkan bangsa ini dari badai sendu Dari keringatmu, hadir semangat baru Dari darahmu, perjuangan menjadi satu Dari pengabdianmu, negeri ini bertumpu Dari pengorbananmu, bangsa ini dapat berseru Dari jasamu, anak negeri dapat tersenyum lucu Dari makammu, kami menangis haru

Dari lubuk hati kami, beribu doa untukmu Jendral Ahmad Yani, kau pahlawanku

Membaca indah menekankan pada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ketepatan ekspresi. Dalam kegiatan membaca puisi harus memperimbangkan lafal, tekanan, dan intonasi. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa, sehingga pada waktu membaca puisi suku kata dan kata-kata diucapkan dengan jelas dan terdengar. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran. Intonasi adalah lagu kalimat.

Sebelum membaca puisi kita bisa menggunakan alat bantu berupa tanda baca tertentu yang kita sisipkan atau melakukan penjedaan pada Puisi Jendral Ahmad

Yani karya Kartikasari Fadillah agar kita tahu dimana kita harus berhenti seperti

berikut ini.

(9)

9

Karya Kartikasari Fadillah

Oh,/ Pahlawanku/

Kau tak gentar walau diserbu/

Kini/ sejarah tak pernah meninggalkanmu/ Namamu harum/ tanpa batas waktu/

Kau selamatkan bangsa ini/ dari badai sendu//

Dari keringatmu,/ hadir semangat baru/ Dari darahmu,/ perjuangan menjadi satu/ Dari pengabdianmu,/ negeri ini bertumpu/

Dari pengorbananmu,/ bangsa ini dapat berseru//

Dari jasamu,/ anak negeri dapat tersenyum lucu/ Dari makammu,/ kami menangis haru//

Dari lubuk hati kami,/ beribu doa untukmu// Jendral Ahmad Yani,/ kau pahlawanku//

2. Pembelajaran Membaca Puisi Jendral Ahmad Yani Karya Kartikasari Fadillah dengan Metode Pembelajaran Cooperative Script

Pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Kurikulum 2006 (KTSP) tepatnya Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script.

Pembelajaran membaca puisi Jendral Ahmad Yani karya Kartikasari Fadillah dengan metode pembelajaran cooperative script dapat dijabarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini.

D. PENUTUP

Kesimpulan makalah ini adalah pembelajaran membaca puisi pada kelas X SMA ada pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami wacana sastra melalui membaca puisi

(10)

10

dan sastra dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi. Indikator yang hendak dicapai dari SK dan KD tersebut meliputi membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi; membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, nada, tekanan dan intonasi; memperbaiki pembacaan puisi yang kurang tepat. Indikator tersebut dapat dicapai dengan metode pembelajaran cooperative script.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis

Kompetensi. Ditjen Dikdasmen. Jakarta.

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1988.

Udin S. Winataputra, dkk. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

data bisa diakses oleh banyak orang dalam waktu yang

37. Energi bagi kehidupan antara lain diperoleh dari metabolisme bahan makanan dalam tubuh, misalnya yang mengandung karbohidrat. Senyawa berikut yang termasuk karbohidrat adalah

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, dengan pengetahuan kurang, sikap yang negatif dalam pemilihan

Populasi dalam penelitian ini yaitu 12 orang terdiri dari 12 orang laki-laki, dan sampel dalam.. penelitian ini yaitu

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Departemen Pendidikan Seni Musik.

URUSAN PEMERINTAHAN 1 zyxwvutsrqponmlkjigfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA 1.36 - OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWA

Hal tersebut terbukti dari hasil analisis regresi yang dihasilkan pendapatan daerah dengan belanja modal, menunjukkan pendapatan daerah sebesar Rp.0 (nol) maka belanja modal

Recently, the availability of whole genome sequences of a few selected crops and the sequence information has also led to the development of a new generation of markers, such