• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TH"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Kependidikan Islam

Oleh: SAEFUDIN NIM: 3105068

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Saefudin

NIM : 3105068

Jurusan / Program Studi : Kependidikan Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011 Saya yang menyatakan,

Saefudin NIM .3105068

(3)

IAIN Walisongo di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TAHUN 2010-2011 Nama : SAEFUDIN

NIM : 3105068

Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Kependidikan Isam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I

Fahrurrozi M, Ag.

(4)

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TAHUN 2010-2011 Nama : SAEFUDIN

NIM : 3105068

Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Kependidikan Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II

Dr. H. Fatah Syukur M.Ag. NIP : 19681212 1999403 1 003

(5)
(6)

Penelitian ini bertujuan: 1). Mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran full day di SMP Islam Hidayatullah Semarang 2). Mengetahui bagaimana Problematiak Pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang .

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analisis, karena penelitian ini dapat dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.. Adapun untuk mengumpulkan datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan wawancara/interview. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen Pembelajaran full day di SMP Islam Hidayatullah Semarang . Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan pembelajaran full day school, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran full day school.

Sedangkan metode wawancara/interview digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan/pendapat mengenai keadaan manajemen pembelajaran full

day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang pengembangannya serta sejauh

mana manajemennya sehingga memberikan kontribusi berharga dalam peningkatan prestasi siswa maupun mutu pendidikan di SMP Islam Hidayatullah Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; setiap lembaga pendidikan, khususnya yang berbasis Islam dalam lingkungan perkotaan sangat memerlukan program full day school dikarenakan tuntutan dari orang tua itu sendiri agar pengontrolan anaknya dapat dilihat ketika di sekolahan. Hal ini mengingat bahwa dalam masa perkembangan anak sangat rentan sekali pengaruh negatif dari pergaulan di luar lingkungan sekolah. Secara keseluruhan keadaan manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah di katakan baik dan buktinya banyak lembaga lain yang bersama mengikuti atau berbondong-bondong menerapkan pembelajaran full day school. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya adalah bagaimana mengatasi siswa agar jangan sampai siswa jenuh dan kecapaian dalam pembelajaran full day, kemudian penambahan sarana dan prasarana, peningkatan sumber daya manusia. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang sudah baik. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pengelolaan pembelajaran full day school di lakukan oleh tenaga yang profesional dan didukung dengan sarana-dan prasarana yang memadai jadi dalam aplikasinya dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan. Implementasi manajemen pembelajaran full day school meliputi Perencanaan ditunjukkan dengan menentukan program kerja dan menentukan tenaga yang professional; pelaksanaan ditunjukkan untuk aplikasi dalam proses

(7)

khususnya pada lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta. Hal ini dikarenakan belum semua pembelajaran full day di sekolah dapat menyelenggarakan dengan baik. Pengelolaan pembelajaran full day dengan sistem manajemen yang professional akan menjadikan pembelajaran ini menyenagkan dan tidak membosankan dan menjadi siswa terus aktif dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarganya.

(8)

(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya. a t} b z} t ‘ s| gh j f h} q kh k d l z| m r n z w s h sy ’ s} y d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = a

(9)

sang revolusioner Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan, keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang telah mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya.

Skripsi berjudul “Manajemen Pembelajaran Full Day School Di Smp Islam Hidayatullah Semarang”. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S.1) pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak . DR. H. Ahmad Sujai, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag, selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Fahrurrozi, S.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak Dr. H. Fatah Syukur , M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

5. Muhmmad Nur, selaku Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang beserta guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini,.

6. Ahwan Fanani M,Ag Selaku wali studi yang elah memberikan masukan, membimbing, dan mengarahkan kepada penulis selama studi di jurusan KI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisogo Semarang.

7. Ayahanda Bapak H. To’at dan Ibunda Hj. Mukahyah tercinta yang rela ikhlas mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu sehingga memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi yang tiada henti tanpa mengharap balasan.

8. Kakakku dan Adikku yang tercinta : Zaenal Asikin, Nur Rohmah, Kurniasih, Zaenal Arifin (A.Sultoni (Alm) dan Lizam Romdhon, Irkhaniyah Arifin, Farikahtun Nur, zulfikri Habib) yang saya sayangi kalianlah yang selalu memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus tanpa henti untuk memberikan yang terbaik sebagai uswah kalian, kalianlah yang saya banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh sehingga kelak mampu menjadi generasi bangsa yang berguna bagi keluarga, ummat, agama, negara dan bangsa.

(10)

Anggota Resimen Mahasiswa (MENWA) SAPU JAGAD IAIN Walisongo semuanya yang menggulirkan semangat Korsa untuk tetap menjunjung tinggi Bela Negara beserta semangat RESIMEN yang tidak pernah padam ditelan masa dan terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya.

11. Bapak KH. Zaenal Asikin (Alm) bapak KH. Mustaghfirin, bapak KH. Abdul Kholik, Ustadz Gus Qolyubi, S.Ag ibunda Nyai Hj. Munthohiroh yang elah sabar dan penuh keikhlasan dalam mendidik, dan membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan memberi ilmunya kepadaku selama di pondok pesanren raudlotut Tholibin Tugurejo Tugu sebagai tempat pencarian ilmu dan yang selalu menaungiku dalam suka maupun duka.

12. Sahabat-sahabatku dalam naungan Pon-Pes Raudlotut Tholibin Tugu Rejo, Tugu, Kota Semarang dan temen Seperjuangan Ardiyansah, Mustoleh, Rusdiyanto, Sabikul Khoir, Ziyad Faroh Khaqiqi, Ahmad Kowi, Rosyid Al-Karomi dan lainnya yang selalu membantu banyak hal bahkan memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. Serta Teman- teman Puri yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. KH. Masruri Abdul Muhni selaku Pengasuh Pon-Pes Alhikmah Benda Sirampog Brebes beserta keluarga besar Pon-Pes Alhikmah Benda Sirampog Brebes. Trimakasih telah mengarahkanku pada waktu kecil sampai besar dengan bimbingan beliau yang selalu memberikan fatwa-fatwa yang memnenagkan hati.

14. Wabil Khusus untuk orang-orang yang selalu mengajarkan arti kehidupan, kesederhanaan dan kerendahan hati untuk penulis agar mengikhlaskan segala yang telah diperjuangkan untuk menjadi insan paripurna.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan yang ideal, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari.

Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semuanya dan mendapat ridho dari-Nya. Amin. Amin Ya

Rabbal ‘Alamiin.

Semarang, 20 Juni 2010 Penulis

Saefudin NIM. 3105068

(11)

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN TRANSLITRASI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

E. Kajian Pustaka ... 11

F. Metodologi Penelitian ... 13

BAB II : MANAJEMEN PEMBEAJARAN FULL DAY SCHOOL A. Manajemen Pembelajaran Full Day School ... 17

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ... 17

2. Langkah-langkan Manajemen Pembelajaran ... 20

a. Perencanaan pembelajaran ... 20 b. Pelaksanaan pembelajaran ... 25 c. Evaluasi Pembelajaran ... 30 B. Hakikat Belajar ... 35 1. Pengertian Belajar ... 35 2. Teori Belajar... 37 3. Motivasi Belajar ... 39

(12)

BAB III : DATA PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

A. Kondisi Umum SMP Islam Hidayatullah Semarang ... 57

1. Sejarah Berdiri Dan Perkembangnya SMP Islam Hidayatullah Semarang ... 57

2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah Semarang ... 58

3. Prinsip Visi, Misi dan tujuan serta Indikator keberhasilan SMP Islam Hidayatullah Semarang ... 59

B. Manajemen Pembelajaran di Full Day School di SMP Islam Hidayatullah Semarang ... 61

1. Perencanaan Pembelajaran Full Day School... 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran Full Day School ... 71

3. Evaluasi Pembelajaran Full Day School ... 78

C. Problematika Manajemen Pembelajaran Full Day School ... 75

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG A. Analisis Manajemen Pembelajaran Full Day School ... 82

B. Problematika manajemen Pembelajaran Full Day School ... 93

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 98 B. Saran-Saran ... 100 C. Penutup. ... 102 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat tergantung pada pendidikan bangsa tersebut. Artinya jika pendidikan suatu bangsa dapat menghasilkan manusia yang berkualitas lahir batin otomatis bangsa tersebut akan maju, damai, dan tentram. Begitu juga sebaliknya, jika pendidikan suatu bangsa mengalami stagnasi maka bangsa tersebut akan terbelakang dalam segala bidang.1

Pendidikan bagi bangsa adalah suatu proses dan juga sistem yang mempunyai tujuan ideal, begitu juga dengan pendidikan bangsa kita sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1 bahwasanya: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2

Masalahnya adalah bahwa pendidikan secara umum di Indonesia mengalami kemerosotan. Hal ini diungkapkan oleh ketua Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) Awaloedin Djamin bahwa rangking Human

Development Index negara Indonesia pada tahun 1999 berada pada urutan 105,

sedangkan pada tahun 2000 turun ke ke peringkat 109. Hal ini menunjukkan

1Okidermawan “manajemen mutu terpadu di lembaga pedidikan islam”

http//www.Okidermawan, E:/manajemen mutu terpadu/oki’s site-Manajemen Mutu Terpadu Di Lembaga Pendidikan Islam.mht. Selasa 9 februari 2010 pada jam 11:05

2

DPR RI dan Presiden RI, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang

(14)

bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain.3

Sekarang di masyarakat kita ada semacam stereotyping , maksudnya pendidikan Islam selalu diasosiasikan dengan lembaga pendidikan terbelakang. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pendidikan Islam terutama pendidikan tingginya, sering tidak menghasilkan lulusan (educational output) yang memadai, tidak memiliki kemampuan komprehensif-kompetitif terutama dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan tidak memiliki kompetensi profesional seperti yang dituntut dunia kerja (work force). Kondisi obyektif demikian ini menempatkan lembaga pendidikan Islam bukan sebagai kelas utama (the first

class) melainkan sebagai kelas kedua (the second class). Hal ini dapat dilihat

secara nyata dengan tingginya kecenderungan lulusan pendidikan Islam yang memasuki perguruan tinggi agama Islam sementara sangat sedikit jumlah lulusan pendidikan Islam yang memasuki perguruan tinggi umum, dan itupun hanya terbatas pada bidang-bidang ilmu humaniora saja.4

Melihat realitas yang sedemikian memperhatikan maka salah satu agenda penting dalam proses pembelajaran pendidikan Islam adalah bagaimana dapat meningkatkan pendidikan Islam. Untuk meningkatkan pendidikan islam bannyak cara yang dilakukan agar prestasi berhasil dengan baik sebab keberhasilan tersebut bukan hanya ditentukan oleh lembaga pendidikan atau pendidik tetapi ditentukan juga oleh karakteristik siswa itu sendiri.

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk sekor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh. Menurut pandangan ahli jiwa Gastalt, bahwa

3 Prihandono “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia”http://ms.library.ums.ac.id

15 maret 2010

4

Ahmad Amin “Paradigma Pendidikan Di Indonesia” http://msi-uii.net/cetak.asp?menu=artikel&id=245 27 februari 2010

(15)

perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh baik perubahan pada prilaku maupun kepribadian secara keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan mekanis stimulus respon, tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat di artikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.5

Mengajar yang hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan sudah tidak relevan lagi karena: a) anak didik bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Kemajuan IPTEK memungkinkan anak didik mengakses informasi secara luas, sedang tugas dan tanggung jawab guru kian kompleks. Guru bukan lagi sumber tunggal pengetahuan, tetapi sayogyanya menjadi pengelola pengetahuan. b) Ledakan pengetahuan menjadikan kecenderungan setiap orang tidak mungkin menjadi generalis. c) Penemuan baru dalam psikologi mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Model behavioristik yang menjadikan anak didik pasif sudah tidak relevan lagi, karena yang relevan justru kognitif holistik yang memposisikan siswa untuk aktif sebagai subjek belajar.

Berkaitan dengan kondisi semacam ini, maka rumusan belajar mengajar mengalami perubahan menjadi pembelajaran. Perubahan ini tidak sekedar perubahan nama semata, tetapi mengandung perubahan lain secara lebih operasional, dimana pembelajaran lebih menitikberatkan pada partisipasi siswa dengan landasan keseimbangan antara aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

Dalam kata pembelajaran terkandung arti yang lebih konstruktif yaitu sebuah upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus belajar. Dari pengertian ini sekilas terlihat bahwa dalam pembelajaran, titik tekannya adalah membangun dan

5Abu Muhammad Ibnu Abdullah “Prestasi Belajar” http//Abu Muhammad Ibnu Abdullah,

”Prestasi Belajar”, E:\spesialis-torch-com – Prestasi Belajar.mht senin 8 febbruari 2010 jam 12:00.

(16)

mengupayakan keaktifan anak didik. Dengan keaktifan anak didik tersebut, diharapkan mereka dapat memperoleh hasil lebih maksimal dari proses pembelajaran yang dilakukan.6

Berbagai penelitian mengenai pembelajaran secara umum di sekolah-sekolah bahwa kondisi objektif menunjukkan bahwa banyak para siswa datang ke sekolah merasa terintimidasi oleh sekolah, karena sistem pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan birokratik bukan pendekatan pedagogik. Oleh mereka peserta didik merasa terintimidasi dalam kegiatan belajar, sebagai konsekuensi logisnya mereka selalu merasa tidak mampu belajar dan belajar menjadi kurang menyenangkan. Agar perasaan diintimidasi dalam belajar tidak berlanjut, maka sekolah harus melakukan beberapa pergeseran paradigma pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berfikir pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, para siswanya, dan juga orang tua siswa.

Dari beberapa alasan tersebut, beberapa usaha telah dilakukan oleh para pengelola pendidikan untuk memperoleh suatu produk atau hasil, pendidikan yang berkualitas yaitu dengan bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum dan mutu pendidikan sekolah.

Sehingga pada pertengahan 1990 di Indonesia mulai muncul istilah sekolah unggul (excellent schools) yang tumbuh bagaikan jamur. Gerakan keterunggulun (excellent movement) ini kemudian dikembangkan oleh pengelola pendidikan di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dalam bentuk-bentuk sekolah yang mempunyai trade mark di masyarakat yang corak dan ragamnya kini sedang berkembang dan menjamur. Salah satu contohnya adalah sekolah full day yang berbasis keislaman atau yang sering disebut Islamic Full Day School.

Islamic full day school merupakan model sekolah umum yang

memadukan sistem pengajaran agama secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. Biasanya jam

6

Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan

(17)

tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.30 WIB. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum, anak biasanya sekolah sampai pukul 13.00 WIB.

Sekolah dengan model ini sangat diminati di kalangan masyarakat modern yang nota bene mempunyai kesibukan di luar rumah sangat tinggi (bekerja), sehingga perhatian terhadap keluarga khususnya pendidikan agama anak-anak sangat kurang. Maka sekolah model ini dapat menjadi solusi, alternatif bagi pembinaan kegiatan keagamaan maupun kegiatan lainnya untuk anak.

Usaha pengembangan sekolah model ini penting dilakukan, asalkan tidak meninggalkan aspek-aspek peningkatan mutu pendidikan. Misalnya : (1) pembinaan prestasi akademik harus selalu ditingkatkan dengan memberikan jadwal remedial secara kolektif atau secara individu bagi anak-anak yang kurang mampu dalam mengikuti pelajaran di kelas, sehingga anak benar-benar menguasai pelajaran, (2) pembinaan prestasi non akademik melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler harus terus ditingkatkan. Seluruh potensi siswa sebisa mungkin dapat digali dan disalurkan serta diasah sehingga kelak setiap siswa dapat mempunyai bidang ketrampilan (bekal hidup) yang ditekuni secara profesional sesuai minat dan bakatnya, (3) peningkatan mutu dan kualitas tenaga pengajar, sarana prasarana belajar termasuk perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya. 7

Proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara sekolah dan peserta didik – guru dengan lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan krakteristik siswa, karakteristik guru dan kondisinyata sumberdaya manusia yang tersedia di sekolah.8

7

Rendra Prihandono “Memaksimalkan full day school”

http://etd.eprints.ums.ac.id/703/1/A410040102. Rabu 10 Februari 2010 jam 13:15

8

(18)

Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. 9 Karena belajar merupkan proses yang berulang-ulang sebagai akumulasi dari dari stimulant dan respons terhadap bahan yang dipelajari. 10

Pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat kompleks, karena melibatkan banyak unsur seperti guru, sisiwa, materi, media metode dan lingkungan pembelajar. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh bersinnerginya semua unsur yang terkait dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, kesenirgian sangat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Unsur guru merupakan tenaga inti dalam pengembangan dan peyeleggaraan pendidikan, disamping tenaga peneliti, tenaga adminitrasi tenaga pustakawan dan tenaga laboran yang menjadi penunjangnya. Ia merupakan tenaga pelaksana pendidikan yang tugas tugas pokoknya menstransportasikan bahan pengajaran yang digali dari kegitan penelitian secara terus menerus, dalam kegiatan belajar mengajar ia juga menjadi pembimbing yang memfasilitasi siswa bimbingannya dalam upaya meraih prestasi pendidikkan.11

Memang dalam suatu proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antarapeserta didik degan guru, peserta didik degan lingkungan sekolah dan peserta didik-guru dengan sekolah. Dalam hal ini sekolah diberikan kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru dan kondisi nyata sumberdaya manusia yang tersedia di sekolah.

9 Sardiman,Interaksi Dan Motifator Belajar Mengajar,( Jakarta: RajaGarfindo persada, 2001),

cet IX, hlm.47

10

Supardi, kk, Asas-asas praktek pengajaran,(Jakarta: Bhatara, 1998),hlmn. 9

11 Cik hasan bisri, Agenda Pengembangan Pendidikan Tingi Agama Islam, (Jakarta: Logos,

(19)

Untuk meghasilakan Output yang berkualitas tidak terjadi begitu saja dalam suatu lembaga pendidikan, tapi memerlukan suatu sistem yang efektif dan efesien, kualitas yang baik dalam suatu lembaga pendidikan di tentukan oleh suatu perencanaan yang baik dalam lembaga pendidikan untuk menghasilkan out put yang berkualitas dibutuhkan pengelolaan manajemen yang baik.

Manjemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hasil penelitian Balidbangdikbud pada tahun 1991, menunjukkan bahwa manajemen merupakan salah satu Faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajmen sekolah secara langsung akan mempengruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan jualitas guru dan pengembangan sumber pendidikan12

Meihat realita yang ada, dimana kenakalan remaja dalam institusi pendidikan semakin marak dalam sebuah lingkungan pendidikan, Alasan bagi orang tua menyekolahkan disekolah dengan sistem Islamic full day school terbukti mampu menekan angka kenakalan remaja.

Ketika anak sibuk bersekolah, anak tidak punya waktu untuk berbuat aneh-aneh sepulang sekolah. Itu sejalan dengan kecenderungan orang tua metropolis yang tidak punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan anak karena sibuk mencari nafkah.

SMP Islam Hidayatullah Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan islam tingkat menengah atas yang termasuk dalam kategori top dan favorit serta di percaya oleh masyarakat mampu menghasilkan out-put yang berkualitas dan berakhlakul karimah tentunya dalam proses pembelajaran perlunya adanya

12 E. Mulasa, Manajemen Berbasis Sekolah : strategi dan implementasi, ( Bandung Remaja

(20)

inovasi baru biar dapat tercapai mengenai kompetensi lulusan yang sebagai acuan dalam SMP Islam Hidayatullah. Kompetensi lulusan yang di tawarkan adalah:

1. Istiqomqh dalam Ibadah 2. Tartil membaca Al Qur’an

3. Hafal Juz Amma, Hadits-hadits nabi pilihan, do’a-do’a dan dzikir harian 4. Berbakti pada Orang Tua

5. Berperilaku sosial baik 6. Disiplin

7. Jujur dan bertanggung jawab 8. bersemangat juang

9. Memiliki budaya bersih dan sehat 10. Memiliki kemampuan membaca efektif 11. Kemampuan komunikasi baik

12. Mastery learning pada seluruh bidang studi. 13

Dari beberapa kompetensi yang ditawarkan, mampu menjawab kebutuhan masyarakan. Usaha yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah Semarang adalah untuk dapat merealisasikan dan meningkatkan kualitas lulusan maka di terapkan dengan system pembelajaran Full day school.14

Islamic full day school merupakan model sekolah umum yang memadukan system pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. 15 sedangkan dalam pengelolaan mengenai manajerial yang berada di SMP Islam Hidayatullah yang menerapkan model pembelajaran berbasis full day school dimana waktu pembelajaran di tambah sehingga proses pembelajarannya sampai sore.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : MANAJEMEN PEMBELAJARAN

FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG.

B. Penegasan Istilah

13

wawancara dengan Tu SMP Islam Hidayatullah , dalam pra-riset hari: Selasa, tanggal 4 Mei 2010.

14 Ibid. 15

(21)

Untuk menghindari salah penafsiran dan meluasnya permasalahan maka perlu kiranya penulis memberikan definisi yang lebih jelas.

1. Manajemen Pembelajaran

Menurut Stoner yang dikutip oleh Sufyarma, manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Selanjutnya Stoner mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.16

Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran” menurut E. Mulyasa. Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.17

Manajemen pembelajaran diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran. Artinya manajememen pembelajaran di sekolah merupakan pengelolaan pada beberapa unit pekerjaan oleh personel yang diberi wewenang untuk itu yang muaranya pada suksesnya program pembelajaran.18 Manajemen pembelajaran yang dimaksud dalam skripsi adalah implementasi manajemen pembelajaran di SMP Islam Hidayatullah Semarang. degan system pembelajaran

full day school.

16

Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hlm. 188-189.

17

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 100.

18

(22)

full day school yaitu pembelajaran dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 15.30 WIB. 19

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang. ?

2. Apa problematika manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang.?

D. Tujuan dan manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Ingin mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajara full day scholl yang

dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah Semarang.?

2. Ingin mengetahui problematika dalam pelaksanaan Manajemen Pembelajaran

fuul day school ?

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara praktis

a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatka manajemen pembelajaran di Sekolah.

b. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya manajemen dalam pendidikan.

c. Sebagai bahan informasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan. 2. Secara teoritis

Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui tentang manajemen pembelajaran khususnya di SMP Islam Hidayatullah Semarang. .

19

(23)

Disamping itu kiranya dapat menambah kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan telaah terhadap karya terdahulu. Kajian pustaka pada dasarnya digunakan untuk memeperoleh suatu informasi tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian dan digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Jika kita telusuri, kajian pustaka ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :

1. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai masalah yang akan di teliti. 2. Untuk menegaskan kerangka teoritis yang dijadikan sebagai landasan

berfikir.

3. Untuk mempertajam konsep-konsep yang digunakan sehingga mempermudah peneliti dalam perumusan hipotesis.

4. Untuk menghindari terjadinya pengulangan dari suatu penelitian. 20 Sebagai acuan dalam penelitin ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai landasan pikir, penulis gunakan beberapa hasil penelitian sekripsi , beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya :

a. Sekripsi yang di angkat oleh Arifatul khikmah, yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI di

MIN Kalibuntu Wetan Kendal.” Peneliti ini menyimpulkan bahwa

manajemen pembelajaran secara umum sudah baik namun dalam perencanaan masih ada cela dikarenakan masih banyak program yang belum dirancang dan dibuat. dalam menigkatkan prestasi belajar PAI dengan meningkatkan kemampuan diri, didikasi. Menigkatkan proses

20 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi (Bidang ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT logos Wacana Ilmu 1998),hlm. 39.

(24)

pembelajaran, mengoptimalkan peran keluarga,dan lingkungan, memacu kesiapan siswa dan selalu member motivasi kepada siswa,21

b. Skripsi yang diangkat oleh Abdul Basit Amin, yang berjudul “Manajemen

Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Semarang.” Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran yang

dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak sekolah maupun orang tua, sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik tingkat lokal atau regional maupun nasional.22

Penulis sendiri megangkat judul “ MANAJEMEN PEMBELAJARAN

FULL DAY SCHOOL DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARAG

dengan harapan bahwa penulis akan memperoleh data-data tentang beberapa hal yang berkaitan dengan judul di atas yang meliputi : tujuan pelaksanaan pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang, Materi/ isi kurikulum pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang, dan problematika pelaksanaan manajemen pembelajaran full day

school di SMP Islam Hidayatullah Semarang.

Mengenai sekripsi penulis dengan skripsi saudara Abdul Basit Amin ada kesamaan Tempat penelitiannya yaitu di SMP hidayatullah, sedangkan perbedaannya adalah bahwa penulis berusaha menggali tentang pelaksanaan manajemen pembelajaran Full day school yang meliputi: Perencanaan pembelajaran full day school Pengorganisasian pembelajaran full day school Penggerakan Pembelajaran full day school dan Pengawasan Pembelajaran full

21

Arifathul Hikmah, skripsi “ manajemen pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)

22

Abdul Basit Amin, skripsi “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Semarang” (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2007)

(25)

day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang, dan problematika

pelaksanaan manajemen pembelajaran full day school di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Sedangkan Skripsi yang diangkat oleh Abdul Basit Amin menjelaskan tenntang manajemen pembelajaran muatan local yang dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak sekolah ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik tingkat lokal atau regional maupun nasional.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata , gambar bukan angka-angka23.menurut bagda dan taylor (sebagaimana yang dikutip oleh lexy j. meleong), metode kualitatif adalah prosedur penelitiannya yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.24

Sementara itu kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan soial yang secara fundamental, tergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.25

Penulis menggunakan metode kualitatif sebab;

a) Lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda.

b) Lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian.

23

Saifuddin Anwar.“Metodelogi Penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1988), hlm 91.

24

Lexy J,. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. XVII, hlm. 3.

25

(26)

c) Memiliki kepeaan dan daya penyesuIn diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi.26

Jadi dalam penelitian ini sangat memungkinkan adanya perubahan-perubahan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Untuk data Primer (data asli) dikumpulkan melalaui cara-cara sebagai berikut :

1) Interview atau Wawancara.

Metode Interview atau Wawancara yaitu alat pengumpul data atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.27 Metode wawancara menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden.28 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan keadaan umum SMP Islam Hidayatullah Semarang. Selain itu metode wawancara juga digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan atau pendapat mengenai keadaan SMP Islam Hidayatullah Semarang, pengembangannya serta sejauh mana manajemen pembelajaran yang diterapkan disana, sehingga memberikan konstribusi berharga dalam peningkatan kualitas out put dari lembaga pendidikan Islam. hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan pihak yang berkepentingan.

2) Observasi atau Pengamatan

26

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2004), Cet 4, hlm 41.

27

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 236

28

Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIC, 1996), hlm.67.

(27)

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara istematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.29metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi umum SMP Islam Hidayatullah Semarang, khususnya pada manajemen pembelajarannya.

Metode ini juga digunakan untuk mengetahui letak geografis, sarana dan prasarana yang ada di dalam perpustakaan, serta untuk mengumpulkan data-data statistik lembaga pendidikan yang bersangkutan. Metode observasi juga penulis gunakan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembelajaran full day dalam lembaga pendidikan Islam.

b. Data Sekunder

Untuk data sekunder dikumpulkan melalui Dokumentasi.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, lengger, agenda dan sebagainya.30 Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan, guru, jumlah pengunjung (siswa), keadaan, sarana dan prasarana serta data-data lain yang bersifat dokumen.

3. Analisis Data

Analisis data kualitatif, menurut Bogdan menyatakan bawa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat mengorganisasikan data, menjabarkannya dengan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

29

Nana Sudjana Dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 16

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 236.

(28)

memilih mana yang penting yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain31

Miles and huberdman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu

1. data reduction adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

mengfokuskan pada hal-hal yang peting, dicari tema dan polanya

2. data display adalah penyajian data sedangkan penyajian data bias

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, dan sejenisnya

3. dan conclusion drawing/verification adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi . 32

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis diskriptif.33 Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, foto, vedio, tape, dokumentasi pribadi, catatan dan dokumen resmi lainnya.

Langkah- langkah Analisis ditunjukan pada gamabar berikut :

31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung ,CV. Alfabeta,2005) cet I hlm :89 32

Ibid, hlm : 91

33

Metode Analisis Deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan suatu gejalah, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Data Reduction Conclusions : drawing/verfying Data colection Data Display

(29)

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan sampai akhir hayat. Begitu pentingnya pendidikan bagi kita. Tidak dapat dibayangkan misalkan tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak akan berbeda dengan manusia zaman dahulu, bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.

Manusia hidup di dunia harus memerlukan pendidikan atau ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan berbasis agama, karena dengan bermodal ilmu pengetahuan tersebutlah kita bisa menjalani kehidupan secara baik dan dapat meraih kesuksesan. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Mujadalah ayat 11 berikut :           

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-oarang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”1

Didalam agama kita yaitu agama islam sudah sejak dini, tepatnya sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Rosulullah Muhammad SAW. Memerintahkan manusia untuk mencari Ilmu dan Allah berfirman:

                         1

Yayasan Peneyelenggarapenerjemah Penafsir al-Quran, al-Quran dan terjemahnya, (Jakarta: Depag, 1989), hlm. 910-911

(30)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan” (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).2

Agama Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat penting dan islam juga mengajarkan bahwa ilmu itu menentukan selamat atau bahagia tidaknya manusia baik di dunia maupun di akhirat.3

Sedangkan pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus berupaya untuk mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran, perasaan, bereksplorasi, dan berekspresi, yang merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut. Di sisi lain, peserta didik berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Peserta didik tertentu lebih mudah belajar melalui dengar-baca (auditif), anak lain melalui melihat (visual), sementara yang lain melalui bergerak (kinestetik). Oleh karena itu, KBM perlu beragam sesuai karakteristik siswa tersebut. Agar semua siswa mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan beragam pengalaman belajar. Dengan cara ini perbedaan individual dapat terakomodasi.

Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus berupaya untuk mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman, pikiran, perasaan, bereksplorasi, dan berekspresi, yang merupakan wujud upaya pengembangan potensi tersebut. Di sisi lain, peserta didik berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Peserta didik tertentu lebih mudah belajar melalui dengar-baca (auditif), anak lain melalui melihat (visual), sementara yang lain melalui bergerak (kinestetik). Oleh karena itu, KBM perlu beragam sesuai karakteristik siswa tersebut. Agar

2

Yayasan Peneyelenggarapenerjemah Penafsir al-Quran, al-Quran dan terjemahnya, (Jakarta: Depag, 1989), hlm. 1079.

3

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 13

(31)

semua siswa mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan beragam pengalaman belajar. Dengan cara ini perbedaan individual dapat terakomodasi.

Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Kata yang pertama adalah manajemen. Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal

manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Managere

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.4

Sedangkan Menurut istilah (terminologi) terdapat banyak sekali pendapat mengenai pengertian manajemen. Berikut ini disebutkan beberapa pendapat tokoh-tokoh dalam mendefinisikan arti manajemen. Pendapat para tokoh memang ada perbedaan dan kesamaan, hal ini di sebabkan karena sudut pandang dan pengalaman mereka berbeda. Pendapat tersebut diantaranya :

Secara terminologis dalam buku Principles of Management disebutkan

management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.5 Artinya

manajemen adalah proses Pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen.

Manajemen dalam Islam juga dijelaskan dalam suatu hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani:

ُهَنِّقَتَي ْنَا َلِمَعِلا ْمُكُذَحَا َلِمَعَارِا ُبِّحُي َللهاَنِا

(

يناشبط مما هوس

)

Artinya: Sesunguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas). (HR.

Imam Thabrani)6

4

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3.

5

Henry L Sisk, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company, 1969), hlm. 10.

6

Marhum Sayyid Ahmad Al-Hasymi, Mukharatul Ahadits wa al-hukmual

(32)

Dalam literatur Indonesia ditemukan beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli manajemen antara lain:

Manajemen menurut hougton, sebagai mana yang telah dikutip oleh Ibrahim ishmat Muthowi dan Aminah Ahmad Hasan, adalah :

يف لمعلا يلا تلماعلا ىوقلا عفدو تبقشلاو تيجوتلا قلطي ىزلا تحلاطصلاا يه ةسادلاا

ةأشنّملا

Manajemen adalah istilah yang identik dengan suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan, dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam organisasi"

Sufyarma mengutip dari Stoner bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.8 Dalam suatu organisasi seorang manajer sebagai pengendali proses manajemen, prestasinya dapat diukur berdasarkan dua konsep yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berarti kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar untuk mencapai hasil yang maksimal dengan meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.9

Menurut Marry Parker Folletmen menyatakan bahwa manajemen adalah The art of getting thing done trough people, yaitu sebagai suatu seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain.10

Menurut Iwa Sukiwa manajemen adalah sebagai suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan

7

.Ibrahim Ishmat Muthowi dan Aminah Ahmad Hasan, Al-Ushul Idarah Li al-Tarbiyyah, (Riyadh : Dar al-syuruq, 1996) hlm : 13

8

Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), Cet. 1, hlm. 188-189.

9

B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. 2, hlm. 19.

10

Martinis Yamin, Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta, Gaung Pres, 2009), Cet pertama. Hlm : 1

(33)

keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan, dengan efektif.11

Arifin Abdurachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, mengartikan manajemen sebagai kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana.12

Sementara Arthur Sharplin mendefinisikan manajemen adalah:

“management is the conducting or supervising of something (as a business); esp: the executive function of planning, organizing, directing, controlling and supervising”.13

“Manajemen adalah pelaksanaan atau pengawasan sesuatu (sebagai bisnis); seperti: fungsi eksekutif perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan”.

Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen adalah didasari dengan ilmu untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan sebelumnya.

Kata yang kedua adalah Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti “pengajaran”. Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar sebagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.14

11

Iwa sukiwa, dasar-dasar umum manajemen pendidikan, (Bandung: TARSITO, 1986), hlm.13.

12

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. VII hlm. 7.

13

Arthur Sharplin, Strategic Management, (United States of America: McGraw-Hill,Inc, 1985), hlm, 6.

14

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 100.

(34)

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.15

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.16

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa sehingga terjadi tingkah laku ke arah yang lebih baik, yang tersusun juga meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran.

Manajemen pembelajaran adalah sebagai usaha dan tindak kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran.17

2. Langkah-Langkah Manajemen Pembelajaran a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memiliki definisi yang beragam. Para ahli belum memiliki kesepakatan dalam mendefinisikan istilah perencanaan pembelajaran. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dari dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada aspek pada saat terjadi interaksi antara guru

15

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57.

16

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2003), hlm. 6.

17

Syaiful Syagala, Konsep dan Wawancara Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 140.

(35)

dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.18

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno, istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan dan perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa-siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.19

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, pengguna media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 20

Demikian pula dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abi Ya’la, Rasulullah SAW bersabda:

ٍءّيَش ِلُك ئَلَع َناَسْح ِاْلا َبِّتُك َللها َنِا

(

ملسم هوس

)

Artinya: Allah mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan

dalam segala sesuatu. ( HR. Muslim)21

Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu secara maksimal dan optimal. Di mana membuat sebuah perencanaan harus maksimal. Urgensi perencanaan pembelajaran bagi guru menurut Anderson, antara lain: Perencanaan dapat mengurang kecemasan dan ketidak pastian; Perencanaan dapat memberikan pengalaman pembelajaran bagi guru; Perencanaan memperbolehkan para guru untuk mengakomodasi

18

Martinis yamin, Maisah, Op.Cit hlm : 123

19

Ibid,.

20

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi guru, (Bandung: remaja Rosda Karya, 005), hlm.17

21

Yahya ibn Syarifudin An-Nawawi, Arba’in Nawawi, (Semarang: Toha Putra, 1993) hlm. 17

(36)

perbedaan individu diantara peserta didik; Perencanaan memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran.22

PP RI no. 19 th. 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 20 menjelaskan bahwa; ”perencanaan proses pembelajaran memiliki silabus, perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.23

Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk mencapai tujuan poses pembelajaran yang telah ditetapkan.24

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan dan awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan atau metode pengajaran dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa atau semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.25

22

Lorin W. Anderson, The Effective Teacher (American: Mc Graw hill, 1989, hlm.47)

23

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, hlm. 15.

24

E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, (Proyek Pemberdayaan Dalam Kelembagaan dan Ketatakelaksanaan pada Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum tahun 2004), hlm. 27.

25

(37)

Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan dahulu maka kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebaiknya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan program pelajaran, membuat persiapan pembelajaran yang hendak diberikan.26

Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan dengan kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain:

1) Silabus

Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu. Sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.27

Sedangkan silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, Materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar, silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah.28

2) Menyusun program tahunan dan semester

Dalam menyusun program semester dapat di tempuh langkah-langkah sebagai berikut : a) menghitung hari jam efektif selama satu

26

Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. I, hlm. 27.

27

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 38-39.

28

Abin Syamsudin Makmun, MA, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung, Pustaka Eduka, 2010) cet I hlm : 217.

(38)

semester; b) mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama satu semester; c) membagi alokasi waktu yang tersedia selama semester. 3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang mencapai satu lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.29

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD (Kompetensi Dasar). Sedangkan RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.30 Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Karakter dan kemampuan awal peserta didik

Karakteristik dan kemampuan awal peserta didik adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk latar belakang karakteristik yang dimiliki peserta didik pada saat akan mulai mengikuti suatu program pembelajaran teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal peserta didik, yaitu 1) menggunakan catatan atau dokumentasi rapor; 2) menggunakan tes prasyarat dan tes awal; 3) mengadakan komunikasi individual; dan 4) menyampaikan angket.31

b) Kompetensi Dasar (KD)

KD adalah kemampuan, keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik manakala ia telah selesai mengikuti semua program pelajaran. Dasar yang dapat di jadikan sebagai pertimbangan dalam perumusan KD adalah: 1) tujuan

29

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: sebuah paduan praktis , op. cit., hlm 183

30

Abin Syamsudin Makmun, Op cit hlm : 221

31

(39)

instruksional; 2) standar kompetensi ; 3) sifat bahan; dan 4) kebutuhan –kebutuhan peserta didik . 32

c) Bahan Pelajaran

Bahan Pelajaran adalah gabungan antara pengetahuan (langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat) dan sikap dasar pemilihan materi pelajaran adalah sebagai berikut 1) Standar Kompetensi; 2) tingkat perkembangan peserta didik; 3) pengalaman peserta didik; dan 4) tersedianya waktu dan fasilitas sekolah. 33

d) Sarana / Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah yang digunakan mencapai suatu tujuan pendidikan sarana pendidikan terdiri dari alat pembelajaran, alat peraga, dan alat pendidikan.34

e) Strategi evaluasi

Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pada : 1) tujuan evaluasi 2) segi-segi yang akan dinilai yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik; 3) alat penilaian; dan 4) pelaksanaan penilaian.35

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pelaksanaan pembelajaran juga merupakan Implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.36

32 Ibid 33 Ibid 34 Ibid 35

B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta Rineka Cipta, 1997) Cet. I . hlm 28-35

36

(40)

Kegiatan pendahuluan, dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 37

Kegiatan inti dimana pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 38

Kegiatan penutup dalam kegiatan penutup; guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran; kemudian melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram ; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyamakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran juga memuat kegiatan pengorganisasian dan kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang harus dikerjakan oleh guru dimana pengelolaan kelas adalah satu upaya

37

Ibid

38

(41)

memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.39 1. Pengelolaan kelas dan peserta didik.

Berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran.40 Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi dimensi. Dikatakan universal karena belajar bisa dilakukan siapa pun kapan pun. Karena itu bisa saja siswa merasa tidak butuh proses pembelajaran yang terjadi dalam ruangan terkontrol atau lingkungan terkendali, waktu belajar bisa saja waktu yang bukan dikehendaki siswa.41

Guru dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya, berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Suryobroto pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pen tahapan sebagai berikut:42

a) Tahap pra instruksional

Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar: Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir.; Bertanya kepada siswa sampai

39

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 173.

40

Abdul Majid, op.cit., hlm. 165.

41

Ibid., hlm. 112.

42

Referensi

Dokumen terkait

mensyaratkan adanya akibat dieksploitasi atau tereksploitasi yang timbul. 39 Tahun 1999 tentang HAM perdagangan orang salah satu perbuatan yang tidak diperbolehkan,

Survey). Dan wawancara penumpang tarnbangan dapat diketahui tingkat demand calon penumpang terhadap bis air nantinya. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada

Adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis disebabkan karena model pembelajaran MKBK: (i) memungkinkan siswa untuk membaca, berpikir, dan merumuskan pikiran

Buku yang ketiga ini merupakan kelanjutan dari Buku 1 mengenai potensi bencana iklim yang berpotensi terjadi di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta dan Buku 2 mengenai

dianggap sebagai subyek maka pendidikan akan dapat menjadi aksi kultural untuk. pembebasan karena yang terjadi adalah proses liberaso dan

Pemahaman terhadap tujuan dakwah seperti ini dapat dikaji dengan mengadakan analisis terhadap beberapa ayat al- Qur’an yang berbicara tentang upaya mengeluarkan

PENILAIAN KLINIK RETENSIO PLASENTA GEJALA SEPARASI /  AKRETA PARSIAL PLASENTA INKARSERATA PLASENTA  AKRETA KONSISTENSI UTERUS TFU BENTUK UTERUS PERDARAHAN TALI PUSAT OSTIUM

Banyak nilai tambah yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakan PPL 2 ini yaitu mendapatkan pengalaman yang banyak mengenai kegiatan belajar mengajar di