• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Pendekatan Dan Metodologi Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E. Pendekatan Dan Metodologi Baru"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

E.

URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

PEKERJAAN LIDAR DAN FOTO UDARA

LiDAR merupakan singkatan dari Light Detection and Ranging. Komponen LiDAR adalah sebagai berikut :

1. Laser scanner yang memancarkan gelombang laser ke obyek dan merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai obyek (misal atap bangunan, pucuk pohon, atau permukaan tanah).

2. GPS (Global Positioning System), yaitu sistem penentuan posisi secara tiga dimensi (3D) untuk menentukan pusat proyeksi setiap citra LiDAR.

3. INS (Inertial Navigation System), yaitu sistem inersial untuk menentukan orientasi 3D setiap pusat proyeksi LiDAR.

(2)

Prinsip penyiaman LiDAR dapat dilihat pada Gambar. Pada wahana yang dipilih (misal pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan INS. Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka dapat ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan tersebut pesawat melakukan pemotretan/penyiaman (scanning). Pada saat laser scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap interval waktu tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya (menggunakan INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh jalur terbang yang direncanakan dapat disiam.

Gambar Prinsip Penyiaman Sistem LiDAR

Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian, yaitu pemrosesan data GPS, INS, dan LiDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan terpisah secara post processing sehingga didapatkan posisi dan orientasi laser scanner sepanjang jalur terbang.

Prinsip pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak antara laser scanner dengan obyek (misal atap gedung) yaitu mengkalikan kecepatan

(3)

cahaya (3x108 m/

det) dengan waktu tempuh saat signal dipancarkan dan dipantulkan kembali ke sensor dibagi 2.

Gambar Metodologi Pekerjaan

2 3 4 5

E.1 Persiapan dan Perizinan

(4)

Dalam pekerjaan persiapan ini akan dilakukan beberapa kegiatan diantaranya rapat koordinasi awal dan presentasi pendahuluan mengenai pekerjaan perencanan. Presentasi awal ini akan dilaksanakan penandatanganan Kontrak dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin.

E.1.2 Perizinan

Pengurusan perizinan terutama security clearance akan dilaksanakan sepenuhnya oleh konsultan dengan meminta dukungan surat permohonan izin pengambilan data LiDAR dan foto udara dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin, untuk lebih detailnya tahapan pengurusan security clearance sebagai berikut :

1. Permohonan surat izin dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin

ke DEPWILHAN.

2. Surat izin dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin, yang ditandatangani oleh pejabat setingkat direktur di bidang yang bersangkutan kepada DEPWILHAN.

3. Pengisian Form A dari DEPWILHAN.

4. Memenuhi kelengkapan personil penyiaman data LIDAR (CV,

asuransi dan sertifikat).

5. Memenuhi kelengkapan administrasi pesawat.

6. Sesudah mendapat persetujuan dari DEPWILHAN, melakukan

laporan ke MABES AU dengan melampirkan surat persetujuan dari DEPWILHAN. Laporan ini untuk perizinan terbang dari bandara yang akan digunakan.

7. Secara umum pengurusan perizinan ini memerlukan waktu dua minggu.

E.1.3 Pengumpulan Bahan

Bahan yang harus disiapkan oleh pelaksana pekerjaan untuk keperluan pekerjaan Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin

(5)

Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar tahun 2011 antara lain sebagai berikut :

1. Peta topografi sekitar lokasi pekerjaan skala 1 : 25.000.

2. Peta-peta lainnya yang dapat digunakan informasinya untuk keperluan perencanaan pekerjaan.

3. Informasi titik kontrol BAKOSURTANAL sekitar daerah pekerjaan sebagai titik ikat.

E.1.4 Survey Pendahuluan

Untuk mematangkan perencanaan yang sudah dibuat, kami akan melakukan survey pendahuluan.

Survey ini untuk memastikan:

1. Jalur mobilisasi untuk pengukuran GPS, kami akan melakukan pengecekan terhadap titik-titik kerangka dasar horizontal dan vertikal milik BAKOSURTANAL, apakah masih ada dan dalam kondisi baik. Apakah keadaan sekitar titik sudah memenuhi syarat pengukuran GPS ?

2. Sudut pandang (elevation mask angle) lebih dari 15o.

3. Jauh dari interferensi medan listrik dan magnet.

4. Identifikasi jalur mobilisasi ke bandara terdekat.

E.2. Pengukuran GPS

E.2.1 Pembuatan Benchmark Untuk Base Point

Benchmark/BM merupakan tanda yang dipasang di lapangan sebagai representasi titik posisi (koordinat geodetik) dan digunakan sebagai titik kontrol atau referensi untuk penentuan posisi dan pemetaan. Fungsi BM untuk pemetaan LiDAR ini adalah sebagai titik control pengukuran GPS dalam penentuan posisi secara kinematik sensor LiDAR di pesawat.

(6)

Beberapa prosedur pemasangan benchmark yang harus dipenuhi antara lain :

(1) Tugu/benchmark dibuat dari cor beton ukuran 30 cm x 30 cm. Dibagian atas dipasang tablet tugu sebagai tanda untuk keperluan pengukuran GPS.

(2) Tugu akan dipasang di tempat yang aman, kuat, dan bebas pandang dengan sudut bukaan (elevation mask angle) minimal 150.

(3) Jumlah tugu/benchmark direncanakan 3 buah, tersebar di 3 wilayah.

E.2.2 Penentuan Posisi BM

Untuk penentuan posisi BM, kami akan melakukan pengukuran terhadap dua titik referensi nasional yang terdekat dekat posisi BM (dapat dilihat pada gambar). Pengukuran GPS dilakukan dengan metode static diferensial dan menggunakan alat GPS tipe geodetik dalam hal ini GPS Trimble 4000 SSi dual frekuensi beserta perlengkapannya sesuai daftar peralatan terlampir. Spesifikasi pengukuran GPS yang akan dilakukan adalah :

a) Pengamatan GPS carrier phase dipergunakan dalam model penentuan posisi relatif untuk menentukan baseline antara dua titik. Dilakukan pengamatan satelit yang sama secara bersamaan dan dengan kecepatan dan epoch yang sama.

b) Teknik dan lama pengamatan disesuaikan dengan panjang

baseline dengan syarat : - Tersedia 6 satelit.

- GDOP yang lebih kecil dari 6.

- Kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai. - Interval antar epoch 1 detik.

c) Setiap receiver harus dapat menyimpan data selama minimum tiga jam dari minimum enam satelit dengan interval epoch 1 detik.

(7)

d) Disamping mencatat/merekam data pengamatan satelit, pada waktu yang bersamaan dicatat juga data pendukung lainnya.

Pelaksanaan penentuan BM ini bersamaan dengan pelaksanaan pengukuran GPS untuk pendukung perekaman data LiDAR dan foto udara.

E.2.3 Pengukuran GPS Untuk Pendukung Akuisisi LiDAR

Untuk mendukung penentuan posisi sensor LiDAR secara kinematik diperlukan minimal satu base station pengukuran GPS. Dalam setiap pekerjaan LiDAR kami akan melakukan pengukuran GPS di dua titik base. Hal ini dilakukan agar terdapat cadangan data GPS sebagai dasar penentuan posisi kinematik sensor LiDAR.

Pada umumnya spesifikasi pengukuran GPS untuk mendukung perekaman data LiDAR ini hampir sama dengan spesifikasi pengukuran GPS secara statik, yang membedakannya adalah interval epoch jauh lebih cepat dari metode statik (untuk mendukung metode penentuan posisi secara kinematik), berikut adalah spesifikasi pengukuran GPS yang akan kami lakukan :

a. Pengamatan GPS carrier phase dipergunakan dalam model penentuan posisi relatif untuk menentukan baseline antara dua titik. Dilakukan pengamatan satelit yang sama secara bersamaan dan dengan kecepatan dan epoch yang sama.

b. Teknik dan lama pengamatan disesuaikan dengan panjang baseline dengan syarat :

- Tersedia 6 satelit.

(8)

- Kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai. - Interval antar epoch 1 detik.

c. Setiap receiver harus dapat menyimpan data selama minimum tiga jam dari minimum enam satelit dengan interval epoch 1 detik.

d. Disamping mencatat/merekam data pengamatan satelit, pada waktu yang bersamaan dicatat juga data pendukung lainnya.

e. Receiver yang akan digunakan adalah Trimble 5700 (dual frequensi).

Gambar Pengukuran GPS di Base Untuk Perekaman Data LiDAR

E.2.4 Pengolahan Data GPS

Untuk mendapatkan data koordinat yang akurat kami akan melakukan proses pengolahan data GPS dengan menggunakan software :

a. Trimble Geomatik Office untuk download data dan pengolahan awal data GPS.

(9)

Trimble Geomatic Office adalah software pengolahan GPS yang di khususkan untuk receiver-receiver GPS produk Trimble seperti 4000 SSi, 5700 dan R7. Software ini bisa digunakan sebagai fasilitas untuk mendownload data dan memastikan apakah data GPS hasil survey sudah atau belum memenuhi syarat pengolahan data LiDAR.

Bernesse 5.0 merupakan software ilmiah pengolahan data GPS, software ini hasil pengembangan universitas Berne, Swiss. Software ini merupakan salah satu software pengolahan GPS secara ilmiah dan digunakan oleh kalangan universitas dan peneliti GPS. Dengan software ini dapat mengolah data GPS sampai ketelitian yang maksimal. Pengolahan data dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: point positioning, differential positioning dan network equalization. Menu pada software ini dijalankan secara sistematik sebagai berikut:

CODSPP (Code Single Point Positioning)

Menu ini untuk mengkoreksi kesalahan jam receiver dan mengkoreksi kesalahan yang disebabkan oleh bias ionosfer dan troposfer.

SNGDIF (Single Difference)

Menu ini untuk memilih baseline pengukuran secara manual sesuai dengan perencanaan pengukuran, dan dapat menentukan kombinasi dari baseline sesuai dengan kualitas pada saat pengukuran. Secara teoritis menu ini untuk menghilangkan kesalahan antara dua receiver yang membentuk baseline.

MAUPRP (Manual and Automatic Pre-Processing)

Menu ini untuk mendeteksi dan mengkoreksi kesalahan cycle slips dengan menggunakan data tripple difference. Cycle slips perlu untuk ditentukan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi kesalahan ambiguitas phase sinyal GPS.

GPSEST (GPS Estimation)

Menu ini merupakan menu utama Bernesse 5.0, menu ini bisa mengurangi atau memperkecil kesalahan atau bias yang menggangu sinyal GPS dari satelit menuju receiver. Menu ini bisa membuat estimasi

(10)

kesalahan troposfer, ionosfer, ambiguitas phase, kesalahan orbit satelit, kesalahan jam receiver dan kesalahan jam satelit.

ADDNEQ (Added of Normal Equations)

Setelah pengolahan data baseline selesai, maka dilakukan pengolahan/ persamaan jaring untuk semua baseline.

E.3 Perencanaan Jalur Terbang

Penentuan jalur terbang bergantung pada beberapa faktor yaitu :

1. Lokasi bandara

2. Lokasi BM untuk pengukuran GPS

3. Luas, bentuk area dan keadaan topografi yang akan dipetakan

4. Karakteristik sensor LiDAR

5. Karakteristik pesawat udara

Penentuan lokasi BM (Base Point) untuk lokasi pekerjaan sudah terwakili oleh titik Bakosurtanal. Berdasarkan kepada bentuk lokasi pemetaan, kami merencanakan arah jalur terbang pesawat umumnya berdasarkan arah jalur SUTET.

(11)

Gambar Karakteristik Sinyal LiDAR

Tabel

Rencana Jam Terbang

Uraian Kegiatan Jam

Terbang Hari

Panjang Jalur

Jmlh Foto

Install and calibrate system 1 1

Mob Jakarta to Syamsudin Nor Airport 2 1

Kota Banjarmasin 42 15 100 300

Demobilasi Banjarmasin to Halim Airport 2 1

Jumlah 40 20

E.3.1 Peralatan 1) Pesawat

(12)

a. BN2B-20 Islander

Pesawat yang digunakan di udara foto adalah pesawat dengan 2 mesin, model BN2B-20 Islander, diproduksi tahun 1992. Berikut ini adalah deskripsi dan spesifikasi BN2B-20 Islander

(13)

Table BN2B-20 ISLANDER specification

AIRCRAFT SPECIFICATION

AIRCRAFT DATA

Manufacture : Britten Norman Pte Ltd Model : BN2B-20 Islander Serial Number : 2249 Registration : PK-RGP Manufacturer Date : 1992 CONFIGURATION Number Of Seat

Single Class : 9 Passenger Passenger Door : 1 LH

Cargo Door : 1 Forward Opening Aft Section OPERATIONAL

DATA

Engine Thrust Rating Rated at : 300 Horse Power Enginer RPM rated

at : 2700 RPM

Max. Operating Altitude : 20,000 feet Empty Weight : 4564 lbs Max. Take Off

Weight : 6600 lbs

Max. Landing

Weight : 6300 lbs

Max Zero Fuel

weight : 6300 lbs

Fuel Consumption : 150 ltr/hr

(14)

ENGINE DATA

Engine Model : IO540K1B5 Engine Mfg : Textron Lycoming Engine rated : 300HP

RPM Rated : 2700 Rev/Min PROPELLER DATA

Propeller Model : HC-C2YK-2CUF/FC-8477A-6 Propeller Mfg : Hartzell Prop Inc

AVIONIC/COMM INSTALLED

VHF Com : Bendix/King KX165

GPS : Garmin 155XL

HF Tx : King KTR953

Weather Radar : Bendix RS811A

ADF Receiver : Collins ADF60 / 622-2362-002 Camera Provision : Approved DGCA 21-09 App. No. 21/D01/046/2010

SAFETY EQUIPMENT INSTALLED

1. Life Raft : Yes available 2. First Aid Kit : Yes available 3. Crash axe : Yes available

4. ELT Locator : Yes available, Artex 406-C2 5. Life Vest : Yes available

Pesawat dilengkapi dengan sebuah Trapdoor, Cocok untuk Instalasi Rack Mendukung Laser Scanner. GPS Receiver, IMU dan Opsional Nadiral / Stabilized Camera Mount. Pesawat ini dilengkapi dengan lubang dengan diameter 35 cm untuk instalasi sensor LIDAR dan sensor kamera. Proses instalasi kedua sensor dapat dilihat pada diagram berikut.

Table BN2B-20 ISLANDER Engineering Specification

AIRCRAFT GENERAL DATA

BRITTEN NORMAN BN2B-20 Last

Recorded

: 10-Oct-10

AIRCRAFT DATA

(15)

Version Number : -

Serial Number : 2249

Registration : PK-RGP

Manufacturer

Date : 1992

Total Time Since

New : 9012,37

Total Cycle

Since New : 6993

Base Operation : Pekanbaru

AIRCRAFT DOCUMENT VALIDITY Certificate of Airworthiness (C of A) : 25-May-11 Certificate of Registration (C of R) : 6-Jul-11

Radio Permit : 17-Jun-11

Swing Compass : 23-Jun-11

Weight & Balance : 24-Jun-12 Insuranc e : 10-Jul-11 ELT Type : Artex 406C2 CONFIGURATIO N Number Of Seat Single Class : 9 Seats

Passenger Door : 1 LH & 1 RH

Emergency Exit Overwing : 1LH

Cargo Door : 1 aft

Toilet : None MAJOR COMPONENT ENGINE STATUS LH Positio n RH Position Manufacturer : Lycoming

Part Number : IO540K1B5

Serial Number : L-13384-48A

L-14156-48A Engine TSN / TSO : - / 396.45 - / 1263.43 Engine CSN : - - Last Overhaul / Repair : 4.36 - TBO : 2000 2000 FH

(16)

OVH 5 PROPELLER STATUS LH Positio n RH Position

Manufacturer : HARTZELL PROPELLER INC

Part Number : HC-C2YK-2CUF/FC-8477A-6

Serial Number : AU-10047B

AU-12150B

Propeller TSN : UNK UNK

Propeller TSO : 396,45 7,46

Last Overhaul /

Repair : 22 Jan 07 / C & A SIN 27 June 2010 / Star Aero Engineering

TBO : 2000 FH 2000 FH

Rem Hours for

OVH : 1,603.45 1,992.54

LANDING GEAR STATUS

LH Position RH Position Part Number : 3499 H2 3499 H2

Serial Number : FYH 142097 FYH

176967 CSN : UNK (OC) 2101 CSO : 0 2101 Last Overhaul/Repair ed

: June 2010 / Global Maint. Facility 11-Oct-02 (C & A Aviation SIN) NOSE LANDING GEAR STATUS

Part Number : 3811 H2

Serial Number : FYH 181390

CSN : UNK

(OC)

CSO : 0

Last Overhaul : June 2010 / Global Maint. Facility

MAJOR INSPECTION STATUS

Last Major Inspection

: SB190 Repeat 2year

June-10

Global Maintenance Facility Performed at TSN : 9007 FH Next Major Inspection : 500 FH Inspection

(17)

2) Sistem Lidar dan Kamera Foto Udara

Data akuisisi akan dilakukan baik menggunakan Leica ALS60 Airbone LIDAR sistem dan Kamera Leica RCD 105 dengan resolusi 40 Megapixel, kamera medium format udara dengan digitalback. Sensor yang akan dipasang dan terpadu di pesawat.

Gambar Leica ALS60 Airbone LIDAR sensor Terinstall di Pesawat

(18)

Gambar Leica ALS60 Airbone

Leica ALS60 Airborne Specification:

• Leica ALS60-II has one of the highest pulse rate systems available for any airborne LiDAR system.

• Flying heights of 200 metres up to 5,000 metres AGL.

• Multiple Pulses in Air (MPiA) option allows doubling of pulse rates all the way to 5000 m AGL.

• 200 kHz maximum pulse rates without sacrificing accuracy.

• Four-return range detection system (1st, 2nd, 3rd and last) with 3 intensity values.

• Automatic adaptive roll compensation.

• Up to 75° field of view.

• High productivity for rapid return on investment.

• Multiple interface ports for integration of external imaging sensors, such as the Leica RCD105.

• Rapid, high capacity data recording media.

(19)

Gambar Leica RCD 105 Imagery Sensor

Leica RCD105 Technology Overview:

• Smear-free images from fast 1/3649 second shutter speeds and rigid lens mounting

• Sharp images with edge discrimination greater than other sensors (including some large-format models)

• Simultaneous RGB and CIR with optional 2nd camera head (using a single Leica CC105 Camera Controller)

• Seamless integration with ALS instruments: electrically, mechanically and workflow

• 40 Megapixel sensor with range of 35mm, 60mm & 100mm focal length lenses

• Maximum up-time with user-replaceable lenses and shutters

• Minimal additional processing time, using proven IPAS software

E - 19 CPU Processor Power Suppy Sensor Lidar Sensor Kamera Sistem GPS Applanix Operator ALS Navigasi Pilot Kabel Antena GPS Software Pospax Software Pospax: Pendefinisian Posisi (x,y,z) Software DashMap Software DashMap:

(20)

Gambar Diagram Instaliasi Lidar di Pesawat E - 20 CPU POWER SUPPLY PROCESSOR LIDAR Sistem Kamera LAPTOP OPERATOR LIDAR NAVIGASI PILOT ANTENA GPS SISTEM GPS APPLANI X Software Pospax Software Pospax: Pendefinisian Posisi (x,y,z)

(21)

Gambar Kegiatan Survei Lidar

E.4 Pengolahan Data LiDAR

E.4.1 Pengolahan Data Raw (Pre Processing Data)

Pengolahan data Lidar dimulai dari proses transfer data dari alat Lidar dan kamera. Proses perekaman data ketika akuisisi data ini dilakukan secara otomatis pada komputer dan hardisk yang terpasang bersamaan dengan instalasi alat Lidar dan kamera. Secara garis besar pengolahan raw data ini dapat diilustrasikan pada gambar. E - 21 Camera Leica RCD 105 Leica ALS60 Image.Tif f Imagelist Range.file (laser dan scan angle) Pos.file (posisi relatif dan

IMU) Software Pospax Software Pospax: Pendefinisian Posisi (x,y,z) Posisi fixed Sbet.out Software DashMap Software DashMap:

Pembuatatan Raw Data LIdar Raw Data Lidar Las.File Data GPS Base Station Koordinat Fixed Base Station Airbone

(22)

Gambar Flowchart Pengolahan Raw Data Lidar

Tahapan pengolahan ini berlangsung selama satu bulan sejak pertama kali akuisisi data dilakukan. Pengolahan tahap ini menghasilkan raw data yang akan digunakan untuk pengolahan data lidar selanjutnya. Hasil dari pengolahan data ini berupa file-file sebagai berikut:

- RAW files (format LAS) - Single Frame ( Format TIFF) - sbet_out files ( format OUT)

(23)

E.4.2 Pengolahan Data Lidar dan Foto Udara

Pengolahan data Lidar dilakukan di studio dengan menggunakan software Terrasolid. Pengolahan ini dilakukan secara simultan antara data Lidar dan data foto. Skema pengolahan data Lidar dan foto sampai menjadi produk final dapat dilihat pada gambar 2.19.

Proses dan tahapan pengolahan data dengan Software Terrasolid ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Tahapan Pengolahan Lidar

- Modul Terrascan berfungsi untuk membuat klasifikasi LiDAR (extension LAS atau BIN) sehingga memudahkan teknisi/operator untuk proses editing point cloud dan memisahkan point cloud yang tidak sesuai/error. Klasifikasi yang dilakukan di Terrascan antara lain : ground, non ground (low vegetation, medium vegetation, high vegetation, building, etc). Pada modul ini, statistic dari klasifikasi LiDAR bisa dilihat secara langsung. Terrascan juga berfungsi untuk membuat model key point yang diperlukan untuk proses rectifikasi single frame dan mengeluarkan output ground dan non ground ke format LAS, ASCII XYZ, ASCII IXYZ.

- Pada tahap ini akan dihasilkan DSM dan DTM yang merupakan hasil klasifikasi ground dan non ground.

Peralatan dan Material

: - PC dengan software Terrsolid 5 Unit - Las File Lidar dan semua RAW data Lidar

Personil : - Koordinator Pengolahan Lidar 1 orang

- Operator 5 orang - Laborant 2 orang

Metode : Klasifikasi Data

Waktu Pelaksanaan : 20 hari

(1) Pembuatan Digital Surface Model (DSM)

S e t t i n g C o o r d i n a t e P r o j e c t i o n D e f i n e P r o j e c t C l a s s i f i c a t i o n M o d e l K e y p o i n t C r e a t e o u t p u t A S L o a d T r a j e c t o r y C r e a t e M i s s i o n L o a d M o d e l K e y P o i n t C o m p u t e I m a g e L i s t R e c t i f y I m a g e E - 23

(24)

Pengolahan DSM berlangsung selama 20 hari. Digital Surface Model masih merupakan keadaan lapangan apa adanya, permukaan tertinggi objek buatan manusia (gedung, rumah, dan lain-lain) dan bagian paling atas dari pepohonan atau vegetasi.

Gambar 2.17 Contoh Tampulan DSM

(2) Pembuatan Digital Terrain Model (DTM)

Pembuatan DTM berlangsung selama 20 hari. Dalam tahapan ini data Lidar diproses untuk mendapatkan sinyal terakhir dan sinyal lainnya akan disisihkan sebagai outliers. Proses ini akan secara otomatis membersihkan bentuk-bentuk kenampakan di atas permukaan bumi (yang sebelumnya pada DSM terlihat). Editing secara dilakukan untuk membetulkan secara proporsional pepohonan dan bangunan atau klasifikasi berdasarkan ground dan non ground. Proses ini dilakukan dengan software Terrascan dan format data yang akan dihasilkan dalam bentuk ASCII.

S e t t i n g C o o r d i n a t e P r o j e c t i o n D e f i n e P r o j e c t C l a s s i f i c a t i o n M o d e l K e y p o i n t C r e a t e o u t p u t L o a d T r a j e c t o r y C r e a t e M i s s i o n L o a d M o d e l K e y P o i n t C o m p u t e I m a g e L i s t R e c t i f y I m a g e E d i t C l o u d P o i n t D i s p l a y C o u n t u r C r e a t e C o u n t u r Peta Topografi Skala 1:2000 Editing and Editing and Kartografi Kartografi

Topografi Map and Aerial Photo Skala

Topografi Map and Aerial Photo Skala

1:2000

1:2000 DSM and DTM

Ortho Foto

(25)

Gambar Proses Pembuatan DTM pada Terrascan

- Modul Terramodel berfungsi untuk proses editing point cloud yang tidak sesuai klasifikasinya. Terramodel juga berfungsi untuk proses Generate Surface dan Kontur (display dan write file) ke format DGN dan DXF.

S e t t i n g C o o r d i n a t e P r o j e c t i o n D e f i n e P r o j e c t C l a s s i f i c a t i o n M o d e l K e y p o i n t C r e a t e o u t p u t A S L o a d T r a j e c t o r y C r e a t e M i s s i o n L o a d M o d e l K e y P o i n t C o m p u t e I m a g e L i s t R e c t i f y I m a g e E d i t C l o u d P o i n t D i s p l a y C o u n t u r C r e a t e C o u n t u r Peta Topografi Skala 1:2000 Editing and Editing and Kartografi Kartografi

Topografi Map and Aerial Photo Skala

Topografi Map and Aerial Photo Skala

1:2000

1:2000 DSM and DTM

Ortho Foto

(26)

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota

Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Flowchart Pengolahan Data Lidar dan Foto Software Terrascan Software Terrascan Software Software Terramodel Terramodel Software Terrasolid Software Terrasolid Software Software Terraphoto Terraphoto i n g C o o r d i n a t e P r o j e c t i o n D e f i n e P r o j e c t C l a s s i f i c a t i o n M o d e l K e y p o i n t C r e a t e o u t p u t A S C I I L o a d T r a j e c t o r y C r e a t e M i s s i o n L o a d M o d e l K e y P o i n t C o m p u t e I m a g e L i s t R e c t i f y I m a g e E d i t C l o u d P o i n t D i s p l a y C o u n t u r C r e a t e C o u n t u r Software Orthovista Mozaiking Contour lenght 1 m Peta Topografi Skala 1:2000 Editing and Editing and Kartografi Kartografi

Topografi Map and Aerial Photo Skala

Topografi Map and Aerial Photo Skala

1:2000

1:2000 DSM and DTM

(27)

Gambar Proses Pendefinisian Project pada Terrascan

(28)

Gambar Hasil Proses DTM

(29)

2). Tahapan Pengolahan Foto

Proses ini berlangsung selama 10 hari. Proses ini menggunakan software Terrasolid pada modul terraphoto. Modul Terraphoto berfungsi untuk membuat orthophoto uncorrected menjadi corrected dengan menggunakan modelkey point, image list dan Trajectory photo yang telah dilakukan dalam modul Terrascan. Pada Modul ini, kita bisa orthorectifikasi dalam format TIFF, ECW dan bisa langsung dilakukan proses mosaic apabila qualitas dari single frame tersebut sudah bebas shadow atau cloud cover area. Selain itu, Terraphoto juga bisa membuat Ortho Rectikasi frame by frame.

Peralatan dan Material

: - PC dengan software terrasolid modul terraphoto

- Single frame foto udara dan trajectory lidar Personil : - Koordinator fotogrametri 1 orang

- Operator 3 orang - Laborant 2 orang

Metode : Pengolahan foto udara secara otomatis dengan trajectory Lidar

Waktu Pelaksanaan

: Tidak ada

(30)

Gambar Proses Mozaiking pada Terraphoto

2). Tahapan Mozaiking

Proses mozaiking berlangsung selama 10 hari. Mozaiking merupakan proses penggabungan orthofoto secara digital sehingga membentuk area dengan batasan sesuai dengan yang kita inginkan. Proses penggabungan ini dilakukan secara otomatis dimana objek yang memiliki koordinat yang sama akan saling bersambungan satu sama lain. Proses mozaiking ini tidak merubah geometri peta foto karena mengunakan referensi koordinat dan objek yang sama. Tahapan mozaiking ini adalah :

- Pembuatan project di software orthovista.

- Input data berupa peta foto format Geotiff. - Penggabungan blok-blok peta foto.

- Proses mozaiking secara geometri .

- Proses image balancing (penyeimbangan warna).

- Output peta foto gabungan. Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Orthovista 5 unit - Peta foto format GeoTiff (orthofoto)

Personil : - Koordinator fotogrametri 1 orang

- Operator 3 orang - Laborant 2 orang

Metode : Automatic Mozaiking dan Image Balancing

(31)

Gambar Orthophoto Hasil Mozaiking

E.4.3 Proses Pembuatan Kontur

Pembuatan Kontur ini akan diproses dalam waktu. Garis-garis kontur dengan interval data 0.5 m dihasilkan dengan proses otomatis menggunakan software Arc Gis. Data yang digunakan untuk generate kontur adalah data Digital Terrain Model (ground).

Peralatan dan Material

: - PC dengan software Arc GIS 5 unit - DTM

Personil : - Koordinator Pengolahan Data

- Operator 5 orang - Laborant 2 orang

Metode : Griding

(32)

Gambar Proses Konturing dengan ArcGIS

Gambar Hasil Pembuatan Kontur

E.4.5 Proses Digitasi

Proses digitasi adalah tahapan pekerjaan untuk mendapatkan peta garis dari foto udara yang telah melalui proses orthorektifikasi, atau dengan kata lain proses merubah format raster menjadi vektor. Metode yang digunakan adalah dengan cara on screen digitizing, dimana proses pendigitasian dilakukan pada monitor komputer menggunakan perangkat lunak Autodeskmap.

(33)

Penggunaan software Autodeskmap karena ini memiliki kemampuan untuk membaca data dalam format raster maupun vektor. Disamping itu juga software ini mampu membaca data registrasi pada foto yang telah melalui proses orthorektifikasi sehingga tidak perlu melakukan transformasi ulang. Perangkat lunak ini juga memiliki kompatibilitas dalam membaca format data yang cukup baik.

Proses pendigitasian dilakukan layer demi layer pada skala 1:2000 dimana masing-masing layer memiliki tema yang berbeda-beda satu sama lain. Penentuan tema untuk tiap layer harus diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum proses digitasi. Proses digitasi ini juga dilakukan secara Topologi.

Proses digitasi ini berlangsung selama 15 hari. Hasil proses digitasi ini berupa Peta garis yang sudah GIS Ready dalam format .dxf dan .shp.

Gambar Proses Digitasi Topologi

Peralatan dan Material

: - PC dengan software Autodeskmap 10 unit - Orthophoto per tile

Personil : - Koordinator pengolahan data.

- Operator 5 orang - Laborant 2 orang

(34)

Metode : Digitasi on the screen Waktu Pelaksanaan : 15 hari

E.4.6 Proses Editing dan Kartografi

Proses editing dan kartografi ini berlangsung selama 5 hari. Editing adalah pekerjaan perbaikan gambar kontur dan hasil orthofoto. Tahapan pekerjaan editing dan Kartografi ini adalah:

• Layouting Blok Peta Foto dan Peta Topografi menjadi sheet skala 1:2000 dan skala 1:2000.

• Cropping image dan peta garis sesuai dengan layout skala 1:2000 ukuran A0.

• Pembuatan format legenda peta foto dan peta topografi.

• Output dari hasil editing kartografi ini berupa peta foto skala 1:2000 dan peta garis per sheet skala 1: 2000 yang siap cetak.

Setelah proses ini akan dilakukan pencetakan untuk area pabrik, pelabuhan dan stocpile.

Peralatan dan Material

: - PC dengan software Autodeskmap 5 unit - Peta Garis per sheet

Personil : - Koordinator Pengolahan Data.

- Operator 5 orang - Laborant 2 orang

(35)

Gambar Peta Foto Hasil Pencetakan

Gambar

Gambar  Komponen LiDAR
Gambar Prinsip Penyiaman Sistem LiDAR
Gambar Metodologi Pekerjaan
Gambar Pengukuran GPS di Base Untuk Perekaman Data LiDAR E.2.4 Pengolahan Data GPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan data survei GCP Kupang secara menyeluruh, baik data pengukuran menggunakan metode RTK-NTRIP dan statik, proses koreksi citra menunjukkan ketelitian 2.348

Pengambilan data geometrik jalan dilakukan dengan cara mengukur dimensi jalan dan mendapatkan data jalan dengan alat GPS Garmin 76csx.. 1) Pengukuran dimensi jalan merupakan

Modul mikrokontroler ATMega8535 dihubungkan dengan LCD karakter 16x2 untuk menampilkan hasil pengukuran, sedangkan untuk proses perekaman data secara otomatis dan real time

Modul mikrokontroler ATMega8535 dihubungkan dengan LCD karakter 16x2 untuk menampilkan hasil pengukuran, sedangkan untuk proses perekaman data secara otomatis dan real time

Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dengan mengamati parameter yang diteliti, pengumpulan data primer dan sekunder pada sistem irigasi yang ditinjau

Untuk pengukuran menggunakan GPS Navi- gasi, data hasil pengukuran umumnya tidak akan dapat memberikan akurasi yang lebih baik dari 3 meter, oleh karena itu data ini tidak

3.4.1.1 Pengukuran Data Lapangan Pengukuran resistivitas secara umum dilakukan dengan cara menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui dua elektroda arus C1 dan C2, dan mengukur hasil

Sarana dan fasilitas adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendukung suatu kegiatan atau aktivitas Sarana Alat yang bergerak dan umumnya digunakan secara langsung