Mengajukan perubahan pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Bendungan, SNVT Pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane, untuk mendapatkan persetujuan atas setiap perubahan pekerjaan dengan juga menyampaikan alasan, analisa, spesifikasi dan gambar yang diperlukan. Sebelum teguran dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Bendungan, SNVT untuk pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane, pihak konsultan telah menyampaikan surat rekomendasi kepada pejabat pembuat komitmen perencanaan bendungan, SNVT untuk pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane. Membantu penanggung jawab perencanaan bendungan, SNVT pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane, memeriksa gambar As Built yang dibuat oleh kontraktor.
Membantu Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Bendungan, SNVT Pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane dalam menyiapkan dokumen peralihan pekerjaan. Konsultan membantu dalam segala urusan Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Bendungan, SNVT Pembangunan Bendungan Ciliwung Cisadane mengenai keakuratan dan kelengkapan hasil pengawasan, pemeriksaan, evaluasi hasil pelaksanaan dan dokumen, serta bukti pemenuhan pelaksanaan pekerjaan. kontrak oleh kontraktor.
Pendekatan Teknis dan Metodologi
Kajian dan Efektivitas Situ Kelapa Dua
- Pendahuluan
- Kondisi Topografi
- Hidrologi dan Klimatologi
- Hidrologi dan Klimatologi
- Perubahan Alih Fungsi Lahan
- Definisi Banjir
- Kejadian Bencana di Indonesia
- Pengendalian Banjir
- Pengendalian Banjir Dengan Polder
Sistem perairan permukaan di wilayah Banten sangat bergantung pada sumber daya air, khususnya sumber daya air bawah tanah. Batas cekungan air bawah tanah di sebelah barat adalah Selat Sunda, di sebelah utara dan timur merupakan batas pemisah air tanah, dan di sebelah selatan adalah batas tanpa aliran karena perbedaan sifat fisik batuan. Jumlah pengisian ulang air tanah bebas (air bawah tanah pada lapisan akuifer bebas/akuifer dangkal) dari air hujan diperkirakan sekitar 515 juta m3/tahun.
Berdasarkan perhitungan imbuhan airtanah menunjukkan bahwa intensitas air hujan yang turun dan membentuk airtanah pada satuan cekungan ini adalah 180 juta m3/tahun, sebagian mengalir dari lereng Gunung Karang ke Cagar Alam Rawadano sekitar 79 m3/tahun. . Jumlah pasokan air bawah tanah di seluruh sub-CABT CABT Tangerang sekitar 311 juta m3/tahun, sedangkan jumlah aliran air bawah tanah yang tertekan sekitar 0,9 juta m3/tahun.
Makna Tugas dan Fungsi Konsultan
- Pendahuluan
- Sistem Manajemen Proyek
- Sistem Manajemen Konstruksi
- Evolusi Sistem Produksi Industri Konstruksi
- Jasa Ahli Konstruksi
- Jasa Konsultasi Perencanaan
- Jasa Konsultan Supervisi
Keseluruhan proses konstruksi secara konseptual harus tetap berfungsi sebagai suatu sistem rekayasa yang terpadu. Karena baru diketahui sampai saat ini, maka proses konstruksi pada hakekatnya merupakan suatu pengoperasian sistem rekayasa total, yang pengelolaannya memerlukan suatu sistem manajemen konstruksi yang utuh dan lengkap. Rumusan hubungan antara produsen dan pemberi tugas (konsumen) dalam industri konstruksi ternyata juga mengalami evolusi seiring berjalannya waktu seiring dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tahapan perkembangan evolusi ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Pada awalnya, seperti halnya hubungan antara konsumen dan penyedia jasa pada umumnya, pemberi tugas sebagai orang awam menyampaikan niatnya untuk membangun kepada pihak yang terpercaya dan dikenal memiliki keahlian di bidang konstruksi. Perencanaan dapat dilakukan oleh pembayar angsuran atau oleh kontraktor dengan pengawasan dan persetujuan segala sesuatunya dari pengurus sebagai wakil pihak yang mengalihkan. Dengan demikian berarti telah terbentuk perangkat manajemen dan manajemen pelaksanaan dalam sistem rekayasa konstruksi.
Situasi lain yang mungkin mendorong keterlibatan konsultan perencana secara terpisah dari ahli konstruksi adalah terkait dengan keinginan pemberi tugas untuk memisahkan tahap perencanaan konstruksi dari pelaksanaannya. Biasanya pentahapan pembangunan tersebut disertai dengan maksud agar sebelum pembangunan dilaksanakan, pemberi tugas mempunyai kesempatan untuk melakukan persiapan dari segi pembiayaan. Manajer proyek sangat ingin memisahkan tahap perencanaan konstruksi dari pelaksanaannya, karena alasan terkait pengamanan dana.
Padahal, kedudukan Konsultan Perencana dan seluruh kertas kerjanya dalam sistem hubungan kerja ibarat pedang bermata dua, berpotensi membawa kemungkinan akibat buruk baik bagi kontraktor maupun pemberi tugas dalam waktu bersamaan. Tugas pokok konsultan supervisi sesuai dengan namanya adalah mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi mutu, kuantitas dan derajat pencapaian volume, pengawasan cara pelaksanaan, evaluasi dan koordinasi perubahan pekerjaan yang diperlukan, melaksanakan pemantauan dan berbagai tugas. dicantumkan oleh pemberi tugas dalam TR dan Dokumen Kontrak Konsultan Pengawas. Ketika Konsultan Pengawas salah menafsirkan item, dan melakukan proses perubahan pekerjaan (pembenaran teknis atau tinjauan teknis atau tinjauan proyek) dan itu diikuti oleh pemberi tugas.
Pengendalian Waktu dan Material
- Langkah – Langkah Pengendalian
- Pengendalian Waktu dan Biaya
- Pengendalian Mutu
- Pengendalian Material
Pengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya memenuhi persyaratan dan kebutuhan kontraktor. Pada prinsipnya tujuan pengendalian mutu adalah untuk: (1) mengarahkan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumentasi kontrak, (2) mencakup pertimbangan. Kegiatan pengadaan material dapat berkisar dari proses untuk memenuhi kebutuhan mendesak dengan cara yang sederhana hingga program kompleks yang mungkin mencakup proses produksi dan pengiriman yang tidak lagi dapat dikatakan sederhana.
Apabila tidak ditangani dengan baik maka proses pengadaan bahan dan peralatan selalu berpotensi menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan.Dalam proses pembangunan selalu terdapat gejala kekurangan bahan-bahan yang diperlukan secara berkala, baik berupa bahan baku maupun barang jadi, baik dari sumber bahan baku maupun bahan jadi. penduduk asli. atau sumber daya yang diimpor. Proses pengadaan material merupakan salah satu komponen sistem perencanaan dan pengendalian terstruktur yang menciptakan hubungan yang saling bergantung erat dan saling mempengaruhi. Apabila terjadi keterlambatan pembelian dan pengadaan material, hal ini akan berdampak langsung berupa kekacauan dalam operasional konstruksi, terutama dalam hal pengerahan sumber daya lainnya.
Misalnya pada saat penjadwalan suatu metode jaringan kerja dengan jalur kritis, kegiatan pengadaan juga dicantumkan, sehingga dapat dipantau dengan jelas kapan suatu proses pengadaan material tertentu harus dimulai dan kapan paling lambat material tersebut harus tersedia di lapangan, dan seterusnya. Sehingga bila dirasa perlu, mungkin perlu dibuat jaringan kerja tersendiri yang merupakan sub jadwal dari keseluruhan jadwal prosedur pengadaan material yang rumit. Untuk fasilitas infrastruktur atau industri yang tidak terlalu rumit, sekitar 60% pembiayaan proyek dihabiskan untuk pengadaan material.
Mengingat porsi biaya perolehan material cukup besar, maka sudah selayaknya upaya pengendalian perlu mendapat perhatian yang cukup. Dasar pengendalian biaya pengadaan material berbeda dengan dasar pengendalian biaya tenaga kerja dan peralatan. Sedangkan pengadaan material lebih didasarkan pada pengendalian dan pemantauan terhadap komitmen yang dibuat atau ditetapkan.
Pendekatan Teknis dan MetodologiA.9Pengendalian Penjadwalan
- Pendahuluan
- Pemahaman Tentang Perlu Penjadwalan
- Penjadwalan Proyek
- Tujuan dan manfaat Perencanaan Jadwal
- Unsur – Unsur Penyusunan Kegiatan
- Perkembangan Penjadwalan Proyek
- Tujuan Pengendalian
- Konsep Nilai Hasil
- Mengintegrasi Anggaran dan Jadwal
- Analisa Penyimpangan Jadwal dan Biaya
- Indeks Kinerja Jadwal dan Biaya
- Proyeksi Biaya Jadwal Akhir
- Proyeksi Waktu Jadwal Akhir
- Implementasi BIM dalm Pekerjaan Supervisi
- Uraian Ringkas Mengenai BIM (Building Information Modeling)
- Manfaat Output Implementasi BIM (Building Information Modeling)
- Implementasi BIM (Building Information Modeling) Dalam Pekerjaan Supervisi Model 3D (Desain 3D) Bangunan Situ Kelapa Dua, merupakan perwakilan dari lebar, panjang,
Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan cepat, tepat dan efektif, maka perencanaan dan pengendalian proyek harus dilakukan secara cermat dan seoptimal mungkin. Kegiatan perencanaan dan pengendalian proyek selalu menjadi tantangan bagi kontraktor dan konsultan pengawasan (yang memahaminya) untuk dapat mencapai tujuan proyek sesuai yang telah ditetapkan. Selain menjaga kualitas, hal yang harus dilakukan oleh manajemen proyek (khususnya Konsultan Supervisi) adalah pengendalian waktu dan biaya yang dikeluarkan.
Tujuan pengawasan dan pengendalian adalah memantau, menilai, mengoreksi dan membimbing agar apa yang telah ditetapkan terlaksana sesuai rencana. Namun biaya yang diserap belum tentu sesuai dengan biaya yang dialokasikan, bisa jadi biaya yang digunakan melebihi anggaran dan sisa biaya tidak memungkinkan lagi untuk menyelesaikan proyek. Bisa jadi biaya yang dikeluarkan untuk mencapai progres 46% ini lebih tinggi dari Rp 920 juta, hal ini dikarenakan terlalu lama yang seharusnya bisa dicapai pada minggu ke 3 sampai ke 4, namun nyatanya di akhir minggu ke 4 sudah tercapai. .
Konsep nilai perolehan (earned value) merupakan konsep penghitungan besarnya biaya menurut kegiatan yang telah diselesaikan secara rinci satu per satu. Keterlambatan dan besarnya biaya kegiatan A karena produksi tidak sesuai rencana, belum tentu hal ini berlaku juga untuk kegiatan B atau kegiatan yang belum terlaksana masih dihitung sesuai rencana awal, jadi tidak semua (secara umum). Berbeda dengan metode Earned Value Concept yang mengidentifikasi biaya yang terjadi dan biaya yang direncanakan, metode ini menggabungkan unsur kinerja, biaya, dan jadwal.
CV yang positif menunjukkan bahwa nilai pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk itu. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan nilai pekerjaan yang diselesaikan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik jadwal maupun biaya yang lebih besar dari rencana, harus diketahui penyebabnya seperti kesalahan dalam penilaian, kendala teknis karena kondisi lapangan yang sulit, biaya material, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Varians jadwal dan biaya yang tercantum pada bagian sebelumnya tidak dapat menggambarkan kondisi varians berdasarkan unit anggaran. Untuk memperkirakan biaya-biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dapat dilakukan dengan menganalisis indikator-indikator yang diperoleh selama pelaporan yaitu dengan perhitungan.
Umum
Rencana Kerja
Kapasitas Kerja
BAGIAN C - ORGANISASI DAN PERSONIL
PT. Antusias Raya KSO,
PT. Segoro Kidul
- Kualifikasi Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
- Ketua Tim (1 Orang, 8 Bulan)
- Ahli Struktur Bangunan Air (1 Orang, 2 Bulan)
- Ahli Geodesi/Topografi (1 Orang, 2 Bulan)
- Ahli Kuantitas dan Kualitas (1 Orang, 8 Bulan)
- Ahli K3 (1 Orang, 5 Bulan)
- Supervisor (1 Orang, 8 Bulan)
- Kualifikasi Dan Tanggung Jawab Tenaga Sub Profesional
- Inspektor (1 Orang, 8 Bulan)
- CAD Operator (1 Orang, 8 Bulan)
- Tenaga Pendukung
Ketua tim harus lulusan insinyur (S1) jurusan teknik sipil/teknik hidrolik, lulusan universitas negeri atau swasta, mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam mengawasi pekerjaan konstruksi air (Ahli Madya SDA), memahami konstruksi bendungan kecil dan memiliki sertifikat keterampilan (SKA) dengan klasifikasi lapangan sesuai LPJKN. Sebagai pemimpin tim, tugas utamanya adalah mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kontrak. Tenaga ahli di bidang konstruksi bangunan air harus memiliki gelar sarjana teknik (S1) jurusan teknik sipil/teknik pengairan, gelar dari universitas negeri atau universitas swasta, pengalaman di bidang pengawasan pekerjaan konstruksi air minimal 3 (tiga) tahun (ahli pendamping SDA), memahami pembangunan bendungan kecil dan memiliki sertifikat keterampilan (SKA) dengan klasifikasi bidang sesuai LPJKN.
Ahli Geodesi/Topografi yang dibutuhkan adalah Sarjana Teknik Geodesi lulusan Strata 1 (S1) dari Universitas Negeri atau Universitas Swasta, dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun (Ahli Junior) dalam menangani pekerjaan survei dan pemetaan sistem sungai di harus memiliki Certificate of Proficiency (SCA) yang dikeluarkan oleh LPJKN. Tenaga ahli geodesi/topografi yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/Pengairan pada perguruan tinggi negeri atau swasta, yang mempunyai pengalaman melaksanakan pekerjaan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan di bidang pemantauan lapangan, khususnya di bidang geodesi/topografi. bidang perairan, minimal 3 (tiga) tahun (Ahli SDA Junior) dan memiliki sertifikat keterampilan (SKA) dengan klasifikasi bidang sesuai LPJKN, sehingga dapat melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Ahli K3 yang dibutuhkan adalah lulusan Sarjana (S1) semua jurusan, diutamakan Teknik Sipil/Pengairan, lulusan universitas negeri atau swasta, berpengalaman melaksanakan pekerjaan supervisi K3 di lapangan, khususnya bidang perairan, minimal .
Pendekatan dan Metodologi Teknis | C-3 minimal 1 (satu) tahun (Ahli Muda K3) dan memiliki sertifikat keterampilan (SKA) dengan klasifikasi bidang terkait dari LPJKN, sehingga dapat mengawasi pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Lulusan Sarjana Teknik (S1) bidang Teknik Sipil/Pengairan, lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta setara yang mempunyai pengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang Sipil subbidang pengawasan prasarana perairan minimal 2 tahun (dua) tahun, memiliki sertifikat ahli (SKA) dari LPJKN. Lulusan Sarjana Teknik (S1) bidang Teknik Sipil/Pengairan, lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta, bertugas membantu pengawas dalam mengawasi pekerjaan konstruksi di lokasi minimal 2 (dua) tahun.
Pembantu pengawas (inspektur) bertugas membantu pengawas dalam mengawasi pekerjaan konstruksi di lapangan sesuai lokasi yang ditentukan. Lulusan Sarjana Sains (S1) jurusan Teknik Sipil/Pengairan, lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta, bertugas membantu ketua tim dalam penyusunan desain gambar kerja, dengan pengalaman minimal 2 (dua) tahun.
NASIONAL