• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hanif Fakhrurroja, MT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hanif Fakhrurroja, MT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Hanif Fakhrurroja, MT

©PIKSI GANESHA, 2012

Metodologi Penelitian

(2)
(3)
(4)
(5)

Pendahuluan

The Center for Academic Integrity:

almost 80% of college students admit to

cheating at least once.

The Psychological Record:

36% of undergraduates have admitted

to plagiarizing written material.

Education Week:

74%

of students admitted that at least

once during the past school year they

had engaged in "serious" cheating.

(6)

Definisi

Etika: Konsep yang mengarah pada perilaku

yang baik dan pantas berdasarkan nilai-nilai

norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan

maupun agama (Setiawan, 2011).

Kode etik: seperangkat norma yg perlu

diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.

Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan

perujukan, perijinan terhadap bahan yg

digunakan & penyebutan sumber data atau

informan.

(7)

KODE ETIK PENULIS

Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.

Sebagai orang terpelajar, mestinya menjaga

kebenaran dan manfaat serta makna informasi yang

disebarkan sehingga tidak menyesatkan.

Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.

Bertanggung jawab secara akademis atas

tulisannya.

Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna.

Dalam kaitan dengan berkala ilmiah, menjadi

kewajiban bagi penulis untuk mengikuti selingkung

yang ditetapkan berkala yang dituju.

Menerima saran-saran perbaikan dari editor berkala

yang dituju.

(8)

KODE ETIK PENULIS

Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang

lain.

Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan

pelanggaran ilmiah.

Pelanggaran tersebut diantaranya:

Falsifikasi: bisa berarti mengubah data sesuai

dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan

simpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.

Fabrikasi: ‘mempabrik’ data atau membuat-buat

data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya

membuat data fiktif.

Plagiarisme: mengambil kata-kata/kalimat/teks

orang lain tanpa memberikan acknowledgment

(dalam bentuk sitasi) yang secukupnya

(9)

Plagiarisme/plagiasi

 Plagiarisme berasal dari bahasa Latin:

 Plagiari(us) = “penculik”  Plagi(um) = “menculik”

 Melihat akar kata di atas, nyatalah bahwa plagiarisme dalam

penulisan makalah ilmiah, mengandung unsur ‘penganiayaan’ intelektual karena terjadi pengambilan cara paksa

kata-kata/gagasan tanpa seizin pemiliknya.

(Nur Kholis Setiawan, 2011)

 Ada berbagai definisi mengenai

plagiarisme, namun pada intinya semua menyatakan bahwa

plagiarisme merupakan

pemanfaatan/penggunaan hasil karya orang lain yang diakui sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi pengakuan pada penciptanya yang asli.

(10)

Plagiarisme/plagiasi

(Jaka Sriyana , 2012)

MELAKUKAN PLAGIAT

Mengambil bukan haknya

(

AMORAL, MERUGIKAN ORANG LAIN, DOSA)

ADA SANKSI

(Bab VI, Permendiknas 17/2010)

(11)

Plagiarisme/plagiasi:

Permendiknas No.17/2010

Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja

dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai;

Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang

pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan;

Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang

dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya;

Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang

dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan

(12)

Lingkup dan Pelaku

Lingkup:

Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :

 mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat,

data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

 mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau

kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa

menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai;

 menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori

tanpa menyatakan sumber secara memadai;

 merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

 menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah

dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai

(13)

Sanksi

(14)

Klasifikasi Plagiarisme

Klasifikasi mengenai plagiarisme dapat dibuat

tergantung dari berbagai aspek pandang:

dari segi substansi yang dicuri,

dari segi kesengajaan,

dari segi volume/proporsi

dari pola pencurian, plagiasi dapat dilakukan

kata demi kata, maupun dapat diseling dari

berbagai sumber dan dengan kata-kata

sendiri (mozaik). Berdasarkan individu

sumber gagasan, ada pula yang dikenal

sebagai Auto-plagiarisme/self-plagiarism.

(15)

Self-Plagiarism

Apabila karya sendiri sudah pernah

diterbitkan sebelumnya, maka tatkala kita

mengambil gagasan tersebut, semestinya

dicantumkan rujukan atau sitasinya.

Bila tidak, ini dapat dianggap sebagai

auto-plagiarisme atau self-plagiarism. Jenis

plagiarisme ini sebenarnya dapat dianggap

“ringan”, namun bila dimaksudkan atau di

kemudian hari dimanfaatkan untuk

menambah kredit akademik, maka dapat

dianggap sebagai pelanggaran berat dari etika

akademik.

(16)

Cara menghindari plagiarisme

Memakai, menganalisa, membahas, mengritik

atau merujuk hasil karya intelektual orang lain

boleh dilakukan selama kaidah pemakaiannya

tetap ‘beradab’.

Rangkumlah hasil karya orang lain, atau

melakukan parafrase pada bagian khusus dalam

teks dengan cara penguraian menggunakan

kata-kata sendiri, dan nyatakanlah sumber gagasan

dan masukkan sumber-sumber yang dipakai

dalam daftar rujukan.

Menggunakan kata-kata asli penulis juga

diperkenankan dengan cara memberi tanda kutip

pada kalimat-kalimat yang dipakai, selain

menyebutkan sumber gagasannya.

(17)

Etika Penulis

Penulis seharusnya:

Jujur pada diri sendiri.

Memiliki nurani.

Nurani mengalami proses pencerahan.

Menuntun pada sikap terbuka secara ilmiah:

verifikasi

tidak memihak

Tiga Mata Jangkar Perbuatan:

NIAT - TUJUAN – CARA

Niat  proporsional

Tujuan  mulia

Cara  profesional

(18)

Etika Kepenulisan

Terkait dengan tata krama, aturan main, serta

pranata menulis.

Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-aturan baku.

Tulisan Ilmiah:

mengikuti tata aturan ilmiah

berbeda dengan tulisan populer atau tulisan

lainnya

Mengapa menulis memerlukan etika?

Tulisan merupakan media untuk

mengkomunikasikan gagasan kepada orang

lain.

Kesalahpahaman mengakibatkan pesan yang

hendak disampaikan melalui tulisan tidak

mengena

http://hanifoza.wordpress.com

©Hanif Fakhrurroja, 2012

(19)

Etika Kepenulisan

Kesalahpahaman sering terjadi akibat:

penempatan tanda baca yang tidak sesuai

pilihan kosa kata yang tidak pas

kalimat yang tidak efektif

paragraf yang tidak koheren

tulisan tidak mudah dicerna

Tulisan memperhatikan:

penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda

baca lainnya.

rangkaian kalimat yang baik dan teratur,

enak dibaca, mudah dipahami oleh

pembaca.

(20)

Kriteria Tulisan Ilmiah

Obyektif: Berdasarkan kondisi faktual.

Up to date: Tulisan merupakan

perkembangan ilmu mutakhir.

Rasional: berfungsi sebagai wahana

penyampaian kritik timbal balik.

Reserved: tidak overclaiming, jujur, lugas,

dan tidak bermotif pribadi.

Efektif dan Efisien: Tulisan merupakan

media komunikasi yang berdaya tarik tinggi.

(21)

Rujukan

Tentang etika peneliti dan

plagiarisme dapat dirujuk pada

Etika Peneliti (LIPI, 2007);

Permendiknas No.17/2010

(22)

Daftar Pustaka

 Neville C. Plagiarism. Dalam: The complete guide to

referencing and avoiding Plagiarism. New York: Open University Press, the McGraw-Hill; 2007. p. 27-41.

 Permendiknas No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

 Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan

Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press; cet. 4. 2004.

 Setiawan, N., Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah, Bahan TOT

Penulisan Karya Ilmiah, 2011

 Suryono, Isnani A.S. “Plagiarisme dalam Penulisan Makalah

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Perdagangan, baik untuk produksi pertanian dan usaha kecil dan menengah (UKM) yang diproduksi dalam provinsi Sumatera Barat dan daerah tetangga yang berdekatan

Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering merupakan cara yang paling baik untuk membuat tablet yang mengandung bahan atau zat aktif yang mudah terurai oleh air ataupun

Potret Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun 2014 72 dari suatu wilayah pada pendidikan dan jumlah penduduk yang putus sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan di

(seluruh anggota keluarga; dapat diwakilkan oleh anggota keluarga lainnya). Data yang perlu diisi meliputi kelompok; a) Data Pribadi Warga;3. b) Data pendidikan/pekerjaan/profesi;

Kisah dari Loyola muda memberikan kita sebuah sudut pandang lain yaitu tantangan yang diterima dapat mengubahkan gereja untuk dapat menyelami karya Tuhan dalam kehidupan ini..

c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak,pada waktu yang telah ditentukan, untuk

Sebuah transaksi juga dilarang karena prosesnya tidak sesuai dengan syariah, bisa karena tidak adanya unsur kerelaan dari kedua belah pihak, karena dalam

Menurut Quraish Shihab, sebahagian ulama memahami bahwa ayat ini menjelaskan tentang tiga metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Terhadap cendikiawan yang