17 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Payungan 01 yang berada di kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April, pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan.
3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang peneliti lakukan adalah seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 23 anak, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 10 anak perempuan SD Negeri Payungan 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang
Setiap kelas meliliki 1 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Masing – masing kelas diampu oleh 1 guru kelas yang merangkap sebagai wali kelas, 1 guru agama kristen, 1 guru agama islam, 1 guru olahraga, dan 1 guru mulok yang merangkap sebagai guru SBK. Kegiatan belajar mengajar pada hari senin sampai dengan kamis kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 12.15, sedangkan pada hari jum’at dan sabtu dimulai pada pukul 07.30 yang kemudian diakhiri pada pukul 11.15.
Kondisi ekonomi dari orang tua siswa SD Negeri Payungan 01 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Hal tersebut berdampak pada kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangatlah kurang selain itu sarana dan prasarana sekolah juga minim. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi semangat dan niat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini.
3.2 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan” (Sugiyono, 2009:60). Variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Dalam variabel ini yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri, yang berarti salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable lain yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto, 2008:2-3)
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan
observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
3.4 Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:14) yang berbentuk spiral yaitu dari siklus satu ke siklus berikutnya ( Daryanto, 2011:183). Setiap siklus terdiri atas planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah yang dilaksanakan pada siklus berikutnya ameliputi perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart (1988: 183)
3.5 Rencana Siklus 3.5.1 Rencana siklus I
1. Perencanaan
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri peneliti perlu membuat perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi penerapan model pembelajaran inkuiri.
b. Menyiapkan materi ajar berupa buku IPA kelas 4 SD. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I Siklus I Perbaikan hasil refleksi I Perencanaan tindak II Pelaksanaan tidak II
Siklus II Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II Apabila permasalahan belum teratasi Dilanjutkan siklus berikutnya
d. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa. e. Membuat lembar kegiatan diskusi siswa.
f. Menyusun tes disetiap akhir pertemuan pada siklus 1 untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.
g. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
h. Mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar. b. Melihat kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model inkuiri.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah dirancang oleh guru secara acak.
c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang gaya mempengaruhi gerak benda.
d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang berkaitan dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok.
e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan oleh guru bersama teman satu kelompoknya.
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok.
g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.
i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok.
j. Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.
Kegiatan akhir :
a. Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran. b. Guru memberikan penguatan kepada siswa.
c. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap pertemuan disiklus 1 secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti bersama dengan guru kelas melakukan observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil
observasi.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan dalam penerapannya. Hasil dari pembelajaran sudah sesuai dengan penerapannya atau belum dan pelaksanaan tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada Siklus 1, sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan untuk siklus berikutnya.
3.5.2 Rencana Siklus 2
Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah mengkaji (mengevaluasi) hasil tindakan pada siklus I, meskipun tahap yang akan dilakukan juga sama. Rancangan pelaksanaan siklus terdiri dari tahap-tahap:
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I. Peneliti juga perlu membuat perencanaan sebelum melakukan tindakan, tetapi pada siklus II dilaksanakan setelah melihat hasil dari siklus 1. Pada siklus II ini langkah-langkahnya sama seperti siklus 1 tetapi berbeda kompetensi dasarnya.
2. P elaksanaan Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar. b. Melihat kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model inkuiri.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah dirancang oleh guru secara acak.
c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang gaya dapat mengubah bentuk benda.
d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang berkaitan dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok. e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan oleh
guru bersama teman satu kelompoknya.
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok. g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.
i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok.
j Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.
Kegiatan akhir :
a.Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran. b.Guru memberikan penguatan kepada siswa.
c.Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap pertemuan disiklus II secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti berkerjasama dengan guru kelas untuk melakukan observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil observasi.
4.Refleksi
Hasil kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri akan dianalisis. Analisis tersebut menggunakan pengumpulan data-data yang telah dicatat dalam lembar observasi baik siswa ataupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapat kesimpulan.Hasil analisis akan dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas serta hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi gaya, dengan demikian pembelajaran dapat lebih optimal.
3.6 Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh dari siswa
b. Data Kualitatif
Data Kualitatif diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, catatan lapangan.
3.7 Instrumen Penelitian
Tabel 3.1
Kisi –kisi Lembar Observasi
No Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen
1. Aktifitas siswa dalam pembelajaran tentang gaya mempengaruhi gerak benda dan bentuk benda dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri Kesiapan dalam belajar Menjawab pertanyaan Aktif dalam pembelajaran Aktif dalam berdiskusi Mengerjakan lembar kerja siswa Melaporkan hasil kerja kelompok Menyimpulkan hasil kerja kelompok Siswa Alat perag a Lembar Observa si Catatan lapangan Angket
Melakukan refleksi 2. Ketrampilan guru dalam pembelajaran tentang gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri Mengemukaka n tujuan pembelajaran Melakukan apresiasi Membimbing siswa merumuskan masalah Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok Membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja Membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi kelompok Melakukan evaluasi Menggunakan media secara efektif dan efisien Guru Alat perag a Observa si Catatan lapangan Wawanc ara
Mengelola waktu Melaksanakan refleksi 3. Hasil belajar siswa terhadap materi tentang gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ketrampilan hasil diskusi kelancaran dalam menyampaikan hasil diskusi Siswa Lembar observas i Tes tertulis
Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Kisi-kisi butir soal tes tertulis siklus 1 sapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes Siklus 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan / atau bentuk suatu benda 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda menyebutkan bentuk gaya 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Mendemonstrasikan
bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu benda 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Menyimpulkan hasil percobaan 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 Mengkomunikasikan hasil percobaan 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Siklus 2 Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Item 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan / atau bentuk suatu benda 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk suatu benda
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Menyimpulkan hasil percobaan 16, 17, 18, 19, 20 Mengkomunikasikan hasil percobaan 21, 22 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
3.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah: Analisis kuantitatif
a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil tes siklus 1 dengan hasil tes siklus 2. Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus yang telah digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM= 6. Hasil belajar dapat diukur apabila setiap siswa telah mencapai KKM= 65, maka dikatakan tuntas dan berhasil.
Untuk menghitung hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:
Menghitung ketuntasan hasil belajar
Persentase= X 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas telah tuntas belajar.
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan angket dianalisis dengan deskriptif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.
3.9 Uji Instrumen
3.9.1 Analisis Validitas Instrumen
Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang diukur (Dwi Priyatno, 2010:90). Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketetapan suatu item kuisioner atau skala, apakah item-item pada kusioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat skor koefisien korelasi yang digunakan untuk mengatur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikasi 0, 50, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penelitian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal0, 30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0, 30 menjadi 0, 25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0, 20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikan 0, 05 (signifikan
5% atau 0, 05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate pearson ( Produk Momen Pearson) dan Corected Item- Total Correlation.
Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri Mukiran 04 maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi for windows dan hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk
Instrumen Item Soal Valid
Tidak Valid 1 Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30 9, 12, 15, 18, 19, 21, 26 2 Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 23, 24, 26, 27, 30 9, 11, 18, 19, 20, 22, 25, 28, 29
Gambar tabel menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis dari 30 soal tes siklus 1 terdapat 7 soal yang correted item to total correlation ≤ 0,2 sehingga item tidak valid. Demikian juga halnya dengan 30 soal tes siklus 2 yang
telah dianalisis diperolrh hasil 9 soal tes yang correted item to total correlation ≤ 0,2 sehingga tidak valid.
3.9.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulangan, formula belah dua dari Spearman Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Chronbach,s Alpha, metode formula KR- 20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering digunakan mahasiswa adalah dengan menggunakan metode Chronbach,s Alpha.
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik. Hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada lampiran. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk Soal Koefisien Alpha Kriteria
1 Pilihan Ganda 0, 817 Reliabilitas baik
2 Pilihan Ganda 0,818 Reliabilitas baik
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari uji reliabiliras 30 item soal evaluasi 1 diperoleh Koefisien Alpha= 0, 817 yang termasuk dalam kriteria reliabilitas dapat diterima karena nilai alpha lebih dari 0, 8. Demikian juga dari uji
reliabilitas 30 item soal evaluasi 2 diperoleh Koefisien Alpha 0, 818 yang termasuk dalam kriteria reliabilitas baik karena alpha lebih dari 0, 8.
3.9.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Agar dapat diperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011 : 137)
Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan tabel Rose dan Stenley dengan kriteria berikut ini:
Tabel 3.4
Tabel Rose dan Stenley
Persentase Option Kategori
2 3 4 5 16 50 84 0, 16n 0, 50n 0, 84n 0, 213n 0, 667n 1, 20n 0, 24n 0, 75n 1, 26n 0, 256n 0, 80n 1, 344n Mudah Sedang Sukar Keterangan:
1. Option 2 adalah bentuk benar-salah
2. Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan ganda
3. n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes
Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
SR + ST Keterangan:
1. SR adalah siswa yang menjawab salah satu dari kelompok rendah.
2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi (Sudjana, 2011: 138 – 139)
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah alat atau instrumen pengumpulan data. Pengambilan data dilakukan selama proses pembelajaran dengan mengambil skor prestasi belajar siswa dalam bentuk tesdi akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran (sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran). Teknik dan alat pengumpulan data memiliki makna yang berbeda. Teknik pengumpulan data memiliki arti cara atau prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data berarti instrumen atau perangkat yang dihunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:12).
Alat pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tes dan non tes. Instrumen yang berwujud tes digunakan pada variabel yang mengukur pengetahuan, kemampuan dan kompetensi sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki cakupan luas, tidak mengandung unsur benar atau salah seperti sikap, kepemilikan, pribadi, dan lain-lain.
Teknik pengumpulan data ysng digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 teknik yaitu:
a. Observasi
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:26) menjelaskan bahwa:
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui observasi dan pencatatan perilakusubjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang digunakan untuk mengibservasi dapat berupa lembar observasi atau check list.
Alat tersebut, perilaku yang diamati sudah tertulis sehingga pada saat peneliti melakukan observasi, peneliti tinggal memberikan tanda cek atau skor nilai.
Perkembangan dan kemajuan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan observasi. Peneliti bertugas untuk melakukan obsevasi dan penilaian melalui pengamatan lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 4 SD Negeri Payungan 01.
b. Teknik Tes
Endang Mulyatiningsih (2010:25) mengungkapkan bahwa:
Tes merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengatur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengatur kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan mendapat skor dan jawabn salah tidak mendapat skor. Hasil pengukuran dengan menggunakan tes termasuk kategori data kuantitatif.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat nilai siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar IPA. Tes diadakan setiap akhir pertemuan disetiap pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
c. Teknik Non Tes
Endang Mulyatiningsih (2010:26) mengungkapkan bahwa:
Teknik pengumpulan data non tes mengandung pengertian ‘tidak ada jawaban yang benar ataun salah’. Teknik pengumpulan data ini bisa digunakan untuk mengukur pendapat/opini, sikap, motivasi, kinerja, dan lain-lain. Respon yang diberikan oleh subjek penelitian dapat diberi skor, tetapi skor tersebut tidak digunakan untuk memberi nilai benar atau salah. Respon subjek penelitian dapat dikategorikan pada skala positif atau negatif, muncul atau tidak muncul, baik atau kurang baik dan sesuai atau tidak sesuai. Respon positif kemudian diberi skor lebih tinggi dari respon negatif. Beberapa teknik pengumpulan data non tes antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
d. Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata(Abdul Mutholib, 2009:18), “studi dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokuman trtulis, gambar, maupun elektronik”. Dalam penelitian ini model yang digunakan peneliti adalah model pembelajaran inkuiri. Model ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, nomer induk, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SD Negeri payungan 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014.
3.9 Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yang pencapaian nilai KKM= 65. Dalam penelitian ini dikatakan mencapai ketuntasan klasikal apabila ketuntasan mencapai 100%. Jika pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan 100% maka akan di lakukan siklus 2.