• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian – bagian dan fenomena serta hubungan – hubungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kuantitatif ini adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam komponen masalah, variable dan indikator (Sumanto, 1995). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena dalam penelitian ini ingin mengetahui pengukuran hubungan antar variabel secara objektif.

3.2 Jenis Penelitian

Menurut Sekaran (2003, p.18) desain penelitian adalah “suatu rencana penelaahaan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah”. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan jenis penelitian bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian asosiatif dapat ditemukan kejadian – kejadian relatif, distributif, dan hubungan – hubungan antar

(2)

variabel sosiologis maupun psikologis. Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), role challenges of ethics officers (Y), dan kinerja ethics officer(Z).

Unit analisis yang dituju dalam penelitian ini adalah para karyawan yang berada dalam unit atau divisi perusahaan yang berada dibawah pengawasan ethics officerpada PT. Indomuda Satria Internusa dantime horizon yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan time horizon cross sectional. Menurut Sekaran, Uma (2007, p.177) studi cross sectional adalah sebuah studi yang pengumpulan datanya hanya dilakukan satu kali. Desain peneltian dalam skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan peneltian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Assosiatif Survei Individual =

karyawan

Cross-Sectional

T-2 Assosiatif Survei Individual =

karyawan

Cross-Sectional Sumber : (Penulis, 2012)

Keterangan :

-T-1 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Personal Competencies(X1) dan Individual Factors(X2)terhadap Ethics

(3)

Officer’s Performance(Z)didalam PT. Indomuda Satria Internusa secara parsial maupun simultan.

-T-2 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh Personal Competencies (X1), Individual Factors (X2)dan Role Challenges of Ethics Officers(Y) terhadap Ethics Officer Performance (Z) PT. Indomuda Satria Internusa secara parsial maupun simultan

Berdasarkan tabel 3.1, proses pengambilan informasi pada penelitian ini didapat dari para karyawan dengan pengumpulan data sebanyak satu kali pada waktu tertentu (cross sectional).

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p.11). Definisi operasional variabel merupakan penjelasan pengertian dari teori variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dan sesuatu(objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori.

Penggunaan skala pada awal penelitian adalah skala ordinal karena data yang diperoleh dari kuesioner akan berbentuk ordinal, yaitu hanya menyatakan peringkat tanpa disertai jarak atau interval antar peringkat (Indriantoro dan Supomo, 2002, p.98). Kemudian dalam pengolahan akan diubah menjadi data interval dengan transformasi data karena ini merupakan salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala

(4)

interval (Riduwan dan Kuncoro 2008, p.30). Kemudian pengukuran skala sikap yang dipakai adalah skala Likert yang menurut Istijanto (2010, p.87) berguna untuk mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan. Skala Likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu 5 untuk alternative “sangat setuju”, angka 4 untuk “setuju, angka 3 untuk “netral”, angka 2 untuk “tidak setuju”, dan angka 1 untuk alternative “sangat tidak setuju” (Mudrajad, 2003:p.104). Untuk singkatnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Variabel Dimensi/Sub

Variabel Indikator Skala Pengukuran Model Skala Pengukuran Kompetensi Pribadi (X1) Pemahaman secara rinci yang dimiliki seseorang/individu tentang keahlian atau skill yang diterapkan dengan atau dalam bentuk apapun untuk setiap masalah atau aplikasi (Adobor, 2006) Technical Knowledge, Business Knowledge (Technical Knowledge): Pemahaman tentang hukum atau peraturan yang berlaku. Pemahaman tentang keahlian yang dibutuhkan oleh ethics officer (Business Knowledge): Pengetahuan Ordinal yang ditransfor m menjadi interval Skala Likert

(5)

tentang bisnis perusahaan. Pengetahuan tentang peraturan & ketentuan yang terdapat didalam perusahaan. Faktor – Faktor Individual (X2) Faktor - faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang nantinya dapat membantu mengurangi atau malah menimbulkan stress dalam pekerjaan yang terjadi didalam lingkungan kerja (Adobor, 2006). Tolerance of ambiguity, Locus of control, Moral Character, Individual orientation and leadership behaviour (Tolerance of ambiguity): Kemampuan untuk bekerja didalam lingkungan kerja yang dipenuhi informasi yang tidak relevan. Mampu bekerja tanpa bergantung kepada informasi. (Locus of Control): Memberikan hak kepada pihak lain untuk Ordinal yang ditransfor m ke interval Skala Likert

(6)

menyumbangk an ide sebelum membuat keptusan. Berani mengambil resiko. (Moral Character): Melihat efek jangka panjang dari keputusan yang akan diambil. Mengambil keputusan dengan memperhatika n pihak eksternal dan internal perusahaan. (Individual Orientation and leadership behaviour): Penggunaan gaya kepimimpinan

(7)

transformasion al dalam menjalankan pekerjaan. Role Challenges of Ethics Officer (Y) Hambatan - hambatan yang mungkin akan dialami oleh ethics officer dalam menjalankan pekerjaannya, hambatan – hambatan ini nantinya dapat mempengaruhi efektivitas kinerja ethics officer (Adobor, 2006). Role Conflict, Role Ambiguity, Task Complexity, Low Task Visibility (Role Conflict): Peraturan yang bertentangan dengan sifat ethics officer. Banyaknya permintaan dari beberapa stakeholder. (Role Ambiguity): Ketidakjelasan tujuan ethics officer. Pemahaman yang kurang terhadap tugas yang dijalankan. (Task Complexity): Ordinal yang ditransfor m ke interval Skala Likert

(8)

Tugas yang tidak terstruktur dan membingungka n. Kinerja Ethics Officer (Z) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. (Adobor, 2006). Ethics officer effectiveness (Ethics Officer’s Effectiveness): Keterampilan komunikasi yang baik. Membentuk kredibilitas. Mampu bekerja dengan maksimal didalam situasi yang menyulitkan. Ordinal yang ditransfor m ke interval Skala Likert Sumber : (Penulis, 2012)

Berdasarkan tabel 3.2, telah didapatkan variabel personal competencies, individual factors, role challenges of ethics officer, dan ethics officer’s performance yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan

(9)

diinterpretasikan untuk mengetahui bagaimana variabel – variabel tersebut mempengaruhi satu sama lain.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subjektif yaitu jenis data berupa opini, pengalaman, karakteristik, atau sifat dari individu atau kelompok yang menjadi subjek dalam penelitian ini (responden).

Sumber data dan penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya data tanpa melalui perantara. Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media dan perantara lain. Dalam penelitian ini, data yang lebih banyak digunakan adalah data primer, data primer tersebut didapat dengan cara menyebar kuesioner dan menggunakan data sekunder yang didapat dari perusahaan sebagai bahan referensi. Jenis dan sumber data penelitian dirangkum kedalam tabel berikut :

Tabel 3. 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Variabel Sumber Data Jenis Data

Kompetensi Pribadi Kuesioner dan wawancara

Kuantitatif

Faktor – Faktor Individual

(10)

Role Challanges of Ethics officer

Kuesioner Kuantitatif

Kinerja Ethics Officer Kuesioner Kuantitatif Sumber : (Penulis, 2012)

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif yang menurut Istijanto (2010, p39) yaitu data yang dikumpulkan dengan pertanyaan yang terstruktur seperti menyediakan alternative jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan ke responden lalu jawaban para responden diubah menjadi angka dan dipaparkan melalui pendekatan statistik (2010, p94).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Nasir dalam buku Riduwan & Kuncoro (2008, p213), mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang dipergunakan dalammelaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka,keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Maka, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Library research (studi pustaka)

Penelitian ini dilakukan dengan membaca, mempelajari dan mencatat dari text book serta berbagai sumber lain seperti jurnal dan internet. Data ini berguna sebagai landasan teori pada penelitian ini.

(11)

2. Field research - Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan yang ditunjukan untuk substansi dibawah ethics officer yang terdapat di PT. Indomuda Satria Internusa guna mendapatkan informasi mengenai personal competencies, individual factors , organization context,role challengers of ethics officer dan ethics officer’sperformance. Data kualitatif yang berasal dari kuesioner kemudian akan diolah menjadi data kuantitatif. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat dengan skala likert dengan pemberian bobot sebagai berikut :

• (SS)Sangat Setuju = 5 • (S)Setuju = 4 • (KS) Kurang Setuju = 3 • (TS) Tidak Setuju = 2

• (STS) Sangat Tidak Setuju

= 1 - Wawancara

Dilakukan dengan tanya jawab secara langsung pada observasi awal dengan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperluukan,

(12)

sehingga mendukung penelitian.Karena metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, wawancara disini digunakan hanya sebagai pendukung dari informasi literatur atau teori yang ada dalam penelitian.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Sementara itu, sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili krakteristik populasi secara keseluruhan. (Sarjono & Julianita, 2011, p.21)

Berdasarkan Sarjono & Julianita (2011, p.22) peneliti tidak perlu menggunakan sampel jika elemen populasi terlalu heterogen ataupun jumlah populasinya relatif sedikit (kurang dari 100) karena penghitungan sampel dengan jumlah populasi yang kurang dari 100 akan menghasilkan jumlah sampel yang sangat sedikit. Jumlah sampel yang terlalu sedikit dikhawatirkan akan membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat sehinga disarankan untuk mengambil seluruh anggota populasi sebagai sampel.

Memperhatikan hal tersebut diatas, karena jumlah populasi yang penulis teliti kurang dari 100 maka penulis mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel

(13)

3.7 Metode Analisis

Setelah data diperoleh, akan dilakukan langkah-langkah analisis data yang menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS v.17 untuk menyusun 2 subtruktur dalam penelitian ini :

Tabel 3.4 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode Analisis

T-1 Path Analysis dan Pearson Corelation T-2 Path Analysis dan Pearson Corelation Sumber : (Penulis, 2012)

Berdasarkan tabel 3.4, didalam penelitian ini terdapat 2 tujuan penelitian yang berbentuk sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, kedua substruktur tersebut menggunakan dua metode analis, yaitu : analisa jalur atau path analysis dan pearson corelation. Sub-struktur 1 dan 2 ini nantinya akan menjalani beberapa tahap pengolahan data seperti transformasi data ordinal menjadi interval, uji validitas & reliabilitas, uji normalitas, analisa pengaruh, dan analisa jalur.

3.7.1 Sub-Struktur 1

Tujuan penelitian yang pertama disini adalah berupa sub-struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi Pribadi (X1), Faktor – Faktor Individual (X2), dan Role Challenges of Ethics officer (Y). Sub-struktur 1 ini, bertujuan untuk menganalisa pengaruh antar variabel – variabel tersebut. Untuk mendapatkan

(14)

hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan tahap transformasi data, uji validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum melakukan tahap analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-struktur 1 ini.

3.7.1.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval Menurut Riduwan &Kuncoro (2008, p30) menyatakan bahwa mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (method of successive interval).

Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval secara manual adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan;

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3 dan 4 yang disebut frekuensi; 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden

dari hasilnya disebut proporsi;

4. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;

(15)

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh;

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

7. Tentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus;

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y= NS + (1+(NSmin)

Sementara, metode transformasi data ordinal menjadi data interval juga dapat dilakukan menggunakan software Microsoft Excel. Metode MSI dengan bantuan Microsoft Excel tersebut memerlukan program tambahan stat97.xla (Sarwono, 2012, p241-242). Langkah-langkah mengubah data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan Microsoft Excel tersebut adalah:

1. Buka excel

2. Klik file stat97.xla -> klik enable macro 3. Masukkan data yang akan diubah

Pilih Add In ->Statistics ->Successive Interval

Pilih Yes

Pada saat kursor di Data Range, blok data yang ada sampai selesai

(16)

Klik di kolom baru untuk membuat output

Tekan Next

Pilih Select all

Isikan minimum value 1 dan maximum value 9

Tekan Next

Tekan Finish

Hasil yang didapat dari proses transformasi data ordinal menjadi interval ini nantinya akan dapat digunakan untuk uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan berguna untuk melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur.

3.7.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid (sah) atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untukmengungkapkan variabel yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan dengan total skor variabel. Sedangkan untuk mengetahui skor masing-masing item pernyataan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut(Sarjono & Julianita,2011) :

(17)

1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid

3. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang mempunyai indikator dari variabel, suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sarjono & Julianita, 2011, p45).

3.7.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

(18)

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik normal probability plot(Sarjono & Julianita, 2011).

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Data berdistribusi normal Ha: Data berdistribusi tidak normal Pengambilan keputusan:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak

Kemudian, uji grafik dilakukan dengan membentuk satu satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Dasar pengambilan keputusan memenuhi uji normalitas atau tidak, adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, makaregresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(19)

Analisis korelasi merupakan analisis mengenai kuat lemahnya hubungan antar variabel yang diteliti. Untuk mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi, dapat dilihat pada tabel interpretasi nilai r(Riduwan, 2005).

Tabel 3.5 Metode Analisis Data Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita (2011)

Selanjutnya, dasar pengambilan keputusan Uji Sig. pada analisis korelasi adalah sebagai berikut:

• Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.

• Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.

Setelah mendapatkan analisa pengaruh dari antar variabel yang mempunyai pengaruh satu sama lain, baru

(20)

dapat dilakukan analisa jalur terhadap variabel X1, X2, Y dan Z.

3.7.1.5 Analisa Jalur (Path Analysis)

Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2012, p1-2), analisis jalur (path analysis), yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Manfaat analisis jalur adalah ( Riduwan & Kuncoro, 2012) :

• Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti

• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas, dan prediksidengan path analysis ini bersifat kualitatif

• Faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas mana yang berpengaruhdominan terhadap variabel terikat, juga digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

(21)

Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

Asumsi-asumsi path analysis( Riduwan & Kuncoro, 2008):

Pada model path analysis, hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif danbersifat normal

• Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yangterbalik

• Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio

Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampeluntuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untukdipilih menjadi anggota sampel

Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid danreliable artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

• Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkanteori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji ataudiuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang

(22)

mampu menjelaskanhubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

3.7.1.6 Analisis Jalur (Path Analysis) Berdasarkan Pendekatan SPSS

Berdasarkan Sarjono dan Julianita (2011) terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan jalur, yaitu SPSS dan Lisrel. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan analisa jalur menggunakan pendekatan SPSS karena SPSS dapat memberi tampilan data yang lebih informatif, yaitu menampilkan data sesuai dengan nilainya. Menurut Riduwan & Kuncoro (2012, p116-118), ada beberapa langkah pengujian analisis jalur (path analysis) yaitu sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Persamaan Sub-struktural 1 :

(23)

Y = a + b1X1 + b2X2 +…..+ bnXn

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a) Gambarkan diagaram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X).

b) Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan Persamaan regresi berganda :

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

a. Kaidah pengujian signifikan secara manual: menggunakan tabel F

b. Kaidah pengujian signifikan : program SPSS

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥

(24)

sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan

3.7.1.7 Korelasi Pearson

Berdasarkan Riduwan dan Ahmad Kuncoro (2007,p61) untuk mengetahui hubungan antara variabelX1 dengan X2, X1 dengan Y,X2 dengan Y, dan X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson Product Moment, dengan rumus :

(25)

Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ + 1. apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r =0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan, 2005). Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada table interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.6 Arti Nilai r

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,000 Sangat kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat rendah

Sumber : Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita (2011)

Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signifikan dari hubungan antara variabel X terhadap Y. uji signifikansi adalah sebagai berikut :

Hipotesis

Ho: Variabel X tidak Memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y

(26)

Ha : Variabel X Memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y

Dasar Pengambilan keputusan

Sig ≥α Ho diterima, Ha ditolak Sig <α Ho ditolak, Ha diterima

Ket : α(alpha) = tingkat presisi, batas ketidak akuratan (1- tingkat kepercayaan)

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

Dimana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah koefisien korelasi ( Riduwan dan Kuncoro, 2011, p162).

3.7.2 Sub-struktur 2

Sub-struktur 2 merupakantujuan penelitian yang kedua, variabel-variabel yang terdapat dalam sub-struktur ini sama dengan sub-struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi Pribadi(X1), Faktor – Faktor Individual(X2), dan Role Challenges of Ethics officer (Y) dan ditambah dengan kehadiran 1 buah variabel lagi, yaitu Kinerja Ethics Officer (Z). Sub-struktur 2 ini, bertujuan untuk menganalisa pengaruh seluruh variabel – variabel tersebut. Untuk mendapatkan hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan tahap yang sama seperti sub-struktur 1, yaitu transformasi data, uji

(27)

validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum melakukan tahap analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-struktur 1 ini.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Berdasarkan penelitian yyang telah diuraikan, hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :

Dasar pengambilan keputusan : Sig > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak Sig < 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima

Untuk T-1

T-1 terdiri dari variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer(Y), yang mana nanti hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian yang pertama (sub-struktur 1). T-1 akan menganalisa hubungan antara variabel – variabel tersebut.

•Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)dengan role challenges of ethics officer (Y)

(28)

- Ho : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2), tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

- Ha : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual(X2) memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa Hipotesis :

Ho : Kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara terhadap role challenges of ethics officer(Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : Kompetensi pribadi (X1) memiliki kontribusi yang signifikan secara terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa Hipotesis :

Ho : Faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan denganrole challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

(29)

Ha : Faktor – faktor individual(X2) memiliki kontribusi yang signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Untuk T-2

T-2 terdiri dari variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan role challenges of ethics officer(Y), dan kinerja ethics Officer(Z) yang mana nanti hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian yang kedua (sub-struktur 2). T-2 akan menganalisa hubungan antara variabel – variabel tersebut secara keseluruhan.

•Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor Individual (X2), danrole challenges of ethics officer (Y) terhadap kinerja ethics officer (Z)

Hipotesis :

- Ho : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan role challenges of ethics officers (Y) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

- Ha : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan role challenges of ethics officers (Y) memiliki pengaruh yang

(30)

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

•Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : kompetensi pribadi(X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap Kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

•Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : faktor – faktor Individual(X2)tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

(31)

Ho : role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dasar Pengambilan Keputusan

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar 5% atau 0.05

Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima. Bila sig ≤ 0.05 maka Ha diterima.

(32)

3.9 Flow ChartMetodologi

Tahapan untuk analisa seluruh variabel – variabel dalam peneletian skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Figure 3.1 Flow Chart Metodologi

Berdasarkan figure 3.1 data yang telah dikumpulkan akan dilakukan analisis jalur (path analysis) terkait seberapa besar pengaruh kompetensi pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics officer dan dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer pada PT. Indomuda Satria Internusa.

(33)

Apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur (path analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak yang diperoleh terhadap efektivitas kinerja ethics officer yang baik (tinggi), maka diharapkan perusahaan dapat terus mempertahankan ethics officer yang ada terkait kompetensi pribadidan faktor – faktor individual agar dapat terus meningkatkan kinerjanya agar tercipta aktivitas – aktivitas bisnis yang tetap memperhatikan lingkungan sekitar sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

Apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel kompetensi pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer maka berarti ada faktor lain yang menyebabkan rendahnya kinerja ethics officer, diluar dari kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, dan role challenges of ethics officer.

Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai peningkatan keunggulan bersaing perusahaaan.

3.10Rancangan Pemecahan Masalah

pertama – tama akan dilakukan akan dilakukan tahap pengamatan dan peninjauan objek penelitian, pada tahap ini dilakukan peninjauan dan pengamatan terhadap kondisi perusahaan secara umum. Dalam kegiatan ini dilakukan

(34)

wawancara terhadap manager HRD perusahaan untuk mendapatkan gambaran umum terhadap perusahaan. Setelah melakukan peninjauan dan pengamatan, penulis kemudian melakukan identifikasi permasalahan berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari perusahaan. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi pada perusahaan, maka penulis melakukan studi kepustakaan untuk mencari metode yang sesuai untuk membantu penulis dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Setelah melakukan studi pustaka penulis akan mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada para karyawan yang berada dibawah pengawasan ethics officer, data yang telah dikumpulkan

Setelah proses pengumpulan data telah selesai, akan langsung masuk proses pengolahan data, apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur (path analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadi dan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak yang diperoleh terhadap efektivitas ethics officer itu baik (tinggi), maka diharapkan perusahaan dapat terus mempertahankan dan mengembangkan program-program (seperti rekrutmen dan seleksi) yang berkaitan variabel kompetensi pribadi dan faktor – faktor individual agar dapat terus meningkatkan efektivitas kinerja ethics officer melalui peningkatan atau perbaikan role challenges of ethics officer.

Sementara, apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel kompetensi pribadi dan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer, dan efektivitas kerja ethics officer tinggi atau baik maka berarti ada faktor lain yang

(35)

menyebabkan kinerja ethics officer tinggi atau baik, diluar dari kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, dan role challenges of ethics officer. Dengan telah didapatkanya hasil analisa data melalui analisa pengaruh dan analisa jalur, penulis akan merangkum kesimpulan dan saran bagi perusahaan terkait dengan masalah ethics officer yang terdapat pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengangkatan seorang ethics officer yang bertugas untuk memonitori aktivitas – aktivitas bisnis perusahaan agar tetap dapat memenuhi target dan profit yang ingin dicapai sambil tetap memperhatikan peraturan dan batasan – batasan yang berlaku. Dengan adanya ethics officer yang dapat bekerja dengan baik, diharapkan perusahaan tetap dapat menjalani aktivitas bisnisnya tanpa harus melanggar peraturan dan norma yang berlaku disekitarnya.

Gambar

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian  Variabel  Konsep Variabel  Dimensi/Sub
Tabel 3. 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tabel 3.5 Metode Analisis Data  Interval Koefisien  Tingkat Hubungan
+3

Referensi

Dokumen terkait

4) Indikator Persentase perkara yang dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan harus diselesaikan. Indikator ini mengukur persentase perkara yang diselesaikan oleh Majelis Hakim

jenis sapaan yang digunakan masyarakat Dayak Tamambaloh, di desa Banua Ujung, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu terbagi menjadi sapaan nama diri (sapaan

Implikasi yuridis penerapan persentase ambang batas permohonan dalam pengajuan sengketa hasil pemilihan kepala daerah adalah tidak dapat diterima permohonan

Utomo (Tommy, 2010:14) menyatakan bahwa loyalitas karyawan dapat dikatakan sebagai kesetiaan seseorang terhadap suatu hal yang bukan hanya berupa kesetiaan fisik semata,

Oleh karena tabel silang yang terbentuk adalah 2x2, maka juga digunakan pendekatan Fisher’s Exact test yang menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0.045 yang juga lebih kecil

bahwa Negara Indonesia telah mengesahkan Konvensi tentang Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah dalam upaya

Keragaman acak pada H1 menurun sangat besar dibandingkan dengan H0, menunjukkan tidak adanya perubahan peluang sepanjang urutan bertelur ketika pengaruh dari jenis

Sistem klasifikasi diatas disusun berdasarkan kriteria berikut: (1) tingkat ketelitian interpretasi minimum dengan menggunakan penginderaan jauh harus tidak kurang dari 85%,