• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI PERUBAHAN POLA PIKIR MASYARAKAT DESA SIGAPITON KABUPATEN TOBASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI PERUBAHAN POLA PIKIR MASYARAKAT DESA SIGAPITON KABUPATEN TOBASA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI PERUBAHAN POLA

PIKIR MASYARAKAT DESA SIGAPITON KABUPATEN TOBASA

1).R. Elfrida Panjaitan 2)Nancy Florida Siagian 1).Sekretari, Politeknik Bisnis Indonesia email :: elfridapajaitan34@yahoo.co.id 2). Keuangan perbankan, Politeknik Bisnis Indonesia Email: siagiannancyflorida@gmail.com

ABSTRACT

The development of the tourism industry has a fairly strong influence on a regional development in the area around the tourist attraction. Similar to tourism in the Sigapiton area, the tourism sector acts as the most important element that can improve the regional economy and the local community. The results of preliminary research in the Sigapiton village tourism object, the government has established a home stay for the local area which is to improve the local economy. The purpose of this study is to explain tourism apologies by developing tourism strategies in the community-based sigapiton village and groups in the village. This research method used is descriptive research type with a qualitative approach, and data collection techniques used are data reduction and presentation.

These results indicate, there are several factors that become the basis for determining the development of tourism in the area of sigapiton namely the mindset (perspective). Community involvement as a tourism business actor that has a large benefit in tourism activities is intended for the community itself.

Kata kunci :Strategy, tourism, mindset

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan potensi yang besar disegala sektor, salah satu sektor pariwisata. Sebagai Negara yang memiliki potensi pariwisata yang besar, tentu membuat sektor pariwisata Indonesia menjadi sorotan. Industri pariwisata di Indonesia dapat perhatian khusus oleh pemerintah baik itu

dipemerintah pusat maupun daerah dalam

mengembangkan potensi pariwisata.

Wilayah yang sudah dicanangkan oleh pemerintah dalam hal destinasi pariwisata pada tahun 2017 salah satunya ialah provinsi Sumatera utara yakni desa Sigapiton. Desa sigapiton adalah salah satu desa yang dimana terletak dikabupaten

Pariwisata yang tujuannya ialah untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Tapi hal itu tidak berjalan dengan harapan,

pendirian home stay yang diusung oleh

kementerian pariwisata tidak serta merta

meningkatkan perekonomian masyarakat

melainkan tidak ada pengaruh sama sekali. Hal itu disebabkan oleh pola fikir masyarakat yang kurang maju (masih memikirkan keuntungan pribadi). Hasil diskusi peneliti dengan kepala desa bapak J. Epentus Gultom, ketika menanyakan hal itu mengapa terjadi kepala desa mengatakan bahwa “

masyarakat kalau disuruh kumpul untuk

penyuluhan itu selalu menanyakan apakah ada uang duduk (uang saku) atau tidak ketika diadakan pertemuan.” Cara pandang masyarakat inilah yang membuat sulit untuk penigkatan perekonomian melalui sektor pariwisata didaerah ini sulit

(2)

merupakan sarana untuk mencapai tujuan.Secara konsepsional strategi pengembangan strategi pengembangan dalam konteks agropolitan adalah upaya untuk melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan.

Pariwisata merupakan suatu kegiatan untuk melakukan perjalanan yang bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan tujuan lainnya

Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah satu keatipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berfikir untun menemukan pemahaman/pengertian yang kita kehendaki. Menurut Adi W. Gunawan dalam Yoga (2008) Pola pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.

Sedangkan menurut Paul B. Horton mengatakan

bahwa masyarakatadalah sekumpulan manusia yang

relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama dan sebagian besar kegiatannya dalam sekelompok itu.

Menurut Soejono Soekanto masyarakat

pada umumnyamemiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Manusia yang hidup bersama sekurang-

kurangnya terdiri atas dua orang.

2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu

yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul sisstem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.

3. Sadar bahwa mereka merupakan satu

kesatuan.

4. Merupakan suatu system hidup bersama.

System kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkain satu sama lain.

Berdasarkan para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang dimana pokoknya ditentukan oleh nilai- nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu dalam meneliti sekelompok manusia, objek ,kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan mengkaji strategi pengembangan pariwisata melalui perubahan pola pikir masyarakat Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa. Selain itu, Satori dan Komariah (2011:23) juga memaparkan bahwa :“Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya dan lain sebagainya”.

(3)

Fokus Penelitian ini pada kajian terhadap strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Ajibata. Peneliti mencoba menjelaskan potensi dan strategi terhadap pengembangan pariwisata melalui pola pikir masyarakat desa Sigapiton.

Bahwa populasi adalah keseluruhan subjek/objek yang dijadikan sebagai data dalam penelitian yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudiam ditarik kesimpulan. Populasi target dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sigapito Kecamatan Ajibata

Kabupaten Tobasa, sedangkan populasi

terjangkau adalah 8 dusun.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Gambaran Umum Desa Sigapiton

Desa Sigapiton berada di sebelah Timur Danau Toba yang diapit oleh dua bukit yaitu bukit Sigeang-geang dan bukit Silali Untuk menempuh desa Sigapiton pengunjung bisa memilih dua jalur, baik darat maupun transportasi air. Lokasi tersebut berada di sebelah timur Danau Toba . Dari Pelabuhan Ajibata atau Parapat, dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 45 menit serta kurang lebih berjarak 10 Km.

Dapat juga ditempuh dengan jalur darat dari Ajibata hanya membutuhkan waktu satu jam. Namun, Jalan darat belum layak dan kurang memungkinkan. Sedangkan dari Ibu kota Tobasa, Balige bisa ditempuh menggunakan kapal dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam serta jarak kurang lebih 20 Km.

Jumlah Penduduk Desa Sigapiton Tahun 2019

Jumlah penduduk desa Sigapiton sebanyak 502 jiwa terdiri dari 248 laki-laki dan 254 perempuan ,yang tersebar di 3 dusun yang letaknya di lembah diantara 2 bukit bukit .

Tabel Jumlah Penduduk Desa Sigapiton Tahun 2019

Sumber : dibuat oleh peneliti sendiri Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sigapiton

Desa Sigapiton kecamatan Ajibata memiliki penduduk yang tersebar di tiga dusun/lumban memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi mulai dari yang tidak

sekolah sampai dengan tingkat perguruan

tinggi.Tingakat pendidikan tentunya mempengaruhi pola pikir suatu daerah. Informasi mengenai tingkat pendidikan mempunyai arti penting dalam rangka memetakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di

suatu wilayah. SDM yang memiliki latar

belakang/tingkat pendidikan yang memadai memiliki pola pikir yang lebih maju ,akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada pembangunan daerahnya .Sesuai tabel dibawah yang berusia lima tahun ke atas yang terbanyak adalah lulusan SD (Sekolah Dasar), yakni sejumlah 258 orang. Jumlah penduduk yang tamat perguruan tinggi/akademi merupakan kelompok terkecil.

Tabel Tingkat Pendidikan penduduk Desa Sigapiton Tahun 2019 N o Dusu n PT Di p lo m a SL T A S L T P SD Tidak /belu m SD Jum lah 1 I (Satu ) 17 22 22 103 17 188 2 II (Dua) 2 3 29 11 67 3 115 3 III (Tiga ) 3 2 58 20 88 28 199 Jumlah 5 22 109 53 258 48 502

Sumber : Dibuat oleh peneliti sendiri Mata Pencaharian Penduduk Desa Sigapiton

Penduduk desa sigapiton yang tersebar di tiga

(4)

Sigapiton Tahun 2019 N o Dusun /Lumb a n Pet a ni Nelaya n Pega w ai Lainn y a 1 I (Satu) 80 9 8 0 2 II (Dua) 47 1 0 3 3 III (Tiga) 41 24 0 0 Jumlah 178 34 8 3

Sumber : dibuat oleh peneliti sendiri Organisasi/Kelompok Masyarakat Desa

Sigapiton

Keberadaan organisasi yang ada di desa

sigapiton sudah cukup banyak apabila

dibandingkan dengan jumlah penduduk dan kegiatan penduduknya,seperti pada tabel 4.4 dibawah ini

Tabel Organisasi/Kelompok Masyarakat Desa Sigapiton Tahun 2019

No Nama Kelompok Jumlah

1 Pemuda Pancasila (PP) 12 2 Karang Taruna 30 3 PKK 17 4 SPP 10 5 Arisan Nairasaon 22 7 Arisan parna 21 8 Arisan Gultom 20

Sumber : dibuat oleh peneliti sendiri

Daftar Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Desa Sigapiton

Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) didesa Sigapiton sudah terbentuk sejak tahun 2018 dan telah mempunyai anggota 20 orang dan struktur organisasi yang terdapat pada tabel 4.5

Tabel Daftar Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Desa Sigapiton Tahun 2019

No Nama Jabatan

Bidang Usaha

1 Hiras Butar-Butar Ketua Homesta

y

2 Ramika Manik Bendahar

a Homesta y 3 Noralin Sinaga Sekretaris Homesta y

Sumber : dibuat oleh peneliti sendir Potensi Pengembangan Parawisata Sigapiton

Potensi wisata yang dimiliki desa Sigapiton adalah antara lain:

1. The Kaldera Toba Nomadic Escape Pembangunan

Toba Nomadic Escape di lahan zona otorita, telah dilakukan BPODT sejak awal tahun 2019. Atau

setelah proses penyerahan sertifikat hak

pengelolaan (HPL) Tahap I seluas 279 Ha dari

386,72 Ha di Kecamatan Ajibata,

Kabupaten Toba

Samosir. HPL diserahkan pada Desember 2018 yang lalu.Menurut Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo, sejak awal tahun 2018 pembangunan fisik berkelanjutan mulai dilaksanakan dengan fokus pada lahan seluas lebih kurang 2 Ha. Di Kawasan ini, BPODT di bawah arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian

Pariwisata, mengawali pembangunan Sibisa

Integrated Resort, yang juga Kawasan Pariwisata Destinasi Danau Toba. Nantinya, kawasan ini akan terintegrasi dengan Toba Caldera Reserve, Sibisa Airport dan Desa Wisata Sigapiton untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. elain menarik wisatawan nusantara, kehadiran The Kaldera Toba Nomadic Escape, ini diharapkan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara, targetnya Malaysia, Singapura, dan Eropa. Namun sesuai hasil kunjungan tim peneliti dikawasan wisata The Kaldera Toba sampai saat ini masih tahap finishing sehingga belum terbuka untuk umum. Dari Kaldera Toba akan tampak jelas kawasan wisata desa Sigapiton yang begitu indah. 2. Wisata Pemancingan

Pantai Desa Sigapiton juga sangat indah desa terdapat tempat-tempat pemancingan yang banyak dikunjuni

(5)

dan menjadi objek wisata pemancingan yang terkenal yang dikelolah oleh warga desa Sigapiton.

3. Homestay

Pada tgl 15 Oktober telah berdiri 2 unit Homestay yaitu ,Jabu nature (rumah yang bagus) terispirasi dari desain bentuk jabu nabolon tradisional khas Batak Toba dan ecopod yang disebut warga sebagai rumah telur yang terbuat dari material bambu dan

Eco-Friendly. Bangunan homestay ini

merupakan bantuan dari kementerian

parawisata sebagai percontohan homestay didesa Sigapiton. Saat penelitian ini dilakukan warga telah menyediakan rumahnya menjadi homestay sebanyak 20 rumah, akan tetapi pengunjung masih belum tertaraik untuk menginap di homestay tersebut. Sesuai dengan observasi yang dilakukan kurangnya minat wisatawan untuk tinggal di sigapiton selain sarana infrastruktur yang belum memadai juga tempatnya kurang bersih dan belum tertata dengan baik.

4. Kerajinan Tangan

Warga desa sigapiton mempunyai hasil kerajinan tangan yang diolah dari eceng gondok yang manan eceng gondok yang

banyak ditemukan di Danau Toba

merupakan tanaman yang biasanya hanya menjadi hama di perairan saja. Tapi, dengan kreativitas dan kerja keras, eceng gondok dapat diubah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual yang tinggi seperti Tas. Namun kerajianan tangan dari bahan baku gulma ini belum berkembang sehingga produksinya tidak berkelanjutan.

5. Sanggar Seni

Melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) telah dilahirhan sanggar seni musik dan Tari di desa Sigapiton. Keorganisasian seni yang telah terbentuk dan sudah melakukan

khususnya bagi kaum perempuan dibantu oleh ibu kepala desa Sigapiton.

7. Agrowisata

Untuk mewujudkan Desa Agrowisata, dan menjadikannya bak Mutiara tersembunyi dibalik keindahan Danau Toba, Sekretaris Daerah Sumatera Utara (Sekdaprov Sumut) Dr Ir Hj R Sabrina Msi dalam sebuah acara memotivasi warga Desa Sigapiton untuk menggali potensi argowisata dan pariwisata Danau Toba. Sehingga Desa Sigapiton menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, pada akhirnya berdampak positif terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Sumatera Utara.Kerjasama provinsi Sumatera utara Dengan Bank Indonesia (BI)

telah dilakukan untuk Pengembangan Kawasan

Pariwisata Danau Toba, Bank Indonesia (BI) dengan Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba, yang diresmikan pada 16 November 2016 di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Desa Sigapiton terletak di dinding Danau Toba memiliki potensi besar, yang dapat dikembangkan, terutama untuk sektor pariwisata, baik itu dari potensi agrowisata maupun dari sisi pariwisatanya. Sesuai struktur dan kesuburan tanahnya Desa Sigapiton juga sangat berpotensi menjadi pusat pengembangan budidaya bawang merah. Apalagi, diketahui desa tersebut dahulunya merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah berkualitas baik dan rasa yang khas. Menurut warga Sigapiton Dulunya desa ini merupakan penghasil komoditi bawang merah yang jauh lebih baik dari produksi daerah lain di Sumut. Misalnya dari kualitas dan mutunya sangat disukai oleh masyarakat Sumut, juga para wisatawan, baik dalam negeri maupun manca negara. Wisatawan juga bisa melihat langsung, bahwa tanaman bawang merah bisa tumbuh di antara bebatuan.

Langkah-Langkah Untuk Pengembangan Potensi Parawisata Desa Sigapiton

(6)

dilakukan

dengan

harapan

supaya masyarakat dapat berpikir positif terhadap pengembangan parawisata di desa Sigapiton dan sekitarnya.

Adapun berbagai kegiatan

peningkatan SDM yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan Membatik

Diinisiasi oleh Keuskupan Agung Medan (KAM) yang beberapa kali melakukan pelatihan. Kemudian, melakukan pelatihan dengan melibatkan pelaku usaha dengan membatik. Melaui BPODT yang telah memfasilitasi pelaku usaha Desa Sigapiton ke Yogyakarta dan mereka masih honing their batik skill. Tapi mulai dibeli dan dipasarkan internal oleh KAM dan sekolah-sekolah di bawah naungan mereka.

b. Pelatihan Marketing

Terkait penguatan promosi, BI bekerjasama dengan PT Hagatekno Mediata Indonesia melakukan pelatihan kepada pelaku industri pariwisata khususnya pelaku usaha, blogger, vlogger/ influencer serta seluruh pihak terkait untuk menciptakan konten kreatif melalui platform digital aplikasi Toba Smile. Pelatihan akan diberikan kepada 400 orang peserta yang dibagi dalam tiga seri, termasuk desa Sigapiton. Beberapa aktivitas lain yang dilakukan BI (Bank Indonesia) bersama empat perbankan yakni Bank Mandiri, BNI, BRI dan BCA memberikan fasilitas mesin EDC kepada 20 merchant untuk mendorong peningkatan kualitas sistem pembayaran digital di area Danau Toba. BI juga telah memfasilitas kegiatan kas keliling di Desa Sigapiton yang disertai dengan edukasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah sebagai upaya mendukung clean money polic. Program yang dinamakan ‘How To Say’ ini dimulai 22 Oktober 2018 hingga

pertengahan Desember 2018. c. Pelatihan bahasa Inggris

Melalui Direktorat Industri Pariwisata Dan

Kelembagaan Pariwisata Badan Otorita Danau Toba (BODT) menggelar pelatihan bahasa Inggris bagi masyarakat Desa Sigapiton. Pelatihan Bahasa Inggris yang berkisar tiga minggu di Desa Sigapiton bersumber

dari dana Direktorat Industri Pariwisata Dan

Kelembagaan Pariwisata BODT. Pelatihan Bahasa Inggris ini diikuti 80 orang peserta yang dibagi menjadi empat kelas, dua kelas diantaranya untuk siswa/i sekolah dasar (SD), satu kelas untuk SMP dan SMA, sedangkan untuk masyarakat umum satu kelas.Selain classroom style, para peserta pelatihan bahasa inggris juga akan dibawa berkelana di alam bebas, field trip (karya wisata) ke atraksi wisata di sekitar Danau Toba. Untuk mendidik peserta pelatihan bahasa inggris, Direktorat Industri Pariwisata Dan Kelembagaan Pariwisata bekerjsama dengan bekerjasama dengan salah satu Institutusi Pendidikan Bahasa Inggris.Pelatihan Bahasa Inggris dilaksanakan di SD Sigapiton. Untuk jam belajar dilaksanakan selama enam jam. Peserta pelatihan Bahasa Inggris masyarakat umum dimulai jam belajar pukul 08.00 - 14.00 WIB

1. Pembinaan Kelompok Sadar wisata (Darwis) Tahun

2018 ini melalaui BPODT telah memberikan peningkatan SDM dengan mengi rim ke STP Bali, dan juga magang 3 bulan di hotel di Bali. Pelatihan utk guide muda dengan HPI utk memperbanyak guide lokal di Danau Toba, yg dapat mendorong pengembangan story telling setempat, pembinaan dan pelatihan masyarakat di kawasan Danau Toba, akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini untuk

memberikan pemahaman kepada

masyarakat, bahwa kampung halaman mereka merupakan objek wisata dengan alam yang indah, yang banyak orang tertarik untuk mengujunginya.Saat ini telah terbentuk kelompok sadar wisata (Darwis) dan memiliki 20 anggota yang semuanya sudah menjadikan tempat tinggal mereka sebagai homestay.

2. Pengembangan Agrowisata

Adapun, potensi Desa Sigapiton akan dimaksimalkan sebagai destinasi wisata berbasis pertanian atau agrowisata untuk komoditas bawang merah.Pada tahun 2018

3. Pembinaan Kelompok Sadar wisata (Darwis) Tahun

2018 ini melalaui BPODT telah memberikan peningkatan SDM dengan mengi rim ke STP Bali, dan

(7)

juga magang 3 bulan di hotel di Bali. Pelatihan

utk guide muda dengan HPI utk

memperbanyak guide lokal di Danau Toba, yg dapat mendorong pengembangan story telling setempat, pembinaan dan pelatihan masyarakat di kawasan Danau Toba, akan terus dilakukan

secara berkelanjutan. Hal ini untuk

memberikan pemahaman

kepada masyarakat,

bahwa kampung halaman mereka merupakan objek wisata dengan alam yang indah, yang

banyak orang tertarik untuk

mengujunginya.Saat ini telah terbentuk

kelompok sadar wisata (Darwis) dan memiliki 20 anggota yang semuanya sudah menjadikan tempat tinggal mereka sebagai homestay.

4. Pengembangan Agrowisata

Adapun, potensi Desa Sigapiton akan

dimaksimalkan sebagai destinasi wisata

berbasis pertanian atau agrowisata untuk komoditas bawang merah.Pada tahun 2018 dilakukan penanaman demplot bawang merah dengan luas lahan total 2,5 hektar yang terdiri dari 1 hektar untuk demplot percontohan dan 1,5 hektar di lahan masyarakat.

Sesuai dengan pengakuan pengurus

kelompok tani yang menerima manfaat ,program demplot tersebut bekerjasama dengan 2 gapoktan (gabungan kelompok tani) yakni Kelompok Tani Golat Sungsang dengan jumlah anggota 60 orang dan Kelompok Tani Golat Butar dengan jumlah anggota 62 anggota. BI memberikan bantuan bibit bawang brebes sebanyak 2,5 ton yang terdiri dari 3 varietas yakni bauji, tajuk, dan super philip. Selain itu, kepada masing- masing kelompok tani juga diberikan bantuan berupa 1 buah motor roda 3 VIAR dan 1 hand tractor.Bank Indonesia telahmemberikan

bantuan dengan berkontribusi nyata

Sejak 15 Oktober 2017 Kementerian Parawisata telah mendirikan 2 homestay sebagai pilot project yaitu Ecopod dan Jabu Nature yang materialnya terbuat dari bambu dan bentuk yang unik. Rancangan Homestay Jabu Na Ture sendiri terinspirasi dari bentuk Jabu Bolon khas Rumah Tradisional suku Batak Toba namun dengan modifikasi material

bambu yang lebih murah dan ramah

lingkungan.Pembangunan Homestay ini didanai oleh Kementerian Pariwisata untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana mempertahankan ciri khas setempat atau Arsitektur Nusantara, dan menjadikan homestay sebagai salah satu usaha pariwisata masyarakat. Hingga pada saat ini

homestay telah bertambah setelah BPOTD

melakukan pelatihan bagi masyarakat yang telah berjumlah 20 rumah. Akan tetapi yang menjadi kendala adalah pola pikir masyarakat yang belum maju seperti menjaga kebersihan lingkungan,kurang ramah, saling curiga dan persoalan tanah adat yang

belum tuntas membuat wisatawan belum

memanfaatkan homestay di desa Sigapiton.sesuai hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh tim peneliti kebanyakan wisatawan masih sekedar melihat pemandangan saja belum tertarik untuk menginap.Sesuai kondisi yang ada saat ini hal yang sangat dibutuhkan Pok Darwis adalah pembangunan rsarana toilet dan renovasi interior homestay supaya lebih tertata dan layak sebagai homestay.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi Pengembangan Parawisata

Beberapa faktor pendukung dan penghambat berkembangnya parawisata di desa Sigapiton ditinjau dari pola pikir masyarakat adalah :

1. Faktor Pendukung Dalam mengembangkan Potensi

Parawisata desa Sigapiton

a. Faktor pendukung pengembangan parawisata di

desa Sigapiton yaitu adat istiadat yang masih terjaga dengan baik sesuai dengan norma atau budaya Batak Toba.Apabila budaya ini dipertahankan maka akan

(8)

telah memberikan banyak bantuan seperti sarana –prasarana dan peningkatan SDM Desa Sigapiton.

2. Faktor Penghambat Dalam mengembangkan

Potensi Parawisata desa Sigapiton adalah :

a. Tinnginya rasa curiga masyarakat terhadap

pemerintah dan antara sesama warga

sehingga pola pikir mereka belum

sepenuhnya mau menerima program untuk pengembangan parawisata.

b. Budaya yang menghambat pembangunan

tetap dipertahankan seperti

pembangunan rumah harus ada

persetujuan dari tokoh adat setempat.

c. Sengketa lahan yang belum tuntas yang

mereka klaim sebagai tanah leluhur

sehingga terjadi prokontra dalam

pengembangan wisata di Sigapiton.

d. Akses jalan yang belum memadai

termasuk kendala pembebasan lahan untuk pelebaran jalan. 3. Strategi Untuk Mengembangkan

Potensi Pariwisata Melalui Perubahan Pola Pikir Di Desa Sigapiton

Dalam pengembangan parawisata di desa Sigapiton melalau perubahan pola pikir telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah Toba Samosir yang dikemas dalam bentuk Program dan kegiatan, yaitu:

a. Memberikan pelatihan SDM bagi

warga desa Sigapiton seperti pelatihan Bahasa Inggris,pelatihan pengelolaan usaha homestay, pelatihan seni musik dan tari serta pelatihan pertanian .

b. Memfasilitasi sebanyak 20 orang warga

desa sigapiton untuk magang mengenai

parawisata di Bali untuk dapat

diterapkan di desa Sigapiton.

c. Meningkatkandan mengembangkan

jenis produk pariwisata pedesaan

sehingga lebih menarik bagi

wisatawan, khususnya wisatawan

mancanegara dan wisatawan domestik yang berasal dari daerah perkotaan.

d. Memperbaiki dan meningkatkan

aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik desa Sigapiton yang sampai saat ini masih tahap pembangunan.

e. Meningkatkan promosi pariwisata

pedesaan melalui kerja sama dengan berbagai

instansi terkait seperti Kementerian

Parawisata,Bank Indonesia dan Pihak investor

swasta dengan meningkatkan SDM

Masyarakat.

f. Mendirikan Tourist Information Center (TIC)

di daerah kecamatan sebagai informasi untuk desa yang memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata pedesaan.

g. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait

seperti hotel, rumah makan, bandar udara (bandara) Silangit dan Sibisa.Membentuk dan membina kelompok sadar wisata di desa Sigapiton yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata pedesaan untuk selanjutnya dibina agar dapat mendukung program pembangunan pariwisata.

h. Menyelenggarakan pembinaan sadar wisata

kepada masyarakat pedesaan dengan

memberikan bekal pengetahuan mengenai

kepariwisataan dan dan agrowisata untuk

meningkatkan kualitas layanan kepada

wisatawan.

i. Memberikan penyuluhan, pengarahan dan

penjelasan kepada masyarakat desa Sigapiton

sebagai obyek wisata,tentang pentingnya

pariwisata atau manfaat pembangunan pariwisata

bagi upaya menunjangpembangunan

perekonomian daerah serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan ada beberapa hal yang menjadi

kesimpulan adalah Strategi pengembangan

parawisata melalui perubahan pola pikir di desa Sigapiton yang telah dilakukan meliputi,pelatihan pengelolaan parawisata, pelatihan bahasa Inggris, pelatihan membatik, magang dan pelatihan pertanian. Kegiatan tersebut telah dilaksankan oleh pemerintah pusat, BPOTD dan pemerintah daerah untuk tujuan membangun desa parawisata di

Sigapiton. Dalam pengembangan parawisata

tersebut ternyata masih memiliki kendalah terutama pola pikir masyarakat yang kurang terima dengan berbagai program pembangunan tersebut.Beberapa kendala yang dihadapi antara lain: Aksebilitas menuju desa Sigapiton yang kurang memadai

(9)

,sengketa tanah yang belum tuntas,belum

sepenuhnya masyarakat mendukung

pengembangan parawisata di desa mereka terutama menjual lahan untuk pembangunan

sarana prasarana pendukung objek

wisata,masih melekatnya prasangka buruk apabila warga bekerja di hotel dan tempat wisata yang akan dibangun di daerah mereka dan rendahnya pengunjung yang datang belum mearas betah karena tempat yang kurang bersih dan tertata dengan baik walaupun pokdarwis sudah dilatih dan miberikan penyuluhan serta penjelasan tentang pentingnya parawisata bagi yang telah dilakukan ,ada beberapa hal yang disarankan yaitu:

1. Potensi parawisata yang ada di desa Sigapiton yang memiliki keindahan yang luar biasa seharusnya dikembangkan dan ditata dengan baik sehingga kawasan yang menjadi bagian dari The Kaldera Toba sebagai wisata dunia benar –benar terwujud dan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar.

2. Pola pikir masyarakat yang menjadi salah satu faktor penghambat pengembangan wisata perlu dilakukan pendekatan secara persuasif baik melalui pemerintah, lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat untuk

terwujudnya program pengembangan

wisata Sigapiton.

3. Pembangunan sarana penunjang objek wisata seperti aksebilitas menuju objek

wisata Sigapiton perlu ditingkatkan

termasuk pendekatan bagi masyarakat agar bersedia memberikan tanahnya untuk pelebaran jalan.

4. Sarana wisata termasuk homestay ,catering facilitis, sarana komUnikasi, kebersihan desa, dan sarana lainnya perlu ditingkatkan untuk memberi

tinggal di homestay yang telah disediakan warga desa dan memberikan suatu ciri khas pengalam bagi wisatawan yang datang. 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk

bergotong – royong dengan melibatkan stakeholder pariwisata dan membuka diri untuk menerima pihat investor yang datang untuk mengembangkan parawisata didesa mereka melalui pengembangan berbagai potensi dan budaya yang terdapat di desa Sigapiton.

7. Pola pikir masyarakat yang menjadi salah satu faktor penghambat pengembangan wisata perlu dilakukan pendekatan secara persuasif baik melalui pemerintah, lembaga keagamaan dan tokoh masyarakat untuk terwujudnya program pengembangan wisata Sigapiton. 8. Pembangunan sarana penunjang objek wisata

seperti aksebilitas menuju objek wisata

Sigapiton perlu ditingkatkan termasuk

pendekatan bagi masyarakat agar bersedia memberikan tanahnya untuk pelebaran jalan 9. Sarana wisata termasuk homestay ,catering

facilitis, sarana komunikasi, kebersihan desa, dan sarana lainnya perlu ditingkatkan untuk memberi kenyaman bagi wisatawan yang berkunjung ke desa Sigapiton.

10. Kegiatan wisata yang dapat dialakukan seperti membatik,seni,dan kuliner yang telah difasilitasi pemerintah melalui BPOTD maupun instansi lainnya agar diaktifkan untuk menjadi daya tarik wisata desa Sigapiton sehingga pengunjung yang datang mau tinggal di homestay yang telah disediakan warga desa dan memberikan suatu ciri khas pengalam bagi wisatawan yang datang.

11. Meningkatkan partisipasi masyarakat

untuk bergotong – royong dengan

melibatkan stakeholder pariwisata dan membuka diri untuk menerima pihat investor

(10)

b. Abdul Kadir. 2010. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

c. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

d. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

e. Dweck, Carol S. (2006). Change Your Mindset Change Your Life: Cara Baru Melihat Dunia dan Hidup Sukses Tak Berhingga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta

f. Dweck, Carol s. (2008). Mindset the new pshycology of success. New York: Ballantine Books

g. Gunawan, Adi W. 2006. Hypnosis: The Art of Subconscious Communication. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

h. Horton, Paul B. and Chester Lhunt, Sosiologi alih bahasa oleh Aminuddin dan Tita Sobari. Jakarta: Erlangga, 1993. http://psikologi.or.id/mycontents/uploads /20 10/11/thinking.pdf

i. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

j. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

k. Dweck, Carol S. (2006). Change Your Mindset Change Your Life: Cara Baru Melihat Dunia dan Hidup Sukses Tak Berhingga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta

l. Dweck, Carol s. (2008). Mindset the new pshycology of success. New York: Ballantine Books

m. Gunawan, Adi W. 2006. Hypnosis: The Art of Subconscious Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

n. Horton, Paul B. and Chester Lhunt, Sosiologi alih bahasa oleh Aminuddin dan Tita Sobari. Jakarta: Erlangga, 1993.

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/20 10/11/thinking.pdf

o. James , Spillane, J. (1982:20). Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya.

p. Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri (ed), 1983

q. Pitana, I Gde., Diarta, I Ketut, Surya. (2009) . Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDY.

r. Soegiharto, Rachmat. “Apa Sih Pola Pikir Itu

?”. 20 September 2014.

http://rachmatsoegaharto.blogspot.com/2013/

04/apa-sih-pola-pikir-itu.html Diakses

tanggal 02 Agustus 2018

s. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Transito

t. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Gambar

Tabel  Jumlah Penduduk Desa Sigapiton  Tahun 2019
Tabel Daftar Pengurus Kelompok Sadar Wisata  (Darwis) Desa Sigapiton Tahun 2019

Referensi

Dokumen terkait

Decongestants/ untuk batuk berdahak =ekspektoran Pseudoephedrine Sudafed, Halofed, Novafed, Actifed Approved C L3 (for acute use) L4 (for chronic use) Diabetes meds/ obat

Medical Check Up for employee adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan setidaknya 1 tahun sekali untuk mengetahui record kesehatan para pekerja per tahun

Berdasarkan Informasi dari hasil wawancara yang disampaikan oleh beberapa informan di atas, keberadaan Taman Bacaan Amalia Kelurahan Maccini Sombala Kecamatan Tamalate

Hak Milik Satuan rumah susun yang dibangun atas tanah Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat dimiliki Orang Asing atau badan hukum asing yang

Hasil-hasil tersebut semakin mempertegas bahwa komposisi bongkah paduan Fe-Cr adalah lebih homogen menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil perlakuan ultrasonik, dan juga

Berat tongkol dan berat biji, baik pada pada varietas Wisanggeni maupun pada galur GM30, ternyata rendah meskipun tanaman tidak terinfeksi penyakit busuk

Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari limbah buah-buahan dengan penambahan bio aktivator EM 4 (Effective Microorganisme) bertujuan untuk menentukan pengaruh

D’altra banda com ambdós materials són ortotròpics s’ha de seleccionar aquesta opció i s’han d’entrar els paràmetres de la Taula 4 per cadascun dels materials... Figura