• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan (Mulyadi, 2002:2).

Menurut IAI (SPAP, 2014) tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya dan menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan.

(2)

dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan atas standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional auditor independen, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyususnan laporan auditor. Coram et al yang dikemukakan oleh Hartadi (2009:5) mengemukakan bahwa kualitas auditor adalah seberapa besar kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unintentional/intentional error dari laporan keuangan perusahaan, serta

seberapa besar kemungkinan temuan tersebut kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini audit.

Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

(3)

mengimplementasikan Good Corporate Governance. Meskipun perusahaan tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang ternama namun belum bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas audit yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa nama besar kantor akuntan publik tidak menjadi jaminan kualitas audit yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan komite yang dapat menjaga sistem pengendalian internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.

Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit. Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti usia, jenis kelamin, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja.

Penelitian - penelitian di Indonesia yang mengulas tentang karakteristik komite audit pada perusahaan di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, karakteristik komite audit ini merupakan isu yang penting dan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya justru lebih banyak membahas pengaruh karakteristik dewan direksi daripada karakteristik komite audit. Pada penelitian ini penulis mengukur karakteristik komite audit dari usia dan gender.

(4)

pergantian auditor dan biaya (fee) eksternal audit. Stres kerja merupakan fenomena psikologis, dimana terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan dalam pekerjaan dan kemampuan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut. Dalam kaitannya dengan kualitas audit stres kerja banyak dikaitkan dengan beberapa wacana yang membahas tentang kualitas audit yang semakin lama semakin menurun dan hal tersebut dipengaruhi oleh banyak hal baik yang berasal dari dalam diri auditor itu sendiri maupun dari lingkungan tempat ia bekerja. Stres yang dihadapi dalam menjalani pekerjaan jika tidak dapat dicari solusinya maka akan menyebabkan auditor tidak mampu bekerja dengan baik, yang berakibat pada temuan audit menjadi tidak akurat, saran atau rekomendasi yang diberikan tidak tepat. Oleh karena itu, stres yang dialami auditor sangat merugikan organisasi yang diaudit karena hasil auditnya tidak dapat digunakan untuk menghilangkan masalah yang dihadapi organisasi dan bagi organisasi, audit yang demikian juga merugikan karena audit yang dilakukan auditor tidak ekonomis atau terjadi pemborosan dalam organisasi. Dalam penelitian ini penulis akan mengukur stress yang dialami auditor dari lamanya waktu yang dubutuhkan auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.

(5)

perkembangan biasanya perusahaan tersebut akan mempertahankan jasa auditor yang digunakannya selama ini, sedangkan bagi sebagian perusahaan lain mereka cenderung mengganti auditor mereka dengan auditor yang memiliki nama dimasyarakat karena menurut mereka auditor yang demikian akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut semakin meningkat dan kepercayaan para investor juga meningkat. Namun bagi perusahaan yang sedang mengalami financial

distress mereka cenderung mengganti auditor mereka dengan auditor yang

menawarkan fee audit yang lebih murah.

Biaya eksternal audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada kliennya. Besaran fee inilah yang kadang membuat seorang auditor berada didalam posisi dilematis, disatu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya, agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang.

(6)

frekuensi pertemuan, jumlah anggota dan komitmen waktu) dan variabel dependennya adalah kualitas audit. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2009 – 2011. Penelitian tersebut menemukan hasil bahwa usia, kebangsaan, tingkat pendidikan, keahlian dibidang akuntansi dan frekuensi pertemuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi, komitmen waktu, pengalaman kerja dan jumlah anggota tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti ulang mengenai pengaruh karakteristik komite audit (diukur dari usia dan gender) terhadap kualitas audit dengan menambahkan beberapa variabel baru seperti stress kerja, pergantian auditor dan biaya eksternal audit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Batasan Masalah

(7)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah akan dibahas dalam penelitian ini :

1. Apakah usia dan gender komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah waktu mengaudit berpengaruh terhadapkualitas audit? 3. Apakah pergantian auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah biaya eksternal audit berpengaruh terhadap kualitas audit? 5. Apakah usia dan gender, waktu mengaudit, pergantian auditor dan

biaya eksternal berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh usia dan gender terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh waktu mengaudit terhadap kualitas

audit.

3. Untuk menganalisis pengaruh pergantian auditor terhadap kualitas audit.

4. Untuk menganalisis pengaruh biaya eksternal auditor terhadap kualitas audit.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap manajemen perusahaan untuk lebih teliti memilih auditor yang akan digunakan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan agar laporan audit yang dihasilkan merupakan laporan audit yang berkualitas serta dapat dipercaya oleh masyarakat dan para investor. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Dan hasil variasi volume asam formiat sebagai kontrol pada 5 mL memiliki nilai PRI 54,16%, kadar abu 0,6%, KKK 34,71% dengan waktu koagulasi 57 detik serta sifat fisika

Hukum DM (diterangkan dan menerangkan) atau lebih luas adalah ―bagian yang dijelaskan‖ dan ―bagian yang menjelaskan‖ harus diatur dengan cermat letaknya.

Simpulan dan Saran: Tidak terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap persepsi tentang pernikahan dini pada siswa kelas X, tetapi ada peningkatan persepsi

In the context of the adoption of the pesenggiri piil Lampung culture can refer to the conception of Paul Bate (1994) on approach to cultural change: (a) aggressive approach;

Seseorang yang bekerja dibagian lobby adalah orang yang harus selalu memperhatikan kebersihan yang ada didalam Mcdonalds selalu baik meja, kursi, lantai, kaca dan bagian-bagian

135 diantaranya; adat nan ampek (adat yang empat), kata nan ampek (kata yang empat) dan urang nan ampek jinih (orang yang empat jenis). Dalam upacara batagak penghulu orang

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “ HUBUNGAN KARAKTERISTIK,

Dari seluruh pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH, kecepatan putar dan konsentrasi imidazoline terhadap laju korosi pada baja AISI 1045 didapatkan hasil bahwa