• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, ini di sebabkan karna jumlah populasi penduduk di Indonesia setiap tahunnya bertambah dan kebutuhan akan penduduk pun semakin banyak yang mengakibatkan populasi sampah berkembang, hal ini menyebabkan keadaan yang tidak seimbang dan harus adanya suatu pergerakan untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, dengan pemanfaatan tersebut dapat mengurangi tingkat sampah di sekitar kita. setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastic atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam masalah. Pengelolaan sampah yang hanya meliputi pengumpulan dan pengangkutan ke tempat penimbunan sementara dilanjutkan ke tempat pembuangan akhir belum mampu menyelesaikan masalah. Produksi sampah tidak berbanding lurus dengan kecepatan pengangkutan dan pengolahan, sehingga terjadi penumpukan sampah dimana-mana.

Sikap bijaksanalah yang kita butuhkan, baik dalam mengonsumsi barang maupun mengolah sampah. Diawali dengan pemilahan sampah baik di rumah, di kantor dsn di tempat umum lainnya.

Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu sampah yang dapat diperbarui dan sampah tidak dapat diperbarui. Sampah yang dapat diperbarui dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik biasa disebut dengan sampah kering, sampah organik terdiri dari bahan - bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain, sampah ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos dan biogas. Sedangkan sampah anorganik sering disebut juga

(2)

sampah kering berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.

Setiap hari kita mengkonsumsi makanan yang dibungkus oleh plastik, bungkus plastik tersebut biasanya hanya untuk sekali pakai saja, lalu dibuang, tanpa kita sadari hal inilah yang akan berakibat buruk dimasa yang akan datang. Kita tidak sadar sudah berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan satiap harinya,bahkan sampah plastik sudah kita anggap wajar saja jika berserakan dimana-mana, kita tidak tau akibat dari sampah plastik yang kita buang bagi kesehatan dan lingkungan kita. Hampir disetiap tempat perbelanjaan kita mendapatkan plastik.

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali maupun daur ulang.

Atas dasar hal inilah penulis ingin mengangkat tema penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “Penanganan Sampah Plastik Untuk Masa Kini dan Masa Mendatang”.

Rumusan Masalah

1. Apa itu sampah plastik?

2. Bagaimana bahaya sampah plastik?

3. Bagaimana penanggulangan sampah plastik? Tujuan

1. Mendeskripsikan sampah plastik.

2. Mendeskripsikan dampak yang disebabkan sampah plastik dimasa kini dan masa mendatang.

3. Mendeskripsikan pengendalian sampah plastik. Manfaat

1. Mengurangi pencemaran sampah plastik di lingkungan.

2. Meningkatkan kesadaran pembaca tentang bahaya sampah plastik. 3. Membangun kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah plastik.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Plastik

Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau

(3)

semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai ekonominya.

Secara alamiah, terdapat beberapa polimer (pengulangan tidak terhingga dari monomer-monomer) yang digolongkan ke dalam kategori plastik. Secara fisik, plastik bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar film atau serat sintetik, yang disebabkan karena plastik juga bersifat "malleable" alias memiliki sifat bisa dibentuk atau ditempa.

Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan. Bahkan keranjang belanja yang umum dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini diganti plastik kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.jenis-jenis plastik : 1. PET — Polyethylene Terephthalate

Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 %) Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI, Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).

2. HDPE — High Density Polyethylene

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.HDPE merupakan salah

(4)

satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

3. V — Polyvinyl Chloride

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE— Low Density Polyethylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE – LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

(5)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP – PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terrpenting botol minum untuk bayi.Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6. PS — Polystyrene

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS-PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang, bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. Other

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER – Other (SAN - styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC - polycarbonate, Nylon). Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.Dianjurkan untuk

(6)

tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan. Bahkan keranjang belanja yang umum dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini diganti plastik kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.

Limbah plastik memang sudah menjadi permasalahan lama yang dihadapi oleh kota-kota besar di negara berkembang khususnya Indonesia. Limbah plastik selain berbahaya bagi lingkungan karena memerlukan waktu ratusan tahun untuk mengurai, juga beberapa jenis plastik yang belum menjadi sampah atau limbah pun telah dinyatakan berbahaya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahaya Sampah Plastik

Sudah umum dipahami plastik hampir mustahil diurai secara alami, sekalipun itu plastik tipis yang ringan sekali. Untuk bisa diurai mengandalkan bantuan alam, diperlukan waktu hampir 1.000 tahun agar molekul dan partikel plastik itu bisa menyatu dengan tanah atau air walaupun plastik itu berasal dari polimerasi. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna,sampah plastik akan menghasilkan asap beracun berupa senyawa dioksin yang justru berbahaya bagi kesehatan jika dioksin ini terhirup oleh sistem pernapasan manusia maka akan dapat memicu beragam penyakit seperti kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, serta memicu depresi. Gangguan kesehatan dapat pula terjadi dari plastik yang digunakan untuk membungkus makanan, apalagi makanan yang masih panas

(7)

dan bila komponen plastik terdegradasi maka akan terjadi migrasi zat-zat yang berbahaya dari komponen-komponen penyusun plastik. Makanan akan terkontaminasi oleh zat-zat tersebut sehingga jika terkonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh, menjadi toksin dan menyebabkan kanker serta gangguan pada hati.

Bahaya sampah plastik pada tanah yaitu sampah anorganik yang tidak terbiodegrasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.selain itu tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastic dipermukaan tanah.

Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.

Sampah plastik yang dibuang ke jalan atau tanah suatu saat dapat sampai ke laut baik melalui saluran-saluran got ataupun langsung ke laut. Bahan-bahan beracun yang terdapat pada sampah plastik dapat mengakibatkan kematian atau gangguan reproduksi pada ikan, kerang, dan dapat merusak ekosistem laut .

Sampah plastik penyumbang paling banyak kerusakan lingkungan. Sampah plastik dapat menyebabkan banjir karena sering menyumbat di pipa saluran air dan pembuangan .

Penanggulangan plastik

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat (Chandra 2007).

(8)

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.

Untuk menanggulangi bahaya sampah plastic pada tanah yaitu sampah plastic dengan cara bioremedasi. Bioremedasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk menguraikan sampah plastic didalam tanah. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).

Sampah plastik menjadi salah satu sumber kegiatan ekonomi. Plastik dikumpulkan para pemulung dan dijual ke pengumpul. Di tingkat pengumpul plastik sampah dipisahkan dan sebagian diolah menjadi bubuk plastik dan berupa bongkahan yang selanjutnya dijual ke pabrik daur ulang.

Sebenarnya masalah limbah plastik bagi pelaku bisnis atau pengusaha (entrepreneur) adalah peluang yang dapat dikembangkan. Hal ini dibuktikan dengan

(9)

munculnya beberapa industri baik skala kecil atau besar untuk mendaur ulang plastik baik secara langsung diproduksi ulang menjadi produk baru atau benar-benar didaur ulang menjadi bahan baku (raw material). Sudah pasti ini akan membawa dampak positif bagi lingkungan, selain itu industri daur ulang plastik tentu akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik.

Ada tiga cara mudah dan aman untuk mengatasi masalah sampah. Cara ini dikenal dengan prinsip 3R, yaitu reduce( kurang), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang). Prinsip 3R ini bisa menjadi pedoman sederhana untuk membantu kita dalam mengurangi sampah di rumah.

1. Reduce (Mengurangi)

Sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan barang, antara lain menghindari pembelian barang yang berpotensi menghasilkan banyak sampah, menghindari barang sekali pakai, menggunakan produk yang bisa diisi ulang (refill), atau mengurangi pemakaian kantong plastic dengan membawa tas sendiri saat berbelanja.

2. Reuse ( Penggunaan Kembali)

Barang yang dianggap sampah dari kegiatan pertama, sebenarnya bisa berguna untuk kegiatan berikutnya, baik untuk fungsi yang sama maupun berbeda. Misalnya, menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus kado atau membuat amplop. Hal ini dapat memperpanjang umur dan waktu pemakaian barang sebelumke tempat sampah.

(10)

Usaha ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang lebih berguna dan layak pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastic, dan kaleng biscuit menjadi vas bunga.

Satu diantara bentuk implentasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan yang dapat memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Proses daur ulang sampah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan atau boks sampah yang tertata sedemikian rupa. Dengan demikian, sampah dapat dipilah dengan mudah untuk bahan daur ulang.

Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan cantik. Hasilnya tak kalah cantik dengan kerajinan berbahan kain.

Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan dapat diolah langsung. Misalnya, sampah anorganik berupa botol atau gelas mineral, sedotan minuman, kemasan atau bungkusan makanan kecil bisa dibuat berbagai kerajinan tangan . jika tidak sampah diolah sendiri, jual kepada pengumpul. Sementara itu, untuk sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk organik.

Di Korea, sampah plastik sudah diolah menjadi solar dan bensin. Untuk pengolahannya, dari 23 ton sampah plastik itu sudah bisa menghasilkan 30 ribu liter solar.

Cara yang ditempuh untuk menghasilkan BBM dari plastik adalah, sampah plastik diolah dan dipanaskan hingga suhu 450 derajat celcius. Cara memanaskan menggunakan alat bernama recyle oil machine.

Dari hasil pemanasan tersebut didapatkan minyak berupa 60 persen solar dan 40 persen bensin. Bila digunakan untuk bahan bakar kendaraan jenis bensin, kualitas

(11)

plastik olahan belum bagus. Namun kualitas solarnya jauh lebih baik. Bahkan di Korea sudah dipakai untuk kendaraan. Pengolahan sampah plastik menjadi minyak adalah salah satu solusi yang baik di Kota besar, pasalnya selama ini produksi sampah yang begitu besar menjadikan masalah tersendiri bagi lingkungan.

Minyak plastik ini di olah melalui proses penyulingan dengan menggunakan alat sederhana berupa tabung gas 3 kilogram untuk membakar limbah plastic. Uap hasil pembakaran di tamping dalam tabung kaca, hasil pengmbunan itu menjadi minyak dan bisa di gunakan untuk pengganti alternative BBM yang ramah lingkungan.

BAB III PENUTUP

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Suryati Teti. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Slamet Juli Soemirat. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Press.

Sutidja Trim. 2001. Daur Ulang Sampah. Jakarta: Bumi Angkasa.

Dilhaa. 2011. Karya ilmiah tentang sampah plastik [internet]. http://fadilla-azhar.blogspot.com/2011/06/karya-ilmiah-tentang-sampah-plastik.html (diakses tanggal 2014 mei 19).

LAMPIRAN LAMPIRAN

(12)

Gambar 1 Tas Mungil Gambar 2 Bros kupu-kupu

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menguatkan pendapat bahwa biaya beralih merupakan variabel dengan pengaruh langsung, meskipun pada pengaruh kepuasan terhadap loyalitas (Wibowo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Secara keseluruhan perbedaan pengaruh antara metode Latihan Sit up (A1) dan metode latihan Back lift (B2) terhadap

3.1.8 Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi program keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen keadaan darurat, pengamanan

Sepanjang tahun 2014, Kantor Ombudsman RI di Jakarta telah menerima 173 laporan/pengaduan masyarakat atas dugaan maladministrasi pelayanan terkait kebutuhan dasar

Muatan yang mudah terbakar , radioaktif, atau kemungkinan bahaya peledakan atau berbahaya yang akan dimuat diatas kapal harus diberitahu pengangkut secara tertulis mengenai

Tabungan merupakan aktivitas atau kegiatan penyimpanan dana pihak ketiga kepada suatu lembaga keuangan (bank, BPR, dll) dengan mengharapkan keuntungan. 39 Menabung adalah

04 Aynı anda, ayrı bir kapta, hurma, kuru üzüm, badem ve tarçını yarım bardak su ve iki yemek kaşığı zeytinyağı ile suyunu çekene kadar soteleyin. 05

Dwipa Fredy Putri 2) , Raden Gunawan Sudarmanto 3) , Irawan Suntoro 4) Classroom action research aims to determine the planning and implementation of civic education using