• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obat Anti Epilepsi (Oae)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Obat Anti Epilepsi (Oae)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Oleh :

Mirna Ayu Permata Sari (092011101004)

Mirna Ayu Permata Sari (092011101004)

 Alfina Hadid Firdiansyah (092011101066)

 Alfina Hadid Firdiansyah (092011101066)

REFERAT

REFERAT

O

(2)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Epilepsi

Epilepsi

adalah

adalah

gangguan

gangguan

kronik

kronik

ditandai

ditandai

penglepasan muatan listrik spontan abnormal dari

penglepasan muatan listrik spontan abnormal dari

neuron kortikal dengan atau tanpa gangguan

neuron kortikal dengan atau tanpa gangguan

kesadaran

kesadaran

Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan

Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan

mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dari

mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dari

bangkitan non-epilepsi.

(3)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Epilepsi

Epilepsi

adalah

adalah

gangguan

gangguan

kronik

kronik

ditandai

ditandai

penglepasan muatan listrik spontan abnormal dari

penglepasan muatan listrik spontan abnormal dari

neuron kortikal dengan atau tanpa gangguan

neuron kortikal dengan atau tanpa gangguan

kesadaran

kesadaran

Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan

Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan

mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dari

mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dari

bangkitan non-epilepsi.

(4)
(5)

PENYEBAB EPILEPSI

1. kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan

ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera.

2. kelainan yang terjadi pada saat kelahiran

3. cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak 4. tumor otak

5. penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak

6. radang atau infeksi pada otak dan selaput otak

7. penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), s cler os i s

tuberos e dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

8. kecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan 9. kurang tidur dan terlalu lelah

(6)
(7)

KLASIFIKASI BANGKITAN EPILEPSI

1. Bangkitan umum primer  (epilepsi umum)

2. Bangkitan parsial/

Fokal/lokal 3. Bangkitan Lain-lain

a. Bangkitan tonik-klonik (grand mal) terdiri atas 3 fase : fase tonik, fase klonik, dan fase pasca kejang

b. Bangkitan lena (petit mal/abs ences), terjadi

dan hilang secara mendadak.

c. Bangkitan lena yang tidak khas (atypical absences),

spasme infantil

a. Bangkitan parsial sederhana

-Berasal dari lobus

motor frontal -Berasal dari somatosensoris -Autonom -Psikis murni b. Bangkitan parsial kompleks, misalnya epilepsi psikomotor  c. Bangkitan parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum a. Kejang demam pada neonatus b.Status epileptikus

(8)
(9)

EEG 

 (

elektroensefalogram 

) merupakan

 pemeriksaan yang mengukur aktivitas listrik di

dalam otak.

Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit

dan tidak memiliki resiko.

Elektroda 

 ditempelkan

 pada kulit kepala untuk mengukur

impuls 

 listrik

di dalam otak. Setelah terdiagnosis, biasanya

dilakukan pemeriksaan lainnya untuk

menentukan penyebab yang biasa diobati

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson

Contoh : fenitoin dan karbamazepin (pada dosis terapi), fenobarbital dan asam valproat (pada dosis tinggi), lamotrigin

2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus (yang berperan sebagai

 pacemaker  untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks) Contoh : etosuksimid, asam valproat, dan klonazepam

3. Peningkatan inhibisi GABA 

a. Langsung pada komppleks GABA dan kompleks Cl-Contoh : benzodiazepin, barbiturat

b. Menghambat degradasi GABA, yaitu dengan mempengaruhi re-  uptake  dan metabolisme GABA 

Contoh : asam valproat dan gabapentin 4. Penutun eksitasi glutamat, yakni melalui :

a. blok reseptor NMDA, misalnya lamotrigin b. blok reseptor AMPA, misalnya fenobarbital

(17)

Penggolongan Obat antiepilepsi Gol.Hidantoin Gol.Barbiturat Gol. Oksazolidindion Gol. Suksinimid Karbamazepin Gol. Benzodiazepin  Asam Valproat  Antiepilepsi lain Fenitoin

Fenobarbital dan Primidon

 Trimetadion

Etosuksimid

Diazepam, Klonazepam, Nitrazepam

(18)

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

Efektif untuk semua serangan parsial (yang sederhana dan kompleks) dan serangan tonik-klonik.

 Tidak efektif untuk serangan  absence.

MEKANISME KERJA 

Menstabilkan membran sel neuronal termasuk saraf perifer dengan cara

mengurangi masuknya ion-ion natrium dalam neuron selama aksi depolarisasi. Pemasukan ion Ca selama depolarisasi berkurang, akibat berkurangnya kadar ion Na intraseluler. Fenitoin juga menunda aktifasi aliran ion K keluar selama aksi potensial sehingga terjadi kenaikan periode refractory dan menurunnya cetusan ulangan.

 ABSORPSI, DISTRIBUSI dan EKSKRESI

Fenitoin larut dalam air terbatas. Eliminasinya tergantung dosis. Di metabolisir di hati oleh enzim mikrosomal. 90% terikat dalam protein plasma terutama albumin. Kadar dalam SSP = fraksi bebas dalam plasma. Metabolitnya adalah derivat parahidroksifenol, dehidroksiteknol, derivat 3-metoksi, dan dihidrokhol.

(19)

DOSIS

Dewasa: dosis awal 3-4 mg/kgBB/hari  Anak-anak: 4-7 mg/kgBB/hari

Pemberian intravena tidak boleh melebihi 50 mg/hari

INTERAKSI OBAT

Ditingkatkan oleh: khloramfenikol, khlopromazin, diazepam, estrogen, isoniazid

Diturunkan oleh: etanol, asam folat, dan fenobarbital

EFEK SAMPING

Depresi SSP terutama dalam serebelum dan sistem vestibular, masalah gastrointestinal (mual, muntah), hiperplasia gusi menyebabkan gusi tumbuh dan melampaui gigi terutama pada anak-anak 

(20)

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

Serangan tonik-klonik umum (grand mal) dan serangan fokal kortikal

MEKANISME KERJA 

Memiliki aktivitas antiepilepsi, membatasi penyebaran lepasan kejang di dalam otak dan meningkatkan ambang serangan epilepsi. Mekanisme kerjanya melibatkan potensiasi efek inhibisi dari neuro-neuron yang diperantarai oleh GABA.

 ABSORPSI, DISTRIBUSI, DAN EKSKRESI

1. Absorpsi lambat, tetapi sempurna (secara oral)

2. Terikat protein plasma 40-60% dan terikat juga pada jaringan-jaringan termasuk otak 

3. Waktu paruh pada orang dewasa 90 jam. Pada anak-anak lebih pendek dan bervariasi.

4. Konsentrasi dalam plasma 10μg/mL pada dosis 1 mg/kgBB. Epilepsi

terkontrol pada 10-25μg/mL

(21)

EFEK SAMPING

Sedasi, ataksia, nistagmus, vertigo, pada anak bisa terjadi iritabilitas dan hiperaktivitas serta reaksi psikotik akut bisa terjadi pada pemakaian kronis.

DOSIS dan TERAPI

Dewasa: dimulai dari dosis 90-250 mg/hari, dapat diberikan loading dose IV sampai 20 mg/kg (kurang dari 100 mg/jam untuk status epileptikus).

 Anak-anak: 2-7 mg/kg/hari. Kadar terapeutik: 10-40 μg /L.

INTERAKSI

Fenobarbital menurunkan efektivitas etosuksimid, karbamazepin, diazepam, klonazepam, asam valproat, lamotrigin, topiramat, tiagabin, dan zonisamid.

(22)

PENGGUNAAN TERAPETIK 

efektif untuk semua jenis epilepsi seperti tonik-klonik umum, fokal kortikal, epilepsi lobus temporalis, kecuali absence.

 ABSORPSI, DISTRIBUSI, dan EKSKRESI

1. Diabsorpsi cepat dan hampir sempurna pada pemberian oral 2. Kadar plasma puncak tercapai dalam 3 jam

3. Waktu paruh 5-15 jam

4. Metabolit aktif primidon adalah fenobarbital dan feniletilmalonamid (PEMA).

Primidon dan PEMA sedikit terikat protein plasma. Waktu paruh PEMA dalam plasma sekitar 16 jam.

DOSIS dan TERAPI

50 mg, 3kali/hari sampai 250-500 mg 

(23)

MEKANISME KERJA 

Mekanisme kerja primidon menyerupai fenitoin

INTERAKSI OBAT

1. Fenitoin menaikkan konversi primidon ke fenobarbital

2. Isoniazid menurunkan konversi primidon ke fenobarbital dan PEMA.

EFEK SAMPING

Sedasi, vertigo, dizziness, nausea, vomitus, aktasia, diplopia, dan

nistagmus, nodulopapular, morbiliform rash, leukopenia,

trombositopenia, SLE, limfadenopati, dan reaksi psikotik akut pada

pasien dengan epilepsi lobus temporalis.

(24)

MEKANISME KERJA

Meningkatkan nilai ambang untuk letupan kejang akibat stimulasi ber ulang.  Trimetadion mempunyai efek mengurangi aliran kalsium tipe-T. Jadi penekanan kejang 

absence bergantung pada penghambatan kerja pacemaker saraf talamus

PENGGUNAAN TERPEUTIK 

Obat antiepilepsi tipe absence yng tidak dapat diobati dengan obat lain

 ABSORPSI, DISTRIBUSI, dan EKSRESI

1. Cepat diabsorpsi dari gastrointestinal. Konsistensi puncak tercapai dalam 0,5-2 jam

2. Tidak terikat pada protein plasma secara bermakna

3. Metabolit aktifnya adalah dimetadion, didemetilasi oleh enzim mikrosomal hepar 4. Waktu paruh dimetadion adalah 6-13 hari

(25)

DOSIS dan TERAPI

Dewasa: 900-2100 mg 

 Anak-anak: 20-60 mg/kg BB (300-900 mg)

EFEK SAMPING

Sedasi, hepatitis, nefrosis, diskrasia darah, pansitopenia,

anemia aplastik, limfadenopati, lupus eritematosus dan

neutropenia.

(26)

MEKANISME KERJA 

Menghambat Na+/K + ATPase, menekan kecepatan metabolisme serebral, dan

menghambat GABA aminotransferase. Etosuksimid mempunyai efek penting pada arus CA 2+,

menurunkan arus nilai ambang rendah (Tipe T).

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

Efektif terhadap kejang absence. Tidak efektif untuk bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik 

DOSIS

Inisial: 250 mg pada anak dan 500 mg pada dewasa. Dengan interval 1 minggu. Dosis ditambah dengan 250 mg. Dosis pemeliharaan: 20-40 mg/kgBB.

EFEK SAMPING

Mual, sakit kepala, anoreksia, letargi, euforia, agitasi, cemas, SLE , dan ruam kulit

(27)

MEKANISME KERJA 

Mengurangi perambatan impuls abnormal di dalam otak dengan cara menghambat kanal natrium, sehingga menghambat timbulnya potensial kerja  yang berulang-ulang di dalam fokus epilepsi

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

Sangat efektif untuk semua serangan epilepsi parsial (sederhana dan kompleks). Selain itu juga efektif untuk serangan tonik-klonik dan digunakan untuk mengobati neuralgia trigeminal

EFEK SAMPING

Pemberian kronik karbamazepin dapat menyebabkan stupor, koma dan depresi pernapasan, diplopia, bersamaan dengan rasa pusing, vertigo, ataksia dan gangguan keseimbangan

(28)

DOSIS dan TERAPI

Dewasa: 200 mg, 2 kali sehari 600-1200 mg. Dosis terbagi 4 kali

bila perlu.

 Anak: 20-30 mg/kg BB

Konsentrasi plasma terapetik: 6-8

μ

g/ml

 Terjadi efek samping pada SSP pada konsentrasi 8,5-10

μ

g/ml

(29)

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

Digunakan untuk terapi konvulsi rekuren, misalnya status epileptikus. Juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial sederhana misalnya bangkitan klonik fokal.

DOSIS

1. Dewasa/ anak yang sudah besar: 5-10 mg (dewasa: 0,2-0,4 mg/kgBB, oral)

2. Intravenous: 0,2-0,3 mg/kgBB, IV pelan (2 mg/menit) sebagai dosis awal anak dan dewasa)

(30)

EFEK SAMPING

Efek samping berat dan berbahaya dan menyertai penggunaan diazepam IV ialah obstruksi saluran napas oleh lidah, akibat relaksasi otot. Di samping ini dapat terjadi depresi napas sampai henti napas, hipotensi, henti jantung dan kantuk 

INTERAKSI

Kadar diazepam diturunkan oleh fenobarbital, karbamazepin dan fenitoin.

(31)

MEKANISME KERJA

Menimbulkan inhibisi presinaptik dan post sinaptik 

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

 Terapi bangkitan mioklonik, bangkitan akinetik, dan spasme infantil. Klonazepam efektif untuk  terapi tambahan semua tipe kejang kecuali kejang tonik-klonik 

DOSIS

Dosis awal: pada orang dewasa: 1,5 mg/hari dan anak-anak 0,01-0,03 mg/kg/hari

Dosis dapat naik tiap hari dengan kenaikan 0,25-0,5 mg/hari pada anak-anak dan 0,5-1 mg/hari pada orang dewasa

Dosis maksimal yang direkomendasikan adalah 20 mg/hari untuk dewasa dan 0,2 mg/kg/hari pada

anak-anak 

Konsentrasi dalam plasma 25 mg/ml telah dapat mengontrol serangan

EFEK SAMPING

Kantuk, ataksia, disartria, iritabilitas dan g angguan kepribadian

(32)

MEKANISME KERJA 

Efek anti konvulsi asam valproat berdasarkan atas peningkatan kadar GABA didalam sel otak, sehingga terjadi hiperpolarisasi rest potential pada neuron akibat dari peningkatan daya konduksi membran untuk ion K 

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

 Valproat sangat efektif untuk kejang absence . Meskipun etosuksimid merupakan obat  pilihan, valproat lebih disukai sebagai obat tunggal untuk pasien dengan serangan tonik-klonik 

umum

DOSIS

Dewasa: 1000-3000 mg/hari (dosis terbagi)

 Anak-anak: 30-60 mg/kg/BB/hari (dosis terbagi)

Konsentrasi dalam plasma 50-100 mg/ml, serangan dapat dikontrol

EFEK SAMPING

mual dan muntah, sedasi, ataksia, epistaksis, rontoknya rambut dan tr emor

(33)

MEKANISME KERJA 

Merupakan suatu analog GABA. Gabapentin tidak bekerja pada reseptor GABA, tetapi berperan dalam metabolisme GABA 

PENGGUNAAN TERAPERUTIK 

Sebagai terapi tambahan untuk kejang parsial dan kejang umum tonik-klonik , biasanya dibutuhkan dalam dosis tinggi

DOSIS

Efektif pada dosis 900-1800 mg per hari dalam 3 dosis. Dimulai dengan dosis rendah (300 mg sekali pemberian pertama

EFEK SAMPING

somnolen, dizziness, ataksia dan fatigue

(34)

MEKANISME KERJA 

Melalui inaktivasi kanal NA+, Ca+, dan mencegah pelepasan neurotransmitter glutamat dan aspartat

PENGGUNAAN TERAPEUTIK 

 Terapi bangkitan parsial dan dipakai sebagai terapi tambahan unutk   pengobatan bangkitan lena dan bangkitan mioklonik 

DOSIS

Dosis pemeliharaan lamotrigin adalah 200-400 mg/hari dalam dua kali pemberian  pada pasien yang mendapat OAE penginduksi enzim. 100-200 mg/hari pada pasien  yang mendapat asam valproat.

EFEK SAMPING

skin rash, sedasi, dizziness, nyeri kepala, diplopia, dan ataksia

(35)

Pemilihan obat Tergantung pada

 Jenis Epilepsinya

(36)
(37)
(38)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pada aliran satu fase horizontal menunjukkan bahwa pada pipa dengan groove berjumlah 2, 8 dan 32 aliran fluida mengalami pengurangan gesekan karena ukuran

Pada perlakuan B mengalami peningkatan diban- ding dengan perlakuan C dan D diduga karena semakin berat bobot potongan tallus akan semakin sulit menyerap nutrien lebih

Aplikasi Smart Election mampu melakukan pengelolaan data yang berkaitan dengan pemilihan umum yaitu data kandidat calon yang akan dipilih. Aplikasi Smart Election mampu

Sifat kuantitatif yang diamati yaitu panjang tanaman, jumlah daun, umur berbunga jantan dan betina, jumlah cabang produktif, jumlah buah panen, umur panen,

PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI DI BP SENTRA MEDIKA

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... SIMULASI DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN ANT ROUTING DI GEDUNG GIRI SANTIKA

Dalam akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi

Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung persentase tutupan mangrove dan mengetahui struktur komunitas mangrove yang meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif